Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik
1. Pengumpulan Data.
1. Penelitian lapangan field research dengan melakukan observasi dan bertanya langsung dengan beberapa key information secara indepth theory sehingga diperoleh informasi 2 Penelitian Kepustakaan library research, mencari literatur yang sesuai dengan topik dan permasalahan yang diajukan.2. Metode Analisa
Metode Analisa dengan menggunakan metode Diskriptif kualitatif. Kasus kebijakan yang diambil di tiga daerah dalam lingkungan provinsi Jambi, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi. Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan pengamatan observasi langsung di lokasi kejadian berkaitan dengan kebijakan perintah daerah kemudian diicocokkan dengan teori kebijakan publik. Selanjutnya kelemahan dievaluasi, dicarikan solusi untuk diajukan sebagai rekomendasi untuk revitalisasi kebijakan. TEMUAN DAN PEMBAHASAN1. Kasus Tanjab Timur
Beberapa temuan untuk Petani di Tanjab Timur secara umum dapat dikatakan sebahagian petani tidak mendapat penghasilan optimal dari usaha pertanian padi disebabkan : 1 Sulitnya menjual hasil produksi beras merah. Lidah taste masyarakat belum terbiasa memakan beras merah. Ini merupakan tantangan bagi penyuluh untuk menyadarkan kepada masyarakat bahwa jika mengkonsumsi beras merah gizinya lebih tinggi. Atau bekerja sama dengan bidang teknologi pangan bagaimana agar beras merah tersebut dimodefikasi menghasilkan cita raza yang lezat. 2 Penanaman padi merah, bukan berdasarkan inisiatif petani buttom up, tetapi berdasarkan top down. Sebaiknya pemerintah daerah sebagai pengarah tidak perlu mengarahkan petani menanamkan beras merah, kecuali setelah produksi, pemerintah daerah bertanggung jawab dalam pemasarannya. Disamping itu petani diharapkan sudah paham betul dengan karakter yang akan ditanamnya internalized. Dengan demikian pemerintah daerah tinggal menyempurnakan saja sehingga hasil panennya dapat dijual kepada kepada konsumen. 3 Adanya oknum penyuluh meminta jatah kepada petani atas bantuan bibit dan pupuk yang diberikan. Stigma negatif terhadap penyuluh ini harus dihilangkan, bahwa penyuluh benar-benar diseleksi orang-orang yang punya jiwa kenegarawanan yang tinggi tidak pamrih. 4 Sebagian petani di Jambi tidak mempunyai mesin sendiri untuk memisahkan beras dengan gabah. Berkaiitan persoalan ini, pemerintah bekerja sama dengan swasta perlu menyediakan mesin pengupas kulit gabah rice huller untuk setiap kelompok tani disediakan satu mesin rice huller. 5 Di tempat pengupahan, gabah tidak mempunyai nilai jual dan menjadi milik pemilik rice huller. Agar petani dapat nilai tambah dari hasil produksinya, diharapkan pemilik rice huller, menghargai petani dengan memberi nilai jualkg setiap gabah yang dihasilkan dari hasil pemisahan gabah dengan beras. 6 Tangkai padi ditinggalkan di pabrik. Padahal tangkai padi dapat digunakan untuk bahan pembakaran batu bata dan lainnnya. Solusi untuk persoalan butir 6 sama dengan butir 5. 7 Jika ada kunjungan dari instansi terkait, petani ikhlas memberikan oleh-oleh hasil panennya. 624 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Kebijakan Publik, Administrasi Publik Dari fakta diatas dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan dilakukan secara top down, tidak bersifat menyempurnakan aktivitas ekonomi yang sudah melembaga internalized, juga pemberdayaan dilakukan terputus hanya sampai kepada hasil pertanian. Dukungan fasilitas teknologi untuk pelepasan padi dari kulit gabah luput dari perhatian pemerintah, serta pimpinan Bakorluh Badan Koordinasi Penyuluh jarang melakukan on the spot. Beberapa hal yang tidak dapat diatasi petani adalah jika datang musim hujan dan atau kemarau yang berkepanjangan serta musibah serangan hama. Penyuluhan dam bantuan bibit serta fasilitas dari pemerintah menjadi sia, karena petani tak berdaya menghadapi hal tersebut.2. Kasus Kota Jambi
