707
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
OPTIMALISASI POTENSI DAERAH DALAMKERJASAMA KAWASAN MARITIM; STUDI OPTIMALISASI POTENSI SUMATERA BARAT DALAM KERJASAMA
INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION IORA
Apriwan, Silsila Asri, Wiwik Rukmi
Jurusan Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Andalas E-mail: apriwan20gmail.com
A b s t r a k
Penelitian mengelaborasi potensi-potensi yang dimiliki oleh Sumatera Barat dalam memanfaatkan kerjasama Regional IORA untuk kemajuan pembangunan wilayah pesisir barat yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
Ditunjuknya Kota Padang, ibukota Provinsi Sumatera Barat, sebagai tuan rumah bagi KTM IORA 2015 lalu, telah menstimulasi perhatian pemerintah daerah untuk terlibat aktif dalam mengoptimalkan pemanfaatan forum kerjasama
regional ini. Penelitian ini menggunakan konsepsi Sea Power menjelaskan bagaimana suatu negara memaknai maritime sebagai potensi kekuatan. Alferd Tayer Mahan mengidentifikasi elemen-elemen sea power yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembangunan menuju kesejahteraan, perdagangan, dan keamanan. Elemen-elemen sea power tersebut meliputi ;posisi geografis; sumber daya fisik yang meliputi kekayaan laut dan iklim; kondisi wilayah pantai;
jumlah dan karakteristik populasi; dan karakter pemerintah lokal termasuk institusinasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitatif dimana data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan terkait, sedangkan
data sekunder didapat dari studi dokumentasi baik dari sumber lansung maupun secara daring. Data dianalisis sesuai dengan prinsip metode kualitatif deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan data yang diperoleh dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber. Berdasarkan elemen sea power tersebut dapat digambarkkan Sumatera Barat memiliki posisi yang strategis dan kondisi pantai yang cocok untuk kota pelabuhan, karakterstik populasi sebagai pelaut
sekaligus pedagang, serta pemerintah lokal yang terus berupaya untuk mengembangkan kota menjadi enterprenurial city. Dalam konteks ini, Sumata Barat, khususnya wilayah pesisir baratnya memiliki potensi daya saing untuk dikembangkan
dalam kerangka kerjasama IORA seperti keamanan, investasi, perdagangan dan bisnis, manajemen resiko bencana, budaya dan pariwisata, manajemen perikanan dan kerjasama di bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.
Kata kunci: maritime, sea power, local, regional cooperation, indian ocean
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada tanggal 20-23 Oktober 2015 lalu, ibukota Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang, menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri KTM Indian Ocean Rim Association IORA. Antusiasme
masyarakat Kota Padang bermunculan seiring dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang untuk memperindah kota, seperti pembangunan landmark kota yang bertuliskan PADANG, IORA, dan sebuah
panah arah mata angin bertuliskan nama negara anggota IORA, di pesisir pantai Padang. Selain itu, sosialisasi dilakukan dengan pemasangan baliho di pusat-pusat kota dan menghias bus-bus transpadang dengan tema IORA.
Terpilihnya Kota Padang sebagai tuan tumah KTM IORA 2015 dinilai karena Kota Padang mempunyai posisi strategis, yaitu selain menghadap ke Samudera Hindia, Kota Padang dinilai memiliki kapabilitas dan kesiapan
dalam memfasilitasi pertemuan tingkat internasional.
IORA merupakan asosiasi lintas kawasan yang beranggotakan negara-negara yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Asosiasi ini telah dirintis sejak tahun 1995 melalui pertemuan-pertemuan regional disebut Indian Ocean
Rim Initiative, yang bermaksud untuk mengoptimalkan potensi Samudera Hindia untuk baik bagi kepentingan nasional masing-masing maupun kawasan. Asosiasi tersebut resmi terinstitusi pada tahun tahun 1997 dengan
namaOcean Rim Association for Regional Cooperation IOR-ARC.
14
Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara, yaitu Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, United Arab
Emirates, Seychelles, Mauritus, Madagaskar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, dan Somalia.
