Latar Belakang full proseding JILID 2

711 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Demokrasi, Desentralisasi, Governance lokal di Cina dalam mengembangkan wilayah pesisir pantainya, terutama Guang Dong, menjadi zona ekonomi khusus yang terkenal maju. Pada mulanya Cina mengembangkan SEZ sebagai sebuah uji coba kebijakan ekonomi terbuka di lima kota kecil yakni Shenzen, Zhuhai, dan Shantou di Provinsi Guangdong dan Xiamen di Provinsi Fujian. Pendirian SEZ ini juga merupakan titik awal dimulainya kebijakan desentralisasi dalam kerangka reformasi ekonomi dari sistem ekonomi komando sosialis menuju sistem ekonomi yang berorientasi pasar.Uniknya, Cina melakukan kebijakan parsial, liberal untuk sektor ekonomi dan tetap otoriter untuk sistem politik dan sosial lainnya.Sebagai sebuah proyek uji coba, SEZ di kelima area tersebut mampu menunjukkan keberhasilannya dan berpijak pada prinsip-prinsip yang telah mendorong kesuksesan itu, sistem ekonomi pasar secara bertahap mulai diterapkan di wilayah lainnya. 26 Penelitian Zeng menjadi salah satu studi literatur dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran upaya pemerintah lokal dalam memobilisasi potensi daerahnya sebagai sebuah wilayah pesisir dengan sumber daya maritim yang potensial menjadi sebuah entitas ekonomi yang kompetitif. Potensi maritim yang dimiliki oleh SEZ China tidak jauh berbeda dengan potensi yang dimiliki oleh wilayah pesisir Sumatera Barat wilayah kajian dalam penelitian ini, sebagai sebuah kampung nelayan.Zeng mengidentifikasi potensi yang dikembang dalam SEZ Cina adalah industri perikanan dan industri pelabuhan. Kota-kota pesisir Cina dibangun dengan infrastruktur pelabuhan berteknologi tinggi untuk menghubungan kota- kota industri Cina dengan negara-negara lain dalam lalu lintas perdagangan internasional kawasan Asia Pasifik dan seluruh dunia. 27 IORA adalah sebuah kerjasama regional yang berbasis pada pengembangan potensi maritim negara-negara pesisir Samudra Hindia.Disepanjang pesisir Samudra Hindia tersebut terdapat kota-kota dengan daya saing masing-masing. Ada kota-kota tersebut yang sudah maju menjadi sebuah zona ekonomi khusus dan ada yang masih menjadi sebuah kota nelayan dengan sumberdaya potensial. Kerjasam IORA juga concernakan pembangunan SEZ. Selanjutnya penelitian ini juga merujuk pada buku berjudul Indian Ocean Rising: Maritime Security and Policy Challenges yang diedit oleh David Michel danRussell Sticklor. Buku ini sebagian besar membahas mengenai potensi ancaman kemanan wilayah pesisir Samudra Hindia, khususnya kemanan non tradisional yang akan mempengaruhi pembangunan sektor ekonomi dan perdagangan antara wilayah yang terhubung dengan Samudra Hindia. Selain itu buku ini juga memberikan gambaran mengenai potensi dan keunggulan negara-negara pesisir Samudra Hindia yang terbentang mulai dari Afrika, Asia dan Australia.Potensi kerjasama yang dieksplorasi khususnya mengenai kerjasama kemananan maritim dan kerjasama ekonomi dibidang perdagangan dan lalu lintas energi.Kerjasama tersebut juga diproyeksikan untuk membangun tata kelola kawasan Samudra Hindia agar menguntungkan secara ekonomi, politik dan keamanan bagi negara-negara terkait. 28 Potensi maritim suatu wilayah dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan use of global maritime domain atau penggunaan domain maritim global sebagaimana yang ditulis oleh Heiko Borchert dalam bukunya yang berjudul The Future of Maritime Surveillance in an Era of Contested Maritime Domain. Borchert mengidentifikasi penggunaan domain maritime global dalam 4 cara yakni ; sebagai transportasi; sebagai Sumberdaya; sebagai Habitat; sebagai project power. 29 Kerangka analisis Brochert ditampilkan dalam bagan berikut : 26. ibid 27. David Michel danRussell Sticklor,Indian Ocean Rising: Maritime Security and Policy Challenges, Washington :Stimson, 2012 28. Heiko Borchert, The Future of Maritime Surveillance in an Era of Contested Maritime Domain Lucerne: Sandifire AG, 2011 29. Alfred Tayer Mahan, The Influence of Sea Power Upon History, 1660−1783 712 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Demokrasi, Desentralisasi, Governance Gambar 2.1 Kerangka Analisis Brochert Sumber : Heiko Borchert, The Future of Maritime Surveillance in an Era of Contested Maritime Domain Lucerne: Sandifire AG, 2011

