Penataan Daerah BUKU II RKP TAHUN 2015

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-37 TABEL 9.2 PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU TAHUN 2010-2013 Sumber : Kemendagri, 2013 Saat ini jumlah daerah telah mencapai 539 daerah, yang terdiri dari 34 Provinsi, 412 Kabupaten, dan 93 Kota. Selama periode 2010-2014 jumlah daerah bertambah 1 Provinsi dan 14 Kabupaten walaupun terdapat kebijakan moratorium pemekaran daerah sesuai RPJMN 2010-2014. DOB tersebut terdiri atas: Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Pulai Taliabu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan dan Kabupaten Musi Rawas Utara sumber: UU Pembentukan Daerah Otonom Baru. TABEL 9.3 15 DAERAH OTONOM BARU HASIL PEMEKARAN TAHUN 2012 DAN 2013 BERDASARKAN INISIATIF DPR NO DAERAH OTONOM BARU PROVINSI DAERAH INDUK UU PEMBENTUKAN TAHUN 2012 1 Provinsi Kalimantan Utara Kalimantan Utara Kalimantan Timur UU No. 20 Th 2012 2 Kab. Pangandaran Jawa Barat Kab. Ciamis UU No. 21 Th 2012 3 Kab. Pesisir Barat Lampung Kab.Lampung Barat UU No. 22 Th 2012 4 Kab. Manokwari Selatan Papua Barat Kab. Manokwari UU No. 23 Th 2012 5 Kab. Pegunungan Arfak Papua Barat Kab. Manokwari UU No. 24 Th 2012 TAHUN 2013 1 Kab. Mahakam Ulu Kalimantan Timur Kab. Kutai Barat UU No.2 Th 2013 2 Kab. Malaka Nusa Tenggara Timur Kab. Belu UU No.3 Th 2013 3 Kab. Mamuju Tengah Sulawesi Barat Kab. Mamuju UU No.4 Th 2013 4 Kab. Banggai Laut Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan UU No.5 Th 2013 5 Kab. Pulau Taliabu Maluku Utara Kab. Kep. Sula UU No.6 Th 2013 6 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir Sumatera Selatan Kab. Muara Enim UU No.7 Th 2013 7 Kab. Kolaka Timur Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka UU No.8 Th 2013 Tahun Provinsi Kabupaten Kota Total 2013 10 10 2012 1 4 5 2011 2010 9-38 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG NO DAERAH OTONOM BARU PROVINSI DAERAH INDUK UU PEMBENTUKAN 8 Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah Kab. Morowali UU No. 12 Th 2013 9 Kab. Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara Kab. Konawe UU No. 13 Th 2013 10 Kab. Musi Rawas Utara Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas UU No. 16 Th 2013 Sumber : Kemendagri dan Kemenkeu, diolah, 2013

b. Percepatan Pembangunan Daerah Otonom Baru

Meningkatnya jumlah Daerah Otonom Baru DOB merupakan konsekuensi kebijakan pemekaran daerah yang diberlakukan sejak tahun 1999. Pada tahun 2012, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan evaluasi terhadap 205 Daerah Otonom Baru yang terdiri atas 7 propinsi, 146 kabupaten, dan 53 kota. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 70 persen daerah belum menunjukkan kinerja yang baik dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik, sehingga percepatan pembangunan DOB sangat dibutuhkan.

c. Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama antar daerah dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik bagi masyarakat serta meningkatkan efisiensi dalam skala ekonomi dengan menekan biaya dan mengoptimalkan sumber daya. Kerja sama antar daerah telah diatur dalam PP No. 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah, Permendagrii No. 22 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah dan Permendagri No. 23 tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerjasama Antar Daerah. Namun, hingga saat ini kerjasama antardaerah yang sudah ada belum menunjukkan hasil yang signifikan, terutama dalam hal pelayanan publik. Selain itu, kerjasama antardaerah belum dianggap sebagai salah satu mekanisme dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan mengatasi konflik. Beberapa kerjasama antardaerah yang diselenggarakan dalam bidang pelayanan publik dan perdagangan, yakni: 1 KAD Barelang yakni wilayah Batam, Rempang dan Galang; 2 KAD Kartamantul Yogyakarta, Sleman dan Bantul; 3 KAD Barlingmascakeb Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen; 4 KAD Sarbagita Denpasar, Badung, Gianyar, dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-39 Tabanan; 5 KAD JABODETABEKPUNJUR Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; 6 KAD Mamminasata Makassar, Maros dan Sungguminasa; 7 KAD Jonjok Batur Lombok Barat, Kabupaten Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara. GAMBAR 9.13 LOKASI KERJASAMA ANTAR DAERAH DI INDONESIA Sumber : Bappenas, Hasil analisis, 2013

3. Demokrasi Lokal

Demokrasi lokal merupakan pilar penting penopang demokrasi di tingkat nasional sehingga kualitasnya harus ditingkatkan. Secara umum, Indonesia mengalami kemajuan signifikan pada aspek prosedural, namun belum optimal pada aspek substantif. Pencapaian di dalam aspek prosedural dapat dilihat dari penyelenggaraan pemilihan kepala daerah pilkada, penyelenggaraan Pemilu, keberadaan Partai Politik, penegakan fungsi kontrol antar lembaga, dan pengakuan kebebasan sipil. Namun jika menganalisa indikator-indikator substantif, capaian demokrasi masih menemui permasalahan seperti inefisiensi dan inefektivitas pemerintahan daerah, meningkatnya tindak korupsi, pemenuhan pelayanan dasar yang belum optimal, dan lainnya. Adapun isu strategis dalam demokrasi lokal yaitu:

a. Penataan Administrasi Pilkada

Isu strategis pertama adalah meningkatnya konflik