Etika Politik full proseding JILID 2

507 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Politik Lokal yang berlaku secara mengikat untuk kelompok tertentu. Terkait dengan hal ini, seharusnya penyelenggara pemilu wajib patuh dan tunduk terhadap etika yang digariskan dalam kode etik penyelenggara pemilu tanpa alasan apapun. Pelaksanaan etika juga tidak bisa dilepaskan dari tindakan-tindakan rasional tertentu karena penyelenggara pemilu memiliki sumber daya yang dapat dikuasainya, sehingga memunculkan sikap-sikap subjektif yang cenderung untuk bersikap berdasarkan kepada kebutuhan sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Oleh karena itu sangat sulit untuk menetapkan etika karena konsep-konsep yang diaturnya bisa didefinisikan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Namun keberadaan etika yang diatur penting untuk mencegah terjadinya kerisuhan terutama terkait penyelenggaraan Negara. Oleh karena itu, etika penyelenggara pemilu sebagai bagian dari penyelenggara Negara wajib untuk dilaksanakan oleh semua penyelenggara pemilu agar pelaksanaan dan hasil pemilu dapat dipercaya oleh masyarakat dan meningkatkan kualitas demokrasi.

2. Seleksi Anggota KPU KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat

Dalam membahas tentang perilaku dan etika penyelenggara pemilu tidak bisa dilepaskan dari proses-proses seleksi yang dilakukan, karena dalam proses seleksi akan terlihat bagaimana kapasitas dari seorang penyelenggara. Apakah mempunyai pengalaman kepemiluan yang cakap sehingga paham tentang pekerjaan dan resiko sebagai seorang penyelenggara atau belum mempunyai pemahaman yang cukup tentang kerja-kerja sebagai seorang penyelenggara. Model-model seleksi yang dilakukan akan menentukan kinerja dari seorang penyelenggara. Model Seleksi anggota KPU mengacu kepada model lembaga penyelenggara pemilu. Di Provinsi Sumatera Barat, seleksi anggota KPU tingkat KabupatenKota berdasarkan kepada aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Proses seleksi dimulai dengan pembentukan tim seleksi yang dilakukan oleh KPU Provinsi KabupatenKota. Seleksi anggota KPU KabKota di Provinsi Sumatera Barat dilakukan secara serentak pada 14 KabupatenKota yaitu : Kabupaten 50 Kota, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Kep Mentawai, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya. Proses seleksi yang dilakukan oleh tim seleksi meliputi : NO SELEKSI JADWAL 1 Penerimaan dokumen pendaftaran calon anggota KPU KabupatenKota 5- 12 April 2013 2 Seleksi Administrasi 13 – 14 April 2013 3 Seleksi Tertulis 18 – 19 April 2013 4 Seleksi Kesehatan 22 – 26 April 2013 5 Seleksi Psikologis 27 April – 4 Mei 2013 6 Seleksi Wawancara 7 – 9 Mei 2013 Tim seleksi hanya melakukan seleksi hingga hasil 10 besar calon anggota KPU KabupatenKota. Hasil tim seleksi diserahkan kepada KPU Provinsi Sumatera Barat untuk selanjutnya dilakukan wawancara dan penetapan hasil lima besar. Dilihat dari jadwal seleksi, memang seleksi terbuka membutuhkan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan model seleksi-seleksi yang lain. Hingga ditetapkan calon terpilih memerlukan waktu selama kurang lebih dua bulan, sementara proses seleki calon anggota KPU KabupatenKota dilakukan bersamaan dengan tahapan pemilu legislatif. Hal ini merupakan sebuah tantangan tentang bagaimana seleksi yang dilakukan tidak mengganggu tahapan-tahapan pemilu. Sebagai penyelenggara yang akan melaksanakan pemilihan untuk legislative dan eksekutif, seleksi anggota KPU di tingkat KabupatenKota harus dilaksanakan dengan baik demi menjaga kepercayaan dari masyarakat, namun kadang kala seleksi dipenuhi dengan kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Seperti contoh pada seleksi yang dilakukan oleh tim seleksi di Kabupaten Solok Selatan, proses awal seleksi mengalami kendala administrasi karena adanya pergantian terhadap dua orang anggota tim seleksi, yang pertama diduga sebagai anggota Partai Politik dan yang kedua diduga belum memenuhi ketentuan umur yang telah ditentukan Pasal 9 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2013 tentang Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi 508 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Politik Lokal Pemilihan Umum Kabupaten. Hal ini merupakan sebuah ketidaktelitian dari KPU Provinsi Sumatera Barat dalam menetapkan tim seleksi calon anggota KPU Kabupaten Solok Selatan.

