Pembangunan dan Pengembangan Kerangka Pendanaan

9-94 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG

9.4.8 Pengembangan

Kawasan Perbatasan Negara Kerangka pendanaan untuk pembangunan kawasan perbatasan negara, selain bersumber dari APBN berupa Dana Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, serta Dana APBD, didorong pula dana Non APBN yang berasal dari Corporate Social Responsibility CSR, Kerjasama Pemerintah Swasta KPS, serta HibahTrust Fund.

9.4.9 Pembangunan

Daerah Tertinggal Sesuai dengan arahan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN yang mengamanatkan bahwa keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan masyarakat secara langsung adalah dengan melalui skema pemberian dana alokasi khusus. Arah pembiayaan juga diprioritaskan untuk mendukung pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM pelayanan publik dasar pendidikan, kesehatan, air minum, transportasi, listrik, dan telekomunikasidi daerah tertinggal sebagai salah satu sasaran dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal. Pembiayaan pembangunan di daerah tertinggal terdiri dari tiga sumber pendanaan, yaitu: Dana APBN berupa Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, Dana Otonomi Khusus, Dana Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi; Dana APBD; serta Dana yang berasal dari laba Badan Usaha Milik Negara BUMN sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN, laba dari pihak swasta yang dikelola dalam bentuk Corporate Social Responsibility CSR yang diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT, dan dana dari masyarakat. Besarnya anggaran dalam realisasi program percepatan daerah tertinggal dari berbagasi sumber pendanaan tersebut harus diimbangi dengan pelaksanaan konsolidasi dan harmonisasi anggaran pembangunan dari berbagai sumber APBN, APBD dan Swasta ke daerah. Keberadaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Musrenbang Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa harus mampu mengsinergikan dan mengharmonisasikan seluruh kegiatan, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-95 sinergi bisa dilakukan melalui dokumen-dokumen perencanaan pembangunan agar realisasi program percepatan daerah tertinggal dapat menjadi fokus bersama dan dikelola secara terpadu.

9.4.10 Penanggulangan

Bencana dan Pengurangan Resiko Bencana Secara umum, kerangka pendanaan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana bersumber dari APBN dan APBD, serta mendorong pula dana Non APBN yang berasal dari Corporate Social Responsibility CSR, Kerjasama Pemerintah Swasta KPS, serta HibahTrust Fund.

9.4.11 Pemantapan Desentralisasi, Peningkatan Kualitas Hubungan Pusat-Daerah

dan Antardaerah, serta Tata Kelola dan Kapasitas Pemerintahan Daerah Sebagai upaya untuk mengoptimalkan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, kerangka pendanaan yang digunakan antara lain: 1. Pendanaan untuk programkegiatan pengembangan atau inovasi pelayanan publik atau peningkatan belanja infrastruktur perlu memanfaatkan peran swasta, hibah dan masyarakat. 2. Pendanaan untuk programkegiatan yang bersifat evaluasi kebijakan di tingkat pemerintah pusat berasal dari APBN 3. Pendanaan untuk programkegiatan yang bersifat peningkatan kapasitas tidak hanya berasal dari pemerintah pusat APBN Belanja KL, hibah tetapi juga dari pemerintah daerah APBD.