739
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
e Peraturan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Prosedur Tetap Protap Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang
f Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja BPBD-PK Kota Padang
g Peraturan Walikota Padang Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana h Peraturan Walikota Padang Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Penjabaran Tugas Dan Fungsi BPBD-PK
Kota Padang
2. Pengadaan Sistem Peringatan Dini pada 45 titik di Zona Merah Pemerintah Kota Padang juga telah
menempatkan sirine peringatan Dini Tsunami pada 45 titik yang ada pada zona merah antara lain di Universitas Bung Hatta Ulak Karang, SMA 1 Padang, BPBDPK Kota Padang. Sirine ini berfungsi untuk
memberikan tanda kepada masyarakat jika terjadinya Gempa Bumi yang disertai Tsunami. Namun dari hasil penelitian di lapangan tidak semua sirine dapat berfungsi dengan baik, karena kurangnya perawatan yang
ada. Sehingga kadang kala sirine ini berbunyi sendiri dikala tidak terjadi bencana gempa bumi, dan hal ini membuat masyarakat panik dan bingung. Untuk itu pemerintah kota berencana untuk mencek semua sirine
yang ada dan mengklasifikasikan berapa jumlah sirine yang masih baik dan berapa yang rusak. Dari hasil wawancara dengan pihak BPBDPK, bahwa sirine yang rusak tidak sepenuhnya bisa disalahkan pemerintah,
karena beberapa juga alat yang ada itu rusak karena ada yang mencuri komponennya, maka untuk itu juga dihimbau kepada masyarakat agar ikut menjaga keberadaan dari alat tersebut
3. Pembentukan Pemberdayaan Pusdalops Adapun yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dalam
kebijakan mitigasi bencana adalah pembentukan dan pemberdayaan pusat pengendalian operasional. Hal ini sangat penting mengingat pentingnya pengiriman informasi kebencanaan kepada pihak-pihak yang berwenang.
Sehingga sumber data kebencanaan dapat diakses dan akurat. Berpijak kepada kejadian bencana gempa bumi Tahun 2009 yang lalu di Kota Padang, lalu lintas informasi tentang jumlah korban menjadi tidak jelas, karena
masing-masing lembaga punya data masing-masing, sehingga pihak-pihak terkait yang membutuhkan data menjadi bingung terhadap kesinkronan data yang ada, sehingga penanganan korban menjadi terhambat.
4. Pembuatan Peta Informasi Petunjuk Evakuasi Untuk memudahkan masyarakat mengetahui arah dan
posisi mereka dalam keadaan bencana gempa bumi, maka pemerintah Kota Padang telah menerbitkan Peta dan Petunjuk untuk evakuasi gempa dan Tsunami. Hal ini dilakukan supaya saat terjadi bencana masyarakat
sudah mengetahui kemana mereka akan bergerak. Peta yang dibuat ini juga bisa diakses di berbagai titik di Kota Padang, karena di pasang di beberapa tempat dipinggir jalan dan juga bisa dimiliki dalam bentuk cetakan
kertasnya. Sementara untuk petunjuk evakuasinya juga telah dipasang di banyak titik di jalan-jalan di Kota Padang. Dengan demikian masyarakat bisa lebih familiar terhadap petunjuk yang ada, dan jika saat terjadi
bencana mereka sudah bisa bergerak ke arah yang dituju dan tidak terjadi kepanikan yang luar biasa.
5. Pembangunan Shelter Evakuasi Tsunami Pembangunan shelter evakuasi ini merupakan bagian dari mitigasi
struktural yang dilakukan oleh pemerintah kota padang. Shelter yang dibangun merupakan bentuk daripada proses evakuasi vertikal yang dilakukan jika gempa yang terjadi menimbulkan tsunami. Shelter-shelter yang ada
merupakan bangunan pemerintah yang bisa dipakai oleh masyarakat, selain itu juga bangunan milik perorangan, atau swasta yang bisa dimanfaatkan untuk evakuasi. Dalam hal ini pemerintah telah melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait terutama yang dari swasta atau perorangan bahwa bangunan milik mereka suatu saat jika terjadi bencana bisa dipakai oleh masyarakat menjadi shelter. Berikut ini adalah beberapa shelter yang ada di Kota Padang
Axana Hotel, AMIK Indonesia, Basko Hotel Plaza, Bank Nagari Pemuda, Bank Nasional Indonesia BNI, Bappeda Prov. Sumbar, Bumi Minang Hotel, Damar Plaza, DPRD Sumatra Barat, Escape Building Kantor
Gubernur, Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Fakultas Olahraga UNP, Gedung Asuransi Jasa Raharja, Gedung Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Gedung Bank Indonesia, Gedung Budha Tzu Chi, Gedung Daihatsu ACC
Finance, Gedung Dinas Peternakan Prop Sumbar, Gedung Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman, Gedung Grand Zuri Hotel, Gedung Mercure Hotel, Gedung PSDA Prov. Sumbar, Gedung Pustaka Daerah,
Gedung Rusunawa, Hotel Daima, Ibis Hotel, HW Hotel, Gedung Universitas Bung Hatta, Gedung Sekolah
740
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
Al Azhar 32 Padang, Masjid Alwustha, Mariani International, Inna Muara Hotel, Mesjid Darussalam, Mesjid Muhajirin, Mesjid Nurul Haq, Mesjid Raya Muhammadiyah, Mesjid Raya Sumbar, SDN 23 24 Ujung Gurun
KESIMPULAN
Berbagai Kebijakan Mitigasi Bencana Gempa Bumi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang menandakan adanya keseriusan Pemerintah Kota dalam upaya mitigasi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat
dikatakan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, namun tentu saja belum sempurna, misalnya dalam hal pembentukan PUSDALOPS yang belum sepenuhnya memenuhi standar yang diharapkan, hal ini terkait dengan
keterbatasan keuangan dari pemerintah kota dalam pengadaan alat dan sarana yang ada. Namun kedepannya tentu saja halangan ini perlu dicarikan solusinya karena mengingat betapa pentingnya keberadaan PUSDALOPS
ini dalam hal kebencanaan. Selain itu persoalan sosialisasi dan pelatihan evakuasi gempa juga perlu ditingkatkan intesitasnya terutama bagi masyarakat yang rentan misalnya kaum difabel dan anak sekolah.
