884
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Pemilu dan Parlemen
sukses bukanlah penentu terpilihnya seseorang calon. Menyadari pengalaman yang berharga tersebut maka dalam pencalonan yang kedua, dia mengubah modusnya yaitu dia tidak lagi percaya kepada tim sukses, tetapi
langsung “turun lapangan” sendiri. Di sinilah kemudian, menurutnya, seorang calon mengalami dilema moral antara menyerahkan keterpilihannya kepada “dinamika pemilihan” atau melakukan “politik uang” kepada para
pemilih. Ia menambahkan, karena dinamika para pemilih dan juga para tim sukses pada umumnya sudah terjebak ke dalam pusaran “politik uang”, maka pada pencalon kedua, yaitu pada Pemilu Legislatif 2014, dia mengganti
modusnya menjadi suatu modus yang menurutnya juga dilakukan oleh hampir semua calon yang lain, yaitu apa yang disebutnya sebagai “direct selling”“jual beli langsung” kepada para pemilih. Itu dilakukan sebagian
pada masa-masa kampanye dan sebagian pada masa-masa menjelang beberapa hari sebelum hari H pemilihan. Hasilnya dia terpilih menjadi salah seorang anggota DPRD terpilih pada Pemilu Legislatif 2014 yang lalu. Tapi,
sayangnya ketika ditanya berapa nilai nominal uang tunai yang diberikan pada para pemilih orang peorangnya dengan modus “direct selling” tersebut, dia sama sekali keberatan untuk menyebutkannya.
Apa yang dapat disimpulkan dari informasi yang didapatkan pada FGD di atas adalah bahwa informasi sebagaimana disajikan dalam tabel-tabel di atas mendapatkan bukti penguatannya. Namun demikian, satu hal
yang tidak dapat dibuktikan adalah “apakah keterpilihan calon tersebut berhubungan langsung dengan politik uang?”. Apakah tidak mungkin ada faktor lain yang bekerja misalnya “faktor keberuntungan”. Dengan kata lain,
sampai saat ini belum ada seorang peneliti pun yang meneliti tentang politik uang dapat membuktikan bahwa para pemilih memang telah memilih calon yang telah memberinya uang. Tidak seorang pun tahu “apa yang dipilih
oleh seorang pemilih di bilik suara”, hanya pemilih dan Allah swt yang tahu pasti mengenai ini.
4.2.6 Sikap Penyelenggara Pemilu terhadap Politik Uang
Tidak banyak data yang dapat diambil dalam FGD khususnya mengenai sikap penyelenggara pemilu terhadap politik uang. Pada umumnya baik anggota KPU maupun anggota PPK dan PPS yang hadir dalam FGD
berpendapat bahwa politik uang adalah haram dan mencederai nilai-nilai demokrasi. Mereka prihatin terhadap sikap masyarakat yang “terima dulu, soal pilihan urusan nanti” yang menunjukkan persentase tertinggi dalam
sikap masyarakat terhadap politik uang, yaitu 56,0 sebagaimana terungkap dalam Tabel 4.2.4 di atas. Meskipun demikian mereka juga bergembira karena masih ada 30,5 masyarakat yang diwakili oleh 122 responden yang
bersikap “menolak politik uang karena haram”.
Ini merupakan peluang bagi penyelenggara pemilu untuk lebih giat lagi dalam melakukan pendidikan politik kepada masyarakat pada umumnya dan para pemilih di masa- masa yang akan datang bahwa “politik uang
adalah haram” dan akan mencederai nilai-nilai demokrasi. Ke depan perlu dipikirkan suatu model pendidikan politik yang tepat agar politik uang ini dapat dihilangkan. Salah satunya adalah mengarahkan perilaku memilih
masyarakat menjadi pemilih yang rasional.
4.3 Temuan Khusus: Uji Hipotesis
4.3.1 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Umur
H
1.1
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdassarkan kelompok umur
Dari hasil analisis chi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.1 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan umur α hitung = 0,257. Jadi antara pemilih muda dan pemilih tua tidak memiliki perbedaan sikap terhadap politik uang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat tabel tabulasi silang berikut:
885
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Pemilu dan Parlemen Tabel 4.3.1: Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur Responden
Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon? Total
Menolak karena haram
Terima tapi tidak pilih
orangnya Terima dan
akan saya pilih orangnya
Terima dulu, soal pilihan
urusan nanti Bersedia ikut
membagi- bagikan uang
barang
17-- 29 40 25.6
10 6.4 3 1.9
101 64.7 2 1.3
156 100.0 30-- 42
41 33.3 9 7.3
6 4.9 65 52.8
2 1.6 123 100.0
43-- 55 31 37.8
11 13.4 3 3.7
36 43.9 1 1.2
82 100.0 56-- 68
8 26.7 7 23.3
0 0.0 15 50.0
0 0.0 30 100.0
69-- 81 2 25.0
0 0.0 0 0.0
6 75.0 0 0.0
8 100.0 82-- 94
0 0.0 0 0.0
0 0.0 1 100.0
0 0.0 1 100.0
Sumber: Data Primer 2015
α= 0,257 Koefisien Kontingensi C 0,236 Dari jawaban responden terlihat bahwa jawaban mereka terhadap lima pilihan jawaban tersebar secara merata
ke semua golongan umur, mulai umur muda di bawah 40 tahun sampai umur tua di atas 56 tahun.
