Sejarah Kenadziran Banten Lama

688 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Kebijakan Publik, Administrasi Publik

b. Firth 2006:86

Keyakinan belumlah dapat dikatakan sebagai religi apabila tidak diikuti upacara yang terkait dengan keyakinan tersebut. Keyakinan dan upacara adalah dua unsur penting dalam religi yang saling memperkuat.

c. Edward B. Tylor 2006:87

Religi sebagai keyakinan akan adanya makhluk halus belief in spiritual being. Konsep umum religi seringkali berkaitan dengan konsep makhluk halus spiritual being dan konsep kekuatan tak nyata impersonal power. Makhluk halus diyakini berada disekitar kehidupan manusia, sedangkan kekuatan tidak nyata diyakini memberikan manfaat selain juga menimbulkan kerugian dan bencana. d. Koentjaraningrat 2006:87 Religi memuat hal-hal tentang keyakinan, upacara dan peralatannya, sikap dan perilaku, alam pikiran dan perasaan disamping hal-hal yang menyangkut para penganutnya sendiri.

e. J. Van Baal 2006:88

Religi sebagai sistem simbol. Religi diartikan sebagai suatu sistem simbol yang dengan sarana tersebut manusia berkomunikasi dengan jagad rayanya.

f. Emile Durkheim 2006:89

Religi sebagai keterkaitan sekalian orang pada sesuatu yang dipandang sakral yang berfungsi sebagai simbol kekuatan masyarakat dan saling ketergantungan orang-orang dalam masyarakat yang bersangkutan.

g. Myron Bromley 2006:89

Religi berbeda dengan agama, yang menekannkan bentuk hubungan dengan obyek di luar diri manusia. Berdasarkan defini religi diatas, dalam konteks ke-Indonesiaan sebutan religi tidak hanya dikenakan bagi agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu yang memiliki penganut terbesar dan kesemuanya berasal dari luar Indonesia, tetapi juga terhadap semua keyakinan dan upacara yang dianut oleh masyarakat suku indegeneious people masyarakat bersahaja.masyarakat terasing. Dengan kata lain obyek wisata religipun beraneka ragam, contohnya perayaan tahun baru agama Budha waisyak di candi Borobudur yang bisa mendatangkan wisata domestik dari seluruh Indonesia. Hari Panca Wali Karma yang diselenggarakan setiap 10 tahun oleh agama Hindu di Pura Besakih Bali yang bisa menarik jutaan umat Hindu seluruh dunia, umat yang beragama Katolik melakukan perjalanan di Vatikan Roma dan setiap cabang gereja yang ada, sementara untuk umat Islam melakukan perjalanan baik haji maupun umroh ke Mekah dan Madinah, dan masih banyak lagi jenis-jenis wisata religi baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara. Adapun bentuk-bentuk religi atau dimaknai sebagai kegiatan dan tempat yang memiliki makna khusus dan dianggap istimewa diantaranya masjid, gereja, makam, candi, upacara dan lain-lain. Sementara dalam Islam sendiri wisata religi dilakukan dalam rangka mengambil pelajaran beribadah dan mengetahui sejarah peradaban manusia untuk membuka hati sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal.

7. Konsep Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga dapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi. Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian penyatuan tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Menurut Terry 2006:144, koordinasi adalah: “Suatu usaha yang sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan kuantitas, waktu, dan pengarahan pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.” Koordinasi dibedakan menjadi dua macam yaitu koordinasi vertikal dan koordinasi horizontal. Koordinasi vertikal merupakan tindakan-tindakan atau kegiatan penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Sedangkan koordinasi 689 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik horizontal adalah tindakan- tindakan atau kegiatan penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat. Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi: 1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif. 2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini. 3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha ini. Menurut E.F.L. Brech 2008:85, koordinasi adalah: “Mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan alokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing anggotanya dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya antara para anggota itu sendiri.” Dari definisi di atas, terlihat bahwa Brech menitikberatkan koordinasi pada pemberian alokasi kegiatan yang pas pada bagian organisasi sesuai masing-masing tugas dan fungsinya. Dengan dibantu adanya spesialisasi kerja pada organisasi, maka proses kegiatan yang dijalankan akan seimbang dan keselarasan antar anggota akan tercipta. Senada dengan teori Brech, Mooney dalam Sutarto 2006:141 menjelaskan bahwa koordinasi merupakan suatu pengaturan usaha sekelompok orang secara teratur untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapainya suatu tujuan. Pengaturan usaha kelompok atau organisasi memang diperlukan, mengingat organisasi terdiri atas sejumlah unit kerja yang berlainan fungsi namun diikat oleh satu kesatuan tujuan tertentu. Sugandha 1991:11 mendefinisikan koordinasi sebagai penyatupaduan gerak dari seluruh potensi dan unit-unit organisasi atau organisasi yang berbeda fungsi agar secara benar-benar mengarah kepada sasaran yang sama guna memudahkan pencapaiannya yang efisien. Dalam teorinya, Sugandha menyimpulkan bahwa dalam koordinasi terkandsung enam unsur utama, yaitu: 1. Unit-unit atau organisasi-organisasi 2. Sumber-sumber potensi 3. Kesatupaduan 4. Gerak kegiatan 5. Keserasian 6. Arah yang sama sasaran Sedangkan Benn dalam Sutarto 2006:142 menerangkan bahwa koordinasi adalah: “Suatu kelangsungan, keharmonisan mencapai tujuan, yang dapat dicapai melalui kepemimpinan, organisasi dan administrasi; dan koordinasi juga dipandang sebagai suatu penyusunan usaha-usaha kelompok di dalam suatu kelangsungan dan keteraturan sikap sehingga menciptakan kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapainya tujuan bersama.” Koordinasi menurut Benn dapat dicapai melalui kepemimpinan, organisasi, dan administrasi. Ketiga hal ini merupakan poin penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan dan administrasi yang baik, organisasi akan lebih teratur dan terarah dalam setiap kegiatan karena pimpinan dapat menciptakan kesatuan tindakan pada kelompok-kelompok yang bekerja di bawahnya. Pendapat yang lain sehubungan dengan teori di atas diungkapkan juga oleh Koontz dan O’Donnel Sutarto, 2006:144 yang mengartikan koordinasi sebagai pencapaian keselarasan usaha individu dalam usaha mencapai tujuan serta sasaran kelompok. Hal yang sama juga diterangkan Hicks dalam prinsip koordinasinya bahwa pelaksanaan organisasi itu efektif apabila semua orang dan sumber disinkronkan, diseimbangkan, dan diberi pengarahan Sutarto, 2006:145. Koordinasi dapat juga diberikan definisi sebagai sinkronisasi usaha yang bertitik pangkal waktu dan urutan pelaksanaan. Hudson dalam Sutarto 2006:143 mengartikan pengkoordinasian sebagai kewajiban yang sangat penting dari antar hubungan macam- macam satuan kerja. Sedangkan menurut Livingstone Sutarto, 2006:143, koordinasi adalah: “Suatu antar hubungan berbagai faktor organisasi. Tidak sukar mengorganisasikan kegiatan tunggal, tetapi untuk mengorganisasi macam-macam kegiatan di dalam ketunggalan adalah merupakan pencapaian yang sukar. Koordinasi membuat organisasi baik, ini adalah suatu sistem keseimbangan dan kontrol, tantangan dan tanggapan, yang ada diantara satuan-satuan dalam organisasi.”