Kerajaan Majapahit Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1 Kelas 7 Atang Husein C Suprijadi CH Supatmiyarsih M 2008
169
memperoleh dua anak, yakni
Tribhuanatunggadewi Jaya Wishnuwardhani yang menjadi raja Kahuri-
pan Bre Kahuripan dan
Rajadewi Maharaja yang
menja-di raja Daha Bre Daha. Pemimpin
Ekspedisi Pamalayu yang datang mem-
bawa Dara Petak dan Dara Jingga diangkat menjadi
panglima perang dengan nama Kebo Anabrang.
Da-ra Petak kemudian diperistri oleh Raden W ijaya.
Dara Jingga menjadi istri salah seorang pembesar Majapahit.
Pengangkatan Kebo Anabrang tersebut menim-
bulkan pemberontakan dari orang-orang yang ti- dak puas, misalnya:
Pemberontakan Ronggolawe pada tahun 1295. Pemberontakan ini dapat dipadamkan.
Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311. Pemberontakan Juru Demung pada tahun
1313. Pada tahun 1309, Raden Wijaya wafat. Ia dima-
kamkan di Candi Antapura. a. Pemerintahan Jayanegara 1309 -1328
Pengganti Kertarajasa adalah Jayanegara. Ia
bergelar Sri Jayanegara. Jayanegara menghadapi
masa-masa yang sulit karena timbulnya berbagai pemberontakan. Pemberontakan ini merupakan
kelanjutan dari pemberontakan pada masa Raden W
ijaya. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain:
Pemberontakan
Nambi tahun 1316,
Pemberontakan Semi tahun 1318,
Pemberontakan
Kuti tahun 1319.
Pemberontakan Kuti sangat berbahaya karena ibu kota Majapahit dapat diduduki. Jayanegara ke-
mudian menyingkir ke Badander, dengan dikawal pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh
Gajah Mada. Jayanegara mengungsi ke daerah Badander
selama 15 hari. Akhirnya, pemberontakan Kuti berhasil di-
tumpas Gajah Mada dalam pertempuran di Badan- der. Kemudian Gajah Mada diangkat menjadi Patih
Kahuripan.
Ada tiga buah prasasti dari masa pemerintah- an Jayanegara, yaitu Prasasti Tuhanaru tahun 1322,
Prasasti Blambangan , dan Prasasti Blitar tahun
1324. Raja Jayanegara wafat pada tahun 1328. Ia tidak
mempunyai keturunan. Ia kemudian dicandikan di Silapetak dan Bubat dalam perwujudannya se-
bagai Wishnu dan di Kapopongan sebagai Budha Amogasidhi.
c. Pemerintahan Tribhuanatunggadewi
1328-1350 Karena Jayanegara tidak mempunyai anak, ma-
ka yang paling berhak menggantikan kedudukan- nya adalah
Gayatri. Karena dia sudah menjadi per-
tapa, tahta kerajaan diserahkan kepada puterinya yang bergelar
Tribhuanatunggadewi Jayawishnu- wardhani Bhre Kahuripan. Tribhuanatunggadewi
menikah dengan
Kertawardhana. Dari pernikahan
ini lahir Hayam Wuruk pada tahun 1334.
Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan yang
disebut Pemberontakan Sadang. Perdana Menteri Majapahit waktu itu ialah
Arya Tadah. Karena ratu
sedang sakit, ia mengutus Gajah Mada untuk me- numpas pemberontakan ini. Akhirnya, pemberon-
takan berhasil dipadamkan. Sebagai imbalan atas jasanya yang telah berhasil menumpas Pembe-
rontakan Sadang, Gajah Mada diangkat menjadi Mangkubumi Perdana Menteri Majapahit meng-
gantikan Arya Tadah.
Ratu Tribhuana mengangkat Adityawarman
anak Kertarajasa dengan putri Melayu Dara Jingga sebagai penasihat. Setelah dua puluh tahun meme-
rintah, Ratu Tribhuana mengundurkan diri pada tahun 1350.
d. Pemerintahan Hayam Wuruk 1350-1389
Hayam Wuruk menggantikan Tribhuana seba-
gai raja. Ia bergelar Rajasanegara. Hayam Wuruk
didampingi oleh Gajah Mada sebagai Patih Ha- mangkubhumi. Pada masa ini, Majapahit menca-pai
puncak kejayaan atau masa keemasan.
