Kebakaran Hutan Peraturan tentang Perlindungan Hutan dan Lahan

659 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik Aktor sekunder: aktor dengan pengaruh yang tinggi tetapi tingkat kepentingan yang rendah, untuk merekrut aktor ini dengan cara consulat melalui forum pertemuan dengan para bupati, LSM lingkungan dan perguruan tinggi, diajak berdialog dan berkonsultasi dan didudukkan dalam keanggotaan tim subsistem. Aktor tersier, yaitu aktor dengan pengaruh rendah tetapi memiliki kepentingan yang tinggi, yaitu masyarakat yang terkena dampak kebakarahan hutan dan lahan. untuk merekrut aktor kategori ini dengan cara inform, segala sesuatu yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan diinformasikan kepada masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam penanggulangan, atau merubah kedudukannya sebagai aktor tersier menjadi aktor primer. Aktor kwarter, yaitu aktor dengan pengaruh dan kepentingan rendah, untuk merekrut aktor kategori ini dengan cara control. Tidak nampak kemunculan aktor kwarter, hal ini dapat dipahami dari tingkat kepentingan masalah kebakaran hutan dan lahan. Sistem nilai yang menentukan interaksi dan pembentukan jejaring kebijakan perumusan kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Pemerintah Provinsi Riau, adalah; o Common belief; suatu kepercayaan dan kesamaan persepsi pada tujuan kebijakan berdasarkan kesamaan pengetahuan tentang masalah publik. Di sini telah muncul persepsi yang sama dari aktor-aktor kebijakan tentang perluya kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Riau. Persepsi ini muncul disebabkan lingkungan fisik, yaitu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Sistem nilai ini didominasi oleh LSM, masyarakat dan peneliti. o Core of belief yaitu sistem kepercayaan berdasarkan atas pandangan yang sama terhadap sifat alami kemanusaiaan dan beberapa kondisi yang diinginkan manusia. Core belief pada tiap aktor berupa nilai kepentingan individu dan lembaga bahwa secara ex officio, mereka menjalankan tugas sebagai tim. o External factors meliputi uang, keahlian, jumlah pendukung, legal otoritas, pendapat umum, teknologi, tingkat inflasi, dan nilai-nilai budaya. External factor diwujudkan dalam ego kelembagaan tiap-tiap aktor. DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Craswell, Jhon, 2007, Research Design: Qualitative, Quantitativ, and mixed Methods Research, Calivornia, SAGE Publiations. Inc. Dove, M.R., 1988. Sistem Perladangan di Indonesia. Suatu studi-kasus dari Kalimantan Barat. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Howlett. Michael dan M. Ramesh, 1995 Studying Pubic Policy: Policy Cycles and Policy Subsystem. Oxford University Press, Oxford Islamy, Irfan, 1986, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, hal.83, Jakarta, Bina Aksara Maria, S. W. Sumardjono, 1997 Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Sebuah Panduan Dasar, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Nurhayati, Ai, dkk , 2012, Kebakaran Hutan Indonesia dan Upaya Penanggulangannya Parsons, Wayne. 1995. Public Policy An Introduction to The Theory and Practice of Policy Analysis USA: Northampton. Santosa, Edi, 2001, Kelembagaan Linkungan dalam Era Otonomi Daerah, FISIP, Universitasi Diponego, Semarang. Schweithelm, J. dan D. Glover, 1999, Penyebab dan Dampak Kebakaran dalam Mahalnya Harga Sebuah Bencana: Kerugian Lingkungan Akibat Kebakaran dan Asap di Indonesia., Editor: D. Glover T. Jessup Soeriaatmadja, R.E. 1997. Dampak Kebakaran Hutan Serta Daya Tanggap Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Terhadapnya. Prosiding Simposium: “Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sumberdaya Alam dan Lingkungan”. Tanggal 16 Desember 1997 di Yogyakarta. hal: 36-39. 660 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Kebijakan Publik, Administrasi Publik Subarsono, 2012, Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Pelajar. Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktik Mengkaji Masalah danKebijakan Sosial, hal 3, Bandung, CV. Alfabeta Suwitri, Sri, 2011, Konsep Dasar KebijakanPublik, Semarang, Univ Diponegoro _______ 2011, Jejaring Kebjakan dalam Perumusan Kebijakan .Publik, Semarang, Univ Diponegoro Winarno, Budi. 2002, Teori Dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta, hal; 15, Yogyakarta: Media Pressindo Sumber Lain http:www.blogspot.com201204, diakses 18 Maret 2014 http:www.Chirpstory.com, Bahri, Adi, Membakar Riau, diakses pada 17 Maret 2014 htttp:www.mongabay.com, Laporan Tindak Pidana 117 Perusahaan,yang disampaikan Eksekutif Nasional WALHI, WALHI Riau, WALHI Jambi, WALHI Sum-Sel, Sawit Watch, Elsam, YLBHI, ICEL, SPKS, pada 23 Juni 2013, diakses pada 21 Juli 2013 www.KLH.com, Saut, Wira, Perianto Simanjuntak,SP, an dan Perundang-undangan Kementerian Kehutanan dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Posted: Maret 31, 2011, diakses 18 Maret 2014