Perseroan terbatas PT Ditinjau dari aspek hukum yuridis

242  Kontinuitas PT lebih terjamin, sebab pemilik- nya dapat berganti-ganti.  Terdapat efisiensi pengelolaan sumber dana dan efisiensi pimpinan. Dengan demikian, pimpin- an yang tidak cakap dapat segera diganti de- ngan pimpinan baru yang lebih berkualitas. Sedangkan kelemahan Perseroan Terbatas ada- lah sebagai berikut.  PT merupakan subjek pajak tersendiri dan divi- den yang diterima oleh pemegang saham dike- nakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan.  Mendirikan suatu PT tidak mudah, karena me- merlukan akta notaris dan pengesahan badan hukum PT.  Rahasia perusahaan kurang terjamin, karena seluruh kegiatan perusahaan akan dilaporkan kepada pemegang saham dalam bentuk lapor- an keuangan perusahaan.

5. Perusahaan negara PN

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 berbunyi: Ayat 2: “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” Ayat 3: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang ter- kandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan diper- gunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ayat-ayat tersebut dijelaskan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang isinya sebagai berikut. “Bahwa perekonomian berdasar atas demokra- si ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Oleh sebab itu, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Ka- lau tidak, akan jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa dan rakyat banyak akan ditin- dasnya. Hanya perusahaan yang tidak mengu- asai hajat hidup orang banyak, boleh di tangan orang seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Oleh sebab itu, harus dikuasai oleh negara dan diperguna- kan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rak- yat.” Sejalan dengan pasal 33 ayat 2 UUD 1945, peme- rintah berupaya semaksimal mungkin untuk men- dayagunakan segala potensi yang dimiliki oleh bangsa kita. Pelaksanaannya antara lain dengan memberi peran kepada Perusahaan Negara PN atau Badan Usaha Milik Negara BUMN. Perusahaan negara adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh modalnya berasal dari keka- yaan negara. Dewasa ini, perusahaan negara lebih dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara BUMN. BUMN terdiri atas perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan perusahaan perseroan.  Perusahaan jawatan Perjan Kegiatan Perjan bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum public service . Status pegawai atau karyawan adalah pegawai negeri. Anggaran perusahaan dima- sukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Be- lanja Negara APBN. Perusahaan jawatan tidak bertujuan mencari laba, karena tugasnya adalah memberi pela- yanan kepada masyarakat umum. Kerugian perusahaan jawatan dipikul oleh APBN melalui departemen atau kementerian yang bersang- kutan.  Perusahaan umum Perum Perum diatur dalam Instruksi Presiden RI No. 17 tanggal 28 Desember 1967, yang menyatakan bahwa kegiatan usaha dari Perum ditujukan untuk melayani kepentingan umum public utili- ties dalam bidang jasa vital. Perum dipimpin oleh seorang direksi, yang ber- tanggung jawab atas segala hubungan hukum dengan pihak lain dan diatur menurut hukum perdata. Di samping mencari keuntungan, Perum juga bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat. Contoh: Perum Pegadaian. Perum tidak boleh menderita kerugian. Seluruh biaya operasinya dibebankan kepada masya- rakat pemakai jasa berupa tarif atau harga.  Perusahaan perseroan Persero Menurut Perpu No. 1 Tahun 1969, Persero ada- lah semua perusahaan yang berbentuk PT, yang seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisah- kan. Status karyawanpegawai adalah sebagai karyawan perusahaan swasta biasa. Perusaha- an persero dipimpin seorang direksi. Persero Gambar 6.3.5 Salah satu Perum milik negara Sumber: http:gambar.google.compegadaian. 243 tidak memperoleh dan memiliki fasilitas nega- ra. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan un- tuk mencari keuntungan. Perusahaan perseroan biasanya merupakan perusahaan campuran, karena sebagian sa- hamnya dimiliki oleh swasta. Tujuan melibat- kan pihak swasta ialah untuk meningkatkan efisiensi kerja. Dengan demikian, diharapkan akan diperoleh keuntungan yang maksimal. Contoh Persero adalah PT Bank BNI, PT Telkom, PT KAI, dan sebagainya.

6. Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi ialah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekali- gus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berda- sarkan asas kekeluargaan. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 pasal 33 ayat 1 berbunyi: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Penjelasan pasal 33 ayat 1 tersebut adalah: “Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota- anggota masyarakat. Kemakmuran masyara- katlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang per orang. Bentuk badan yang sesuai de- ngan itu ialah koperasi.” Koperasi pertama kali berdiri di Inggris tahun 1844 dengan nama “Koperasi Rochdale”. Koperasi melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

7. Yayasan foundation

Yayasan ialah suatu badan hukum yang mem- punyai maksud dan tujuan tertentu di bidang so- sial, keagamaan, dan kemanusiaan. Pendirian ya- yasan dilakukan dengan akta notaris. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pen- dirian memperoleh pengesahan dari Menteri Ke- hakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keaga- maan, dan kemanusiaan, yayasan mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari pembina, pe- ngurus, dan pengawas. Pemisahan yang tegas terjadi antara fungsi, wewenang, dan tugas masing-masing orang. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemung- kinan terjadinya konflik intern yayasan, yang tidak hanya dapat merugikan kepentingan yayasan me- lainkan juga pihak lain. Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan yayas- an dilakukan oleh pengurus. Oleh karena itu, peng- urus wajib membuat laporan tahunan yang disam- paikan kepada pembina. 6.3.3 Penentuan Jenis dan Bentuk Badan Usaha Setelah mempelajari jenis-jenis perusahaan dan macam-macam bentuk badan usaha, maka se- orang pengusaha dapat memilih jenis usaha dan bentuk-bentuk badan usaha yang dinilai paling se- suai dengan sumber-sumber yang dimiliki dan ke- adaan yang sedang dihadapi. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan menjadi pedoman bagi seorang pengusaha da- lam memilih jenis usaha dan bentuk badan usaha yang akan didirikan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor modal, keuntungan, penguasaan teknis, bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, risiko, fasi- litas, dan kemungkinan waktu yang akan datang prospek.

a. Faktor modal

Setiap usaha tentu saja harus menggunakan modal, baik yang bersumber dari modal sendiri maupun pinjaman dari pihak lain. Dalam memilih jenis usaha dan bentuk badan usaha haruslah di- sesuaikan dengan besarnya modal. Jika jumlah modal yang dimiliki besar maka pilihan lapangan usaha yang hanya membutuhkan sedikit modal kurang tepat. Sebaliknya jika modal kecil, tetapi memilih usaha yang membutuhkan modal yang sangat besar, juga kurang tepat.

b. Faktor keuntungan

Sebelum menjalankan suatu usaha, terlebih da- hulu diperhitungkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Tinggi rendahnya tingkat keun- tungan dipengaruhi antara lain oleh:  Tingkat persaingan Semakin banyak pesaing, semakin kecil tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Gambar 6.3.6 Salah satu contoh pusat koperasi di Sulawesi Selatan Sumber: http:gambar.google.comkoperasi.