2. Kerangka Konseptual

Laut menjadi salah satu sumber power yang berpengaruh dalam posisi suatu negara pada level politik internasional. Alferd Tayer Mahan telah mengeksplorasi dalam studinya pengaruh dari kekuatan laut dalam sejarah internasional. Pendekatan yang digunakan Mahan memiliki relevansi yang erat dengan kepentingan ekonomi politik dan kemanan laut untuk tujuan pencapaian kesejahteraan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mahan dalam pengantar bukunya : “The history of Sea Power is largely, though by no means solely, a narrative of contests between nations, of mutual rivalries, of violence frequently culminating in war. The profound influence of sea commerce upon the wealth and strength of countries was clearly seen long before the true principles which governed its growth and prosperity were detected.” 30 Pada kutipan di atas, Mahan mengemukakan bahwa dalam sejarah pertarungan atau perebuatan kekuatan laut tidak hanya semata sebuah pertarungan kekerasan yang memicu perang.Pengaruh mendalam dari perdagangan laut terhadap kesejahteraan dan kekuatan negara telah menjadi prinsip-prinsip kesejahteraan dan pertumbuhan. Menurut Nicholas A Lambert yang mempelajari kembali karya teoritis Mahan, tidak ada defenisi yang secara tepat mengenai sea power. 31 Namun demikian Mahan mengidentifikasi elemen-elemen sea power tersebut yang menunjukkan menunjukkan bahwa dalam sea power ada hubungan langsung antara kemakmuran ekonomi, perdagangan dan power.Mahan mengidentifikasi elemen sea power sebagai berikut: The principal conditions affecting the sea power of nations may be enumerated as follows I. Geographical Position. II. Physical Conformation, including, as connected therewith, natural productions and climate. III. Extent of Territory. IV. Number of Population. V. Character of the People. VI. Character of the Government, including therein the national institutions Pada penelitian ini elemen sea power, digunakan sebagai alat analisis untuk memetakan pontesi maritime Sumatera barat. Penjelasan mengenai masing-masing elemen adalah sebagai berikut :

1. Geographical Position Posisi Geografis

Negara memiliki potensi power yang lebih besar bila berada pada posisi yang berbatasan dengan laut dibandingkan bila berbatasan dengan daratan. Kondisi geografis seperti ini akan memungkin negara tersebut untuk mengkosentrasikan aktivitas ekonomi dan pertahanannya pada daerah pesisir dan mempromosikannya. 30. Nicholas A. Lambert 31. Alfred Tayer Mahan.Op Cit. 713 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Demokrasi, Desentralisasi, Governance

