Komposisi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

786 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen reses, masyarakat belum terlalu paham tentang apa yang mereka butuhkan dan bagaimana realisasi dari keinginan mereka. Ada banyak proses yang harus dilalui oleh sebuah keinginan masyarakat untuk menjadi kebijakan. Ketiga, waktu yang sangat terbatas dengan hanya 6 hari di setiap resesnya menyebabkan dialog antara anggota DPRD dan masyarakat bersifat formal. Hal ini jelas menimbulkan orang jadi malas datang dalam pertemuan sehingga partisipasi masyarakat yang hadir jadi berkurang. Kurangnya partisipasi masyarakat ketika reses diakibatkan karena kekecewaan masyarakat itu sendiri terhadap anggota DPRD. Beberapa kali telah diadakan reses untuk menjaring aspirasi masyarakat namun pelaksanaan dari hasil reses tersebut sangat minim yang dilakukan oleh anggota dewan. Keempat, dana yang terbatas dari pemerintah juga merupakan kendala dalam komunikasi dengan masyarakat. Dalam melakukan komunikasi yang berbicara tentang kebijakan, anggota DPRD perlu meyakinkan kepada masyarakat bahwa apa yang diinginkan oleh masyarakat dapat atau tidak untuk diwujudkan. Kelima, kesibukan anggota DPRD juga menjadi kendala utama komunikasi melalui pertemuan langsung. Kesibukan anggota DPRD dalam melaksanakan tugas rutin dan formal dengan agenda yang padat seperti menghadiri pertemuan resmi, sidang-sidang DPRD, kunjungan kerja, studi banding, serta kegiatan meningkatkan kualitas SDM seperti pelatihan, seminar dan sebagainya menyebabkan mereka hampir tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjalin komunikasi langsung dengan konstituen. Keenam, masyarakat yang majemuk dengan kepentingan yang sangat beragam dan jumlahnya yang sangat banyak juga menyulitkan bagi DPRD dalam menyerap, menghimpun dan memperjuangkan aspirasi mereka. Di sisi masyarakat sendiri diperoleh informasi bahwa lemahnya hubungan komunikasi antara anggota DPRD dengan konstituen selama ini telah mempengaruhi partisipasi mereka dalam pemilu.

2. Saran

Dari hasil penelitian dia atas tampak bahwa anggota DPRD memerlukan sarana komunikasi yang efektif untuk mendukung kebutuhan komunikasi antara DPRD dengan masyarakat. Mengingat peran dan fungsi yang sangat strategis maka anggota DPRD disarankan untuk selalu berada dalam situasi performa yang baik dan memiliki kapasitas yang kuat dan tuntas dalam memahami isu-isu demokratisasi, otonomi daerah serta kemampuan teknis legislasi, keuangan dan politik lokal. Kapasitas anggota DPRD yang kuat ini dapat dibantu oleh suatu media komunikasi berupa aplikasi DPRD berbasis Mobile App yang murah dan mudah digunakan oleh semua pihak. Keterbatasan individual, kesibukan dengan tugas rutin yang sangat formal, dari segi masyarakat sendiri akan dapat dipecahkan dengan menggunakan media komunikasi ini. DAFTAR PUSTAKA Aidinil Zetra, et.al. 1999. Kesiapan Aparat Birokrasi Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dalam menghadapi Otonomi Daerah. Laporan Penelitian Aidinil Zetra, et.al. 2009. Kajian Transparansi Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Good Governance and Clean Government di Sumatera Barat Aidinil Zetra, et.al. 2011. Studi Evaluasi Pemekaran Daerah di Tiga Daerah Otonom Baru di Propinsi Sumatera Barat, Laporan Penelitian yang di danai oleh Bappeda Propinsi Sumatera Barat Tahun 2011. Akuntanbilitas Pemerintah Daerah. Jakarta: Gramedia. Almond, Gabriel dan Bringham Powel, Jr. 1980. Comparative Politics: A DevelopmentApproach, Boston MA : Little Brown and CO. Dahl, Robert. 1999. Perihal Demokrasi: Menjelajahi Teori dan Praktek Demokrasi Secara Singkat. Jakarta: Yayasan Obor. Dahl, Robert. 1996. On Democracy. Jakarta : Yayasan Obor. Di Palma, Giuseppe. 1990. To Craft Democracies: An Essay on Democratic Transitions. Berkeley, CA: University of California Press. 787 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen Diamond, Larry. 2003. Developing Democracy,Toward Consolidation. Johns Hopkins University Press. Fukuyama. Francis. 1992. The end of the last man. New York, NY: Free Press. Gafar, Afan. 1999. Politik Indonesia, Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. H.A. Kartiwa. Implementasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Rangka Mewujudkan “good governance. Haris, Syamsuddin. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligharki Partai. Jakarta: Gramedia. Huntington, Samuel P. 1991. The Wave: Democratization in the Late Twentieth Century, Norman: University of Oklahoma Press. Isbodroini. 2000. Dalam Syamsuddin Haris Edt.. Desentralisasi. Demokratisasi dan Linz, Juan J. and Alfred Stepan. 1978. The Breakdown of Democratic Regimes. Baltimore: John Macpherson, C.B 1972. The Real World of Democracy. New York: Oxford University Press. Ni Made Ayu Tresnasanti dan I Made Budi Arsika. 2012. Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jurnal Praktikno. 2000. Dalam Syamsuddin Haris Edt.. Desentralisasi. Demokratisasi dan Akuntanbilitas Pemerintah Daerah. Jakarta: Gramedia. Sastro M. Wantu . 2012. Memperkuat Fungsi Legislasi DPRD Sebagai Format policy Dalam Euphoria Otonomi Daerah Seymor, Martin Lipset. 1963. Political Man. London: Mercury Books. Smith, B.C. 1985, Decentraliztion, The Territorial Dimension of the State.London: Allen Unwin.