Tanggapan Masyarakat terhadap perlunya Komunikasi dengan DPRD

788 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen ANALISIS DAMPAK PERATURAN DANA KAMPANYE PILKADA UNTUK MEWUJUDKAN DANA KAMPANYE YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Ira Novita Tata Kelola Pemilu FISIP Universitas Andalas E-mail : el_khairayahoo.com Abstrak Kehadiran Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi sebuah harapan baru dan optimisme untuk pemilihan Kepala Daerah. Salah satu kemajuan dari Undang Undang ini adalah poin pengaturan tentang kampanye. Undang-undang ini untuk pertama kalinya mengatur pembiayaan kampanye oleh negara; dan untuk pertama kalinya juga mengatur tentang pembatasan dana kampanye. Pengaturan dana kampanye selain berfungsi untuk mencegah masuknya dana-dana yang terlarang, menjaga independensi para kontestan terhadap pemberi bantuan dana dikemudian hari, memberikan kesetaraan dan kesempatan yang sama untuk setiap kontestan untuk berkompetisi, juga memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengawasi dana kampanye dan memberikan penilaian untuk memilih atau tidak. Makalah ini memberikan pemaparan terhadap praktek peraturan dana kampanye di Indonesia dalam rangka mewujudkan tata kelola dana kampanye yang tranparan dan akuntabel untuk mewujudkan penyelenggaraan Pilkada yang Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil. Analisis dilakukan terhadap praktek Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 sebagai payung hukum dan Peraturan Komisi Pemilihan PKPU Nomor 8 Tahun 2015 yang berfungsi sebagai pelaksana amanah Undang-Undang, mengisi kekosongan peraturan yang belum terakomodir, serta menjadi petunjuk teknis guna mengatasi kesulitan penerapan peraturan dilapangan. Melalui studi perpustakaan ditemukan bahwa didalam prakteknya masih ditemui masalah-masalah seperti kualitas laporan yang masih asal-asalan, pelaksanaan audit laporan dana kampanye yang bersifat audit kepatuhan masih belum bisa menelurusi kondisi sebenarnya, pengendalian pengeluaran yang kerap dilanggar, serta hasil audit yang diumumkan setelah pelaksanaan pemilihan ternyata tidak bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih atau tidak. Hasil sidang DKPP dalam kasus Pilkada Pasaman Barat yang memberikan sanksi peringatan kepada anggota KPU karena dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran kode etik berupa ketidaktertiban administrasi yang menyebabkan timbulnya berbagai syakwasangka yang secara tidak langsung mendegradasi kepercayaan dan kehormatan Penyelenggara Pemilu seharusnya tidak terjadi jika proses audit terjadi pada pra, saat dan setelah masa pemilihan. Keywords: Aturan dana kampanye, Transparansi, Akuntabilitas PENDAHULUAN Negara Indonesia dalam perkembangan nya menuju konsolidasi demokrasi berusaha terus menyempurnakan pengaturan tentang Dana kampanye dari undang-undang ke undang-undang. UU No. 2 tahun 2011 sebagai perubahan UU No. 2 tahun 2008 menyebutkan beberapa poin penting, salah satunya perubahan pasal 39 menyebutkan: “Pengelolaan keuangan partai politik diatur lebih lanjut dalam AD ART” diubah menjadi 1 Pengelolaan keuangan partai politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. Tuntutan untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi diatur lebih lanjut pada poin: 2“Pengelolaan keuangan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan secara periodik. Ayat selanjutnya menyebut bagaimana partai politik setidaknya harus memberikan laporan realisasi anggaran partai politik, laporan neraca, dan arus kas Kehadiran Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang Undang menjadi sebuah harapan baru dan optimisme untuk mengatur pemilihan Kepada Daerah. Salah satu kemajuan dari Undang Undang ini adalah poin pengaturan tentang kampanye. Pertama, undang-undang ini untuk pertama kalinya mengatur pembiayaan kampanye oleh negara; kedua, untuk pertama kalinya juga mengatur tentang pembatasan dana kampanye. Didalam prakteknya ternyata banyak ditemukan bahwa para kandidat yang berlaga didalam pemilihan kepala daerah tidak mengindahkan aturan main yang ada, sengaja mencari celah untuk dapat melanggar, serta tidak memberikan perhatian dalam pengelolaan dana kampanyenya. Penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap