Model EMB Di Dunia

865 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen ditetapkan oleh pemerintah namun memiliki kemandirian dalam menentukan metode seleksi dan membuat keputusan hasil seleksi calon penyelenggara pemilu. Berdasarkan kriteria diatas maka penyelenggara pemilu Indonesia dapat digolongkan sebagai independent model. Tipologi EMB oleh IDEA ini sangat berguna dalam kajian EMB dan diterima secara luas di beberapa negara. Namun secara konstruksi ilmiah, tipologi ini mempunyai resiko dalam melakukan simplifikasi terhadap keragaman dan prakeknya di banyak negara di dunia. 144 Dalam prakteknya banyak negara yang mendesain EMB yang independen sesuai dengan konstruksi nasional masing-masing dan memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Walaupun di telah diklasifikasikan independen oleh teori ini, masih diperlukan kajian untuk melihat lebih dalam lagi. Seperti yang ada di Indonesia, EMB Indonesia dipengaruhi oleh proses transformasi yang dilatar belakangi oleh kondisi geografis, karakter demografis, sistem politik, sistem hukum, budaya politik, kemampuan ekonomi serta sistim pemilu dan kepartaian. 145 Masyarakat juga memiliki tutuntan yang tinggi untuk memiliki penyelenggara pemilu yang profesional independen dan berintegritas. Hal ini disebabkan oleh trauma masa lalu terhadap penyelenggara pemilu di era orde baru yang identik sebagai alat kekuasaan untuk melegitimasi kekuasaannya. Proses reformasi dan demokratisasi juga membuat masyarakat semakin kritis. Pada awalnya KPU diisi oleh unsur independen, partai politik dan pemerintah. Di pemilu selanjutnya mulai dibersihkan dari unsur partai politik dan pemerintah. Dari pengalaman pemilu ke pemilu, KPU kemudian tidak dibiarkan menjadi penyelenggara tunggal, pengawas pemilu dipermanenkan dan dijadikan kesatuan fungsi penyelenggara pemilu dengan KPU. Di dunia hanya ada 3 negara yang memiliki lembaga formal pengawas pemilu, yaitu Zimbabwe, Mauritania dan Indonesia. 146 Zimbabwe kemudian membubarkan lembaga tersebut dan mengembaikan fungsi pengawasan ke masyarakat. Mauritania baru memiliki lembaga ini pada tahun 2000 sebagai tuntutan masyarakat karena berkuasanya pemerintahan junta militer pasca berhasilnya kudeta militer. Tidak cukup dengan melembagakan KPU dan Bawaslu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggara pemilu, DKPP kemudian di bentuk sebagai penyempurnaan Dewan Kehormatan untuk menegakkan etika penyelenggara pemilu. Penyelesaian pelanggaran etika yang sebelumnya dilakukan secara tertutup, sekarang dilakukan dalam persidangan terbuka agar lebih transparan dan berkekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan kuatnya tuntutan penyelenggara pemilu yang tidak hanya profesional dan mandiri tetapi juga berintegritas. Fungsi persidangan etika untuk penyelenggara pemilu ini merupakan yang pertama di dunia. Pada tahun 2014, DKPP menerima 879 pengaduan perkara, 546 dissmisal dan 333 persidangan. Hasilnya 661 di rehabilitasi karena tidak terbukti melanggar etika, 308 teguran tertulis, 5 pemberhentian sementara dan 187 pemberhentian tetap. KPU KPU Pusat, KPU Provinsi, KPU Kabupaten Kota, Panitia Ad Hoc Tingkat Kecamatan, Desa, TPS BAWASLU Bawaslu Pusat, Bawaslu Provinsi, Panitia Ad hoc Tingkat KabupatenKota. Kecamatan, Desa, TPS DKPP DKPP Pusat, Tim Pemeriksa Daerah EMB INDONESIA Selain Komisioner dari unsur profesinonal dan non partisant, KPU juga dibantu oleh Sekretariat Jenderal untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang KPU dalam bidang administrasi dan birokrasi pemilu. Sekretariat Jenderal ini bersifat hierarkhis dari pusat, provinsi sampai kabupatenkota dan berada dalam satu manajemen kepegawaian. Kesekretariatan ini diisi oleh unsur pegawai negari sipil dan pegawai tidak tetap. Sekretariat bertugas dalam membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; memberikan dukungan teknis administratif; membantu pelaksanaan tugas KPU dalam menyelenggarakan Pemilu; membantu perumusan 144. Ali Diabacte 145. Valina Singka Subekti, op cit 41 146. Ramlan Surbakti dan Hari Fitrianto, Transformasi Bawaslu dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu, 2015, Jakarta, Kemitraan, hal 15 866 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen dan penyusunan rancangan peraturan dan keputusan KPU; memberikan bantuan hukum dan memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu; membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban KPU; dan membantu pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 147 Melihat unsur sekretariat yang dipimpin oleh pegawai negeri sipil mengindikasikan bahwa masih ada unsur pemerintah dalam EMB Indonesia. Namun hal ini telah diproteksi dalam regulasi penyelenggara pemilu bahwa tugas dan wewenang nya hanya mengenai administrasi dan birokrasi pemilu yang tidak mungkin dilaksanakan oleh komisioner KPU. Sekretariat hanya membantu tugas komisioner dan tidak memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan atau keputusan mengenai proses tahapan pemilu. Kesatuan fungsi antara KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu Indonesia, ditambah DKPP sebagai lembaga terkait dan unsur komisioner dan sekretariat menjadi satu kesatuan yang membuat EMB Indonesia tetap independen, profesional dan berinteritas. Dari ciri khas EMB ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa inilah “Independent Indonesian Model” yang hanya ada di Indonesia. Model ini tentunya masih belum baku dan permanen tetapi masih banyak ruang perbaikan dan penyempurnaan agar EMB Indonesia dapat menjawab tuntutan pelaksanaan pemilu menjadi semakin profesional, independen dan berintegritas. KESIMPULAN Dari pemaparan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa EMB Indonesia merupakan EMB yang khas dan unik setelah mengalami perkembangan dan sejarah yang panjang. Sesuai standar internasional, EMB Indonesia diklasifikasikan sebagai independent model. Tetapi setelah menganalisa desain konstitusiregulasi dan struktur organisasinya dapat diambil kesimpulan bahwa EMB Indonesia merupakan modifikasi model independen dan dapat disebut sebagai “Independent Indonesian Model”. Model ini tentunya masih belum dalam bentuk ideal yang mandiri seperti dimandatkan konstitusi. Namun prinsip dan semangat EMB yang independen, professional dan berintegritas perlu terus ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA The ACE Encyclopedia : Electoral Integrity, 2013, ACE Electoral Knowlegde Network Helena Catt, Andrew Ellis dkk, 2014, Electoral Management Design Revised Edition, Sweden, Bulls Graphics, Jimly Asshiddiqie, 2013, Menegakkan Etika Penyelenggara Pemilu, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jimly Asshiddiqie, 2015, Peradilan Etik dan Etika Konstitusi, Perspektif Baru tentang Rule of Law and Rule Of Ethics Constitutional Law and Constitutional Ethics, Jakarta, Sinar Grafika Khairul Fahmi, 2011, Pemilu dan Kedaulatan Rakyat, Jakarta, Raja Grafindo Persada Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Latar Belakang, Proses, dan hasil Pembahasan 1999-2002 Buku 5 - Pemilihan Umum Edisi Revisi 2010, Jakarta, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Nur Hidayat Sardini, 2015, Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Jakarta, LP2AB Nur Hidayat Sardini ed, 2015, Penyelenggara Pemilu di Dunia Sejarah, Kelembagaan dan Praktek Pemilu di Negara Penganut Sistem Pemerintahan Presidensial, Semi Presidensial dan Parlementer, DKPP RI, Jakarta Ramlan Surbakti dan Hari Fitrianto, 2015, Tranformasi Bawaslu dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu, Kemitraan, Jakarta Ramlan Surbakti dan Kris Nugroho, 2015, Studi tentang Desain Kelembagaan Pemilu yang Efektif, Jakarta, Kemitraan Partnership 147. Pasal 66 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 867 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen Refly Harun, 2016, Pemilu Konstitusional, Desain Penyelesaian Sengketa Pemilu Kini dan ke Depan, Jakarta, Raja Grafindo Persada Sigit Pamungkas, Perihal Pemilu, 2009, Yogyakarta, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Valina Singka Subekti, 2015, Dinamika Konsolidasi Demokrasi Dari Ide Pembaruan Sistem Politik Hingga ke Praktek Pemerintahan Demokratis, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia Zainal Arifin Mochtar, 2015, Lembaga Negara Independen, Dinamika Perkembangan dan Urgensi Penataanya Kembali Pasca-Amandemen Konstitusi, Jakarta, Raja Grafindo Persada Ali Diabacte, What’s in a name : Does Calling an EMB Independence Make it so?, ECEEEO Conference, Budapest, Hungary, 15-18 June 2011 Sara Staino, Case Study, Uruguay : The Electoral Court - A Fourth Branch of Government? Ron Gould, Case Study, Canada : Stability, Independence and Public Trust Vijay Patidar and Ajay Jha, Case Study, India : A Model of an Independent EMB Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Peraturan KPU Nomor 63 KptsKpuTahun 2015 Tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Tahun 2015-2019