Penertiban PKL dengan tindakan pemaksaan Coercion sebenarnya termasuk dalam pelanggaran HAM, karena prinsip equity dalam Hak Azazi Manusia HAM, disebutkan bahwa setiap manusia berhak mempertahankan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan. Tindakan penggarukan jelas bertentangan dengan prinsip HAM. Tindakan coercion hanya boleh dilakukan jika memenuhi mekanisme : 1 Ada regulasinya, 2 Dikondisikan, misalnya disediakan tempat pengganti yang mempunyai aksesibilitas bagi konsumen, 3 Disosialisasikan dan 4 Peringatan-peringatan dengan persuasi dan 5. Action. Agar tidak terjadi lagi tindakan coercion tanpa mekanisme, maka perlu memberikan wawasan kepada Satpol PP, dan sosialisasi secara intensif dan meluas kepada para PKL. Satu hal yang kurang diperhatikan pemerintah kota dalam membuat kebijakan publik adalah keberpihakan kepada rakyat kecil, keindahan dapat dinomor duakan jika rakyat makin sengsara. Oleh sebab itu tindakan- tindakan manusiawi secara persuasif harus lebih diutamakan ketimbang tindakan coercion. Seperti mantan walikota Solo : Joko Widodo sekarang Presiden, sampai 40 kali mengundang para PKL makan bersama untuk menyadarkan para para PKL akan arti keindahan. Bukan begitu saja beliau juga mengkondisikan para PKL dengan memindahkan PKL berusaha di tempat baru yang telah dilengkapi aksesibilitaasnya.3. Kasus Kabupaten Batanghari
Ancaman akan berkurangnya lahan pertanian pangan semakin mengkhawatirkan di kabupaten Batanghari, sebagian petani mulai mengalihkan usaha pertanian pangan ke sektor perkebunan, disamping permintaan lahan untuk pendirian perumahan dan perusahaan semakin tinggi pula. Persoalan yang dihadapi adalah dalam Ranperda Lahan Pangan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Batanghari, adanya sanksi yang akan diberikan kepada pemilik lahan pangan pertanian yang mengalihkan ke sektor lain. Ini juga merupakan pelanggaran HAM jika dihubungkan prinsip equity. KESIMPULAN a. Hasil evaluasi menunjukkan ada gap antara tujuan dengan penggapaian, tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat malah mengakibatkan masyarakat terjebak dalam kesusahan. b. Bentuk revitalisasi yang penulis tawarkan adalah : 1Tanjung Jabung Timur Dalam menentukan pilihan tanaman pangan yang akan ditanam masih dilakukan cara top down, padahal petani lebih tahu dan paham mana yang baik menurut mereka, sementara penyuluh cukup melakukan support agar lebih baik. Selanjutnya keberhasilan hasil penyuluhan dapat ditindak lanjuti dengan membantu hasil pemasaran produksi. Hal yang paling mendasar harus dirivitalisasi adalah lahan pangan petani perlu diberikan asuransi, karena petani tidak akan mampu menghadang musim, apakah musim kemarau, datangnya banjir dan adanya serangan hama. 2 Kota Jambi Pemerintah kota lebih mengutamakan Kebijakan memperioritaskan keindahan estetika kota ketimbang memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, sehingga praktek-praktek tindakan coercion yang bertentangan dengan prinsip HAM kadang masih ditemukan. 625 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik 3 Kabupaten Batanghari Walau sudah ada upaya perlindungan lahan pangan berkelanjutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, namun masih ditemukan pemberian sanksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah apabila lahan pertanian beralih ke sektor non pertanian. DAFTAR KEPUSTAKAAN Islamy, M. Irfan. 2002 Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta : Bumi Aksara. Krishnamurti, Melani. 2004. Revitalisasi Pertanian, Blanchard, journal. Nugroho, D. Riant. 2011. Fungsi dan Evaluasi Kebijakan, Yogyakarta : Tiara Wacana. Putra, Fadilah. 2002. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Jakarta : Bumi Aksara.Parts
» Etika Politik full proseding JILID 2
» Pelanggaran Kode Etik oleh KPU KabupatenKota di Sumatera Barat
