Akomodasi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

4 5 PMI. Ketegangan mencair setelah pihak-pihak yang bertikai mengurangi tuntutannya. Pihak GAM akan membebaskan sandera kalau pihak TNI mena- rik pasukan dari lokasi pembebasan. Permintaan itu dipenuhi. Semua pasukan di lima kecamatan sekitar lokasi ditarik. Contoh yang lain adalah gen- catan senjata dan toleransi antarumat beragama.

C. Asimilasi pembauran

Coba perhatikan keadaan orang tuamu. Dari manakah asal ayah dan ibumu? Kalau ayah dan ibumu berasal dari satu daerah yang sama, ba- rangkali tidak ada masalah di rumahmu, karena sudah pasti mereka berbicara dalam satu bahasa yang sama. Tapi bagaimana jika ayah dan ibumu berasal dari dua suku dan kebudayaan yang ber- beda, misalnya ayahmu dari suku dan kebudayaan Sunda dan ibumu berasal dari suku dan kebu- dayaan Padang? Bahasa apa yang mereka pakai di rumah? Bagaimana mereka menyesuaikan nilai dan norma mereka masing-masing supaya dapat hidup bersama? Bagaimana pula dengan anak- anak? Apakah anak-anak diajarkan salah satu ba- hasa daerah atau justru memakai bahasa Indone- sia dalam pergaulan mereka sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu kita memahami apa itu asimilasi atau pembauran. Dalam sosiologi asimilasi dipahami sebagai pengga- bungan dua kebudayaan yang berbeda dan berangsur-ang- sur berubah menjadi satu kebudayaan baru di mana ciri khas kebudayaan masing-masing menghilang . Kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas. Ke- dua orang tuamu berasal dari dua suku dan kebu- dayaan yang berbeda. Perkawinan membuat mere- ka menggabungkan suku dan kebudayaan yang berbeda ini. Dengan asimilasi akan nampak bahwa di dalam rumah orang tuamu tidak ada lagi orang Padang dan orang Sunda. Yang ada adalah orang tuamu dan anak-anak mereka dengan nilai dan norma yang disepakati bersama. Anak-anak pun barangkali tidak mengerti dan berbicara salah satu bahasa dari kedua orang tuamu. Anak-anak seka- rang berbicara dalam Bahasa Indonesia. Ini adalah contoh bagaimana dua kebudayaan melebur menjadi satu. Masih ada banyak sekali contoh yang dapat kamu sebutkan. Di antara kamu dan teman-temanmu, apakah pertemanan di antara kamu menonjolkan kebudayaannya sendi- ri-sendiri atau kamu justru memperlihatkan kebu- dayaan yang baru sama sekali? Di sini kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pikiran, hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.

D. Akulturasi

Yang dimaksud dengan akulturasi adalah peng- gabungan dua kebudayaan yang berbeda, tetapi unsur- unsur khas dari masing-masing kebudayaan tersebut masih dipertahankan . Dalam akulturasi, unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilang- nya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kembali ke contoh perkawinan kedua orang tu- amu yang berbeda suku dan kebudayaan. Barang- kali kebudayaan atau kebiasaan yang dibawa oleh kedua orang tuamu dari sukunya tidak hilang sama sekali. Mungkin ayahmu lebih senang kalau ibumu harus lebih dominan dalam mengatur dan menge- lola keluarga karena dia berasal dari Padang. Se- mentara ibumu lebih senang kalau ayahmu yang dominan dan memainkan peran kepala keluarga. Bisa saja di sini kedua orang tuamu sepakat tidak menghilangkan sama sekali kebudayaan Padang, tetapi juga tidak ingin mengorbankan kebudayaan Sunda. Mungkin saja kadang-kadang ibumu me- nonjol dan memainkan peran kepala keluarga. Akan tetapi itu tidak terjadi untuk seluruh waktu dan sebaliknya. Gambar 2.2.3 Keluarga pasangan Jacob Andrew Purches Inggris dan Nining Indonesia adalah contoh pasangan beda bangsa. Perkawinan membuat mereka menggabungkan suku dan kebudayaan yang berbeda Sumber: T empo, 29 Nov ember 2004. Gambar 2.2.4 Tradisi selamatan atau kenduri yang masih dipraktikkan masyarakat Indonesia sekarang ini adalah hasil akulturasi dari budaya asli dan agama-agama yang ada di Indonesia Sumber: Indonesian Heritage , vol. 9. 4 6 Dalam sejarah kita kenal adanya proses akul- turasi kebudayaan ketika kebudayaan dari luar Nusantara masuk ke Indonesia. Misalnya, ketika agama Islam masuk di Indonesia sudah ada agama Hindu dan Budha. Agama Hindu dan Budha mene- rima dan mempertahankan budaya sajian kepada para Dewa dalam kebudayaan Indonesia. Supaya agama Islam dapat diterima maka maka diperbo- lehkan unsur kenduri kenduren dalam masyara- kat Jawa. Jadi, masyarakat Jawa yang beragama Islam sampai hari ini masih mempraktikkan ken- duri, dan kenduri ini adalah bentuk halus dari sajian. Demikian pula masyarakat Jawa yang bera- gama Kristen. Meskipun agama Kristen tidak me- ngajarkan upacara keagamaan dan sajian, tetapi masyarakat Jawa yang beragama Kristen masih tetap mempraktikkan kenduri ini. 2.2.2 Proses Interaksi yang Disosiatif Proses interaksi yang disosiatif adalah proses sosial yang cenderung mengarah pada perpecahan atau konflik. Dari contoh perbedaan pendapat dan konflik antara kamu dan temanmu di atas, jika ti- dak ada jalan keluar –misalnya melalui akomodasi –maka perpecahan dan konflik tersebut dapat mengarah kepada hubungan yang disosiatif. Ketika salah satu dari kamu memilih untuk keluar dari kelompok sosial yang telah kamu bentuk, maka pa- da saat itu terjadilah proses sosial yang disosiatif. Ada 2 jenis proses sosial yang sifatnya disosiatif yakni persaingan atau kompetisi dan pertentangan atau konflik. Keduanya dapat dijelaskan berikut ini.