a. Seleksi Psikologi Anggota KPU KabupatenKota

Seleksi anggota KPU KabupatenKota terdiri atas seleksi administrasi, seleksi kesehatan dan psikologi dan seleksi wawancara. Seleksi Psikologi bukan dilakukan dalam bagian yang terpisah namun disatukan dengan rangkaian tes kesehatan. Sehingga psikologi tidak diberikan dengan porsi yang besar, sementara salah satu bagian yang terpenting untuk menilai integritas seseorang adalah melalui penilaian psikologi. Seleksi psikologi terdiri atas seleksi tertulis dan seleksi wawancara. Seleksi tertulis dalam bentuk menjawab pertanyaan berdasarkan pilihan yang disediakan. Sedangkan wawancara psikologi lebih dilihat dalam mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang mungkin dihadapi oleh penyelenggara. Seleksi Psikologi dilakukan oleh tim psikologi bukan dilaksanakan oleh tim seleksi, karena seleksi psikologi harus dilakukan oleh tim yang ahli dalam bidang psikologi. Seleksi Psikologi yang dilaksanakan oleh KPU KabupatenKota di Provinsi Sumatera Barat rata-rata menggunakan tim dari Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang. Pelaksanaan seleksi ini didasarkan kepada banyaknya jumlah peserta,ada yang dilaksanakan satu hari namun ada juga yang dilaksanakan dua hari. Seperti di kabupaten Solok Selatan dengan jumlah peserta sekitar 40 orang, menggunakan waktu seleksi psikologi selama dua hari berturut-turut. Model seleksi psikologi yang dilakukan dengan wawancara memang mendekati penilaian tentang seseorang berintegritas namun tidak memberikan porsi yang besar karena tim seleksi psikologi tidak sepenuhnya juga menguasai tentang kerja kepemiluan. Oleh karena ini perlu sebuah model seleksi psikologi yang dilaksanakan oleh tim yang berpengalaman terhadap psikologi politik sehingga dapat menilai jawaban-jawaban yang disampai oleh calon anggota KPU apakah berbentu tindakan rasional atau berbentuk tindakan yang beretika. Sayangnya, memang ditingkat Sumatera Barat, belum ditemui adanya ahili-ahli psikologi politik. Mungkin juga bisa melibatkan kerjasama antar disiplin ilmu yaitu Ilmu Psikologi Sosial dan Ilmu Politik atau Ilmu Hukum. Selain itu untuk memastikan seseorang yang terpilih adalah orang-orang yang pilihan, maka model seleksi dari tim seleksi juga harus memberikan porsi yang seimbang antara hasil seleksi tertu lis yang merupakan informasi kepemiluan dengan hasil seleksi tim psikologi. Selama ini diperhatikan bahwa hasil seleksi psikologi hanya menjadi pertimbangan, sementara yang utama adalah hasil seleksi tertulis. Peringkat cenderung berdasarkan kepada seleksi tertulis, padahal peringkat seleksi psikologi bisa jadi bertentangan dengan peringkat seleksi tertulis tersebut. Kondisi seleksi yang seperti inilah yang menyebabkan bahwa banyak penyelenggara pemilu yang banyak bermasalah dengan kode etik karena pemahaman mengenai kode etik tidak menjadi bagian penting dalam seleksi calon anggota KPU KabupatenKota. Hal yang berkesinambungan dengan seleksi psikologi yang dapat dilakukan untuk menilai etika atau integritas seseorang adalah seleksi psikologi dilakukan tersendiri terpisah dari seleksi kesehatan bahkan seleksi psikologi bisa dilakukan sebagai seleksi terakhir yang memastikan orang-orang yang hampir terpilih adalah orang-orang yang terbaik tidak hanya kemampuan intelektual tetapi juga kualitas diri yang sesuai dengan konsep kode etik penyelenggara pemilu. Hal yang sama dilakukan pada seleksi TNIPolri, seleksi psikologi berupa mental dan ideologi menjadi seleksi terakhir sebelum memastikan seseorang layak untuk dipilih.

b. Bimbingan Teknis Penyelenggara Pemilu

Model Seleksi terbuka tetap harus dilakukan untuk seleksi anggota KPU KabupatenKota namun bagian- bagian seleksi harus memperhatikan banyak ketentuan agar seleksi menghasilkan orang-orang yang kompeten secara keilmuan dan berintegritas dalam tindakan dan prilaku sehingga dapat melaksanakan tahapan Pemilihan Umum dengan baik tanpa adanya masalah. Sebagai sebuah solusi ini tidak sulit untuk dilaksanakan, hanya memisahkan antara seleksi kesehatan dengan seleksi psikologi dan memberikan porsi yang besar kepada seleksi psikologi. Konsekwensi dari ini juga adalah tim seleksi psikologi yang orang yang memahami tentang integritas dan berpengalaman dalam kegiatan kepemiluan.