» Seleksi Psikologi Anggota KPU KabupatenKota
» KERANGKA TEORI Bimbingan Teknis Penyelenggara Pemilu
» Teori Struktuasi full proseding JILID 2
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Internal Universitas Andalas
» Pola distribusi Kader Lembaga Dakwah Kampus
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Gerakan Ekstra Universitas Andalas
» Teknik pengumpulan data full proseding JILID 2
» Teknis analisis data full proseding JILID 2
» Populasi dan sampel full proseding JILID 2
» Lokasi penelitian full proseding JILID 2
» Perencanaan strategis dan Perencanaan Pembiayaan
» Sosialisasi dan Informasi Pemilu
» Pendaftaran Pemilih. full proseding JILID 2
» Administrasi Peserta Pemilu Nominasi Kandidat Kampanye Pemilu dan Dana Kampanye
» Proses Pengadaan Logistik Pemilu
» Penyelenggaraan Pemungutan Suara Dan Perhitunganya.
» K onsep Umum Sumber Daya Alam
» Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA
» Aktor-aktor yang terlibat dalam tambang emas illegal
» Faktor Penyebab Aktivitas Tambang Emas Ilegal
» Potensi Konflik Tambang Emas Ilegal
» Optimalisasi Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam
» Indeks Demokrasi Indonesia dan Konstruksi Demokrasi yang Teknokratis
» Indeks Demokrasi Asia dan Demonopolisasi Kekuasaan
» Badan Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Prinsip Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Penyelenggara Pemilu di Indonesia
» Menciptakan Penyelenggara Pemilu Indonesia yang Profesional
» Konsolidasi Demokrasi full proseding JILID 2
» Politik Distribusi dan Money Politics dalam Kontestasi Pemilu
» Sikap dan perilaku Pemilih terhadap Politik uang Money Poltics
» Mengimplementasikan Kebijakan Konsep Kebijakan
» Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan
» Masalah Sosial dan Kebijakan Sosial
» Sekilas tentang Teleju full proseding JILID 2
» Dampak Penyebaran Lokalisasi Prostitusi
» Kebijakan CSR Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah dan DIY
» Kelembagaan Forum CSR di Pemerintah Daerah
» Latar Belakang Masalah. full proseding JILID 2
» Rumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tujuan full proseding JILID 2
» Menuju Kebijakan Publik Yang Baik Dan Ideal.
» Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik
» Fungsi Evaluasi full proseding JILID 2
» Revitalisasi full proseding JILID 2
» Pengumpulan Data. full proseding JILID 2
» Metode Analisa full proseding JILID 2
» Kasus Tanjab Timur full proseding JILID 2
» Kasus Kota Jambi full proseding JILID 2
» Kasus Kabupaten Batanghari full proseding JILID 2
» Lingkungan Sosial Penyalahgunaan Narkotika
» Narkotika Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.
» Peran serta masyarakat. full proseding JILID 2
» Antisipasi Dini full proseding JILID 2
» Pencegahan full proseding JILID 2
» Tujuan Khusus Penelitian full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan Masyarakat full proseding JILID 2
» Penyandang Disabilitas full proseding JILID 2
» Pendekatan dalam Memberdayakan Penyandang Disabilitas
» Implementasi Program Reduce, Reuse dan Recyle 3R Melalui Bank Sampah.
» Lokasi dan Sampel Pragmatik Penelitian
» Desain Penelitian, Pengumpulan dan Pengelolaan
» Analisis Data Penelitian full proseding JILID 2
» Pendekatan Aksesibilitas Non Fisik
» Pendekatan Rehabilitasi Pelatihan full proseding JILID 2
» Tujuan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Perumusan Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Jejaring Kebijakan dalam Perumusan Kebijakan Publik
» Sistem Nilai Dalam Perumusan Kebijakan Pubik
» Kebakaran Hutan Peraturan tentang Perlindungan Hutan dan Lahan
» Sistem Nilai full proseding JILID 2
» Pengertian Kebijakan Fiskal full proseding JILID 2
» Pengaruh Insentif Pajak terhadap Penanaman modal Asing PMA
» Fasiltas ,mekanisme dan pensyaratan dalam pengajuan Tax Holiday.