Saran yang perlu peneliti sampaikan adalah bahwa dalam hal ini kegiatan mitigasi bencana ini perlu dimasukkan ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di kota Padang, mengingat Kota Padang yang
rawan terhadap bencana alam terutama gempa bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Herryal Z dan Hery Harjono, 2013, Menggapai Cita-cita Masyarakat Tangguh Bencana Alam di Indonesia, Bandung: Andira dan LIPI
Babbie Earl, 1983, The Practice of Social Research. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company Haifani, Akhmad Muktaf, Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei
2006, Seminar Nasional Iv, Sdm Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 25-26 Agustus 2008 Indiyanto, Agus Arqom Kuswanjon., 2012 “Konstuksi Masyarakat Tangguh bencana” Kajian Integratif Ilmu,
Agama dan Budaya, Bandung: Penerbit Mizan Media Utama. Jufriadi, Akhmad dan Hena Dian Ayu, Akhmad Afandi, M. Rahman, Raehanayati, Sandy Vikki Ariyanto, Ika
Karlina Laila Nur Suciningtyas, Sosialisasi “Pengurangan Resiko Bencana” Di Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang Sebagai Upaya Pendidikan Mitigasi Bencana dalam jurnal ERUDIO, Vol. 1, No. 1, Desember
2012 ISSN: 2302-9021
Jurnal Penanggulangan Bencana, BNPB, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2011, Jakarta Kusumasari, Bevaola dan Quamrul Alam,, 2012, Bridging The Gaps: The Role Of Local Government Capability
And The Management Of A Natural Disaster In Bantul, Indonesia. Nat Hazards 2012 60:761–779, Monash University, Caulfied East, Vic, Australia
Kusumasari, Bevaola, ed, 2014b, Memahami Bencana dari perspektif Manajemen dan Kebijakan Publik,, Yogyakarta: Gava Media
Kusumasari, Bevaola, 2014a, Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal, Yogyakarta: Gava Media Kusumasari, Bevaola., Quamrul Alam dan Kamal Siddiqui., 2012, Disaster Prevention and Management, Emerald
Article: Resource Capability For Local Government In Managing Disaster. Monash University Lassa, Jonatan dan Puji Pujiono, 2009, Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas PRBBK, Kompas Gramedia,
Jakarta Matthew B Miles And Michael Huberman,1992, Analisis Data Kualitatif. Tjmhn, Jakarta: UI Press
Neuman, Lawrence W. 1997, Social Research Methods: Qualitative and quantitative approaches. London: Allyn and Bacon
741
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
Norman K, Denzim. and Yvonna S. Lincoln ed, 1994, Handbook of Qualitative Research, USA: Sage Publications
Nurjanah, dkk., 2011, Manajemen Bencana, Bandung: Penerbit Alfabeta Pramusinto, Agus, 2009, Pembangunan dan Reformasi di Bidang Penanggulangan bencana di Era Otonomi Daerah.
