Kelembaban udara Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

131  Hujan Frontal Frontal adalah batas antara daerah beru- dara panas dan daerah berudara dingin. Hujan frontal terjadi di daerah frontal akibat perte- muan dua massa udara berbeda temperatur. Udara dingin mendorong dan mengangkat udara panas ke atas. Naiknya udara panas me- nyebabkan terjadinya penurunan suhu se- hingga terjadi kondensasi dan turun hujan.  Hujan Siklon Hujan siklon yaitu hujan yang menyertai terjadinya angin siklon. yang sering terjadi di daerah sedang 35 O - 65 O LULS. Saat naik mengikuti perputaran siklon tem- peratur udara turun. Jika udara telah mencapai titik jenuh, terjadi kondensasi hingga jatuh sebagai hujan siklon.  Hujan Muson Hujan muson adalah hujan yang terjadi aki- bat pengaruh angin muson. Coba ingat kembali tentang angin muson

2. Jenis hujan berdasarkan ukuran butiran

Beberapa jenis hujan menurut ukuran butiran- nya, adalah sebagai berikut.  Hujan gerimisdrizzle, memiliki diameter bu- tiran kurang dari 0,5 mm.  Hujan saljusnow, terdiri atas kristal-kristal es dengan temperatur di bawah titik beku.  Hujan batu es, berupa curahan batu es dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku terjadi dalam cuaca panas.  Hujan derasrain, terjadi bila curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku, diameter butirannya ± 7 mm. Selain berbagai hujan di atas, dikenal pula hujan asam, yaitu hujan yang terjadi karena adanya polu- si udara oleh berbagai gaspolutan. Gas-gas sulfur oksida dan nitrogen dioksida yang terkandung dalam batubara, minyak, atau bensin, dalam proses pembakaran dikeluarkan 1. Jenis hujan menurut proses terjadinya Beberapa jenis hujan menurut proses terjadi- nya adalah sebagai berikut.  Hujan Zenithal Hujan Ekuatorial Hujan zenithal terjadi akibat posisi matahari yang tegak lurus pada zenith. Pada saat itu ma- tahari memberi pemanasan maksimal di ekua- tor, sehingga disebut juga hujan ekuatorial. Pemanasan mengakibatkan udara berge- rak naik mengikuti sirkulasi arus konveksi. Ma- kin tiggi udara mengalami penurunan suhu, terjadi kondensasi dan turun hujan. Matahari tepat di atas ekuator dua kali seta- hun, yaitu 21 Maret dan 23 September. Jadi, hu- jan zenithal terjadi dua kali setahun, biasa pada sore hari r pukul 14.00-15.00 setelah pema- nasan maksimal.  Hujan orografis hujan naik pegunungan Hujan orografis terjadi bila udara yang me- ngandung uap air dipaksa bergerak oleh angin “mendaki” lereng pegunungan. Semakin tinggi, suhu akan turun, terjadi kondensasi, dan uap air jatuh sebagai hujan. Hujan diturunkan pada lereng yang dilaluinya pada bagian yang ber- hadapan dengan arah datangnya angin. Gambar 4.4.8 Ilustrasi terjadinya hujan frontal kondensasi dan pembentukan awan udara panas naik terdorong udara dingin PANAS udara dingin bergerak hujan DINGIN Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 Gambar 4.4.6 Ilustrasi terjadinya hujan ekuatorial Angin pasat timur laut Angin pasat tenggara pembentukan awan dan kondensasi Pendinginan udara Udara panas naik cepat Udara di atas muka mengembang KhatulistiwaEkuator Tingkat kondensasi + 1 km Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 Gambar 4.4.7 Ilustrasi terjadinya hujan orografis SISI DATANGNYA ANGIN pembentukan awan dan kondensasi angin fohn lautan udara naik SISI PERGINYA ANGIN daerah bayangan hujan penguapan hujan orografis pegunungan Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 132 bersama asap dan terbang ke atmosfer. Gas-gas tersebut lalu akan bercampur dengan titik-titik air membentuk asam lemah. Asam lemah itulah yang akan jatuh bersama hujan ke muka bumi. Hujan asam dapat membunuh tumbuhan dan binatang. Hujan asam juga merusak bangunan ter- utama yang berbahan logam dan mudah berkarat. b. Pengukuran curah hujan Curah hujan adalah banyaknya hujan yang ja- tuh di atas muka bumi, yang dinyatakan dalam ukuran milimeter mm. Curah hujan diukur dengan alat penakar hu- jan. Alat itu terdiri dari sebuah penadah hujan de- ngan susunan tertentu. Air hujan yang masuk ke dalam penakar selama satu hari lalu diukur dengan silinder pengukur. Alat penakar hujan harus dile- takkan di ruang terbuka, bebas dari bangunan atau pepohonan, tidak mudah jatuh atau tertiup angin. Perhatikanlah gambar 4.4.9