2. Physical Conformation, including, as connected therewith, natural productions and climate.

Wilayah pesisir merupakan pintu masuk askses keluar masuk dengan dunia luar. Suatu pesisir dengan pantai yang panjang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sebuah pelabuhan yang memungkinkan terjadinya pemusatan aktivitas perdagangan dengan wilayah lain dibelahan dunia. Pelabuhan yang dalam merupakan sumber kekuatan menuju kekayaan, bila dilengkapi dengan fasilitas perdagangan dan lalu lintas perairan yang canggih. Dalam elemen ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi sumberdaya maritim yang dimiliki oleh pantai dan laut suatu negara, termasuk kekayaan bawah lautnya sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pusat industri perikanan dan pariwisata

3. Extent of Territory

Kondisi yang mempengaruhi pembangunan suatu negara wilayah dari kekuatan lautnya adalah apa yang membuat wilayah pesisir mereka berbeda dengan wilayah pesisir yang lain. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah bukan berapa mil panjang lautnya akan tetapi berapa luas pantai yang dimiliki dan apa saja potensi launya untuk dikembangkan sebagai suatu entitas ekonomi.

4. Number of Population

Sama halnya dengan elemen extent of territory, jumlah populasi yang dimaksudkan Mahan bukan hanya masalah berapa banyak populasi akan tetapi karakteristik dari populasi yang mendiami wilayah pantai tersebut. Hal ini berkaitan dengan kondisi sumberdaya manusianya khususnya mengenai pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola sumberdaya alam lautnya.

5. Character of the People

Bila pada elemen keempat penekanannya pada sumberaya manusianya, maka pada elemen kelima ini yang menjadi perhatian adalah karakter budaya nasional dan bakat yang dimiliki oleh penduduknya dalam mengembangkan sumberdaya laut.Misalnya karakter bangsa maritim yang memahami kondisi lautan dan tangguh dalam menghadapi badai.

6. Character of the Government, including therein the national institutions

Elemen yang sangat penting berikutnya adalah karakter pemerintahan termasuk pemerintah lokal dan institusi- institusi yang menaunginya.Pemerintah adalah perencana dan penggerak pembangunan sumberdaya laut menjadi sumber kekuatan suatu negara. Mahan menganalisis kejayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang memiliki kemampuan untuk menjadi laut sebagai sumber power dengan pendekatan sejarah.Cina kemudian di abad ini menggunakan hipotesis Mahan untuk mengembangkan potensi laut atau maritimnya sehingga Cina saat ini menjadi negara yang sangat kuat dalam bidang maritime. 32 Dalam mengembangkan sumberdaya maritim perlu untuk mengidentifikasi elemen-elemen sea power tersebut karena elemen tersebut merupakan potensi dari sumberdaya maritim yang perlu dianalisis dan dikembangkan agar negara pesisir dapat memanfaatkan potensinya secara optimal. Salah satu elemen penting pada sea power Mahan adalah karakter pemerintah dan institusi.Dalam kerangka kerjasam IORA, Pemerintah Indonesia, pemerintah lokal Sumatera Barat memiliki peran penting dalam memobilisasi kekuatan sumberdaya maritim agar kerjasama internasional tersebut berkontribusi positif terhadap pembangunan wilayah pesisir Samudra Hindia.Rober O. Keohane mengemukakan bahwa salah satu kosentrasi studi ekonomi politik internasional adalah mengkaji interaksi antara kekuatan domestik dan kekuatan internasional.Dinamika ekonomi yang terjadi dilingkungan domestik berhubungan erat dengan perkembangan liberalisasi dalam regim ekonomi dan perdagangan internasional. Setiap negara akan merespon pengaruh dari setiap regim internasional ataupun proses internasionalisasi yang terjadi dengan cara yang berbeda sesuai dengan kapabiltas dan kepentingan nasionalnya. 32. Sukjoon Yoon, Implications Of Xi Jinping’s “True Maritime Power: Its Context, Significance, and Impact on the Region, Naval War College Review, Summer 2015, Vol. 68, No. 3 diakses pada https:www.usnwc.edugetattachmentba167f94-2a54-47e9-9d9c- 62829f36b611Implications-of-Xi-Jinping-s--True-Maritime-Power-.aspx