Pola Permukiman Penduduk Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

215 rel kereta api permukiman Gambar 6.1.12 Jalur permukiman linier sepanjang jalur rel kereta api Gambar 6.1.13 Jika tidak diatur akan muncul permukiman kumuh di sepanjang rel. permukiman-permukiman kumuh di sepanjang jalur kereta api. 4. Pola permukiman linier sepanjang garis pantai Penduduk pantai yang memiliki mata penca- harian sebagai nelayan akan membangun rumah Gambar 6.1.14 Sketsa pola permukiman di tepi pantai mereka secara memanjang mengikuti garis pantai. Tempat tinggal di dekat pantai akan memudahkan mereka untuk pergi melaut menangkap ikan. Indonesia merupakan negara kepulauan, maka bentuk pola permukiman ini banyak ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Perhatikan gambar berikut ini b. Pola permukiman terpusat Nucleated Pola permukiman terpusat terjadi bila susunan rumah penduduk berorientasi ke suatu pusat ter- tentu. Umumnya d ijumpai di daerah pegunun- gan. Penduduk bertempat tinggal dengan sistem permukiman terpusat biasanya berasal dari satu keturunan sehingga pada tempat ini ditemukan pe-milikan tanah secara berkelompok. Hal ini un- tuk mempermudah komunikasi di antara mereka. Pe-mekaran permukiman mengarah kepada segala ju-rusan tanpa rencana, sesuai dengan pertambahan penduduk. c. Pola permukiman tersebar Dispersed Bentuk permukiman pada pola ini terpencar satu dengan yang lainnya dengan bangunan yang menyebar keluar. Daerah pertanian penduduk ter- kadang terletak jauh dari permukiman. Pola permukiman penduduk menyebar sering d ijumpai pada daerah yang kurang subur dengan tanah berbatu-batu, daerah kapur, atau daerah de- ngan tata air yang kurang baik. Pada kondisi daerah demikian sumber daya alam terbatas sehingga kebutuhan masyarakat ku-rang terpenuhi. Biasanya pola permukiman ini mengelilingi fasilitas tertentu yang banyak diman- faatkan oleh penduduk setempat, misalnya sumber air, waduk, atau danau. Perhatikan ilustrasi dan foto pada gambar be- rikut

C. Karakter Permukiman Penduduk di Berbagai Bentang Alam

Gambar 6.1.16 Pola permukiman menyebar dispersed Gambar 6.1.15 Permukiman sepanjang tepi pantai di pulau Komodo. Sumber: h tp:gambargoogle.comkumuh Sumber: h tp:gambargoogle.compulau_komodo 216 a. Karakter bentang alam dan alasan penduduk bermukim Menurut bentang alamnya, persebaran per- mukiman penduduk dapat dibedakan menjadi per-mukiman daerah dataran rendah, permukiman daerah pantai, serta permukiman daerah dataran tinggi dan pegunungan. Setiap bentang alam memi- liki karakter khusus. Masing-masing memiliki kele- bihan dan kendalanya. 1. Dataran rendah Karakter permukaan tanah di dataran rendah lebih statis. Pencapaian dari satu tempat ke tempat lain lebih mudah karena jalan-jalan penghubung serta alat transportasi mudah diusahakan. Oleh karena itu, daerah dataran rendah dapat berkem- bang lebih cepat. Jadi, salah satu kelebihan dataran rendah dibandingkan dengan dataran lain yaitu dataran rendah lebih mudah untuk dibangun dan diolah. Oleh karena itu wilayah ini merupakan dae- rah permukiman yang paling disukai penduduk, terlebih bila wilayah ini memiliki cukup sumber air. Daerah dataran rendah cocok digunakan seba-gai wilayah permukiman perkotaan, pertanian, pe- ternakan, kegiatan industri, sentra bisnis bahkan untuk daerah wisata. Pada umumnya, kota-kota di Indonesia ber- kembang di daerah dataran rendah, baik daerah alur sungai atau pantai. Sebagai contoh adalah Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, dan banyak kota besar lain. Lahan datar membuat pengem- Gambar 6.1.18 Gambaran kehidupan di daerah dataran rendah yang lebih dinamis bangan kota dapat dilakukan seluas mungkin dan lebih leluasa. 2. Daerah pantai Penduduk yang memilih bermukim di daerah pantai pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau pedagang. Nelayan menggantungkan kehidupannya pada usaha untuk mengeksploitasi potensi laut. Misal- nya: melaut, membuat usaha tambak ikan air pa- yau, atau tambak garam. Salah satu alasan mereka memilih daerah pantai karena dekat dengan tem- pat mencari na kah. Selain itu transportasi keluar daerah cukup mudah. Banyak kota yang dibangun dan berkembang di pinggir pantai. Kota ini sekaligus berfungsi se- bagai kota pelabuhan. Kota pelabuhan umumnya berkembang menjadi pusat perdagangan. Beberapa kota pelabuhan di Indonesia misalnya Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Pelabuhan sangat men- dukung kelancaran arus keluar masuk barang, baik dari dalam maupun luar negeri. 3. Daerah tinggi dan pegunungan Pegunungan adalah daerah yang bergunung- gunung. Topografi pegunungan lebih dinamis dan suhu udara lebih sejuk dibandingkan dataran ren-dah. Sesuai dengan suhu pegunungan, bidang usa-ha yang paling tepat d ijalankan adalah bercocok tanam. Masyarakat pegunungan sebagian besar adalah masyarakat agraris petani. Karena topo- grafi tanahnya turun naik, pada umumnya daerah pegunungan berkembang lebih lambat. Mengapa? Karena pada awalnya daerah tersebut susah di- jangkau, sarana dan prasarana transportasi susah, dan untuk membangun diperlukan suatu teknik khusus. Relief daratan kepulauan Indonesia banyak terdapat pegunungan dan perbukitan. Wilayah Indonesia memiliki sistem pegunungan memanjang a. Para ne- layan serta para wisatawan Gambar 6.1.19 Gambaran kehidupan di daerah pantai b. Petani garam di daerah pantai Gambar 6.1.17 Contoh desa dengan pola permukiman menyebar. Sumber: h tp:gambargoogle.comdesa. Sumber: h tp:gambargoogle.comkota Sumber: h tp:gambargoogle.comnelayan Sumber: h tp:gambargoogle.comtambak