Fungsi Evaluasi full proseding JILID 2

625 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik 3 Kabupaten Batanghari Walau sudah ada upaya perlindungan lahan pangan berkelanjutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, namun masih ditemukan pemberian sanksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah apabila lahan pertanian beralih ke sektor non pertanian. DAFTAR KEPUSTAKAAN Islamy, M. Irfan. 2002 Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta : Bumi Aksara. Krishnamurti, Melani. 2004. Revitalisasi Pertanian, Blanchard, journal. Nugroho, D. Riant. 2011. Fungsi dan Evaluasi Kebijakan, Yogyakarta : Tiara Wacana. Putra, Fadilah. 2002. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Jakarta : Bumi Aksara. Wibawa, Samodra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, Jakarta ; PT Lembaga Administraasi Negara. 626 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Kebijakan Publik, Administrasi Publik PENGUATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA MELALUI PERATURAN DAERAH Mochammad Farisi Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jambi E-mail: siraf_farisyahoo.com A b s t r a k Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropoka dan bahan adiktif lainnya narkotika merupakan masalah sosial yang urgen yang harus segera dicarikan solusi karena Indonesia sudah masuk kategori darurat narkoba. Meluasnya penyalahgunaan narkoba ini telah merambah kesemua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan serta dari berbagai jenis profesi. Narkoba juga telah merambah kepemukiman masyarakat yang memicu terciptanya kawasan-kawasan rawan narkoba, yang akhir-akhir ini marak di kota-kota besar di Indonesia, seperti daerah Pulau Pandan di Jambi, Kampung Ambon di Jakarta dan Kampung Kubur di Medan. Salah satu penyebab lingkungan masyarakat yang rawan narkoba adalah karena memudarnya sistem pengawasan dan peran serta masyarakat akan pelaksanaan norma dan nilai-nilai luhur yang menjadi indikator ketertiban bersama. Selama ini upaya Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika P4GN telah dilakukan berlandaskan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika oleh BNN dan aparat-aparat lain yang terkait seperti Kepolisian, TNI serta Bea dan Cukai, namun faktanya angka penyalahgunaan dan peredaran gelap masih terus meningkat setiap tahun. Ini membuktikan bahwa tidak cukup hanya mengandalkan aparat penegak hukum untuk melakukan upaya P4GN tersebut. Dengan memperhatikan fenomena-fenomena diatas semua komponen bangsa ini harus menyadari dan mengambil peran untuk ikut serta dan bertanggungjawab dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang tidak biasa dalam mencegah dan memberantas Narkotika. Untuk itu, ditingkat daerah diperlukan payung hukum berbentuk Peraturan Daerah Perda untuk melakukan upaya P4GN dengan fokus mengatur peran serta masyarakat dalam hal melakukan antisipasi dini dan usaha pencegahan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari Narkotika. Kata kunci: peran serta masyarakat, P4GN, Peraturan Daerah PENDAHULUAN Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropoka dan bahan adiktif lainnya Narkotika baik ditingkat global, regional dan nasional, sejak lama telah menjadi kejahatan luar biasa extra ordinary crimes yang terus mengancam dan merusak sendi-sendi kehidupan manusia, berbangsa dan kemajuan. Penyalahgunaan Narkoba trennya semakin hari semakin meningkat. Hal ini dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik dimedia cetak maupun elektronik yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat BNN maupun pihak POLRI merata hampir disemua daerah di Indonesia. Meluasnya penyalagunan sekaligus korban tindak pidana narkotika ini telah merambah kesemua lapisan masyarakat tanpa terkecuali mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang tua, baik yang berpendidikan maupun orang yang tidak berpendidikan serta dari berbagai jenis profesi. Yang lebih mengkhawatirkan bahwa ancaman bahaya Narkoba juga telah merambah kalangan generasi muda di lingkungan pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi baik negeri, swasta dan pendidikan agama pesantren. Sementara itu dilingkungan kerja, ancaman Narkoba tidak kalah berbahayanya, terutama lingkungan pekerjaan dibidang transportasi, hiburan malam dan penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim, pegawai lapas, dokter dan apoteker dll. Pekerja yang bertempat tinggal tidak bersama dengan keluarga, terutama dirumah kos lebih rentan menjadi penyalahguna. Para pekerja ini karena kebutuhan dan telah memilik penghasilan maka penyalahgunaan Narkoba cenderung lebih besar kuantitas maupun kualitasnya. Dilingkungan masyarakat, Narkoba telah merambah ke lingkungan-lingkungan keluarga dan dilingkungan pemukiman yang memicu terciptanya kawasan-kawasan merah rawan Narkoba, yang akhir-akhir ini marak di seluruh ibukota provinsi di Indonesia, contoh daerah Pulau Pandan di Jambi. Salah satu indikasi lingkungan masyarakat yang rawan Narkoba adalah karena memudarnya system pengawasan dan pengendalian masyarakat akan pelaksanaan norma dan nilai-nilai luhur yangmenjadi indikator ketertiban bersama.