15
14. Indian Ocean Rim Association IOR-ARC: 12th Summit, Gurgaon Communique, Highlights, diakses pada 041115, http: mrunal.org201301diplomacy-indian-ocean-rim-association-ior-arc-12th-summit- gurgaon-communique-highlights.html
15. IORA, “Padang Communique 2015”, 2015, hal. 1
708
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Demokrasi, Desentralisasi, Governance Gambar 1.1 Peta Negara Anggota IORA
Sumber: Susan Harris Rimmer, “Path to Women’s Economic Empowerement in IORA”, ANUedge, 2014, hal. 8
Indonesia merupakan Ketua IORA saat ini, yaitu untuk periode tahun 2015-2017, yang mengangkat tema “Strengthening Maritime Cooperation in a Peaceful and Stable Indian Ocean” di KTM IORA pada Oktober 2015 lalu.
16
Negara anggota IORA telah menyepakati penguatan kerja sama maritim dan ekonomi, melawan perompakan dan penangkapan ikan ilegal, serta meningkatkan interest negara-negara yang tergabung di dalam IORA. Sebelumnya,
di tahun 2011 ketika India menjabat sebagai ketua IORA, telah diputuskan enam aspek utama IORA, yaitu keamanan maritim, kemudahan investasi dan perdagangan, pengelolaan perikanan, pengelolaan resiko bencana
alam, kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pertukaran kebudayaan dan pariwisata.
17
Jadi, tema yang diangkat oleh Indonesia secara garis besar selaras dengan aspek-aspek utama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Momentum Indonesia sebagai Ketua IORA dinilai sangat ideal dengan doktrin politik luar negeri pemerintahan Presiden Joko Widodo, yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.Poros maritim
merupakan sebuah ide strategis untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.
18
Fokus program pemerintah adalah seputar penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan
dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversiti, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia SDM kelautan.
19
Pada KTM IORA 2015, Indonesia secara jelas menonjolkan keinginannya untuk mewujudkan program-program tersebut.
Indonesia akan menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri perikanan; Indonesia akan melakukan pengembangan infrasruktur dan konektivitas
maritim, termasuk pengembangan industri perkapalan dan pariwisata maritim; Indonesia akan mendorong kerjasama untuk menghilangkan sumber-sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa
wilayah, perompakan dan pencemaran laut; dan Indonesia juga akan membangun kekuatan pertahanan maritim untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim serta untuk menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim.
20
Penting dipahami bahwa inisiasi kerjasama regional ini diawali dengan tujuan untuk mewujudkan liberalisasi perdagangan dan mendorong kerja sama perdagangan, serta menetapkan fasilitasi perdagangan, promosi investasi,
dan kerjasama ekonomi kawasan.
21
Maka, dengan kata lain, peningkatan kerjasama regional memerlukan
16. IORA, “Charter of the Indian Ocean Rim Association IORA”, Perth, Australia, 9 October 2014: 3. 17. Kantor Staf Presiden, “Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia”, diakses pada 210316,
18. Ibid. 19. Rizki Roza, “Indian Ocean Rim Association dan Kepentingan Indonesia di Samudera Hindia”, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data
dan Informasi P3DI, Sekretariat Jenderal DPR RI,Info Singkat Hubungan Internasional: Vol. VIII, No. 06IIP3DIMaret 2015, 2015, hal. 7.
20. Ibid., hal. 6. 21. IOLGF diadakan pada 8-9 September 2015, merupakan forum pemerintah daerah bagi para BupatiWali kota di Indonesia yang
709
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
peningkatan kapabilitas nasional negara anggota. Hal ini dikarenakan akan meningkatnya kompetisi dalam peningkatan kesejahteraan nasional dan pemanfaatan kerjasama tersebut. Sehingga, daya saing nasional, khususnya
yang berkenaan dengan fokus area IORA, perlu diidentifikasi dan ditingkatkan secara maksimal.
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, penelitian ini melihat bahwa diperlukan pre-assessment atau pemetaan awal untuk melihat potensi di wilayah-wilayah strategis Indonesia agar mampu mengoptimalkan
pemanfaatan kerjasama IORA.Pemetaan yang hendaknya mampu mengarahkan langkah-langkah pembangunan strategis diperlukan bukan hanya untuk mengambil keuntungan melalui keketuan Indonesia dalam IORA
periode ini, tetapi juga dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia.Dalam rancangan penelitian ini, wilayah yang dijadikan sebagai fokus penelitian adalah Provinsi Sumatera Barat. Mengingat Kota
Padang yang telah menjadi tuan rumah KTM IORA 2015, dan juga telah menginisiasi Indian Ocean Local Government IOLGF
22
, maka dapat diprediksi bahwa Kota Padang, sebagai ibukota provinsi Sumatera Barat, telah memprioritaskan IORA dalam agenda pembangunan daerahnya.
