Kerajaan Kutai Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

158 keluarga Kerajaan Kutai.  Raja pertama adalah Kudungga. Ia mempunyai putera bernama Aswawarman. Aswawarman disebut sebagai vamsakarta. Artinya pembentuk keluarga dinasti.  Aswawarman mempunyai tiga orang putera. Puteranya yang terkenal bernama Mulawar- man.  Mulawarman menjadi raja yang terkenal ka- rena baik budi, b ijaksana, adil, kuat, dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat sehingga rakyat makmur dan aman.  Pada masa pemerintahannya, ia pernah meng- adakan korban atau sedekah 1000 ekor sapi kepada Brahmana dan rakyat. Untuk memperingati kemurahan raja itulah, para brahmana mendirikan Yupa. Nama Kudungga adalah nama asli orang In- donesia. Pengaruh Hindu baru kelihatan setelah Aswawarman menjadi raja. Nama tersebut dipe- ngaruhi bahasa Sansekerta. Kedudukan Kasta Brahmana pendeta dalam pemerintahan hanya sebagai penasihat. Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Raja Kutai menganut agama Hindu. Kerajaan Kutai me- ngalami masa keemasan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, cucu Raja Kudungga.

B. Kerajaan Tarumanegara

Kira-kira pada abad ke-5 Masehi, di daerah Jawa Barat terdapat kerajaan bernama Tarumane-gara. Raja yang memerintah bernama Purnawar-man. Nama Tarumanegara berasal dari kata tarum yang artinya nila. Kata tarum itu sendiri juga diguna- kan untuk nama sungai yang ada di Jawa Barat yaitu Sungai Citarum. Kemungkinan besar pusat pe-merintahan Kerajaan Tarumanegara berlokasi di wilayah Bekasi atau Bogor. Keterangan tentang Kerajaan Tarumanegara di-dapat dari berita Cina dan prasasti-prasasti pe- ninggalan Tarumanegara. a. Berita Cina Berita Cina yang menyebut Tarumanegara berasal dari masa pemerintahan Dinasti Tang dan Dinasti Sung, serta catatan seorang tokoh bernama Fahien. 1. Catatan Dinasti Sung dan Dinasti Tang Berita dari Cina yang berasal dari Dinasti Sung menyatakan bahwa pada tahun 528 dan 535 ada utusan datang dari Tolomo yang terletak di sebelah selatan. Pada tahun 666 dan 667, ada berita dari dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada utusan yang datang dari Tolomo, yang letaknya di tenggara. Kemungkinan besar yang dimaksud dengan Tolomo adalah Tarumanegara. 2 Catatan Fa Hien Fa Hien adalah seorang Cina yang beragama Budha. Ia memberitakan bahwa masyarakat Ye Po Ti hidup dari pertanian. Penduduknya sudah ada yang beragama Hindu. Menurut para ahli sejarah, Ye Po ti adalah Jawadwipa atau Pulau Jawa = Jawa Barat. Setelah Fa Hien tinggal di Pulau Jawa selama lima bulan barulah ia melanjutkan perjalanannya ke Cina. b. Prasasti Salah satu peninggalan dari masa Kerajaan Ta-rumanegara adalah beberapa prasasti. Prasasti- prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti-prasasti yang me-nyatakan keberadaan Kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut.

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini sebelumnya dikenal dengan nama Prasasti Ciampea, terletak di pinggir Sungai Cia- ruteun. Pada Prasasti Ciaruteun terdapat lukisan laba-laba dan telapak kaki yang dipahatkan di atas hurufnya. Pada Prasasti Ciaruteun juga terdapat syair yang berbunyi: “Ini bekas dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ia-lah kaki yang mulia Purnawarman, raja negeri Taruma, yang gagah berani di dunia.”

2. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini sering disebut Prasasti Telapak Ka- ki Gajah. Prasasti ini terletak di Kampung Muara Hilir, Cibungbulang. Pada prasasti ini ada dua ta- pak kaki gajah. Telapak kaki gajah ini disamakan Gambar 5.1.1 Prasasti Yupa di Kutai, didirikan oleh kaum Brahmana. Sumber: Indonesian Heritage 1: 2002. 159 dengan telapak gajah Airawata gajah kendaraan Dewa Wisnu. Terjemahan prasasti tersebut, an-tara lain berbunyi: “Di sini nampak sepasang telapak kaki … yang sep- erti Airawata, gajah penguasa Taruma, yang agung dan ... kejayaan.”

3. Prasasti Tugu

Prasasti ini ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti Tugu berisi puisi yang di- pahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Prasasti Tugu merupakan prasasti yang memuat tulisan terpanjang. Purnawarman dilambangkan sebagai seorang yang gagah berani dan sakti mandraguna. Ia meme- rintahkan rakyatnya untuk menggali saluran rak- sasa sepanjang 6112 tombak 11 km. Saluran itu diberi nama Gomati. Pekerjaan penggalian dilaku- kan dalam waktu 21 hari. Setelah selesai diadakan selamatan. Dalam selamatan itu, Raja Purnawar- man memberikan hadiah 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Prasasti Tugu juga menyebutkan penggalian sungai yang dinamai Candrabaga.

4. Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini sering disebut juga Prasasti Batu Ke- riting karena ditulis dengan huruf ikal. Prasasti ini belum dapat dibaca. Prasasti Pasir Awi terletak di muara Sungai Cianten.

5. Prasasti Cidanghiang

Prasasti ini disebut Prasasti Lebak. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1947 di Kampung Lebak, di tepi Sungai Cidanghiang, Banten. Prasasti Cidang- hiang bertuliskan huruf Pallawa.

6. Prasasti Kebon Jambu

Prasasti Kebon Jambu ditemukan di Gunung Kapur Cikaniki, Bogor. Prasasti ini juga disebut Pra- sasti Pasir Koleangkak. Pada prasasti ini d ijumpai nama negara dan kalau dibaca berbunyi tarumayam. Prasasti ini berisi sanjungan kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja Purnawarman. Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, para ahli menyimpulkan bahwa kehidupan keagamaan kerajaan Tarumanegara mayoritas beragama Hin- du. Ada juga yang beragama Budha dan agama asli. Sedangkan mata pencaharian utama masyara- katnya adalah bertani. Hal ini diungkapkan secara jelas dalam prasasti Tugu. Selain itu, ada pelayaran dan perdagangan. Selain prasasti, ditemukan juga arca-arca seba- gai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara, se-