Masyarakat Indonesia menjelang masuknya pengaruh Hindu

154 diukir, sehingga tampak indah dan mempunyai ni-lai seni tinggi. Dalam bidang perdagangan, nenek moyang kita menggunakan sistem barter. Selain itu mereka juga menggunakan alat tukar yang dianggap seba- gai “uang”. Alat tukar itu dibuat dari kulit kerang. Per-dagangan dengan sistem barter ini pun sampai se-karang tetap berlaku, tetapi dengan cara yang lebih modern. Coba perhatikan lingkungan sekelilingmu Apakah kamu masih melihat orang melakukan ke-giatan ekonomi dengan sistem barter? Apa yang mereka lakukan? Laporkan hasil pengamatan se- derhana ini kepada teman-temanmu Atau, kamu juga bisa mempraktikkan sistem ekonomi barter di kelasmu. Misalnya, seorang teman menukarkan buku tulis baru dengan bolpen baru. Coba praktik- kan Apa saja kesulitan yang muncul? Apa yang menarik dan mengesankan dari praktik sistem eko-nomi barter?

B. Proses masuknya Hinduisme

Menurut para ahli, pengaruh kebudayaan Hin- du yang masuk ke Indonesia berasal dari India. Meskipun demikian, bagaimana dan siapa yang membawa kebudayaan Hindu ke Indonesia, masih kurang jelas. Ada 5 teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain Teori Brahmana, Teori Ksatria, Teori Weisya, Teori Sudra, dan Teori Arus Balik. a. Teori Brahmana Teori Brahmana dikemukakan oleh F.D.K. Bo- sch. Ia berpendapat bahwa agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kaum Brahmana. Kaum Brahmana itu sengaja didatangkan oleh raja-raja di Indonesia dengan maksud agar mereka memberi legiti-masi kepada raja-raja Indonesia. Dengan legitimasi itu, kedudukan raja-raja Indonesia setaraf dengan raja- raja di India. b. Teori Ksatria Teori Ksatria dikemukakan oleh Prof. C.C. Berg. Menurut Prof. C.C. Berg, yang membawa masuk kebudayaan Hindu ke Indonesia adalah golongan Ksatria. Raja-raja yang kalah perang dari India me- nyingkir ke Indonesia dan menetap di Indonesia. Orang Indialah yang menjadi raja pertama di Indo- nesia, dan dialah yang menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia. c. Teori Waisya Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Ia berpendapat bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia melalui para pedagang. Sejak dulu telah terjalin hubungan dagang antara India dan Indone-sia yang diselenggarakan oleh kasta Waisya. Kasta Waisya mengadakan kolonisasi di Indonesia. Ba-nyak dari mereka yang mengawini wanita- wanita Indonesia. Keturunan mereka itulah yang kemu-dian menyebarluaskan kebudayaan Hindu di Indonesia. d. Teori Sudra Teori Sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut van Faber, di India banyak terjadi perang. Dengan demikian, banyak pula tawanan perang. Indonesia d ijadikan sebagai tempat pembuangan bagi tawanan-tawanan perang. Para tawanan pe- rang itulah yang menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia. e. Teori Arus Balik Teori ini berpendapat bahwa proses Hinduisasi di Indonesia terjadi dalam sebuah kerjasama. Para pendeta India datang menyebarkan agama Hindu di Indonesia. Dalam kesempatan lain, para pemuda Indonesia berkunjung ke India untuk mempelajari agama Hindu. Semua itu berlangsung dalam sua- sana penuh persahabatan.

C. Hubungan India - Indonesia

Antara India dan Indonesia telah terjalin hu- bungan sejak awal Masehi. Hubungan ini dapat terjadi karena kedua negara sama-sama sebagai bangsa yang hidup dari pelayaran dan perdagang- an. Hubungan India dan Indonesia meliputi empat macam hubungan, yaitu: hubungan diplomatik, hubungan agama, hubungan perdagangan, dan hubungan militer. Data lain menunjukkan bahwa para peziarah Budhis dari Cina mengadakan perjalanan ke India lewat laut melalui Indonesia sejak abad ke-5 M dan abad-abad setelah itu. Menjelang tahun 70 M, ter-dapat bukti bahwa cengkeh dari Maluku sudah mencapai Roma dalam proses perdagangan dengan India. Dengan adanya hubungan timbal balik da-lam waktu yang cukup lama, terjadilah proses hin-duisasi penghinduan yang tampak nyata dalam penggunaan nama-nama dan upacara raja-raja da-lam bahasa Sansekerta. Pengaruh Hindu di Indone-sia lambat laun berkembang pesat dalam segala bidang. Pengaruh India di Indonesia tampak antara lain sebagai berikut.  Berkembangnya agama dan filsafat Hindu- Budha di Indonesia.  Dalam seni bangunan terdapat bangunan candi Hindu dan Budha. Misalnya, Candi Pramban- an, Candi Dieng, Candi Gedong Songo, Candi Singosari, Candi Panataran, Candi Jago, Candi Brahu, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Sambisari, Candi 155 Plaosan Lor dan Kidul. Patung Dewa dan Dewi terdapat di dalam candi.  Timbulnya sistem pendewaan yang sebelum- nya masih berupa pemujaan roh nenek mo- yang.  Bidang pemerintahan memunculkan sistem pe- merintahan kerajaan yang bersifat feodal dan sistem pewarisan tahta pemerintahan.  Dalam bidang sastra bangsa Indonesia menge- nal tulisan Pallawa dengan bahasa Sansekerta seperti cerita Ramayana dan Mahabarata.  Timbulnya akulturasi Indonesia–Hindu. Coba cari informasi mengenai cerita Ramayana dan Mahabarata. Kedua cerita tersebut mengisah- kan tentang apa? Apakah cerita-cerita Ramayana dan Mahabarata masih ada dalam masyarakat? Co-ba cerita kepada teman-temanmu salah satu dari dua cerita tersebut Pelajaran atau nilai apa yang bisa kamu petik dari cerita tersebut?

