Konsep Pariwisata full proseding JILID 2
1. Desain Penelitian.
Desain dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus yang memusatkan perhatian pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial masyarakat. Penggunaan pendekatan kualitatif juga dimaksudkan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat danatau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik Bogdan dan Taylor ataupun Fatchan yang dikutip Basrowi Sukidin, 2002:3. Creswell 2002:136 kemudian menyimpulkan pandangan berbagai ahli bahwa pendekatan kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses dan makna yang bersifat deskriptif didapat melalui kata atau gambar serta bersifat induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa dan teori dari rincian. Dimana peneliti merupakan instrumen pokok yang secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya.2. Langkah Penelitian.
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam proses pelaksanaan penelitian yang berlangsung secara simultan dan berkesinambungan sampai data yang diperoleh jenuh. Tahap, pertama, permohonan ijin penelitian ; kedua, menemui pengurus Kenadziran Banten dan Dinas Pariwisata dan Olahraga, Dinas Kebersihan dan Dinas Perhubungan; ketiga, menemui informan; keempat, pengumpulan data lapangan dengan melakukan wawancara kepada subjek penelitian yakni pengurus kenadziran dan pejabat Dinas Pariwista dan Olah Raga, Dinas Kebersihan dan Dinas Perhubungan Kota Serang yang mengelola wisata religi di Banten lama. Proses wawancara dilakukan dalam rangka mengkonstruksi pandangan, pendapat, dan opini subjek terhadap fokus penelitian; kelima, menganalisis data lapangan dan mengecek data lapangan; keenam, penyusunan hasil penelitian.3. Penentuan Informan.
Penentuan informan didasarkan atas hasil kunjungan lapangan yaitu Kenadziran Banten sebagai pengelola inti wisata religi di Banten lama dan Dinas terkait. Informan tersebut, diperoleh tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informan sesuai fokus masalah penelitian. Kategori subjek informan adalah mereka yang terlibat langsung dalam revitalisasi Kenadziran banten dalam mengelola wisata religi di Banten lama, yang menjadi indikator dalam pemilihan informan dalam penelitian adalah dengan melihat situasi sosial yang meliputi aspek: latar setting, para pelaku actor, peristiwa-peristiwa event dan proses process. Spradley dalam Sugiyono, 2005:146, Garna, 1999:67. TEMUAN DAN PEMBAHASAN1. Masjid Agung Banten Sebagai Obyek Wisata Religi
Masjid Agung Banten merupakan obyek wisata religi alternatif yang banyak diminati oleh wisatawan atau pengunjung. Masjid Agung ini terletak di bagian barat alun-alun kota, diatas tanah seluas 0,13 hektar. Dibulan- 691 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik bulan tertentu seperti bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, bulan haji, dan sebagainya pengunjung mencapai ribuan. Masjid Agung ini memiliki kharisma yang amat tinggi, sehingga tidak pernah sepi pengunjung. Selain berziarah untuk memperoleh barokah dan qaromah, mereka juga ingin menyaksikan secara langsung peradaban islam di tanah Banten. Seperti halnya masjid yang lain, masjid ini dijadikan tempat ibadah baik untuk masyarakat Komplek Masjid Agung Banten dan pengunjung dari luar Banten bahkan mancanegara. Umumnya mereka datang pada malam jum’at, hari jum’at dan hari minggu. Dengan melihat banyaknya antusias pengunjung, tentu dibutuhkan pengelolaan yang baik guna mencapai tujuan yang memberi dampak multipier, baik bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat yang tinggal dekat dengan Kawasan Masjid Agung Banten. Kawasan Masjid Agung Banten dimaksud dalam penelitian ini yaitu meliputi lingkup yang dikelola oleh kenadziran dimulai dari Masjid Agung Banten sampai alun-alun. Berdirinya Masjid Agung Banten tidak lepas dari tradisi masa lalu, dimana dalam sebuah Kota Islam terdapat 4 komponen. Pertama, ada istana sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja. Kedua, Masjid Agung sebagai pusat peribadatan. Ketiga, ada alun-alun sebagai pusat kegiatan dan informasi. Keempat, ada pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Kesemua komponen tersebut jejaknya masih terdapat di Desa Banten Lama Kecamatan Kasemen Kota Serang. Tapi yang masih kokoh berdiri serta berfungsi hingga saat ini hanya masjid Agung Banten. Sehingga hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik lebih lanjut meneliti mengenai Masjid Agung Banten sebagai obyek wisata religi yang mempunyai potensi besar. Masjid Agung Banten sendiri merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang kaya akan nilai sejarah dan pendidikan. Dengan mengunjungi Masjid Agung Banten wisatawan akan menyaksikan peninggalan bersejarah kerajaan islam di Banten pada abad ke 16 Masehi. Serta melihat keunikan arsitektur perpaduan Hindu Jawa, China dan Eropa. Sehingga menjadikan Masjid Agung Banten sebagai tempat favorit peziarah khususnya di jawa. Masyarakat Banten sejak dahulu dikenal dengan kehidupan agamanya yang harmonis dan toleran, hal itu terlihat dengan ditemukannya kuil China yang dibangun pada masa-masa awal Kesultanan Banten yang letaknya sekitar 50 meter dari Benteng Speelwijk. Kuil ini juga merupakan salah satu kuil tertua di Indonesia. Obyek wisata religi di kawasan Masjid Agung Banten dikelola oleh kenadziran. Secara historis kenadziran dibentuk setelah kemerdekaan RI berdsarkan anjuran presiden Soekarno dengan tujuan tidak menghilangkan jejak kebudayaan dari kesultanan Banten. Nadzir ini berfungsi sebagai pengganti kesultanan sekaligus mengelola peninggalannya. Dahulu ketua kenadziran masa jabatannnya seumur hidup tetapi saat ini hanya 5 tahun. Berikut tabel mengenai riwayat kepemimpinan dari kenadziran kesultanan Banten : Tabel: Riwayat Kepemimpinan Kenadziran Kesultanan Banten No. Nama Lama Jabatanan 1. KH.Tb.Abbas Wasee Seumur Hidup 2. KH.Tb.Ma’mun Abbas Seumur Hidup 3. KH.Tb.Wasi’ Abbas atau Gus Kuncung Seumur Hidup 4. KH.Tb.Fathul Adhim 5 Tahun 5. H.Tb.Ismetullah Al Abbas 2 Tahun- 2016 Jumlah keseluruhan pengurus kenadziran yakni sekitar kurang lebih 280 orang, yang terdiri dari keturunan kesultanan Banten dan masyarakat yang menjadi pengurus. Struktur organisasinya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, kepala bidang makbaroh, kepala bidang ta’mir, humas pembangunan sosial, kebudayaan, keamanan, kebersihan dan lain-lain. Dari posisi ketua kenadziran sampai dengan kepala bidang dijabat oleh keturunan kesultanan dan selebihnya adalah masyarakat. Kenadziran memiliki 3 inti program unggulan yaitu dana wakaf, dana operasional dan dana dhuafa.2. Kerjasama Instansi Pemerintah Kota Serang dengan Kenadziran Kesultanan Banten Lama
Banten lama dalam hal ini wisata religinya merupakan salah satu aset yang harus dijaga kelestariannya oleh pemerintah maupun oleh pihak kenadziran. Selama ini kenadziran sudah melakukan berbagai cara dalam halParts
» Etika Politik full proseding JILID 2
» Pelanggaran Kode Etik oleh KPU KabupatenKota di Sumatera Barat
» Seleksi Psikologi Anggota KPU KabupatenKota
» KERANGKA TEORI Bimbingan Teknis Penyelenggara Pemilu
» Teori Struktuasi full proseding JILID 2
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Internal Universitas Andalas
» Pola distribusi Kader Lembaga Dakwah Kampus
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Gerakan Ekstra Universitas Andalas
» Teknik pengumpulan data full proseding JILID 2
» Teknis analisis data full proseding JILID 2
» Populasi dan sampel full proseding JILID 2
» Lokasi penelitian full proseding JILID 2
» Perencanaan strategis dan Perencanaan Pembiayaan
» Sosialisasi dan Informasi Pemilu
» Pendaftaran Pemilih. full proseding JILID 2
» Administrasi Peserta Pemilu Nominasi Kandidat Kampanye Pemilu dan Dana Kampanye
» Proses Pengadaan Logistik Pemilu
» Penyelenggaraan Pemungutan Suara Dan Perhitunganya.
