Aspek Pengaturan Dana Kampanye:
2. Pengendalian Pengeluaran Dana Kampanye
UU Pilkada mensyaratkan untuk dana kampanye dibatasi jumlahnya. Hal ini untuk memberikan kesetaraan dan keadilan bagi semua kontestan. Pembatasan jumlah pengeluaran Dana kampanye secara otomatis akan membatasi jumlah maksimal penerimaan yang boleh digalang, yang pada akhirnya akan bisa membatasi masuknya aliran-aliran dana secara tidak terbatas dan disinyalir memiliki politik hutang budi dibelakangnya. Melalui pengaturan pengeluaran Dana Kampanye pemerintah berusaha untuk menggiring kontestanparpol untuk melakukan kampanye secara lebih sehat dan lebih berorientasi kepada bagaimana mengkampanyekan visi misi dan program kerja kontestan kedepan. Model-model kampanye yang disinyalir berbiaya mahal dan cenderung memberikan euforia sesaat kepada pemilih serta rayuan-rayuan melalui pemberian barang dan uang secara sistematis diharapkan mulai berkurang. Akan tetapi didalam prakteknya kembali ditemukan manipulasi terhadap jumlah pengeluaran yang sebenarnya dengan jumlah pengeluaran yang dilaporkan, hasil penelitian KPK menyatakan bahwa terjadinya kesenjangan antara dana kampanye yang dikeluarkan paslon dengan batasan dana yang diatur KPU menunjukkan bahwa batasan dana kampanye yang ditetapkan KPU tidak efektif. Kondisi tersebut terjadi karena hingga saat ini tidak ada sanksi yang dikenakan kepada paslon jika yang bersangkutan melakukan pelanggaran terhadap batasan dana kampanye yang ditetapkan Dalam hal efektifitas pengendalian pengeluaran dana kampanye penulis mencoba membandingkan total dana kampanye yang digunakan sebelum dan sesudah adanya aturan pembatasan dana kampanye dalam UU no 8 tahun 2015 serta Peraturan KPU no 08 tahun 2015 dengan data sebagai berikut: 794 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen Tabel 1: Dana Kampanye Pasangan Calon Pemilihan Gubernur Sumbar 2010 Item Fauzi BaharY. Dahlan I Prayitno -
M.Kasim E. Irzal - Asrul yukur: M. Rahman-A. Munandar: Ediwarman-
Husni Hadi: Pengeluaran 6.120.050.000 5.033.606.500 2.989.468.035 2.049.581.278 1.534.026.105 Sumber: KPU Provinsi Sumatera Barat Tabel 2: Dana Kampanye Pasangan Calon Pemilihan Gubernur Sumbar 2015 Item Fauzi Bahar-M.Kasim I Prayitno -Nasrul A Pengeluaran 6.982.701.218 7.007.542.500 Sumber: KPU Provinsi Sumatera Barat Komisi Pemilihan Umum Sumatera Barat pada Pilkada Gubernur Sumatera Barat yang dilakukan pada Desember 2015 yang lalu melalui koordinasi dengan Tim sukses dan pasangan calon menghasilkan keputusan bahwa batasan pengeluaran Dana Kampanye adalah sebesar Rp 15.006.550.000. Satu sisi hal ini adalah sebuah kemajuan besar karena sudah ada aturan untuk pembatasan yang dilakukan dengan kesepakatan bersama, akan tetapi dari sisi nominal, ketika ditelisik lebih dalam, efisiensi dan efektifitas dari pembiayaan bentuk kampanye oleh APBD, ternyata ditemukan ketidaksingkronan ralisasi dengan amanah UU. Jika pada Pilkada 2010 yang keseluruhan model kampanye dibiayai sendiri, maka realisasi Dana Kampanye berada diangka rata-rata 5 M. Agak cukup janggal jika pada Pilkada 2015 yang sebagian besar model kampanye Pilkada sudah dibiayai APBD, akan tetapi pembatasan pengeluaran Dana Kampanye disetting pada angka yang sangat tinggi yaitu 15 M. Agar pembatasan dana kampanye bisa menjadi efektif efisien, dan bisa menjadi sistem yang mengatur lajunya pembelanjaan Dana Kampanye, maka diperlukan formula yang lebih jitu