2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi Provinsi Sumatera Barat dalam memanfaatkan kerjasama IORA, khususnya pada sektor sumber daya manusia, modal, dan sumber daya alam.Potensi yang ditemukan akan
dipetakan untuk melihat kekuatan dan kekurangan daya saing wilayah untuk berkompetisi dalam liberalisasi dan kerjasama internasional antara negara anggota IORA. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan deskripsi
yang mendalam terhadap peluang dan tantangan apa saja yang dapat mendatangkan manfaat bagi Provinsi Sumatera Barat dalam menghadapi kkerjasama IORA. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjadi landasan
yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah maupun akademisi, mengingat topik penelitian ini masih baru. Penelitian ini bertujuan untuk membuka pintu bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan
dengan tema yang sama dalam konteks yang lebih mendalam.
3. Perumusan Masalah
Ditunjuknya Kota Padang, ibukota Provinsi Sumatera Barat, sebagai tuan rumah bagi KTM IORA 2015 lalu, telah merangsang perhatian pemerintah daerah untuk terlibat aktif dalam mengoptimalkan pemanfaatan
forum kerjasama regional ini. Selain melibatkan pemerintah lokal dalam IOLGF, IORA juga melibatkan para pebisnis dan investor dalam pertemuan rutin Indian Ocean Rim Business Forum dan Working Groups of Trade and
Investment. Provinsi Sumatera Barat telah memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya IORA.Sebagai contoh, berbagai persiapan seperti seminar dan sosialisasi mengenai liberalisasi perdagangan, peluang ekspor
daerah seperti rempah-rempah, hasil perkebunan dengan nilai ekonomi tinggi, dan konsep makanan halal, serta pembenahan Pelabuhan Teluk Bayur.telahdiadakan oleh pemerintah Kota Padang.Sehingga penting agar potensi
yang dimiliki Provinsi Sumatera Barat untuk memanfaatkan kerjasama IORA dapat dikategorikan dan dipetakan melalui suatu penelitian ilmiah yang mendalam.
Sebagai pemandu penelitian, maka penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan utama dibawah ini: Bagaimana pemetaan Potensi Sumatera Barat dalam Memanfaat Peluang Kerjasama IORA?
TINJUAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini mengacu kepada beberapa studi terdahulu yang mengangkat isu pentingnya kerjasama maritim regional dalam mendorong pembangunan di negara-negara pesisir.Pembangunan dalam konteks penelitian
ini meliputi seluruh aspek-aspek terkait selain ekonomi seperti politik dan keamanan, yang bertujuan untuk
berada di pesisir Samudera Hindia, yang bertujuan untuk mendiskusikan pemanfaatan momentum dan posisi Indonesia dalam IORA. Lihat BAPPEDA Kab. Lebak, “Pertemuan Indonesia – Indian Ocean Local Government Forum: Padang, 8-9 September
2015”, diakses pada 210316, 22. Júlia Simões Toccheto, et all, Maritime Connectivity In Asia Pasific Region, UFRGS Model United Nations, V2, 2014
710
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
meningkatkan kesejahteraan.IORA Indian Ocean Rim Association merupakan salah satu bentuk kerjasama regional untuk mengakomodasi kepentingan wilayah-wilayitah disepanjang pesisir Samudra Hindia. Kerjasama
tersebut meliputi aspek ekonomi, politik dan keamanan yang satu sama lainnya saling terhubung dan tidak dapat berdiri sendiri. Kerjasama IORA menekankan pentingnya konektivitas maritim antara entitas-entitas ekonomi,
politik dan keamanan pesisir Samudra Hindia.
