Pengertian konsumsi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

228

B. Jenis-jenis barang yang dikonsumsi

Barang-barang yang dikonsumsi antara orang yang satu dengan orang yang lain berbeda. Demi- kian juga barang-barang konsumsi keluarga dan instansi tertentu berbeda.

a. Barang konsumsi tingkat siswakeluarga

Seorang siswa kelas I SMP memerlukan ber- bagai jenis barang dan jasa yang dapat digunakan untuk mendukung kesehatan dan kelancaran se- kolahnya. Perhatikanlah tabel kebutuhan seorang siswa di berikut ini. Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh peru- sahaan-perusahaan daerah di atas berbeda satu dengan yang lainnya. Perusahaan Daerah Air Mi- num PDAM misalnya mengkonsumsi air untuk diolah, pipa untuk jaringan ke pelanggan, kaporit untuk membersihkan air, alat penyaringan air, dan lain-lain. Perusahaan PPD mengkonsumsi bus-bus besar untuk armada angkutan, dan sebagainya.

C. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi

Tingkat konsumsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak sama. Begitu pula barang dan jasa yang dikonsumsi oleh orang yang sama dapat berbeda untuk waktu yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat pendapatan, pendidikan, lingkungan tem- pat tinggal, dan waktu atau musim.

a. Tingkat pendapatan penghasilan

Makin besar pendapatan penghasilan suatu keluarga akan memengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga tersebut. Sebaliknya jika pendapat- an rumah tangga kecil, akan kecil jugalah konsumsi keluarga tersebut. Kegiatan menabung sangat berkaitan dengan pendapatan dan kegiatan konsumsi. Selain untuk biaya kegiatan konsumsi, pendapatan seseorang dimasukkan dalam tabungan. Dari kenyataan ini, dalam ilmu ekonomi terdapat rumus: Pendapatan = Konsumsi + Tabungan atau Tabungan = Pendapatan - Konsumsi b. Tingkat pendidikan Perbedaan tingkat pendidikan juga memenga- ruhi tingkat konsumsi. Sebagai contoh, seorang anak yang masih duduk di tingkat sekolah dasar tentu berbeda tingkat konsumsinya dengan siswa yang duduk di tingkat SMP, bahkan akan berbeda dengan seorang mahasiswa. Keluarga yang anggo- tanya rata-rata berpendidikan tinggi akan berbeda tingkat konsumsinya dibanding keluarga yang anggota keluarganya berpendidikan rendah. c . Lingkungan tempat tinggal Faktor lingkungan tempat tinggal juga meme- ngaruhi perbedaan konsumsi. Penduduk pedesaan sudah tentu berbeda tingkat konsumsinya dengan penduduk kota. Selain itu faktor geografis juga ber- pengaruh, seperti penduduk daerah pantai berbeda tingkat konsumsinya dengan penduduk daerah pe- gunungan. Berikanlah dan bedakanlah contoh jenis konsumsi seorang nelayan dengan seorang petani Tabel 6.2.1 Macam-macam barang yang dikonsumsi siswa 1. Pakaian seragam 2. Sepatu sekolah 3. Makanan pokok 4. Pakaian sehari-hari - 5. Buku-buku pelajaran 6. Uang sekolah - 7. Ongkosjasa angkutan - Jenis barang konsumsi No. Di rumah Digunakan waktu Di sekolah Selain barang konsumsi di atas, orang tua siswa juga mengkonsumsi berbagai jenis barang untuk kebutuhan keluarganya. Barang-barang kebutuh- an tersebut misalnya: makanan, lauk pauk, peru- mahan, peralatan rumah tangga, kendaraan, TV, radio, dan lain-lain.

b. Barang-barang konsumsi tingkat perusahaan

Selain konsumsi di dalam rumah tangga, peru- sahaan juga melakukan kegiatan konsumsi. Kon- sumsi pada perusahaan sangat beraneka ragam dan bervariasi. Hal tersebut tergantung pada jenis dan besarnya perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan di sini bisa perusahaan swasta pada umumnya, perusahaan negara, perusahaan dae- rah, atau perusahaan asing bahkan perusahaan multinasional. Konsumsi yang dilakukan perusa- haan-perusahaan itu berbeda satu dengan yang lainnya. Perusahaan daerah ialah perusahaan yang didirikan dengan modal yang berasal dari pemerintah daerah PEMDA. Contoh perusahaan daerah PEMDA DKI, misalnya: 1. Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. 2. Perusahaan Daerah Pasar Jaya. 3. Perusahaan Daerah PPD Perusahaan Peng- angkutan Djakarta. 4. Perusahaan Daerah PT Bank DKI, dan lain-lain. 229

d. Waktu dan musim

Waktu dan musim merupakan salah satu fak- tor yang memengaruhi tingkat konsumsi. Contoh, waktu Natal dan Lebaran, barang konsumsi akan meningkat dibandingkan dengan bulan-bulan la- innya. Demikian juga tingkat konsumsi barang ter- tentu berbeda antara musim penghujan maupun kemarau.