D. Pengaruh Hindu–Budha

Masuknya kebudayaan dan agama Hindu- Budha ke Indonesia membawa pengaruh bagi ma- syarakat Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu- Budha tampak dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. a. Bidang ekonomi dan perdagangan J.C van Leur dan O.W Wolters menyebutkan bahwa hubungan da-gang antara India dan Indo- nesia lebih dulu berkem-bang daripada hubungan dagang antara Cina dan Indonesia. Pada awalnya, hubungan dagang antara Indonesia dan India san- gat jarang dilakukan, tetapi dalam perkembangan selanjutnya hubungan terse-but semakin erat. Semakin ramainya hubungan dagang antara India dan Indonesia dipengaruhi oleh diketahui- nya angin musim. Angin musim sangat berguna untuk berlayar menyeberangi Samudra India ke timur dan sebaliknya. Dengan demikian, pelayaran perdagangan ke arah timur India diperluas. Menurut anggapan orang India, kepulauan Indonesia merupakan serangkaian pulau yang mem-bentang di sebelah timur India sebagai kelan- jutan dari daratan Asia Tenggara. Berkembangnya tek-nologi pelayaran yang dimiliki oleh orang India memungkinkan pelaut-pelaut India dapat menca- pai kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia tanpa banyak mengalami kesulitan. Dalam hubungan perdagangan tersebut, Indo- nesia menjual emas, cendana, cengkeh, dan kapur barus. Pada masa itu, menurut van Leur, barang yang diperdagangkan adalah barang yang bernilai tinggi, misalnya emas, perhiasan, berbagai jenis tenunan, barang-barang pecah belah, bahan-bahan baku yang diperlukan untuk kerajinan, dan bahan- bahan ramuan untuk wangi-wangian, serta obat. Peningkatan hubungan dagang antara Indo- nesia dan India dapat diperkirakan bersamaan de-ngan masa perluasan kekuasaan Kerajaan Cina ke Daerah Tonkin, Vietnam. Perluasan kekuasaan ke-rajaan di Cina tersebut berlangsung pada masa Di-nasti Ch’in dan Dinasti Han sekitar awal abad ke-2 SM. Dampak perluasan tersebut antara lain ialah kekuasaan tersebut mencapai kawasan Asia Teng-gara. Barang-barang yang diperdagangkan dalam hubungan dengan Cina antara lain kemenyan, cen-dana, kapur barus, rempah-rempah, dan hasil ke-rajinan. Barang-barang tersebut tidak tersaingi oleh barang dari negara lain karena barang yang dihasilkan Indonesia merupakan hasil yang khas, yang tidak dimiliki oleh negara lain. Keberhasilan bangsa Indonesia memasuki pa- sar perdagangan internasional, terutama dengan Cina, merupakan suatu tahap konkret dalam per- kembangan kehidupan masyarakat Indonesia yang telah dimulai pada saat menjalin hubungan da-gang dengan bangsa India. Menurut Wolters, perkembangan nyata yang telah dicapai bangsa Indonesia dalam perdagangan maritim internasional pada sekitar abad ke-5 kare- na didukung oleh beberapa alasan berikut.  Mempunyai kemampuan melayari lautan.  Mempunyai sikap yang bersahabat dan ter-buka terhadap orang asing.  Menghargai barang dagangan orang asing.  Adanya fasilitas pergudangan dan pelabuhan yang memadai.  Adanya kekuasaan yang menjamin dan men- dorong perkembangan dan pertumbuhan per-dagangan sehingga mampu mengadakan per-dagangan internasional. Karena berhasil menjalin hubungan dagang de- ngan Cina, bangsa Indonesia mempunyai tempat di kalangan pedagang internasional. Hubungan In-donesia dengan Cina ini tidak terjadi hanya dengan datangnya bangsa Indonesia ke Cina, tetapi juga orang Cina ke Indonesia. Dengan demikian, ada arah timbal-balik dari kedua negara. Pertan- yaannya adalah kapan orang-orang Cina datang ke Indonesia? Menurut ahli sejarah, kunjungan resmi orang Cina ke Indonesia terjadi pada tahun 449, yaitu de-ngan adanya kunjungan utusan Cina, pada masa Kaisar Liu Sung. Jalur perdagangan Cina dan India pada masa itu terjadi melalui dua jalur. Yang pertama adalah jalur darat yang disebut Jalan Sutera. Yang kedua adalah jalur laut yang ditempuh melalui Selat Ma- laka . Jalur darat disebut Jalan Sutera karena barang yang paling utama diperdagangkan adalah sutera