Struktur sosial ekonomi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

198  Kelas ketiga yang terdiri dari golongan bumi putrapribumi. 5.3.4 Warisan Sejarah dari Masa Ko- lonial Ada banyak warisan peninggalan sejarah dari masa kolonial di berbagai daerah. Peninggalan- peninggalan pemerintah kolonial diantaranya ada dalam bidang ekonomi, bidang transportasi, bi- dang pendidikan dan ilmu pengetahuan, bidang politik dan pemerintahan, bangunan.

A. Bidang ekonomi

a. Perkebunan onderneming Salah satu peninggalan penting di bidang per- kebunan adalah perkebunan tebu dan industri gu- la. Perkebunan ini melingkupi perkebunan swasta besar, perkebunan negara besar, dan perkebunan rakyat. Di sekitar perkebunan tebu itu ada pabrik gula. Hingga sekarang perkebunan-perkebunan te-bu dan pabrik gula masih beroperasi. Selain perkebunan tebu, ada juga perkebunan teh di Jawa Barat dan perkebunan kopi di Sumatra. Perkebunan kopi diperkenalkan oleh Belanda untuk pertama kalinya ke Indonesia pada akhir abad ke- 15. Ada juga perkebunan tembakau di Deli. Pada awal abad ke-19, Indonesia yang waktu itu disebut Hindia Belanda merupakan pengekspor utama be- berapa komoditas pertanian, seperti gula, beras, tembakau, karet, teh, kina, dan kopi. b. Pengairan atau irigasi 1885-1904 Selain perkebunan, pemerintah kolonial Belan- da meninggalkan jaringan irigasi untuk mengairi tanah perkebunan atau pertanian. Irigasi atau pen- gairan pertama-tama diperkenalkan oleh kolo-nial di delta Brantas untuk mengairi sawah seluas 11.870 km². Pengairan ini dilanjutkan di Demak, Pekalon- gan, dan Serayu pada tahun 1889. Yang ter-akhir dibangun adalah irigasi di Cirebon dan Panarukan. Pengairan atau irigasi ini menjadi pe-ninggalan yang sangat vital dari kaum kolonial. c. Ekonomi uang Sebelum pemerintah kolonial datang, masya- rakat Indonesia belum mengenal dan belum meng- gunakan ekonomi uang. Mereka masih mengenal ekonomi dengan sistem barter atau barang ditukar dengan barang. Dengan uang yang diperkenalkan oleh kolonial, maka kehidupan ekonomi “barang” diganti dengan “uang”. Uang menjadi alat tukar yang lebih efisien dan cepat memasyarakat. Untuk mengatur sirkulasi uang, didirikan sebuah bank yang dikenal sebagai De Javaasche Bank, yang pada tahun 1953 dinasionalisasi dengan nama Bank Indonesia.

B. Bidang transportasi

a. Jalan raya Untuk berbagai kepentingan pemerintah ko-lo- nial, dibangunlah jalan sebagai sarana trans-portasi. Jalan raya menjadi penting karena adanya berbagai perkebunan dan kekuatan ekonomi lain-nya yang ada di pedalaman. Salah satu jalan yang terkenal adalah jalan raya Anyer sampai Panaruk-an yang dibangun pada masa Daendels. Jalan ini dikenal dengan sebutan Grote Postweg Jalan Raya Pos. b. Jalur kereta api Pemerintah kolonial Belanda juga meninggal- kan jaringan jalan kereta api. Jalur kereta api lintas Jawa dari Semarang - Tanggang sepanjang 25 km dan jalur kereta Jakarta - Bogor dibangun Neder- landsch Indische Spoorwegen Maatschapp ij NIS Pada tahun 1814. Selain itu pada tahun 1873 dibangun jalur kere- ta dari Semarang - Tanggang dilanjutkan hingga Yogyakarta. Pada tahun 1875, bertepatan dengan peringatan 25 tahun NIS dibangun jalur kereta api lintas Surabaya - Pasuruan - Malang dengan jarak 115 km. Pada tahun 1925, panjang rel lintas pulau Jawa mencapai 2.740 km. Pembangunan jalur kereta api juga dilaksana- kan di Sumatera. Pada tahun 1874, dibangun jalan kereta api di Aceh. Pada tahun 1877, dibangun jalur kereta api lintas Sumatra Barat. Pada tahun 1883, jalan kereta api lintas Sumatra Timur mulai diba- ngun. Pada akhir abad ke-19, jalan kereta api lintas Sumatera mencapai kurang lebih 3500 km. c. Pelabuhan laut Pada umumnya ketika kolonial datang ke Indo-nesia sudah ada pelabuhan-pelabuhan. Pada masa pemerintahan kolonial, pelabuhan-pelabuhan yang sudah ada hanya direnovasi atau diperlebar lagi. Misalnya, pelabuhan Sunda Kelapa yang di- perbaiki dan diperbesar oleh Belanda pada tahun 1817 menjadi 1.825 meter. Demikian juga pelabuh- an-pelabuhan lain di tanah air. Atas perintah Raja Hendrik, pemerintah kolonial Belanda membangun pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan ini mulai di-bangun pada bulan Mei 1877. Total sumbu pelabuh-an luar dari Tanjung Priok ini kira-kira 1.740 meter.

C. Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan

a. Sekolah