D. Tekanan udara

Tekanan udara adalah berat udara dalam atmos- fer per satuan luas. Udara mempunyai sifat yang meluas dan dapat ditekan. Tekanan udara terbesar dijumpai pada permukaan bumi. Semakin ke atas tekanan udara makin kecil. Tekanan udara dipengaruhi temperatur udara. Makin tinggi temperatur udara, makin rendah tekanannya. Alat pengukur tekanan udara paling sederhana adalah barometer. Perhatikan gambar 4.4.10 di atas Barometer, berisi air raksa. Barometer yang tidak menggunakan air raksa disebut sebagai barometer aneroid . Barometer aneroid yang dilengkapi pencatat disebut barograf. Barograf terdiri dari drum semi vakum yang sensitif terhadap perubahan tekanan udara. Drum dihubungkan dengan alat pencatat yang terhubung dengan kertas pencatat.

E. Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Udara ber- gerak dari daerah bertekanan tinggi suhu rendah ke daerah bertekanan rendah suhu tinggi. Jadi perubahan suhu menyebabkan udara bergerak. a. Arah dan kecepatan angin Arah gerakan angin terutama dipengaruhi perbedaan tekanan udara. Angin juga bergerak tegak lurus terhadap garis isobar. Namun, adanya rotasi bumi menyebabkan arah angin berbelok. Hal itu dinyatakan oleh hukum Buys Ballot: Angin bergerak dari tekanan maksimum menuju tekanan minimum. Di utara khatulistiwa angin berbelok ke kanan dan di selatan khatulistiwa angin berbelok ke kiri. Kecepatan angin makin besar bila jarak perpin- dahannya makin jauh dan perbedaan tekanan sa- ngat mencolok. Angin siklon dan angin anti siklon terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang sangat mencolok. Kecepatan angin berkaitan erat dengan kekuatan angin. Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh daerah lintasan. Di daerah terbuka padang gurun, savana, padang es, dan lain lain angin bergerak bebas tan- pa penghalang. Sebaliknya di daerah berpengha- lang hutan, gunung, bangunan kecepatan angin akan berkurang. Gambar 4.4.10 Barograf dan bagian-bagiannya penanda pencatat tabung semi vakum yang sensitif tabung yang berputar dengan kertas pencatat Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008, Seri BEndana Alam Elex Mesia Komputindo Gambar 4.4.9 Alat pengukur curah hujan a. Cara meletakkan penakar hujan di ruang terbuka corong wadah bagian luar gelas penampung tabung silinder bagian dalam b. Susunan bagian dalam penakar hujan Sumber: Geography Essential dan Ilustrasi Bagian Produksi, 2008. 133 b. Alat pengukur arah dan kecepatan angin Arah angin dapat diketahui dengan bantuan baling-baling angin atau kantong angin yang dapat dijumpai di lapangan terbang. Dalam perkembangannya, arah angin diukur dengan anemometer yang sekaligus digunakan untuk mengukur kecepatannya. Kecepatan angin diukur dengan satuan knot. Beaufort membuat daftar pengaruh yang ditimbul- kan oleh kecepatan angin. Skala kecepatan angin itu diberi satuan 1–12, dinamakan Skala Beaufort. Lihatlah tabel 4.4.3 di bawah c. Pola angin Menurut cakupan wilayahnya, dikenal tiga ke- lompok angin berikut.  