Dalam Agus Pramusinto dan Erwan Agus Purwanto, ed, 2009, Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan, Dan Pelayanan Publik, Kajian Tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia, Yogyakarta: Gava Media- JIAN
UGM- MAP UGM
Probosiwi, Ratih Keterlibatan Penyandang Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana, Jurnal Penanggulangan Bencana, Volume 4 No. 2, November 2013
Carter, W. Nick. 2008, Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Asian Development Bank Yogaswara, Herry , Laksmi Rachmawati, Fitrianita dan Ulil Amri, 2012, Kajian kebijakan Pengurangan risiko
bencana yang berbasiskan kearifan lokal: Pembelajaran Perda No. 8 Tahun 2010 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Herryzal Z. Anwar, 2012, Menyingkap Tabir Fenomena Bencana Seismik di Indonesia:
Perspektif Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bandung: Andira dan LIPI
Yustiningrum, RR Emilia, 2012, Dinamika Kebijakan Penanggulangan Bencana Tsunami di Kepulauan Mentawai, dalam Herryzal Z. Anwar, 2012, Menyingkap Tabir Fenomena Bencana Seismik di Indonesia: Perspektif
Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bandung: Andira dan LIPI Zamroni, M.Imam, Islam Dan Kearifan Lokal Dalam Penanggulangan Bencana Di Jawa, Jurnal Penanngulanagan
Bencana, Vol 2 Nomor 1, Juni 2011
Peraturan-Peraturan
Peraturan Daerah Kota Padang No. 3 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Bencana Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat No. 5 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
742
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
DANA DESA
Apakah Solusi Mengatasi Persoalan Keuangan Desa?
Hendri Koeswara
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas E-mail: bancretpilianggmail.com
Simson Ginting
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Darma Agung E-mail: simson_gsyahoo.co.id
A b s t r a k
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang merupakan komitmen pemerintahan saat ini untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa. Tapi, hal tersebut tidak mudah dalam tataran implementasi, regulasi yang mumpuni, kemampuan dan kesiapan pemerintahan desa yang belum maksimal menjadikan Dana Desa sebagai dilemma dalam mengatasi persoalan
keuangan desa menuju kemunduran atau kemandirian desa itu sendiri dalam hal keuangan. Penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian tentang Bagaimana pelaksanaan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2015? Bagaimana realisasi
pelaksanaan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2015? Bagaimana kesiapan regulasi pemerintah daerah dan dokumen perencanaan desa dalam pelaksanaan Dana Desa? Dampak Dana Desa dalam mengatasi persoalan keuangan desa? Dan,
apa pertimbangan pemerintah desa dalam penentuan belanja desa dari aspek prioritas penggunaan Dana Desa? Tujuan dari penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ini dengan pendekatan teori siklus anggaran menurut Mullins
adalah sebagai berikut; 1 Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Dana Desa pada Tahun Anggaran 2015, 2 Untuk mengetahui realisasi pelaksanaan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2015, 3 Untuk mengetahui kesiapan regulasi
pemerintah daerah dan dokume perencanaan desa dalam pelaksanaan Dana Desa, 4 Untuk mengetahui dampak Dana Desa dalam mengatasi persoalan keuangan desa, 5 Untuk mengetahui pertimbangan yang dilakukan oleh pemerintah
desa dalam penentuan belanja desa dari aspek prioritas penggunanaan Dana Desa, dan 6 Untuk mengetahui model terbaik perencanaan keuangan desa dalam pembangunan desa. Hasil yang didapatkan adalah Dana Desa merupakan solusi
dalam mengatasi keterbatasan keuangan desa saat ini. Tapi, masih terdapat kekurangan dalam optimalisasi pemanfaatan Dana Desa hal tersebut salah satunya adalah karena bertentangan kebijakan prioritas penggunaan desa yang terkadang
berbeda dengan kebutuhan masyarakat desa. sehingga, masih diperlukan sebuah model perencanaan desa yang efektif dalam optimalisasi pelbagai sumber pendapatan Desa ke depan.
Kata Kunci: Dana Desa; Pemerintahan Desa, Keuangan Desa; APBDesa, Perencanaan Keuangan Desa.
PENDAHULUAN
Selama ini desa masih sering terabaikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Di berbagai aspek kehidupan, khususnya sosialekonomi, desa dan masyarakatnya masih berada pada kondisi
serba kekurangan, jauh tertinggal dibanding kondisi masyarakat di perkotaan. Tata kelola pemerintahan desa dipandang sangat menentukan kemajuan desa atau peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Sehingga sudah
semestinya pembenahan terhadap tata kelola pemerintahan desa menjadi fokus agenda bangsa Indonesia. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa agar desa menjadi kuat, maju, mandiri dan
demokratis, seiring dengan hal tersebut pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hal tersebut merupakan
komitmen pemerintahan saat ini untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa. Diterbitkannya pelbagai regulasi tentang desa, membuktikan juga bahwa Desa dan Pemerintahan Desa
telah mendapatkan kembali perhatian yang serius dari Pemerintah.
UU Desa juga memberi jaminan yang lebih pasti bahwa setiap desa akan menerima dana dari pemerintah melalui anggaran negara dan daerah yang jumlahnya berlipat, jauh diatas jumlah yang selama ini tersedia dalam
anggaran desa. Kebijakan ini memiliki konsekuensi terhadap proses pengelolaannya yang seharusnya dilaksanakan secara profesional, efektif dan efisien, serta akuntabel yang didasarkan pada prinsip-prinsip manejemen publik
yang baik agar terhindarkan dari resiko terjadinya penyimpangan, penyelewengan dan korupsi. Untuk Tahun