Jenis-jenis manusia purba di In- donesia

22 sehingga dinamakan Pithecantropus Robus- tus. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah seba- gai berikut. a. Tinggi tubuhnya kira-kira 165–180 cm. b. Badan tegap, namnun tidak setegap Megan- thropus. c. Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis. d. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus. e. Hidung lebar dan tidak berdagu.  Hasil rekonstruksi bentuk fisik. Misalnya Me- ganthropus Palaeojavanicus , yakni manusia raksa- sa besar dari pulau Jawa.  Tempat ditemukannya fosil tersebut. Misalnya Homo Wajakensis , yakni manusia dari Wajak. Homo sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Memiliki tinggi badan 130-210 cm. b. Otak lebih berkembang daripada Meganthro- pus dan Pithecanthropus. c. Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah meny- usut. d. Tonjolan kening sudah berkurang dan sudah Gambar 1.2.8 Tengkorak Pithecanthropus Erectus. Sumber: ENI, 1992. f. Makanannya bervariasi, yakni tumbuh-tum- buhan dan daging yang berasal dari hewan hasil buruan.

3. Homo Soloensis

Homo Soloensis berarti manusia dari Solo, dite- mukan oleh G.H.R. Von Koenigswald dan Weiden- reich pada tahun 1931-1934 di lembah Bengawan Solo, yaitu daerah Ngandong, Sambungmacan, dan Sa-ngiran Sragen.

4. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Fo- sil ini ditemukan oleh van Rietschoten pada tahun 1889 di Wajak, dekat Kota Tulungagung. Temuan ini diselidiki oleh Eugene Dubois. 5. Homo Sapiens Homo Sapiens berarti manusia cerdas. Manusia ini sudah seperti keadaan manusia sekarang. Yang berbeda hanya kebudayaannya. Penamaan fosil-fosil yang ditemukan tersebut didasarkan pada: Gambar 1.2.9 Rekonstruksi Homo Soloensis pada habitat asalinya. Re- konstruksi yang sifatnya hipotetis ini menunjukkan adanya evolusi dari Homo Erectus pada masa Notopuro, waktu di mana letusan gunung berapi mulai memenuhi laguna yang sejak awal menutupi Jawa Tengah bagian timur. Sumber: Indonesia Heritage 1: 2002 memiliki dagu. e. Mempunyai ciri-ciri rasa Mongoloid dan Aus- tramelanosoid.

B. Pola hidup manusia purba

Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda prasejarah, maka dapat diketahui cara hidup ma- nusia pada zaman dahulu. Mula-mula manusia hidup mengembara, mereka tidak mempunyai tem-pat tinggal tetap. Dengan kata lain, mereka selalu berpindah-pindah nomaden untuk mencari tempat yang memiliki cukup persediaan makanan dan air, serta aman dari gangguan. Karena keterbatasan fi sik serta kemampuan otak yang rendah, menyebabkan kehidupan manu- sia purba sangat tergantung pada alam. Oleh se-bab itu untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, mereka harus mengumpulkan meramu makanan dan berburu. Pola hidup yang hanya tergantung pada ketersediaan makanan oleh alam ini disebut food gathering . 1.2.3 Tata Kehidupan Masyarakat Prasejarah