Angin lokal adalah angin dengan cakupan wila- yah sempit. Contohnya, angin darat, angin laut, angin lembah, angin gunung, angin fohn, angin siklon, dan angin antisiklon.  Angin regional adalah angin dengan cakupan wi- layah lebih luas dibanding angin lokal. Contoh- nya, angin pasat dan angin muson.  Angin global mencakup skala ruang lebih luas dibandingkan angin lokal dan regional, yaitu sebagian besar wilayah muka bumi. Angin glo- bal meliputi angin pasat dan angin antipasat. Simaklah pembahasan pola angin pada uraian berikut ini 1. Angin darat dan angin laut Angin darat bertiup dari darat menuju laut, terjadi pada malam hari. Malam hari, suhu di darat cepat menjadi dingin sehingga tekanan udara mak- simum. Sebaliknya, lautan lambat menjadi dingin sehingga tekanan udara minimum. Akibatnya, angin akan bergerak dari darat ke laut. Angin laut bertiup dari laut ke darat, terjadi pada siang hari. Pada siang hari, darat lebih cepat menjadi panas sehingga tekanan udara menjadi minimum. Sebaliknya, lautan lebih cepat dingin sehingga tekanan maksimum. Akibatnya, angin bergerak dari laut ke darat. Perhatikan gambar 4.4.12 berikut 2. Angin lembah dan angin gunung Angin lembah bertiup dari lembah ke puncak gunung, terjadi pada siang hari. Pagi–-siang hari udara di puncak lebih cepat panas, sehingga te- kanan minimum. Sebaliknya, lembah lebih dingin sehingga tekanan maksimum. Akibatnya angin bergerak dari lembah ke puncaklereng gunung. Gambar 4.4.11 Alat penunjuk arah angin b. Penunjuk arah angin c. Kantong angin arah kompas tiang Sumber: Geography Essentials Tabel 4.4.3 Skala kecepatan angin menurut Beaufort Skala Kecepatan Nama Ciri-ciri kmjam 0 – 1 Angin reda Tenang, kepulan asap naik vertikal. 1 2 – 6 Angin sepoi-sepoi Kepulan asap bergerak menyimpang. 2 7 – 12 Angin lemah Angin terasa di wajah, kepulan asap bergerak mendatar, dan penunjuk arah angin bergerak. 3 13 – 18 Angin sedang Bendera berkibar, daun dan ranting bergerak. 4 19 – 26 Angin tegang Debu dan kertas beterbangan. 5 27 – 35 Angin keras Pohon-pohon ukuran kecil bergoyang. 6 36 – 44 Angin sangat keras Payung membalik dan sulit dipegang, batang-batang pohon ukuran besar bergoyang. 7 45 – 54 Angin ribut Orang berjalan melawan arah angin sulit bergerak, topi yang dipakai bisa terbang. 8 55 – 65 Angin ribut hebat Pohon-pohon bergoyang hingga batangnya patah. 9 66 – 77 Angin badai Genting rumah beterbangan, kerusakan ringan banunan. 10 78 – 90 Angin badai hebat Pohon besar tumbang dan bangunan rusak berat. 11 91 – 104 Angin taifunhurricane Pohon tumbang, mobil dapat terbalik, dan kerusakan berat. 12 t 105 Angin taifun hebat Kerusakan sangat berat dan luas. Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 Gambar 4.4.12 Angin darat dan angin laut