» Efektivitas Penertapan TAX Holiday di Indonesia :
» Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
» Sejarah Kenadziran Banten Lama
» Manajemen Pengelolaan oleh Kenadziran
» Konsep Pariwisata full proseding JILID 2
» Leslie A. White 2006:86 Wisata Religi
» Edward B. Tylor 2006:87 Wisata Religi
» J. Van Baal 2006:88 Wisata Religi
» Emile Durkheim 2006:89 Wisata Religi
» Myron Bromley 2006:89 Wisata Religi
» Konsep Koordinasi full proseding JILID 2
» Kondisi Geografis, Topografis dan Demografis
» Deskripsi Problem Batas Wilayah Negara
» Upaya Penyelesaian full proseding JILID 2
» Latar Belakang full proseding JILID 2
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Perumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tinjauan Pustaka full proseding JILID 2
» Kerangka Konseptual full proseding JILID 2
» Geographical Position Posisi Geografis
» Physical Conformation, including, as connected therewith, natural productions and climate.
» Extent of Territory full proseding JILID 2
» Number of Population full proseding JILID 2
» Character of the Government, including therein the national institutions
» Metode yang digunakan full proseding JILID 2
» Proses pengumpulan data full proseding JILID 2
» Pentingnya Samudra Hindia dan Kerangka Kerjasama IORA
» Character of the Government, including there in the national institutions
» Dasar Kewenangan Pemerintah Desa Mendirikan Badan Usaha Milik Desa
» Pendirian BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pengelola BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Permodalan BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Des
» Penelitian terdahulu yang relevan
» Penanggulangan Bencana full proseding JILID 2
» Pengaturan Pembangunan, Pengaturan infrastuktur dan tata Bangunan
» Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern
» Pembuatan Protap Penanggulangan Bencana Dalam hal ini pemerintah Kota Padang telah melakukan
» Pengadaan Sistem Peringatan Dini pada 45 titik di Zona Merah Pemerintah Kota Padang juga telah
» Pembentukan Pemberdayaan Pusdalops Adapun yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dalam
» Pembuatan Peta Informasi Petunjuk Evakuasi Untuk memudahkan masyarakat mengetahui arah dan
» Negara dan Kebijakan Pertanian
» Kebijakan Pertanian di Negara Berkembang
» Liberalisasi Ekonomi full proseding JILID 2
» Kebijakan Pertanian di Negara Maju
» Preferensi Petani di Negara maju dan berkembang
» Kasus Negara Maju full proseding JILID 2
» Kasus Negara Berkembang full proseding JILID 2
» Reformasi Administrasi full proseding JILID 2
» Keuangan Daerah full proseding JILID 2
» Transparansi dan Akuntabilitas full proseding JILID 2
» Good Governance Prinsip-Prinsip Good Governance
» Konsep Implementasi Kebijakan Publik Model George C Edward III
» Tinjauan Tentang Keterbukaan Informasi Publik
» Obyek Penelitian full proseding JILID 2
» DisposisiSikap full proseding JILID 2
» Struktur Birokrasi full proseding JILID 2
» Bentuk Komunikasi DPRD Sumbar dengan Konstituen
» Identitas Responden Konstituen Masyarakat
» Komposisi Responden berdasarkan Umur
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
» Komposisi Responden berdasarkan Suku Bangsa
» Komposisi Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan
» Tanggapan Masyarakat terhadap perlunya Komunikasi dengan DPRD
» Kebutuhan Masyarakat terhadap Peningkatan Hubungan Komunikasi Masyarakat dengan DPRD
» Alasan Perlunya Peningkatan Komunikasi Konstituen dengan DPRD
» Kesimpulan full proseding JILID 2
» Saran full proseding JILID 2
» Aspek Pengaturan Dana Kampanye:
» Regulasi Dana Kampanye dalam Aturan Perundangan Pemilu Indonesia
» Sumber Dana: full proseding JILID 2
» Pengendalian Pengeluaran Dana Kampanye
» Persyaratan Pelaporan dan Pengungkapan Pelaporan Dana Kampanye
» Definisi Akuntabilitas dalam Politik
» Akuntabilitas Politik dalam Pemilihan Umum
» Mencari Mekanisme Politik Untuk Memastikan Akuntabilitas
» Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Model –Model Penyelenggara Pemilu
» Kelemahan Model Independen yang diterapkan Indonesia
» Alternatif Model KPU Untuk kedepan
» Menciptakan Organisasi Dan Manajemen KPU Yang Profesional
» Persyaratan Menciptakan KPU Yang Profesional
» Kegiatan yang dilaksanakan. full proseding JILID 2
» Pelaksanaan Seleksi. a. Tahap penerimaan pendaftaran
» Kegiatan awal Komisi Pemilihan Umum Kab. Solok.