Selain Gajah Mada, tokoh-tokoh besar yang
ber-peran mengantar Kerajaan Majapahit ke puncak jayanya adalah
Laksamana Nala dan Adityawar- man. Ketiga tokoh ini berjasa dalam melancarkan
ekspedisi-ekspedisi pasukan Majapahit untuk me- nguasai daerah-daerah Nusantara, agar menjadi
satu kesatuan wilayah di bawah naungan Kerajaan Majapahit.
Penyatuan wilayah Nusantara menjadi satu- kesatuan wilayah di bawah Majapahit merupakan
cita-cita Mahapatih Gajah Mada. Di depan sidang lengkap para menteri, Gajah Mada mengucapkan
Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya, Gajah Mada ber-
tekad untuk mempersatukan wilayah Nusantara di bawah panji Majapahit.
Menurut kitab
Negara Kertagama , daerah yang
disebutkan dalam Sumpah Palapa adalah Gurun Nusa Penida, Seram Pulau Kowai di selatan
Iri-an, Tanjung PuraTanjung Puri Borneo, Haru Aru, pantai timur Sumatra, Pahang Malaya,
Dompu Pulau Sumbawa, Bali, Sunda Jawa Ba- ratPaja-jaran, Palembang Sumatra Selatan, dan
Tumasik SingapuraJohor.
Kerajaan Majapahit juga mempunyai hubung- an dengan negara-negara asing, di antaranya Siam,
Darmanagara, Singanagari, Campa, dan Kamboja.
170
Selain itu, Raja Hayam Wuruk juga memperhati- kan bidang keagamaan dengan memberi perhatian
terhadap tempat ibadat. Ia juga berusaha memper- satukan tiga aliran agama Tripaksa yakni Budha,
Siwa, dan Wisnu.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk diwarnai oleh kerukunan hidup beragama seperti dilukiskan
oleh
Mpu Tantular dalam bukunya Sutasoma den-
gan kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi satu atau keanekaragaman dalam kesatuan.
Pan-dangan kesatuan dalam keanekaragaman tidak ha-nya meliputi kerukunan hidup beragama, tetapi
juga cita-cita ingin mempersatukan Nusantara di bawah naungan Kerajaan Majapahit bidang poli-
tik.
Di masa Hayam Wuruk, bidang kesusasteraan sangat maju. Hal ini terbukti dengan adanya hasil
karya pujangga besar waktu itu seperti berikut ini.
1 Kitab Negara Kertagama
karangan
Mpu Prapanca
tahun 1365. 2 Arjuna Wiwaha karangan
Mpu Tantular.
3 Selain Mpu Prapanca dan Mpu Tantular, Ker-
tyasya dan Brahmaraja juga merupakan penga- rang besar di zaman Majapahit.
Dalam rangka melaksanakan “Politik Nusan- tara” yang dicetuskan melalui Sumpah Palapa, satu
per satu daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan Majapahit ditaklukkan dan dipersatu-
kan. Tidak hanya di lautan, tetapi di darat pun Ma- japahit mempunyai kekuasaan yang besar. Politik
Nusantara ini berakhir pada tahun 1357 dengan terjadinya Perang Bubat antara
Sri Bhaduga Ma- haraja Raja Pajajaran dan Majapahit.
Menurut Kidung Sunda
Sundayana, Raja Hayam Wuruk bermaksud memperistri puteri Sri Bhaduga
Maharaja Sunda bernama
Dyah Pitaloka. Akan
te-tapi, maksud itu tidak dikehendaki Patih Gajah
Ma-da dengan alasan Kerajaan Pajajaran belum
takluk ke Majapahit. Oleh sebab itu, ketika puteri Paja-jaran beserta pengiringnya datang ke Majapa-
hit, mereka memperoleh penghinaan yang sangat me-rendahkan martabat. Atas kejadian ini, terjadi-
lah peperangan antara Pajajaran dan Majapahit di La-pangan Bubat.
Dalam peperangan, Sri Bhaduga Maharaja be- serta pengiringnya gugur, sedangkan Dyah Pitalo-ka
sendiri bunuh diri. Melihat peristiwa itu, Hayam Wuruk sangat sedih sedangkan Gajah Mada sendiri
merasa bersalah. Tragedi tersebut, menurut Hayam Wuruk merupakan tanggung jawab sepenuhnya
Patih Gajah Mada. Oleh karena itu, Hayam Wuruk memecat Gajah Mada dari jabatan Patih.