» K onsep Umum Sumber Daya Alam
» Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA
» Aktor-aktor yang terlibat dalam tambang emas illegal
» Faktor Penyebab Aktivitas Tambang Emas Ilegal
» Potensi Konflik Tambang Emas Ilegal
» Optimalisasi Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam
» Indeks Demokrasi Indonesia dan Konstruksi Demokrasi yang Teknokratis
» Indeks Demokrasi Asia dan Demonopolisasi Kekuasaan
» Badan Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Prinsip Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Penyelenggara Pemilu di Indonesia
» Menciptakan Penyelenggara Pemilu Indonesia yang Profesional
» Konsolidasi Demokrasi full proseding JILID 2
» Politik Distribusi dan Money Politics dalam Kontestasi Pemilu
» Sikap dan perilaku Pemilih terhadap Politik uang Money Poltics
» Mengimplementasikan Kebijakan Konsep Kebijakan
» Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan
» Masalah Sosial dan Kebijakan Sosial
» Sekilas tentang Teleju full proseding JILID 2
» Dampak Penyebaran Lokalisasi Prostitusi
» Kebijakan CSR Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah dan DIY
» Kelembagaan Forum CSR di Pemerintah Daerah
» Latar Belakang Masalah. full proseding JILID 2
» Rumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tujuan full proseding JILID 2
» Menuju Kebijakan Publik Yang Baik Dan Ideal.
» Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik
» Fungsi Evaluasi full proseding JILID 2
» Revitalisasi full proseding JILID 2
» Pengumpulan Data. full proseding JILID 2
» Metode Analisa full proseding JILID 2
» Kasus Tanjab Timur full proseding JILID 2
» Kasus Kota Jambi full proseding JILID 2
» Kasus Kabupaten Batanghari full proseding JILID 2
» Lingkungan Sosial Penyalahgunaan Narkotika
» Narkotika Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.
» Peran serta masyarakat. full proseding JILID 2
» Antisipasi Dini full proseding JILID 2
» Pencegahan full proseding JILID 2
» Tujuan Khusus Penelitian full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan Masyarakat full proseding JILID 2
» Penyandang Disabilitas full proseding JILID 2
» Pendekatan dalam Memberdayakan Penyandang Disabilitas
» Implementasi Program Reduce, Reuse dan Recyle 3R Melalui Bank Sampah.
» Lokasi dan Sampel Pragmatik Penelitian
» Desain Penelitian, Pengumpulan dan Pengelolaan
» Analisis Data Penelitian full proseding JILID 2
» Pendekatan Aksesibilitas Non Fisik
» Pendekatan Rehabilitasi Pelatihan full proseding JILID 2
» Tujuan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Perumusan Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Jejaring Kebijakan dalam Perumusan Kebijakan Publik
» Sistem Nilai Dalam Perumusan Kebijakan Pubik
» Kebakaran Hutan Peraturan tentang Perlindungan Hutan dan Lahan
» Sistem Nilai full proseding JILID 2
» Pengertian Kebijakan Fiskal full proseding JILID 2
» Pengaruh Insentif Pajak terhadap Penanaman modal Asing PMA
» Fasiltas ,mekanisme dan pensyaratan dalam pengajuan Tax Holiday.