Pentingnya konektivitas maritim ini telah pernah diteliti dan dianalisis oleh sekelompok peneliti ilmu hubungan internasional dari UFRGS United Nation Model yang kemudian dipublikasikan dalam Jurnal Asian
Development Bank dengan judul Maritime Connectivity in The Asia Pasific Region. Penelitian ini memusatkan perhatian tentang pentingnya pembangunan konektivitas antara negara-negara yang berada disepanjang pesisir
Lautan Pasifik. Mereka membagi fokus penelitiannya pada wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur Laut, dimana kedua kawasan ini merupakan pusat aktivitas ekonomi, politik dan keamanan teramai di Asia Pasifik. Analisis
konektivitas maritim ditekankan pada pembangunan insfrastruktur yang memfasilitasi interaksi ekonomi dan perdagangan dari sudut pandang sejarah dan geografis.Penjelasan mengenai interaksi antara entitas ekonomi pesisir
Asia Pasifik tidak terlepas aspek politik dan keamanan yang melingkupinya.Penelitian tersebut juga memberikan gambaran tentang negara-negara pesisir samudra Hindia yang berdekatan dengan kawasan Asia Tenggara dan
yang secara terus menerus berupaya untuk menjalin konektivitas dengan kawasan Asia Pasifik seperti India.
23
Negara-negara pesisir Asia Pasifik memiliki potensi yang beragam dan masing-masing entitas berupaya untuk menonjolkan daya saing dalam kerjasama regional yang mereka bentuk.Konektivitas maritim menjadi
sarana penting untuk memudahkan keterhubungan masing-masing entitas.Konektivitas maritim tidak hanya merupakan pembangunan infrastruktur pelabuhan atau fasilitas lalu lintas perairan, namun juga berdampak
terhadap munculnya konsep pembangunan koridor ekonomi maritim.Negara-negara ASEAN termasuk Indonesia tengah membagun koridor ekonomi maritim masing-masing dan berupaya untuk menjadi yang paling kompetitif
di kawasan.
24
Dengan demikian, koridor ekonomi maritim yang dikembangkan oleh Indonesia dalam kerangka konektivitas maritim Asia Pasifik, dapat dijadikan gambaran mengenai pengembangan potensi vital pesisir barat
Indonesia dalam optimalisasi kerjasama IORA. Salah satu Negara pesisir Samudra Hindia yang telah lebih dahulu mengembangkan potensi maritimnya
adalah India. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kaleekal Thomasthomson yang berjudul State Policies, Transnational Adaptations and Development Future of Coastal Commons in India, melalui penerapan strategi
restrukturisasi spasial, India berupaya untuk mengembangkan wilayah pesisirnya sebagai zona ekonomi khusus. Penelitian Thomasthomson memberikan gambaran mengenai interaksi pemerintah daerah dan pemerintah pusat
dalam mengembangkan zona ekonomi khusus wilayah pesisirnya.Lebih lanjut, penelitian tersebut mengeksplorasi mengenai implikasi legislasi dan kebijakan-kebijakan terhadap promosi kepentingan transnasional kota-kota
pesisir India.
25
India adalah salah satu Negara Asia yang cukup berhasil dalam mentransformasi kota-kota pesisirnya menjadi zoan ekonomi khusus setelah Cina.Pembangunan zoan ekonomi khusus wilayah pantai
memerlukan pemetaan potensi yang dapat dikembangkan menjadi sumberdaya ekonomi yang kompetitif, dalam pengembangan tersebut juga diperlukan peran aktif dari pemerintah lokal.Zona ekonomi khusus adalah salah
satu model pengembangan wilayah pesisir yang cukup menjadi perhatian dunia ekonomi politik internasional.
Penting peran pemerintah lokal dalam mengelola potensi wilayah pesisir menjadi sebuah entitas ekonomi maritim yang maju juga dapat dipelajari dari pengalaman Cina dalam mengembang lima wilayah pesisir pantainya
yang dulunya hanya sebuah kampung nelayan menjadi special economic zone terkenal di dunia. Douglas Zhihua Zeng dalam sebuah tulisannya yang berjudul How Do Special Economic Zones and Industrial Clusters Drive China’
s Rapid Development?, memaparkan bagaiman proses transformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah
23. Ibid 24. Kaleekal Thomasthomson, State Policies, Transnational Adaptations and Development Future of Coastal Commons in India, School of
Industrial Fisheries, Cochin University of Science and Technology Cochin, Kerala,India. 25. World Bank dalam Douglas Zhihua Zeng, 2011, How Do Special Economic Zones and Industrial Clusters Drive China’ s Rapid
Development?, Policy Research Working Paper 5583, World Bank.