praktek aturan hukum Dana Kampanye Pilkada yang berlaku saat ini dan melihat kesesuaian aplikasinya dengan tujuan peraturan, outputnya dihasilkan rekomendasi perbaikan terhadap aturan Dana 789 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen Kampanye sehingga kedepan mampu dirumuskan tata kelola dana kampanye yang tranparan dan akuntabel guna mewujudkan penyelenggaraan Pilkada yang Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil. TINJAUAN PUSTAKA Negara-negara di dunia terus berusaha menyempurnakan berbagai jenis peraturan tentang keuangan politik dan kampanye dalam usaha mewujudkan demokrasi yang substansi tanpa menghambat tumbuhnya demokrasi. Buku Pedoman Pengawasan Keuangan Politik, Pelatihan Deteksi dan Penegakan oleh International Foundation for Electoral Systems IFES 23 mengklasifikasikan peraturan yang mengatur keuangan politik dan kampanye ini ke dalam: 1. Kondisi-kondisi keuangan yang mengatur pencalonan sebagai pejabat pemerintahan 2. Meningkatkan transparansi keuangan melalui pengungkapan laporan keuangan 3. Larangan sebagian bentuk sumbangan dan pengeluaran 4. Batas sumbangan dan pengeluaran 5. Ketentuan pembiayaansubsidi oleh APBN 6. Memastikan fasilitas negara tidak dipergunakan untuk menguntungkan atau merugikan partai politik atau kandidat mana punBatas sumbangan dan pengeluaran 7. Peraturanperaturan untuk menghilangkan praktek jual-beli suara dan hal-hal sejenis akibat pengaruh dari orang lain 8. Penegakan bentuk-bentuk peraturan di atas Pengaturan dana kampanye Pemilu setidaknya harus memuat prinsip-prinsip sebagai berikut 24 : 1. Menjaga kesetaraan bagi peserta Pemilu political equality. 2. Membuka kesempatan yang sama untuk dipilih popular participation. 3. Mencegah pembelian nominasi, pencukongan calon, dan pengaruh kontributorinterest group terhadap calon candidacy buying. 4. Membebaskan pemilih dari tekanan kandidat atau partai dari iming-iming dukungan keuangan vote buying. 5. Mencegah donasi ilegal atau dana hasil korupsi atau kejahatan lainnya. Oleh karenanya, menurut Teten Masduki, diperlukan standar pengaturan dana kampanye yang terdiri dari pembatasan belanja yang realistis dan sumbangan, larangan terhadap praktek-praktek korupsi dan ilegal, larangan bagi jenis-jenis pengeluaran dansumbangansumber tertentu asing, perusahaan komersial, tidak jelas identitasnya, dan lainsebagainya, penggunaan identitassumber dana kampanye, pengaturan subsidi pemerintahdan pemakaian fasilitas pemerintah, pemisahan rekening parpol dan rekening dana kampanye, dan audit dan transparansi dana kampanye audit dan public disclosure. Masalah utama dana kampanye adalah dari mana uang tersebut berasal dan bagaimana cara mendapatkannya. Sumbangan dari perseorangan dan badan usaha berpotensi menitipkan masalah dikemudian hari berupa politik balas budi. Peraturan dana kampanye harus menerapkan beberapa ketentuan dasar untuk mencegah konflik kepentingan, mencegah prasangka terhadap kegiatan partai politik dan calon, menjamin transparansi asal usul sumbangan dan memberikan kesempatan bagi semua kontestan untuk bisa berkompetisi secara adil dan setara. Peraturan yang dibuat harus bisa mencegah partai politik dan calon pejabat eksekutif terpilih tersandera dalam mengambil kebijakan dan keputusan pada saat menduduki jabatan pasca pemilu nanti.

1. Aspek Pengaturan Dana Kampanye:

Pengaturan dana kampanye menjadi salah satu isu krusial dalam proses pemilu electoral Process, setiap negara mempunyai regulasi dan arahan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan sistem Pemilu yang digunakan. IDEA International 2003 25 menyebut beberapa materi pokok pengaturan dana kampanye yang dipraktikkan di beberapa negara demi menjamin penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana kampanye: 23. Buku Pedoman Pengawasan Keuangan Politik, Pelatihan Deteksi dan Penegakan. 2013. International Foundation for Electoral Systems IFES. Washington: IFES. 24. Teten Masduki, Urgensi Pengawasan Dana Kampanye Pemilu, Jakarta 29 November 2008. 25. International Institute for Democracy and Electoral Asistence IDEA. 2002. “Standar-standar Internasional Pemilihan Umum: Pedoman Peninjauan Kembali Kerangka Hukum Pemilu”. Jakarta: International IDEA.