A. Persaingan atau kompetisi

Persaingan adalah bentuk perjuangan sosial yang berlangsung secara damai . Yang dimaksud dengan per- juangan sosial adalah perjuangan memperebutkan sesuatu yang sifatnya langka atau terbatas. Perju- angan sosial tersebut dilakukan sebegitu rupa se- hingga tidak ada seorang pun yang dirugikan. Per- saingan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok sosial, dan ke- lompok sosial yang satu dengan kelompok sosial lainnya. Nah, dari deskripsi ini kita dapat menarik 3 hal yang merupakan sifat dari persaingan atau kompetisi itu sendiri, yakni: 1. kompetisi merupakan perjuangan sosial mem- perebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas; 2. kompetisi terjadi secara damai; 3. tidak ada satu orang pun yang dirugikan dalam kompetisi. Dapatkah kamu memberi satu contoh? Pertan- dingan sepak bola dapat menjadi contoh yang baik untuk menjelaskan kompetisi. Kemenangan yang ingin dicapai oleh kedua kesebelasan adalah sesua- tu yang langka. Karena itu, kemenangan tersebut harus diperebutkan. Kedua kesebelasan bersaing secara damai dengan menaati segala aturan per- mainan supaya bisa memperoleh kemenangan ter- sebut. Ketika salah satu kesebelasan tersebut kalah, maka kesebelasan lainnya harus menerima keka- lahannya secara sportif. Dalam kompetisi tersebut seharusnya tidak ada satu kesebelasan yang dirugi- kan, karena kekalahan dan kemenangan adalah ba- gian dari pertandingan sepak bola itu sendiri. Meskipun demikian, dalam kehidupan sehari- hari dapat dijumpai adanya persaingan yang ti- dak sehat. Yang dimaksud dengan persaingan yang tidak sehat adalah persaiangan yang tidak terjadi secara damai dan merugikan salah satu pihak da- lam persaingan tersebut. Dalam contoh sepak bola di atas, persaingan tidak sehat terjadi ketika salah satu kesebelasan mencelakakan lawan atau me- nyogok wasit, dan sebagainya. Gambar 2.2.6 Pertandingan sepakbola adalah salah satu contoh per- saingan. Kemenangan merupakan suatu hal yang langka. Oleh karena itu, masing-masing kesebelasan bersaing untuk mencapai kemenangan tersebut. Gambar 2.2.5 Suasana di sebuah pameran kendaraan. Produsen kendaraan bermotor berkompetisi untuk menarik pembeli kendaraan bermotor. Mereka berusaha menampilkan diri sebaik mungkin. Ini adalah contoh persaingan antarkelompok Sumber: Tempo, 4-10 Juli 2005. Sumber: Bola Vaganza, Mei 2006.