711
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Demokrasi, Desentralisasi, Governance
lokal di Cina dalam mengembangkan wilayah pesisir pantainya, terutama Guang Dong, menjadi zona ekonomi khusus yang terkenal maju. Pada mulanya Cina mengembangkan SEZ sebagai sebuah uji coba kebijakan ekonomi
terbuka di lima kota kecil yakni Shenzen, Zhuhai, dan Shantou di Provinsi Guangdong dan Xiamen di Provinsi Fujian. Pendirian SEZ ini juga merupakan titik awal dimulainya kebijakan desentralisasi dalam kerangka reformasi
ekonomi dari sistem ekonomi komando sosialis menuju sistem ekonomi yang berorientasi pasar.Uniknya, Cina melakukan kebijakan parsial, liberal untuk sektor ekonomi dan tetap otoriter untuk sistem politik dan sosial
lainnya.Sebagai sebuah proyek uji coba, SEZ di kelima area tersebut mampu menunjukkan keberhasilannya dan berpijak pada prinsip-prinsip yang telah mendorong kesuksesan itu, sistem ekonomi pasar secara bertahap mulai
diterapkan di wilayah lainnya.
26
Penelitian Zeng menjadi salah satu studi literatur dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran upaya pemerintah lokal dalam memobilisasi potensi daerahnya sebagai sebuah wilayah
pesisir dengan sumber daya maritim yang potensial menjadi sebuah entitas ekonomi yang kompetitif. Potensi maritim yang dimiliki oleh SEZ China tidak jauh berbeda dengan potensi yang dimiliki oleh
wilayah pesisir Sumatera Barat wilayah kajian dalam penelitian ini, sebagai sebuah kampung nelayan.Zeng mengidentifikasi potensi yang dikembang dalam SEZ Cina adalah industri perikanan dan industri pelabuhan.
Kota-kota pesisir Cina dibangun dengan infrastruktur pelabuhan berteknologi tinggi untuk menghubungan kota- kota industri Cina dengan negara-negara lain dalam lalu lintas perdagangan internasional kawasan Asia Pasifik
dan seluruh dunia.
27
IORA adalah sebuah kerjasama regional yang berbasis pada pengembangan potensi maritim negara-negara pesisir Samudra Hindia.Disepanjang pesisir Samudra Hindia tersebut terdapat kota-kota dengan
daya saing masing-masing. Ada kota-kota tersebut yang sudah maju menjadi sebuah zona ekonomi khusus dan ada yang masih menjadi sebuah kota nelayan dengan sumberdaya potensial. Kerjasam IORA juga concernakan
pembangunan SEZ.
Selanjutnya penelitian ini juga merujuk pada buku berjudul Indian Ocean Rising: Maritime Security and Policy Challenges yang diedit oleh David Michel danRussell Sticklor. Buku ini sebagian besar membahas mengenai potensi
ancaman kemanan wilayah pesisir Samudra Hindia, khususnya kemanan non tradisional yang akan mempengaruhi pembangunan sektor ekonomi dan perdagangan antara wilayah yang terhubung dengan Samudra Hindia. Selain
itu buku ini juga memberikan gambaran mengenai potensi dan keunggulan negara-negara pesisir Samudra Hindia yang terbentang mulai dari Afrika, Asia dan Australia.Potensi kerjasama yang dieksplorasi khususnya mengenai
kerjasama kemananan maritim dan kerjasama ekonomi dibidang perdagangan dan lalu lintas energi.Kerjasama tersebut juga diproyeksikan untuk membangun tata kelola kawasan Samudra Hindia agar menguntungkan secara
ekonomi, politik dan keamanan bagi negara-negara terkait.
28
Potensi maritim suatu wilayah dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan use of global maritime domain atau penggunaan domain maritim global sebagaimana yang ditulis oleh Heiko Borchert
dalam bukunya yang berjudul The Future of Maritime Surveillance in an Era of Contested Maritime Domain. Borchert mengidentifikasi penggunaan domain maritime global dalam 4 cara yakni ; sebagai transportasi; sebagai
Sumberdaya; sebagai Habitat; sebagai project power.
29
Kerangka analisis Brochert ditampilkan dalam bagan berikut :
26. ibid 27. David Michel danRussell Sticklor,Indian Ocean Rising: Maritime Security and Policy Challenges, Washington :Stimson, 2012
28. Heiko Borchert, The Future of Maritime Surveillance in an Era of Contested Maritime Domain Lucerne: Sandifire AG, 2011 29. Alfred Tayer Mahan, The Influence of Sea Power Upon History, 1660−1783