sehingga bisa menghasilkan nominal pembatasan Pengeluaran Dana Kampanye yang lebih mendekati realisasi, baik dari sisi history ataupun dari sisi konten. Untuk itu penulis menyarankan dilakukan juga hitung-hitungan dari sisi ekonomi yang melibatkan para ekonom. Kemudian beberapa hal krusial yang jumlah nya signifikan akan tetapi belum dibahas dalam aturan dana kampanye pemilukada adalah mengenai biaya saksi dan biaya pencalonan oleh calon kepala daerahkontestan yang harus menyetorkan sejumlah uang kepada partai politik. Diakui oleh partai politik dan calon kepala daerah bahwa ada sejumlah biaya yang harus disetorkan kepada partai politik oleh calon kandidat kepala daerah yang mendaftarkan dirinya ke partai politik untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Ada yang menyebut biaya tersebut sebagai biaya administrasi, biaya pembelian formulir, atau biaya perahu 30 . Nominal jumlah yang harus disetorkan dalam biaya pencalonan adalah bervariasi, mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta bahkan miliaran, tergantung pada kebijakan partai politik masing-masing, semakin besar partai politik dan semakin kuat basis suara partai. Kondisi seperti ini menjadikan biaya politik sangat mahal dan cenderung berpotensi untuk terjadi kecurangan dan praktek politik uang.3. Persyaratan Pelaporan dan Pengungkapan Pelaporan Dana Kampanye
Masalah umum yang ditemui dalam pelaporan Dana Kampanye ini adalah, bahwa kontestanpartai politik tidak siap dalam pengelolaan laporan dana kampanye. Dana kampanye ternyata tidak dikelola layaknya sebuah pendanaan profesional yang butuh tenaga profesionalberpengalaman untuk mengelolanya. Hampir secara umum ditemui bahwa yang membuat laporan Dana Kampanye tidak mempunyai pengalaman dan keilmuan tentang keuangan, walaupun KPU dalam peraturan nya sudah memberikan rekomendasi untuk menggunakan staf khusus yang mempunyai pengalaman dibidang akuntansi. Selain masalah keabsahan dana yang didapat, dan penggunaan secara benar untuk pembiayaan, ternyata laporan dana kampanye menjadi momok yang menakutkan dan dianggap memberatkan. Hal ini semakin memperburuk kualitas laporan yang akan dihasilkan, baik secara substansi laporan ataupun administrasi pencatatan. Disisi lain ini menjadi peluang bagi KPU untuk bisa mensederhanakan format laporan Dana kampanye namun substansi laporan tetap terpenuhi 30 Wulandari, Lia. Dana Kampanye Pemilu di Indonesia: Isu Krusial yang Cenderung Terabaikan. Jurnal Pemilu Demokrasi, edisi 3: 55-78Parts
» Etika Politik full proseding JILID 2
» Pelanggaran Kode Etik oleh KPU KabupatenKota di Sumatera Barat
» Seleksi Psikologi Anggota KPU KabupatenKota
» KERANGKA TEORI Bimbingan Teknis Penyelenggara Pemilu
» Teori Struktuasi full proseding JILID 2
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Internal Universitas Andalas
» Pola distribusi Kader Lembaga Dakwah Kampus
» Kiprah Aktivis Dakwah Pada Gerakan Ekstra Universitas Andalas
» Teknik pengumpulan data full proseding JILID 2
» Teknis analisis data full proseding JILID 2
» Populasi dan sampel full proseding JILID 2
» Lokasi penelitian full proseding JILID 2
» Perencanaan strategis dan Perencanaan Pembiayaan
» Sosialisasi dan Informasi Pemilu
» Pendaftaran Pemilih. full proseding JILID 2
» Administrasi Peserta Pemilu Nominasi Kandidat Kampanye Pemilu dan Dana Kampanye
» Proses Pengadaan Logistik Pemilu
» Penyelenggaraan Pemungutan Suara Dan Perhitunganya.