4.3.2 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Jenis Kelamin
H
1.2
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdassarkan jenis kelamin
Dari hasil analisis khi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.2 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan jenis kelamin α hitung = 0,427. Jadi antara masyarakat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan sikap terhadap politik
uang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel tabulasi silang berikut:
Tabel 4.3.2 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden
Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon? Total
Menolak karena haram
Terima tapi tidak pilih
orangnya Terima dan
akan saya pilih orangnya
Terima dulu, soal pilihan
urusan nanti Bersedia ikut
membagi- bagikan uang
barang
Laki-laki 64 30.9
19 9.2 4 1.9
119 57.5 1 0.5
207 100.0 Perempuan
58 30.1 18 9.3
8 4.1 105 54.4
4 3.1 193 100.0
Total 122 30.5
37 9.3 12 3.0
224 56.0 5 1.3
400 100.0 Sumber: Data Primer 2015
Dari jawaban responden terlihat bahwa jawaban mereka terhadap lima pilihan jawaban tersebar secara merata ke semua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan.
4.3.3 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Kecamatan
H
1.3
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan kecamatan tempat tinggal
Dari hasil analisis khi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa 95 H1.3 diterima.
Artinya terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan kecamatan tempat tinggal α hitung = 0,000, dengan kadar hubungan yang kuat C= 0,565. Jadi antara masyarakat di berbagai Kecamatan
di Kabupaten pesisir Selatan memiliki perbedaan sikap terhadap politik uang. Terdapat beberapa kecamatan yang kebanyakan masyarakatnya secara tegas menolak politik uang karena diyakini hukumnya haram, seperti
Kecamatan Lengayang, Silaut dan Batang Kapas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut:
886
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Pemilu dan Parlemen Tabel 4.3.3 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Kecamatan
Kelompok Umur Responden
Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon? Total
Menolak karena
haram Terima tapi
tidak pilih orangnya
Terima dan akan saya pilih
orangnya Terima dulu,
soal pilihan urusan nanti
Bersedia ikut membagi-
bagikan uang barang
Silaut 11 57.9
0 0.0 1 5.3
7 36.8 0 0.0
19 100.0 Lunang
8 40.0 2 10.0
0 0.0 10 50.0
0 0.0 20 100.0
Rahul Tapan 3 15.0
5 25.0 3 15.0
7 35.0 2 10.0
20 100.0 Basa Ampek Balai Tapan
8 40.0 0 0.0
0 0.0 12 60.0
0 0.0 20 100.0
Pancung Soal 0 0.0
0 0.0 5 26.3
14 73.7 0 0.0
19 100.0 Air Pura
6 30.0 3 15.0
0 0.0 11 55.0
0 0.0 20 100.0
Linggo Sari Baganti 8 33.3
4 16.7 0 0.0
12 50.0 0 0.0
24 100.0 Ranah Pesisir
4 28.6 0 0.0
0 0.0 8 57.1
2 14.3 14 100.0
Lengayang 15 65.2
2 8.7 0 0.0
6 26.1 0 0.0
23 100.0 Sutera
10 34.5 5 17.2
1 3.4 13 44.8
0 0.0 29 100.0
Batang Kapas 27 47.4
5 8.8 2 3.5
23 40.4 0 0.0
57 100.0 IV Jurai
3 23.1 4 30.8
0 0.0 5 38.5
1 7.7 13 100.0
Bayang 1 2.0
3 6.1 0 0.0
45 91.8 0 0.0
49 100.0 IV Nagari Bayang Utara
12 20.0 4 6.7
0 0.0 44 73.3
0 00 60 100.0
Koto XI Tarusan 6 46.2
0 0.0 0 0.0
44 73.3 0 0.0
13 100.0 Total
122 30.5 37 9.3 12 3.0
224 56.0 5 1.3
400 100.0 Sumber: Data Primer 2015
4.3.4 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Suku Bangsa
H
1.4
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan suku bangsa
Dari hasil analisis chi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.4 diterima. Artinya
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan suku bangsa α hitung = 0,000, dengan kadar hubungan yang lemah C=0,458. Jadi antara masyarakat dari berbagai suku bangsa yang ada di Kabupaten
Pesisir Selatan memiliki perbedaan sikap terhadap politik uang. Orang Minang, Jawa dan Melayu serta suku lainnya yang ada di pesisir Selatan memiliki perbedaan pandangan terhadap politik uang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.3.4 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Suku Bangsa
Sikap terhadap politik uang Suku Bangsa
Total Minang
Jawa Melayu
Lainnya
Menolak karena haram 112 91.8
9 7.4 1 0.8
0 0.0 122 100.0
Terima tapi tidak pilih orangnya 35 94.6
2 5.4 0 0.0
0 0.0 37 100.0
Terima dan akan saya pilih orangnya 11 91.7
1 8.3 0 0.0
0 0.0 12 100.0
Terima dulu, soal pilihan urusan nanti 211 94.2
12 5.4 1 0.40
0 0.0 224 100.0
Bersedia ikut membagikan uangbarang 3 60.0
0 0.0 1 20.0
1 20.0 5 100.0
Total 372 93.0
24 6..0 3 0.8
1 0.3 400 100.0
Sumber: Data Primer 2015
4.3.5 Perbedaan Sikap Terhadap Politik Uang Menurut Tingkat Pendidikan
H
1.5
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan tingkat pendidikan
Dari hasil analisis khi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.5 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan tingkat pendidikan α hitung = 0,111.
