Kolonialisme Imperialisme Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

192 sal dari kata dan pengertian yang berbeda, dalam praktiknya, dua kata itu mengandung pengertian yang sama, yaitu penjajahan oleh bangsa yang satu terhadap bangsa yang lain. Kolonialisme seringkali lebih diartikan sebagai proses pembentukan atau penguasaan suatu wilayah atau daerah tertentu. Imperialisme lebih diartikan sebagai praktik pe- nguasaan atau penjajahannya. Secara garis besar, imperialisme dibedakan menjadi dua, yakni imperialisme kuno ancient imperialism dan imperialisme modern modern imperialism . a. Imperialisme kuno ancient imperialism Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi in-dustri. Imperialisme kuno adalah suatu bentuk perluasan wilayah yang dilakukan negara kuat ter- hadap negara yang lebih lemah. Dalam pelaksana- an imperialisme kuno, negara menduduki suatu daerah atau wilayah sebagai daerah jajahan untuk mencari kekayaan, menyebarkan agama, dan me- nambah kejayaan negara induk. Sehingga gold, glory, gospel merupakan motif imperialisme kuno. Contoh negara pelaksana imperialisme kuno ada-lah Kekai- saran Romawi, Portugis, Spanyol. b. Imperialisme modern modern imperialism Imperialisme modern terjadi setelah revolusi industri. Imperialisme modern terjadi karena motif ekonomi. Kemajuan industrialisasi sebuah nega-ra mendorong negara itu untuk meluaskan daerah kekuasaanjajahan. Daerah jajahan tersebut akan dipergunakan sebagai sumber bahan mentahba- ku, memasarkan hasil industri, dan menanamkan modal. Oleh karena itu, kepentingan ekonomi me- rupakan inti imperialisme modern. Contoh negara pelaksana imperialisme modern adalah Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Indonesia juga pernah menjadi koloni bangsa- bangsa Eropa, terutama Belanda. Penguasaan Indo- nesia dimulai dari datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. 5.3.2 Kedatangan Bangsa Eropa Karena bangsa Eropa menginginkan rempah- rempah langsung dari sumbernya, bangsa Eropa mencari jalan untuk sampai ke tempat penghasil rempah-rempah. Salah satu tempat yang dituju adalah NusantaraIndonesia. Indonesia menjadi terkenal di dunia perdagangan pada masa lampau karena merupakan penghasil rempah-rempah yang bermutu. Selain itu, letak geografis Indonesia yang sangat strategis juga memungkinkan wilayah ini mudah d ijangkau dari segala penjuru dunia. Selama ini, perdagangan dan pelayaran di kawasan Asia Tenggara dilakukan oleh bangsa- bangsa yang ada di Asia Tenggara. Barang-barang dagangan dari Asia Tenggara sampai ke Eropa le- wat pedagang India, Cina, dan Arab. Setelah bangsa Eropa menemukan jalan sendiri ke tempat-tempat penghasil rempah-rempah, perdagangan antara Eropa dan Nusantara dilakukan secara langsung.