» K onsep Umum Sumber Daya Alam
» Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA
» Aktor-aktor yang terlibat dalam tambang emas illegal
» Faktor Penyebab Aktivitas Tambang Emas Ilegal
» Potensi Konflik Tambang Emas Ilegal
» Optimalisasi Politik Pengelolaan Sumber Daya Alam
» Indeks Demokrasi Indonesia dan Konstruksi Demokrasi yang Teknokratis
» Indeks Demokrasi Asia dan Demonopolisasi Kekuasaan
» Badan Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Prinsip Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Penyelenggara Pemilu di Indonesia
» Menciptakan Penyelenggara Pemilu Indonesia yang Profesional
» Konsolidasi Demokrasi full proseding JILID 2
» Politik Distribusi dan Money Politics dalam Kontestasi Pemilu
» Sikap dan perilaku Pemilih terhadap Politik uang Money Poltics
» Mengimplementasikan Kebijakan Konsep Kebijakan
» Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan
» Masalah Sosial dan Kebijakan Sosial
» Sekilas tentang Teleju full proseding JILID 2
» Dampak Penyebaran Lokalisasi Prostitusi
» Kebijakan CSR Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah dan DIY
» Kelembagaan Forum CSR di Pemerintah Daerah
» Latar Belakang Masalah. full proseding JILID 2
» Rumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tujuan full proseding JILID 2
» Menuju Kebijakan Publik Yang Baik Dan Ideal.
» Tipe-tipe Evaluasi Kebijakan Publik
» Fungsi Evaluasi full proseding JILID 2
» Revitalisasi full proseding JILID 2
» Pengumpulan Data. full proseding JILID 2
» Metode Analisa full proseding JILID 2
» Kasus Tanjab Timur full proseding JILID 2
» Kasus Kota Jambi full proseding JILID 2
» Kasus Kabupaten Batanghari full proseding JILID 2
» Lingkungan Sosial Penyalahgunaan Narkotika
» Narkotika Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.
» Peran serta masyarakat. full proseding JILID 2
» Antisipasi Dini full proseding JILID 2
» Pencegahan full proseding JILID 2
» Tujuan Khusus Penelitian full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan full proseding JILID 2
» Pengertian Pemberdayaan Masyarakat full proseding JILID 2
» Penyandang Disabilitas full proseding JILID 2
» Pendekatan dalam Memberdayakan Penyandang Disabilitas
» Implementasi Program Reduce, Reuse dan Recyle 3R Melalui Bank Sampah.
» Lokasi dan Sampel Pragmatik Penelitian
» Desain Penelitian, Pengumpulan dan Pengelolaan
» Analisis Data Penelitian full proseding JILID 2
» Pendekatan Aksesibilitas Non Fisik
» Pendekatan Rehabilitasi Pelatihan full proseding JILID 2
» Tujuan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Perumusan Kebijakan Publik full proseding JILID 2
» Jejaring Kebijakan dalam Perumusan Kebijakan Publik
» Sistem Nilai Dalam Perumusan Kebijakan Pubik
» Kebakaran Hutan Peraturan tentang Perlindungan Hutan dan Lahan
» Sistem Nilai full proseding JILID 2
» Pengertian Kebijakan Fiskal full proseding JILID 2
» Pengaruh Insentif Pajak terhadap Penanaman modal Asing PMA
» Fasiltas ,mekanisme dan pensyaratan dalam pengajuan Tax Holiday.