» Efektivitas Penertapan TAX Holiday di Indonesia :
» Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
» Sejarah Kenadziran Banten Lama
» Manajemen Pengelolaan oleh Kenadziran
» Konsep Pariwisata full proseding JILID 2
» Leslie A. White 2006:86 Wisata Religi
» Edward B. Tylor 2006:87 Wisata Religi
» J. Van Baal 2006:88 Wisata Religi
» Emile Durkheim 2006:89 Wisata Religi
» Myron Bromley 2006:89 Wisata Religi
» Konsep Koordinasi full proseding JILID 2
» Kondisi Geografis, Topografis dan Demografis
» Deskripsi Problem Batas Wilayah Negara
» Upaya Penyelesaian full proseding JILID 2
» Latar Belakang full proseding JILID 2
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Perumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tinjauan Pustaka full proseding JILID 2
» Kerangka Konseptual full proseding JILID 2
» Geographical Position Posisi Geografis
» Physical Conformation, including, as connected therewith, natural productions and climate.
» Extent of Territory full proseding JILID 2
» Number of Population full proseding JILID 2
» Character of the Government, including therein the national institutions
» Metode yang digunakan full proseding JILID 2
» Proses pengumpulan data full proseding JILID 2
» Pentingnya Samudra Hindia dan Kerangka Kerjasama IORA
» Character of the Government, including there in the national institutions
» Dasar Kewenangan Pemerintah Desa Mendirikan Badan Usaha Milik Desa
» Pendirian BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pengelola BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Permodalan BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Des
» Penelitian terdahulu yang relevan
» Penanggulangan Bencana full proseding JILID 2
» Pengaturan Pembangunan, Pengaturan infrastuktur dan tata Bangunan
» Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern
» Pembuatan Protap Penanggulangan Bencana Dalam hal ini pemerintah Kota Padang telah melakukan
» Pengadaan Sistem Peringatan Dini pada 45 titik di Zona Merah Pemerintah Kota Padang juga telah
» Pembentukan Pemberdayaan Pusdalops Adapun yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dalam
» Pembuatan Peta Informasi Petunjuk Evakuasi Untuk memudahkan masyarakat mengetahui arah dan
» Negara dan Kebijakan Pertanian
» Kebijakan Pertanian di Negara Berkembang
» Liberalisasi Ekonomi full proseding JILID 2
» Kebijakan Pertanian di Negara Maju
» Preferensi Petani di Negara maju dan berkembang
» Kasus Negara Maju full proseding JILID 2
» Kasus Negara Berkembang full proseding JILID 2
» Reformasi Administrasi full proseding JILID 2
» Keuangan Daerah full proseding JILID 2
» Transparansi dan Akuntabilitas full proseding JILID 2
» Good Governance Prinsip-Prinsip Good Governance
» Konsep Implementasi Kebijakan Publik Model George C Edward III
» Tinjauan Tentang Keterbukaan Informasi Publik
» Obyek Penelitian full proseding JILID 2
» DisposisiSikap full proseding JILID 2
» Struktur Birokrasi full proseding JILID 2
» Bentuk Komunikasi DPRD Sumbar dengan Konstituen
» Identitas Responden Konstituen Masyarakat
» Komposisi Responden berdasarkan Umur
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
» Komposisi Responden berdasarkan Suku Bangsa
» Komposisi Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan
» Tanggapan Masyarakat terhadap perlunya Komunikasi dengan DPRD
» Kebutuhan Masyarakat terhadap Peningkatan Hubungan Komunikasi Masyarakat dengan DPRD
» Alasan Perlunya Peningkatan Komunikasi Konstituen dengan DPRD
» Kesimpulan full proseding JILID 2
» Saran full proseding JILID 2
» Aspek Pengaturan Dana Kampanye:
» Regulasi Dana Kampanye dalam Aturan Perundangan Pemilu Indonesia
» Sumber Dana: full proseding JILID 2
» Pengendalian Pengeluaran Dana Kampanye
» Persyaratan Pelaporan dan Pengungkapan Pelaporan Dana Kampanye
» Definisi Akuntabilitas dalam Politik
» Akuntabilitas Politik dalam Pemilihan Umum
» Mencari Mekanisme Politik Untuk Memastikan Akuntabilitas
» Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Model –Model Penyelenggara Pemilu
» Kelemahan Model Independen yang diterapkan Indonesia
» Alternatif Model KPU Untuk kedepan
» Menciptakan Organisasi Dan Manajemen KPU Yang Profesional
» Persyaratan Menciptakan KPU Yang Profesional
» Kegiatan yang dilaksanakan. full proseding JILID 2
» Pelaksanaan Seleksi. a. Tahap penerimaan pendaftaran
» Kegiatan awal Komisi Pemilihan Umum Kab. Solok.