887
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Pemilu dan Parlemen
Jadi antara masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi, menengah dan rendah yang ada di Kabupaten pesisir Selatan tidak memiliki perbedaan sikap terhadap politik uang. Kau terpelajar dan kaum tidak terpelajar memiliki
kesamaan pandangan terhadap politik uang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.3.5 Perbedaan Sikap Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon? Total
Menolak karena haram
Terima tapi tidak pilih
orangnya Terima dan
akan saya pilih orangnya
Terima dulu, soal pilihan
urusan nanti Bersedia ikut
membagi- bagikan uang
barang
SD 13 26.5
7 14.3 0 0.0
28 57.1 1 2.0
49 100.0 SLTP
22 39.3 8 14.3
1 1.8 25 44.6
0 0.0 56 100.0
SLTA 56 25.8
14 6.5 7 3.2
138 63.6 2 0.9
217 100.0 D1, D3, D4
13 41.9 3 9.7
0 0.0 14 45.2
1 3.2 31 100.0
S1 18 39.1
5 10.9 4 8.7
18 39.1 1 2.2
46 100.0 S2 ke atas
0 0.0 0 0.0
0 0.0 1 100.0
0 0.0 1 100.0
Total 122 30.5
37 9.3 12 3.0
224 56.0 5 1.3
400 100.0 Sumber: Data Primer 2015
4.3.6 Perbedaan Sikap Terhadap Politik Uang Menurut Jenis Pekerjaan
H
1.6
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan jenis pekerjaan
Dari hasil analisis khi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.6 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan Jenis Pekerjaan α hitung = 0,482. Jadi antara masyarakat dengan berbagai jenis pekerjaan di Kabupaten Pesisir Selatan tidak memiliki perbedaan sikap
terhadap politik uang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.3.6 Perbedaan Sikap Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon?
Total Menolak
karena haram Terima tapi
tidak pilih orangnya
Terima dan akan saya pilih
orangnya Terima dulu,
soal pilihan urusan nanti
Bersedia ikut membagi-
bagikan uang barang
GuruDosen 8 40.0
1 5.0 1 5.0
9 45.0 1 5.00
20 100.0 Pegawai Pemda
4 28.6 3 21.4
0 0.0 7 50.0
0 0.0 14 100.0
Pegawai swasta 6 37.5
0 0.0 0 0.0
10 62.5 0 0.0
16 100.0 Wiraswasta kecil2an
16 42.1 3 7.9
0 0.0 18 47.4
1 2.6 38 100.0
Pensiunan 1 33.3
1 33.3 0 0.0
1 33.3 0 0.0
3 100.0 BengkelJasa servise
32 33.7 8 8.40
3 3.2 50 52.6
2 2.1 95 100.0
PetaniPeternak 1 50.0
0 0.0 0 0.0
1 50.0 0 0.0
2 100.0 Buruh kasarPembantu
24 35.3 7 10.3
2 2.9 35 51.5
0 0.0 68 100.0
Pedagangwarung kaki lima 1 20.0
0 0.0 1 20.0
3 60.0 0 0.0
5 100.0 Sopir
7 6.7 1 6.7
0 0.0 7 46.7
0 0.0 15 100.0
Pengusahakontraktor besar 2 66.7
1 33.3 0 0.0
0 0.0 0 0.0
3 100.0 Kerja tidak tetap
20 16.5 12 9.0
5 4.1 83 68.6
1 0.8 121 100.0
Total 122 30.5
37 9.3 12 3.0
224 56.0 5 1.3
400 100.0 Sumber: Data Primer 2015
4.3.7 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang Menurut Tingkat Pendapatan
H
1.7
Terdapat perbedaan sikap terhadap politik uang dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan tingkat pendapatan
888
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Pemilu dan Parlemen
Dari hasil analisis khi kuadrad pada tingkat kepercayaan 95 didapatkan bahwa H1.7 diterima. Artinya
terdapat perbedaan sikap masyarakat terhadap politik uang berdasarkan tingkat pendapatan α hitung = 0,004 dengan kekuatan hubungan sedang C=0,3. Jadi tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi sikap mereka
terhadap politik uang. Semakin rendah tingkat pendapatan seseorang semakin menerima terhadap politik uang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.3.7 Perbedaan Sikap Masyarakat Terhadap Politik Uang di Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Tingkat Pendapatan
Jenis pekerjaan Bagaimana sikap anda jika diberi uang, barang, atau jasa dari calon?
