Fauna peralihan Persebaran fauna di Indonesia

119 4.3.3 Jenis Tanah di Indone- sia Tanah soil adalah lapisan teratas kulit bumi hasil akhir pelapukan batuan, tempat di mana ma- nusia dan berbagai makhluk hidup lain berpijak. Ilmu tentang tanah adalah Pedologi.

A. Faktor yang memengaruhi pembentukan tanah

Batuan induk yang pecah oleh pengaruh cuaca, iklim, dan erosi kimia, lama-kelamaan akan menja- di butiran pasir. Setelah bercampur dengan berba- gai bahan organik dan anorganik, akhirnya butiran tersebut akan membentuk tanah. 4. Aktivitas biologis Berbagai makhluk hidup tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme dan segala aktivi- tasnya memengaruhi proses pembentukan tanah. 5. Jangka waktu Perbedaan lamanya waktu pembentukan ta- nah memengaruhi jenis tanah yang dihasilkan.

B. Karakteristik tanah

Faktor-faktor di atas berbeda pada setiap wila- yah muka bumi. Akibatnya terbentuklah ratusan jenis tanah dengan ciri khusus. Misalnya:  jenis tanah di daerah tropis, tua, dan dalam;  jenis tanah di gurun, muda, dan dangkal;  jenis tanah di daerah sedang, setengah tua, dan cocok untuk pertanian. Ada berbagai faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah sebagai berikut. 1. Jenis batuan induk Batuan induk menentukan jenis mineral yang terkandung dalam tanah. Batuan induk mengala- mi proses pelapukan, pengikisan, dan pengang- kutan serta pengendapan hingga menjadi jenis tanah tertentu 2. Relief dan topografi Relief dan topografi tempat memengaruhi alir- an air yang melintasi batuan. Aliran air yang kuat memengaruhi erosi, genangan air mempercepat proses pembusukan, dan sebagainya. 3. Iklim dan cuaca Berbagai unsur iklim dan cuaca terutama tem- peratur dan curah hujan memengaruhi tingkat pe- lapukan, proses pelarutan, dan sebagainya. Banyak cara yang digunakan untuk mengelom- pokkan ratusan jenis tanah tersebut. Misalnya, pe- ngelompokan berdasarkan:  kandungan zat kimia;  warna dan tekstur;  jumlah materi organik yang terkandung dalam tanah, dan lain-lain. Penelitian tanah mula-mula dilakukan oleh se- orang bangsa Rusia. Itulah sebabnya banyak tanah dinamakan dengan bahasa Rusia.

C. Jenis dan ciri-ciri tanah di Indonesia

Dari ratusan jenis tanah di muka bumi, bebe- rapa yang paling banyak dijumpai di Indonesia adalah jenis-jenis tanah sebagai berikut.

a. Tanah vulkanis andosol

Tanah vulkanis disebut juga tanah andosol tuff. Tanah ini berasal dari hasil pelapukan debu vulka- nis dan material letusan gunung api lainnya. Tanah ini banyak terdapat di daerah gunung api, terutama yang sudah pernah meletus. Jenis ta- Gambar 4.3.16 a Tanah di daerah tropis b Tanah di gurun c Tanah di daerah sedang a. Batuan induk mengalami pengaruh iklim dan cuaca. b. Batuan induk pecah dan mengalami pelapukan. c . Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme membantu pela- pukan d. Semakin lama proses pelapukan, tanah yang terbentuk di bagian atas semakin tebal Gambar 4.3.15 Proses pembentukan tanah

a. b.

d. c.

Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 120 nah ini sangat subur dan baik untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Ciri-ciri tanah vulkanis adalah berwarna kelabu hingga kuning dan peka terhadap erosi.

b. Tanah aluvial

Tanah aluvial berasal dari endapan lumpur su- ngai. Tanah ini banyak ditemukan di sepanjang lembah, pertemuan sungai dan laut, bantaran su- ngai kanan kiri sungai, kaki gunung, dataran yang sering dilanda banjir flood plains, serta muara sungai delta. Tanah aluvial sangat subur dan cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu, tembakau, karet, ke- lapa, dan kopi. Ciri-ciri tanah aluvial: warna kelabu dan sifatnya peka terhadap erosi. c . Tanah humus Tanah humus adalah sisa-sisa hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan yang telah diuraikan oleh or- ganisme kecil dalam tanah. Humus memulihkan zat kimia yang berguna bagi tanah, sehingga tum- buhan dapat hidup. Tanah humus sangat subur dan cocok untuk lahan pertanian. Ciri-cirinya: berwarna kehitam- an, subur mengandung bahan organik, dan mudah basah.

d. Tanah laterit

Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena adanya pelarutan garam-garaman di dalam batu- an, sehingga tinggal oksidasi besi dan aluminium. Pelarutan oleh air hujan terjadi pada daerah ber- suhu tinggi. Berbagai mineral yang telah larut diba- wa air ke tempat lebih rendah. Tanah laterit kurang subur, hanya tepat untuk tanaman palawija, hortikultura, dan karet. Tanah ini banyak mengandung zat besi dan aluminium. e . Tanah gambut organosol Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik tumbuh-tumbuhan yang hidup di rawa dan mengalami proses pembusukan tidak sempurna. Ciri-ciri utama tanah ini: memiliki ting- kat keasaman tinggi dan tidak subur, sehingga tidak baik untuk lahan pertanian. f . Tanah kapur terrarosa Tanah kapur berasal dari pelapukan batuan ka- pur yang banyak terdapat di daerah pegunungan kapur. Karena kandungan bahannya, tanah ini sangat tepat untuk tanaman jati. Ciri-cirinya: war- na putih kecoklatan, keras, dan tidak subur.

g. Tanah mergel

Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, tanah liat, dan pasir. Ba- nyak terdapat di lereng pegunungan, dan dataran rendah. Tanah mergel termasuk tanah subur.

h. Tanah regosol

Tanah regosol adalah tanah berupa material-ma- terial kasar. Terbentuk dari pasir pantai atau ma- terial dari gunung api yang belum banyak meng- alami pelapukan. Ciri-ciri utama tanah ini adalah berbutiran besarkasar. i . Tanah latosol Tanah latosol adalah tanah berbatu-batu, yaitu tanah tua berupa batuan keras yang belum mela- puk dengan sempurna. Biasanya terdapat di lereng pegunungan yang mengalami erosi. Tanah jenis ini berciri keras dan tidak subur. j . Tanah podzolik Tanah podzolik adalah tanah yang terdiri dari batuan yang banyak mengandung kuarsa. Tanah jenis ini dijumpai di pegunungan tinggi. Dari berbagai jenis tanah yang terdapat di In- donesia, yang termasuk jenis tanah subur adalah tanah vulkanis, tanah aluvial, dan tanah humus. Tanah subur berwarna hitam hingga kelabu, dan memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut.  memiliki struktur yang baik;  banyak mengandung garam-garaman dan mineral yang berguna bagi tumbuhan; dan  mengandung cukup air untuk melarutkan ga- ram-garaman di dalamnya. Gambar 4.3.17 Daerah bertanah gambut yang sudah diberdayakan sebagai daerah permukiman dan perladangan Sumber: Majalah T empo Gambar 4.3.18 Tanah kapur Sumber: Ensiklopedi Nasional INdonesia