» Efektivitas Penertapan TAX Holiday di Indonesia :
» Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
» Sejarah Kenadziran Banten Lama
» Manajemen Pengelolaan oleh Kenadziran
» Konsep Pariwisata full proseding JILID 2
» Leslie A. White 2006:86 Wisata Religi
» Edward B. Tylor 2006:87 Wisata Religi
» J. Van Baal 2006:88 Wisata Religi
» Emile Durkheim 2006:89 Wisata Religi
» Myron Bromley 2006:89 Wisata Religi
» Konsep Koordinasi full proseding JILID 2
» Kondisi Geografis, Topografis dan Demografis
» Deskripsi Problem Batas Wilayah Negara
» Upaya Penyelesaian full proseding JILID 2
» Latar Belakang full proseding JILID 2
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Perumusan Masalah full proseding JILID 2
» Tinjauan Pustaka full proseding JILID 2
» Kerangka Konseptual full proseding JILID 2
» Geographical Position Posisi Geografis
» Physical Conformation, including, as connected therewith, natural productions and climate.
» Extent of Territory full proseding JILID 2
» Number of Population full proseding JILID 2
» Character of the Government, including therein the national institutions
» Metode yang digunakan full proseding JILID 2
» Proses pengumpulan data full proseding JILID 2
» Pentingnya Samudra Hindia dan Kerangka Kerjasama IORA
» Character of the Government, including there in the national institutions
» Dasar Kewenangan Pemerintah Desa Mendirikan Badan Usaha Milik Desa
» Pendirian BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pengelola BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Permodalan BUM Des Pendirian dan Pengelolaan BUM Des
» Pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Des
» Penelitian terdahulu yang relevan
» Penanggulangan Bencana full proseding JILID 2
» Pengaturan Pembangunan, Pengaturan infrastuktur dan tata Bangunan
» Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern
» Pembuatan Protap Penanggulangan Bencana Dalam hal ini pemerintah Kota Padang telah melakukan
» Pengadaan Sistem Peringatan Dini pada 45 titik di Zona Merah Pemerintah Kota Padang juga telah
» Pembentukan Pemberdayaan Pusdalops Adapun yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dalam
» Pembuatan Peta Informasi Petunjuk Evakuasi Untuk memudahkan masyarakat mengetahui arah dan
» Negara dan Kebijakan Pertanian
» Kebijakan Pertanian di Negara Berkembang
» Liberalisasi Ekonomi full proseding JILID 2
» Kebijakan Pertanian di Negara Maju
» Preferensi Petani di Negara maju dan berkembang
» Kasus Negara Maju full proseding JILID 2
» Kasus Negara Berkembang full proseding JILID 2
» Reformasi Administrasi full proseding JILID 2
» Keuangan Daerah full proseding JILID 2
» Transparansi dan Akuntabilitas full proseding JILID 2
» Good Governance Prinsip-Prinsip Good Governance
» Konsep Implementasi Kebijakan Publik Model George C Edward III
» Tinjauan Tentang Keterbukaan Informasi Publik
» Obyek Penelitian full proseding JILID 2
» DisposisiSikap full proseding JILID 2
» Struktur Birokrasi full proseding JILID 2
» Bentuk Komunikasi DPRD Sumbar dengan Konstituen
» Identitas Responden Konstituen Masyarakat
» Komposisi Responden berdasarkan Umur
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
» Komposisi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
» Komposisi Responden berdasarkan Suku Bangsa
» Komposisi Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan
» Tanggapan Masyarakat terhadap perlunya Komunikasi dengan DPRD
» Kebutuhan Masyarakat terhadap Peningkatan Hubungan Komunikasi Masyarakat dengan DPRD
» Alasan Perlunya Peningkatan Komunikasi Konstituen dengan DPRD
» Kesimpulan full proseding JILID 2
» Saran full proseding JILID 2
» Aspek Pengaturan Dana Kampanye:
» Regulasi Dana Kampanye dalam Aturan Perundangan Pemilu Indonesia
» Sumber Dana: full proseding JILID 2
» Pengendalian Pengeluaran Dana Kampanye
» Persyaratan Pelaporan dan Pengungkapan Pelaporan Dana Kampanye
» Definisi Akuntabilitas dalam Politik
» Akuntabilitas Politik dalam Pemilihan Umum
» Mencari Mekanisme Politik Untuk Memastikan Akuntabilitas
» Penyelenggara Pemilu full proseding JILID 2
» Model –Model Penyelenggara Pemilu
» Kelemahan Model Independen yang diterapkan Indonesia
» Alternatif Model KPU Untuk kedepan
» Menciptakan Organisasi Dan Manajemen KPU Yang Profesional
» Persyaratan Menciptakan KPU Yang Profesional
» Kegiatan yang dilaksanakan. full proseding JILID 2
» Pelaksanaan Seleksi. a. Tahap penerimaan pendaftaran
» Kegiatan awal Komisi Pemilihan Umum Kab. Solok.