Total Menolak
karena haram Terima tapi
tidak pilih orangnya
Terima dan akan saya pilih
orangnya Terima dulu,
soal pilihan urusan nanti
Bersedia ikut membagi-
bagikan uang barang
Dibawah 500 ribu 23 31.5
7 9.6 4 5.5
34 46.6 5 6.8
73 100.0 500 – 999 ribu
41 29.9 14 10.2
6 4.4 76 55.5
0 0.0 137 100.0
1 – 1.499 juta 29 27.9
7 6.7 0 0.0
68 65.4 0 0.0
104 100.0 1.5 – 1.999 juta
8 20.0 5 12.5
1 2.5 26 65.0
0 0.0 40 100.0
2 – 2.499 juta 6 37.5
1 6.3 0 0.0
9 56.3 0 0.0
16 100.0 2.5 – 5 juta
15 50.0 3 10.0
1 3.3 11 36.7
0 0.0 30 100.0
Total 122 30.5
37 9.3 12 3.0
224 56.0 5 1.3
400 100.0 Sumber: Data Primer 2015
4.3.8 Pengaruh Sikap Masyarakat Tentang Politik Uang Terhadap Partisipasi Pemilih
H
1.8
Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap masyarakat terhadap politik uang dengan partisipasi masyarakat dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan
tingkat pendapatan
Dari hasil analisis korelasi pada tingkat kepercayaan 95 H1.8 diterima. Artinya terdapat hubungan yang
dignifikan antara sikap masyarakat terhadap politik uang dengan partisipasi memilih α hitung = 0,001 dengan kekuatan hubungan kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap terhadap politik uang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam Pileg 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan.
5. KESIMPULAN Berdasarkan data-data yang telah dianalisis di atas dapat disimpulkan bahwa pertama, peta partisipasi
masyarakat dalam Pileg 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi yakni 97.0 atau 388 orang dari 400 responden yang menjawab. Hanya terdapat satu indikator yang mempunyai perbedaan
terhadap partisipasi pemilih yakni indikator umur. Sedangkan indikator-indikator lainnya tidak memiliki perbedaan seperti jenis kelamin, asal kecamatan, suku bangsa, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Selanjutnya, tiga kelompok penyumbang partisipasi pemilih menurut kelompok umur adalah mereka yang berumur 30-42 tahun 100, 43-55 tahun 97.6, dan 17-29 tahun 93.6. Sedangkan jika dilihat menurut
jenis kelamin, partisipasi perempuan sedikit lebih tinggi 97.9 dibandingkan partisipasi laki-laki 96.1. Sementara penyumbang partisipasi yang tertinggi menurut kecamatan adalah mereka yang berdomosili di kecamatan
IV Nagari Bayang Utara 96.7, Batang Kapas 96.5 dan Bayang 91.8. Jika dilihat menurut Suku bangsa, maka etnik Minangkabau lebih tinggi partisipasinya, yaitu 96.8 ketimbang etnik lain seperti Jawa, Melayu dan
lainnya. Ini dapat difahami karena etnik Minangkabay adalah penghuni terbesar di Kabupaten Pesisir Selatan.
Kemudian jika dilihat menurut tingkat pendidikan, maka mereka yang berpendidikan SLTA lebih tinggi partisipasinya yaitu 94.9 dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lain. Penyumbang partisipasi tinggi
lainnya dalam Pileg 2014 di Kabupaten Pesisir Selatan jika dilihat dari jenis pekerjaan adalah mereka yang mempunyai pekerjaan di sector bengkeljasa service 97.9, kerja tidak tetap 92.6, dan buruh kasar