Setelah gagal memperisteri puteri Sunda, Ha- yam Wuruk akhirnya memperisterikan
Paduka So-ri, puteri W
ijayarajasa paman Hayam Wu-
ruk. Dari perkawinan ini diperoleh seorang puteri bernama
Kusumawardhani. Kusumawardhani
inilah yang menggantikan Hayam Wuruk menjadi raja. Selain itu, dari seorang selir Hayam Wuruk
memperoleh seorang putera yang kelak menjadi penguasa di da-erah Wirabhumi dan bergelar
Bhre Wirabhumi.
Gajah Mada meninggal tahun 1346, sedangkan Hayam Wuruk wafat tahun 1389. Sepeninggal
Ga-
jah Mada, di Kerajaan Majapahit tidak ada patih yang memiliki kemampuan seperti Gajah Mada.
Akhirnya, kerajaan mulai goncang dan mengalami kemunduran. Situasi semacam ini semakin diper-
buruk dengan munculnya perang saudara.
e. Runtuhnya Kerajaan Majapahit Setelah Hayam Wuruk wafat, tahta Kerajaan
Majapahit diduduki oleh menantunya yang berna- ma
Wikramawardhana. Setelah dua belas tahun
me-merintah, Wikramawardhana mengundurkan diri tahun 1400. Ia diganti oleh anaknya yang
bernama
Putri Suhita. Pengangkatan Suhita menim-
bulkan kericuhan karena tidak disetujui oleh Bhre Wira-bhumi anak Hayam Wuruk yang berasal dari
se-lir. Maka terjadilah perang saudara antara Ratu Suhita dan Bhre Wirabhumi yang disebut Perang
Paregreg pada tahun 1401-1406. Perang saudara ini menggoncangkan dan melumpuhkan kekuatan
Kerajaan Majapahit. Peristiwa ini diketahui oleh Cina, sehingga Cina berusaha memikat raja-raja di
luar Jawa untuk mengakui kekuasaannya.
Ketika Kalimantan Barat pada tahun 1405 di-kuasai oleh Cina, Majapahit tidak melakukan
tin-dakan apa-apa. Oleh karena itu, berturut-turut raja-raja daerah melepaskan diri dari Majapahit.
Misalnya, Palembang, Melayu, dan Semenanjung Malaka. Malaka berkembang menjadi pelabuhan
dan kota dagang penting serta sudah beragama Islam di samping Kerajaan Samudera Pasai.
Tidak diketahui secara persis kapan Majapahit
Sumber: Moh. Y amin,
Lukisan Sedjarah .
Gambar 5.1.4
Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit pada masa pe- merintahan Wayam Wuruk.
171
runtuh. Menurut Kitab Pararaton, Majapahit runtuh pada tahun 1478 bersamaan dengan dibunuhnya
Bhre Wirabhumi oleh tentara Kerajaan Demak. Pernyataan tersebut tidak benar karena baru ta-hun
1521 Kerajaan Islam Demak yang dipimpin
Pati Unus menyerang Majapahit. Yang jelas pada tahun
1478, setelah perang saudara berlarut-larut Kerajaan Majapahit runtuh.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Ma- japahit runtuh antara lain sebagai berikut.
1 Di Majapahit tidak ada lagi pemerintahan yang kuat setelah wafatnya Gajah Mada dan Hayam
Wuruk. 2 Terjadinya perang saudara antara Ratu Suhita
dan Bhre Wirabhumi yang disebut Perang Pa- regreg.
3 Daerah-daerah bawahan Kerajaan Majapahit banyak yang melepaskan diri.
4 Armada Cina datang di bawah pimpinan Lak- samana Cheng-Ho.
5 Agama Islam mulai berkembang di Pulau Jawa.
5.1.3 Warisan Sejarah Bercorak Hindu-Budha
Sebelum mengenal Hindu-Budha, masyarakat Indonesia sudah memiliki kebudayaan asli yang
cukup maju. Kebudayaan asli itu mencakup ke- mampuan membuat perkakas logam dan besi, as-
tronomi dan pelayaran, mengatur masyarakat, dan berdagang. Pada waktu kebudayaan Hindu-Budha
masuk dan menyebar ke Indonesia, unsur-unsur ke- budayaan asli Indonesia tidak lenyap. Un-sur-unsur
kebudayaan masyarakat Indonesia di-perkaya oleh unsur-unsur Hindu-Budha. Dengan demikian kebu-
dayaan Hindu-Budha itu menjadi khas Indonesia.
Ada banyak peninggalan sejarah yang bercorak Hindu-Budha. Misalnya, dalam bidang seni ba-ngu-
nan, seni ruparelief, seni patung, dan seni sastra.