» Proses P4B full proseding JILID 2
» Konsep Pergantian Antar Waktu PAW
» Legislasi dan Perwakilan Politik
» Teori full proseding JILID 2
» Proses PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konsistensi Partai dalam Memproses Usulan PAW
» Mekanisme Internal Partai Dalam Proses PAW
» Lambatnya Surat Keputusan Mendagri
» Dinamika PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konstelasi Politik Menjelang Pilkada 2015 di DPRD Riau
» Menurunnya Kinerja Anggota DPRD Riau
» Varian Sistem Distrik Sistem Distrik Memiliki 5 lima varian, yaitu :
» Block Vote BV full proseding JILID 2
» Alternative Vote AV full proseding JILID 2
» Varian Sistem Proporsional Sistem Proporsional Memiliki 2dua varian, yaitu :
» Proportional Representation PR full proseding JILID 2
» Sistem Campuran full proseding JILID 2
» Sistem Pemilu Di Luar Mainstream
» Single Non Transfereble Vote SNTV
» Limited Vote full proseding JILID 2
» Unsur-unsur sistem pemilu full proseding JILID 2
» Waktu penyelenggaraan full proseding JILID 2
» Metode pencalonan candidacy full proseding JILID 2
» Penyuaraan Balloting full proseding JILID 2
» Besaran Distrik District Magnitude
» Pembuatan Batas-Batas RepresentasiPendistrikan full proseding JILID 2
» Formula pemilihan Electoral Formula
» Ambang batas Threshold full proseding JILID 2
» Transaksi Politik. full proseding JILID 2
» Hubungan kekerabatan pertalian “guru dengan murid dalam tarekat Syathariyah” .
» Kepentingan keterwakilan tarekat Syathariyah dalam pemerintahan.
» Bantuan Langsung dan tidak langsung untuk pengembangan tarekat Syathariyah.
» Proses dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana - Ril
» Kekecewaan Terhadap Calon Petahana Ali Mukhni.
» Kapasitas dan Kualitas Calon
» Standar Internasional Penyelenggaraa Pemilu
» Standar Penyelenggaraan Pemilu full proseding JILID 2
» Model Badan Penyelenggara Pemilu
» PENDAHULUAN full proseding JILID 2
» Konsep Partisipasi Pemilu KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Perilaku Memilih KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Politik Uang KERANGKA KONSEPSUAL
» METODE PENELITIAN full proseding JILID 2
» Peta Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Legislatif 2014
» Pengetahuan dan Sikap Terhadap Politik Uang
» Temuan Khusus: Uji Hipotesis
» Fenomena Terorisme dan Radikalisme di Abad ke-21
» Pengertian Terorisme dan Radikalisme
» Upaya Penegakan Hukum terhadap Kejahatan Terorisme oleh Pemerintah RI
» Upaya Masyarakat di dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme
» Demokrasi dan Demokratisasi: Menyatukan atau Memecahbelah?
» Angket full proseding JILID 2
Show more