» Proses P4B full proseding JILID 2
» Konsep Pergantian Antar Waktu PAW
» Legislasi dan Perwakilan Politik
» Teori full proseding JILID 2
» Proses PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konsistensi Partai dalam Memproses Usulan PAW
» Mekanisme Internal Partai Dalam Proses PAW
» Lambatnya Surat Keputusan Mendagri
» Dinamika PAW Enam Anggota DPRD Riau Periode 2014-2019
» Konstelasi Politik Menjelang Pilkada 2015 di DPRD Riau
» Menurunnya Kinerja Anggota DPRD Riau
» Varian Sistem Distrik Sistem Distrik Memiliki 5 lima varian, yaitu :
» Block Vote BV full proseding JILID 2
» Alternative Vote AV full proseding JILID 2
» Varian Sistem Proporsional Sistem Proporsional Memiliki 2dua varian, yaitu :
» Proportional Representation PR full proseding JILID 2
» Sistem Campuran full proseding JILID 2
» Sistem Pemilu Di Luar Mainstream
» Single Non Transfereble Vote SNTV
» Limited Vote full proseding JILID 2
» Unsur-unsur sistem pemilu full proseding JILID 2
» Waktu penyelenggaraan full proseding JILID 2
» Metode pencalonan candidacy full proseding JILID 2
» Penyuaraan Balloting full proseding JILID 2
» Besaran Distrik District Magnitude
» Pembuatan Batas-Batas RepresentasiPendistrikan full proseding JILID 2
» Formula pemilihan Electoral Formula
» Ambang batas Threshold full proseding JILID 2
» Transaksi Politik. full proseding JILID 2
» Hubungan kekerabatan pertalian “guru dengan murid dalam tarekat Syathariyah” .
» Kepentingan keterwakilan tarekat Syathariyah dalam pemerintahan.
» Bantuan Langsung dan tidak langsung untuk pengembangan tarekat Syathariyah.
» Proses dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana - Ril
» Kekecewaan Terhadap Calon Petahana Ali Mukhni.
» Kapasitas dan Kualitas Calon
» Standar Internasional Penyelenggaraa Pemilu
» Standar Penyelenggaraan Pemilu full proseding JILID 2
» Model Badan Penyelenggara Pemilu
» PENDAHULUAN full proseding JILID 2
» Konsep Partisipasi Pemilu KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Perilaku Memilih KERANGKA KONSEPSUAL
» Konsep Politik Uang KERANGKA KONSEPSUAL
» METODE PENELITIAN full proseding JILID 2
» Peta Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Legislatif 2014
» Pengetahuan dan Sikap Terhadap Politik Uang
» Temuan Khusus: Uji Hipotesis
» Fenomena Terorisme dan Radikalisme di Abad ke-21
» Pengertian Terorisme dan Radikalisme
» Upaya Penegakan Hukum terhadap Kejahatan Terorisme oleh Pemerintah RI
» Upaya Masyarakat di dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme
» Demokrasi dan Demokratisasi: Menyatukan atau Memecahbelah?
» Angket full proseding JILID 2
Show more