» Proses P4B full proseding JILID 2
» Konsep Pergantian Antar Waktu PAW
» Legislasi dan Perwakilan Politik
» Teori full proseding JILID 2
» Proses PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konsistensi Partai dalam Memproses Usulan PAW
» Mekanisme Internal Partai Dalam Proses PAW
» Lambatnya Surat Keputusan Mendagri
» Dinamika PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konstelasi Politik Menjelang Pilkada 2015 di DPRD Riau
» Menurunnya Kinerja Anggota DPRD Riau
» Varian Sistem Distrik Sistem Distrik Memiliki 5 lima varian, yaitu :
» Block Vote BV full proseding JILID 2
» Alternative Vote AV full proseding JILID 2
» Varian Sistem Proporsional Sistem Proporsional Memiliki 2dua varian, yaitu :
» Proportional Representation PR full proseding JILID 2
» Sistem Campuran full proseding JILID 2
» Sistem Pemilu Di Luar Mainstream
» Single Non Transfereble Vote SNTV
» Limited Vote full proseding JILID 2
» Unsur-unsur sistem pemilu full proseding JILID 2
» Waktu penyelenggaraan full proseding JILID 2
» Metode pencalonan candidacy full proseding JILID 2
» Penyuaraan Balloting full proseding JILID 2
» Besaran Distrik District Magnitude
» Pembuatan Batas-Batas RepresentasiPendistrikan full proseding JILID 2
» Formula pemilihan Electoral Formula
» Ambang batas Threshold full proseding JILID 2
» Transaksi Politik. full proseding JILID 2
» Hubungan kekerabatan pertalian “guru dengan murid dalam tarekat Syathariyah” .
» Kepentingan keterwakilan tarekat Syathariyah dalam pemerintahan.
» Bantuan Langsung dan tidak langsung untuk pengembangan tarekat Syathariyah.
» Proses dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana - Ril
» Kekecewaan Terhadap Calon Petahana Ali Mukhni.
» Kapasitas dan Kualitas Calon
» Standar Internasional Penyelenggaraa Pemilu
» Standar Penyelenggaraan Pemilu full proseding JILID 2
» Model Badan Penyelenggara Pemilu
» PENDAHULUAN full proseding JILID 2
» Konsep Partisipasi Pemilu KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Perilaku Memilih KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Politik Uang KERANGKA KONSEPSUAL
» METODE PENELITIAN full proseding JILID 2
» Peta Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Legislatif 2014
» Pengetahuan dan Sikap Terhadap Politik Uang
» Temuan Khusus: Uji Hipotesis
» Fenomena Terorisme dan Radikalisme di Abad ke-21
» Pengertian Terorisme dan Radikalisme
» Upaya Penegakan Hukum terhadap Kejahatan Terorisme oleh Pemerintah RI
» Upaya Masyarakat di dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme
» Demokrasi dan Demokratisasi: Menyatukan atau Memecahbelah?
» Angket full proseding JILID 2
Show more