D. Perilaku konsumtif

Manusia mempunyai kecenderungan menggu- nakan kekayaan atau penghasilannya untuk me- lakukan kegiatan konsumsi; entah untuk membeli barang atau mendapatkan jasa. Misalnya ada orang yang suka membelanjakan uangnya untuk membeli pakaian, ada yang suka membeli buku, dan sebagainya. Kecenderungan manusia seperti itu disebut perilaku konsumtif. Sebagaimana kita ketahui peristiwa yang sa- tu dengan peristiwa yang lain dalam ekonomi se- lalu berkaitan, demikian juga perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif membawa dampak tertentu ba- gi diri sendiri dan kegiatan ekonomi yang lain. Dilihat dari kacamata ekonomi ada aspek positif maupun negatif dalam perilaku konsumtif.

a. Aspek positif perilaku konsumtif

Perilaku konsumtif sering mempunyai konotasi sebagai perilaku yang negatif. Perilaku konsumtif sering dihubungkan dengan sifat foya-foya. Na- mun demikian, perilaku konsumtif mempunyai as- pek positif, yaitu: 1. Perilaku konsumtif mendorong orang untuk meningkatkan pendapatannya agar dapat membeli barang atau jasa yang lebih berkua- litas. Hal ini mendorong orang untuk giat dan kreatif dalam berusaha. 2. Perilaku konsumen meningkatkan produksi. Dengan adanya perilaku konsumtif, terbuka pasar yang luas bagi produsen. Dengan adanya pasar maka produsen memperbanyak barang- barang produksinya. 3. Menciptakan lapangan kerja. Jika produsen meningkatkan jumlah produksinya maka dibutuhkan tenaga kerja baru. Secara tidak langsung perilaku konsumtif memberi peluang terciptanya lapangan kerja.

b. Aspek negatif perilaku konsumtif

Dari kacamata ekonomi, perilaku konsumtif mempunyai aspek negatif sebagai berikut. 1. Mengurangi kesempatan untuk menabung. Pe- rilaku konsumtif cenderung mendorong orang untuk membelanjakan pendapatannya. Akhir- nya tidak ada sisa pendapatan yang dapat di- tabung. 2. Jika kesempatan menabung rendah, maka ke- sempatan untuk menanamkan modal berin- vestasi juga rendah. 3. Investasi yang rendah menyebabkan penda- patan juga rendah. Secara garis besar, dapat dikatakan perilaku konsumtif membuat orang melupakan perencana- an masa depan. Selain beberapa aspek negatif dari sisi ekonomi ada juga aspek negatif secara sosial dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dalam arti hidup berfoya-foya dapat menimbulkan ke- cemburuan sosial.

E. Aspek etis kegiatan konsumsi

Paling tidak ada dua hal yang dapat kita guna- kan untuk membahas aspek etis kegiatan konsum- si, yaitu: hak konsumen dan perilaku konsumen.

a. Hak konsumen

Aspek ini bertalian dengan kegiatan ekonomi yang lain, yaitu produksi dan distribusi. Semakin disadari bahwa konsumen mempunyai hak-hak tertentu yang harus dijamin, antara lain:  hak akan keselamatan;  hak untuk mendapat informasi;  hak untuk memilih;  hak untuk mendapatkan ganti rugi;  hak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan sehat. Sisi etis kegiatan konsumsi, berkaitan dengan hak konsumen, dapat disimpulkan bahwa: konsu- men berhak memilih dan mendapatkan barang dan jasa yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Sisi lainnya adalah konsumen mempunyai kewajiban etis untuk memilih barang yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.

b. Perilaku konsumen

Masalah etis pertama berkaitan dengan perila- ku konsumen adalah gaya hidup memuja materi. Barang dan jasa bukan lagi dikonsumsi untuk me- menuhi kebutuhan tetapi lebih untuk mengejar ke- senangan dan gengsi. Akibatnya orang membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Masalah etis kedua berkaitan dengan perilaku konsumen adalah keadilan sosial. Ada ketimpang- an dalam kegiatan konsumsi di dunia ini. Ada se- men-tara orang yang dapat mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan sementara ada lebih ba- nyak orang tidak dapat mengkonsumsi barang dan jasa, bahkan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok- nya. Jelas hal ini menimbulkan kecemburuan sosial. Masalah etis ketiga berkaitan dengan perilaku konsumen adalah masalah kelestarian lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup seringkali