A. Hadir di berbagai daerah

Kedatangan bangsa Eropa pada awalnya bu- kan untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara. Mereka hanya membutuhkan pos-pos untuk meng-amankan jalur perdagangan mereka. Oleh karena itu, di sepanjang jalur pelayaran muncul pusat-pusat perdagangan yang merupakan tempat per-singgahan kapal-kapal mereka. Bangsa-bangsa Eropa yang datang ke Indonesia antara lain bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. a. Kedatangan bangsa Portugis Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia. Kedatang-an mereka di Indonesia disebabkan tiga faktor, yaitu dorongan ekonomi mencari rempah-rem-pah, keinginan untuk menyebarkan agama Kris-ten, dan keinginan untuk bertualang. Setelah tiba di Malaka, timbul niat untuk me- nguasai dan menjadikan Malaka sebagai pusat ko- loni dagang Portugis. Pada tahun 1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil merebut dan menguasai Malaka. Selain itu, Portu- gis memberlakukan sistem monopoli perdagangan di bandar dagang tersebut. Menguasai Malaka berarti membuka peluang untuk melanjutkan per-jalanan ke daerah asal rempah-rempah, yaitu Ma-luku. Pada tahun 1512, tiga kapal Portugis dari Malaka tiba di Pulau Banda dan terus ke Ambon. Pada tahun 1513, kapal-kapal Portugis juga datang di Pulau Ternate. Kedatangan mereka di Ternate diterima dengan baik. Dengan demikian, terjadilah hubungan dagang antara Portugis dan Ternate. Untuk menyukseskan tujuannya, Portugis menerapkan politik aliansi persekutuan. Artinya, Portugis akan bersekutu dengan pihak yang me- nguntungkan Portugis. Menurut Portugis, pene- rapan politik aliansi tersebut akan berhasil karena para penguasa atau raja-raja pada masa itu sering bertikai dalam mempertahankan wilayah keku- asaan, tampuk kekuasaan, dan lain sebagainya. Misalnya, Portugis memanfaatkan konflik antara Ti- dore dan Ternate dengan memihak Ternate. Situasi seperti ini lebih menguntungkan Portugis. 193 Dalam penerapan politik aliansi persekutuan, Portugis selalu mendapatkan imbalan kompensa- si dari kerajaan yang dibantunya. Kompensasi yang diterima Portugis adalah kesempatan berda-gang, hak menguasai wilayah perkebunan, mendi-rikan benteng, dan lain-lain. Politik aliansi tidak hanya diterapkan di Maluku, tetapi juga di Pasai, Minang- kabau, Jawa Barat, dan juga di tempat lain. b. Kedatangan bangsa Spanyol Pada tahun 1521, dengan mempergunakan dua buah kapal, bangsa Spanyol sampai di Maluku se- telah melewati Filipina dan Kalimantan Utara. Mer- eka datang untuk berdagang rempah-rempah. Pada mulanya, kedatangan mereka diterima de-ngan baik oleh rakyat Tidore. Akan tetapi, orang- orang Portugis yang ada di situ merasa tersaingi. Orang-orang Portugis berpendapat bahwa keda- tangan bangsa Spanyol akan mengancam mono- poli perdagangan rempah-rempah mereka. Oleh karena itu, benteng Spanyol diserang oleh Portugis, sehingga bangsa Spanyol memutuskan untuk tidak berdagang di Maluku dan kembali ke negaranya. c. Kedatangan bangsa Belanda Seperti halnya bangsa-bangsa Eropa yang lain, bangsa Belanda juga mencari jalan ke Indonesia. Sebab-sebab kedatangan orang Belanda ke Indone- sia adalah sebagai berikut.  Bangsa Belanda dilarang berdagang ke Lisabon yang menjadi sumber rempah-rempah terbe-sar di Eropa yang dikuasai Spanyol dan Portu- gis.  Bangsa Belanda ingin mengambil langsung rempah-rempah dari Indonesia. Dalam upaya mencari jalan ke Indonesia, mula- mula pelaut Belanda melewati perairan Kutub Uta- ra. Perjalanan ini tidak membawa hasil. Pada tahun 1596, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, pe- laut Belanda menempuh jalan melalui Tanjung Ha- rapan. Cornelis de Houtman pernah bekerja di kapal Portugis. Rombongannya tiba di pelabuhan Banten pada tahun 1596. Tujuan utama Belanda datang ke Indonesia adalah untuk berdagang, terutama ber- dagang rempah-rempah. Karena bersikap kasar, mereka kurang mendapat simpati dari masyarakat. Mereka tidak lama tinggal di Banten. Dari Banten, rombongan Cornelis de Houtman meneruskan per- jalanan ke Maluku. Karena tidak berhasil, mereka terpaksa pulang ke negeri Belanda. Jalan menuju Indonesia telah ditemukan pelaut Belanda. d. Kedatangan bangsa Inggris Bangsa Barat lainnya yang datang di Indonesia adalah Inggris. Pada abad ke-17, mereka sudah mempunyai organisasi dagang yang bernama East Indian Company EIC. EIC berpusat di India. Pada tahun 1684, Inggris pernah menduduki Bengkulu.

B. Terbentuknya kekuasaan kolo- nial di Indonesia

Terbukanya jalur perdagangan ke Indonesia mengakibatkan munculnya persaingan di antara pedagang Eropa. Persaingan terjadi di antara bang- sa Portugis, Belanda, dan Inggris. Mereka saling be- rebut pengaruh untuk menguasai rempah-rempah Indonesia. Pihak yang berhasil memonopoli perda- gangan rempah-rempah di Indonesia akan menda- patkan keuntungan besar. a. Zaman VOC Untuk memenangkan persaingan dagang, Be- landa membentuk sebuah kongsi dagang di Hindia Timur yang diberi nama VOC Vereenigde Oost In- dische Compagnie pada tahun 1602. Ide pendiriannya datang dari John van Oldenbarneveld. Latar bela- kang berdirinya VOC antara lain sebagai berikut.  Adanya persaingan di antara pedagang-peda- gang Belanda.  Harga rempah-rempah semakin merosot kare- na banyak tersedia di pasaran Eropa.  Para petani dan pedagang Indonesia banyak memperoleh keuntungan dibanding para peda- gang Belanda.  Adanya persaingan dalam menghadapi para pedagang Portugis. VOC berkembang dengan cepat. Faktor penye- bab VOC berkembang dengan cepat antara lain:  VOC memiliki hak-hak istimewa yang diberi- kan oleh pemerintah pusat Kerajaan Belanda, yaitu: Memonopoli perdagangan dari ujung selat- an Afrika di sebelah timur sampai ujung selatan Amerika. Membentuk tentara dan pengadilan. Mencetak dan mengedarkan uang. Mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat atas nama pemerintah Belanda. Menyatakan perang dan damai. Mengangkat pegawai. Mendirikan benteng.  Terdesaknya para pedagang Portugis yang ber- perang dengan Ternate.  VOC lebih tertarik pada urusan dagang daripa- da agama. Pada abad ke-17, para pedagang VOC meme- gang peranan utama dalam hubungan dagang an- tara Indonesia dan negara-negara Eropa. Peranan Lisabon sebagai pusat perdagangan dengan cepat digantikan oleh Amsterdam. Kegiatan VOC di Indonesia dikoordinasi oleh