A. Sistem kemasyarakatan

Manusia prasejarah sangat menggantungkan 23 diri pada kondisi alam. Daerah-daerah yang di- diami harus memberikan persediaan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Tempat-tempat se-perti itu harus mengandung bahan makanan dan air. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya. Masyarakat sebagai kumpulan indi- vidu membentuk ikatan-ikatan yang perlu di-patuhi oleh individu kelompok tersebut. Individu yang hidup sendiri-sendiri tak mungkin memben-tuk suatu kehidupan sosial karena bagi mereka hal itu memang tidak diperlukan. Pada masa kehidupan mengembara nomaden mereka terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang hidup di gua-gua. Gua-gua yang mereka pilih terle- tak di daerah yang sangat dekat dengan sumber makanan seperti daerah di tepi-tepi pantai dan su- ngai. Mereka mempunyai seorang pemimpin yang dianggap paling tua sesepuh. Kehidupan keluarga tidak jelas, yang pasti mereka mengenal hidup ber- keluarga. Hal ini penting untuk melanjutkan ketu- runan. Sistem pembagian kerja di antara mereka sudah ada. Kaum pria bertugas mencari makanan. Hal ini didasarkan pada kondisi alam yang kasar dan didukung fisik yang relatif lebih kuat diban- dingkan dengan kaum wanita. Sedangkan tugas kaum wanita antara lain: 5 Mengumpulkan makanan yang memerlukan tenaga yang tidak terlalu besar. 5 Mengurus anak-anak. 5 Memilih seleksi tumbuh-tumbuhan yang da- pat dimakan. 5 Membimbing anak-anak dalam meramu ma- kanan. 5 Berkewajiban memelihara api setelah ditemu- kan. 5 Meningkatkan cara-cara menyiapkan makan- an. Kehidupan mengembara nomaden berlang- sung terus dari zaman batu tua sampai zaman batu tengah mesolithikum. Baru pada zaman batu mu-da ada tanda-tanda bahwa mereka telah hidup me-netap sedenter. Ini merupakan suatu revolusi besar pertama dalam kehidupan manusia, bersa- maan dengan revolusi di bidang ekonomi. Proses peru-bahan tata kehidupan tersebut ditandai den- gan perubahan cara memenuhi kebutuhan hidup, yang berlangsung secara perlahan-lahan. Demikian pula bentuk tempat-tempat tinggal yang dibangun se-cara tidak beraturan. Bentuk rumah pada tingkat permulaan agak kecil, berbentuk bulat, atap dari daun-daunan dan langsung ke tanah. Setelah itu, bentuk rumah berkembang ke bentuk-bentuk yang lebih besar, yang dibangun di atas tiang. Rumah- rumah itu biasanya dibangun berdekatan dengan ladang. Pendirian rumah bertiang itu dimaksud- kan untuk menghindarkan diri dari bahaya banjir atau gangguan binatang buas. Pembuatan rumah ini dilakukan dengan cara gotong royong yang disertai berbagai upacara yang bertingkat-tingkat dan pantangan. Pada masa ini mereka telah memelihara hewan peliharaan beternak. Hewan yang penting pada masa itu ialah anjing dan babi. Anjing dipelihara untuk berburu sedangkan babi untuk dimakan da-gingnya. Anjing juga sangat penting sebagai bina-tang korban dalam upacara keagamaan. Pada masa perundagian manusia hidup di desa-desa daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi-tepi pantai. Tata kehidupan mereka semakin teratur dan ter-pimpin. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam berba- gai bidang teknologi, yang bertujuan me-ningkatkan kesejahteraan hidup, mengakibatkan bertambahnya masyarakat yang sudah teratur. Namun demikian, perburuan binatang-binatang liar seperti harimau dan k ijang masih dilakukan. Perburuan ini dimak- sudkan untuk menunjukkan tingkat keberanian seseorang dalam lingkungan masyarakat tersebut. Coba kamu bandingkan sistem kemasyarakat zaman sekarang dengan sistem kemasyarakatan za- man dahulu. Apa saja unsur-unsur kesamaan-nya? Apa perbedaan yang paling mencolok dalam sistem kemasyarakatan zaman dahulu dengan za-man sekarang? Apa manfaat teknologi bagi masya-rakat? Apakah manfaat teknologi tersebut meng-alami perubahan dan pergeseran dewasa ini?

B. Sistem kepercayaan

Kehidupan kepercayaan masa prasejarah baru dimulai pada masa batu muda, sejalan dengan tingkat kehidupan mereka yang telah menetap. Sebelum masa itu, bukti-bukti adanya kehidupan kepercayaan masih sangat samar-samar. Adanya lukisan di gua-gua pada masa akhir batu tengah mungkin merupakan petunjuk adanya kehidupan kepercayaan. Lukisan-lukisan di gua-gua membe- rikan petunjuk, bahwa masyarakat pada waktu itu sudah mengenal adanya kekuatan gaib yang dianggap lebih berkuasa. Petunjuk lain dari masa sebelum kehidupan menetap ialah adanya pengu- buran mayat. Kiranya penguburan ini menunjuk- kan bahwa mereka telah menghargai kehidupan setelah mati. Mereka juga mempunyai anggapan bahwa roh orang yang sudah mati mempunyai pe- ngaruh terhadap kehidupan manusia yang masih ada di dunia ini. Bukti-bukti tentang penguburan ditemukan di Gua Lawa Lampung, Sodong, dan di Bukit Kerang Sumatera Utara. Upacara yang paling mencolok adalah upacara pada waktu penguburan, terutama