Asimilasi pembauran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008

4 6 Dalam sejarah kita kenal adanya proses akul- turasi kebudayaan ketika kebudayaan dari luar Nusantara masuk ke Indonesia. Misalnya, ketika agama Islam masuk di Indonesia sudah ada agama Hindu dan Budha. Agama Hindu dan Budha mene- rima dan mempertahankan budaya sajian kepada para Dewa dalam kebudayaan Indonesia. Supaya agama Islam dapat diterima maka maka diperbo- lehkan unsur kenduri kenduren dalam masyara- kat Jawa. Jadi, masyarakat Jawa yang beragama Islam sampai hari ini masih mempraktikkan ken- duri, dan kenduri ini adalah bentuk halus dari sajian. Demikian pula masyarakat Jawa yang bera- gama Kristen. Meskipun agama Kristen tidak me- ngajarkan upacara keagamaan dan sajian, tetapi masyarakat Jawa yang beragama Kristen masih tetap mempraktikkan kenduri ini. 2.2.2 Proses Interaksi yang Disosiatif Proses interaksi yang disosiatif adalah proses sosial yang cenderung mengarah pada perpecahan atau konflik. Dari contoh perbedaan pendapat dan konflik antara kamu dan temanmu di atas, jika ti- dak ada jalan keluar –misalnya melalui akomodasi –maka perpecahan dan konflik tersebut dapat mengarah kepada hubungan yang disosiatif. Ketika salah satu dari kamu memilih untuk keluar dari kelompok sosial yang telah kamu bentuk, maka pa- da saat itu terjadilah proses sosial yang disosiatif. Ada 2 jenis proses sosial yang sifatnya disosiatif yakni persaingan atau kompetisi dan pertentangan atau konflik. Keduanya dapat dijelaskan berikut ini.

A. Persaingan atau kompetisi

Persaingan adalah bentuk perjuangan sosial yang berlangsung secara damai . Yang dimaksud dengan per- juangan sosial adalah perjuangan memperebutkan sesuatu yang sifatnya langka atau terbatas. Perju- angan sosial tersebut dilakukan sebegitu rupa se- hingga tidak ada seorang pun yang dirugikan. Per- saingan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok sosial, dan ke- lompok sosial yang satu dengan kelompok sosial lainnya. Nah, dari deskripsi ini kita dapat menarik 3 hal yang merupakan sifat dari persaingan atau kompetisi itu sendiri, yakni: 1. kompetisi merupakan perjuangan sosial mem- perebutkan sesuatu yang jumlahnya terbatas; 2. kompetisi terjadi secara damai; 3. tidak ada satu orang pun yang dirugikan dalam kompetisi. Dapatkah kamu memberi satu contoh? Pertan- dingan sepak bola dapat menjadi contoh yang baik untuk menjelaskan kompetisi. Kemenangan yang ingin dicapai oleh kedua kesebelasan adalah sesua- tu yang langka. Karena itu, kemenangan tersebut harus diperebutkan. Kedua kesebelasan bersaing secara damai dengan menaati segala aturan per- mainan supaya bisa memperoleh kemenangan ter- sebut. Ketika salah satu kesebelasan tersebut kalah, maka kesebelasan lainnya harus menerima keka- lahannya secara sportif. Dalam kompetisi tersebut seharusnya tidak ada satu kesebelasan yang dirugi- kan, karena kekalahan dan kemenangan adalah ba- gian dari pertandingan sepak bola itu sendiri. Meskipun demikian, dalam kehidupan sehari- hari dapat dijumpai adanya persaingan yang ti- dak sehat. Yang dimaksud dengan persaingan yang tidak sehat adalah persaiangan yang tidak terjadi secara damai dan merugikan salah satu pihak da- lam persaingan tersebut. Dalam contoh sepak bola di atas, persaingan tidak sehat terjadi ketika salah satu kesebelasan mencelakakan lawan atau me- nyogok wasit, dan sebagainya. Gambar 2.2.6 Pertandingan sepakbola adalah salah satu contoh per- saingan. Kemenangan merupakan suatu hal yang langka. Oleh karena itu, masing-masing kesebelasan bersaing untuk mencapai kemenangan tersebut. Gambar 2.2.5 Suasana di sebuah pameran kendaraan. Produsen kendaraan bermotor berkompetisi untuk menarik pembeli kendaraan bermotor. Mereka berusaha menampilkan diri sebaik mungkin. Ini adalah contoh persaingan antarkelompok Sumber: Tempo, 4-10 Juli 2005. Sumber: Bola Vaganza, Mei 2006.