Kesimpulan full proseding JILID 2

789 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen Kampanye sehingga kedepan mampu dirumuskan tata kelola dana kampanye yang tranparan dan akuntabel guna mewujudkan penyelenggaraan Pilkada yang Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil. TINJAUAN PUSTAKA Negara-negara di dunia terus berusaha menyempurnakan berbagai jenis peraturan tentang keuangan politik dan kampanye dalam usaha mewujudkan demokrasi yang substansi tanpa menghambat tumbuhnya demokrasi. Buku Pedoman Pengawasan Keuangan Politik, Pelatihan Deteksi dan Penegakan oleh International Foundation for Electoral Systems IFES 23 mengklasifikasikan peraturan yang mengatur keuangan politik dan kampanye ini ke dalam: 1. Kondisi-kondisi keuangan yang mengatur pencalonan sebagai pejabat pemerintahan 2. Meningkatkan transparansi keuangan melalui pengungkapan laporan keuangan 3. Larangan sebagian bentuk sumbangan dan pengeluaran 4. Batas sumbangan dan pengeluaran 5. Ketentuan pembiayaansubsidi oleh APBN 6. Memastikan fasilitas negara tidak dipergunakan untuk menguntungkan atau merugikan partai politik atau kandidat mana punBatas sumbangan dan pengeluaran 7. Peraturanperaturan untuk menghilangkan praktek jual-beli suara dan hal-hal sejenis akibat pengaruh dari orang lain 8. Penegakan bentuk-bentuk peraturan di atas Pengaturan dana kampanye Pemilu setidaknya harus memuat prinsip-prinsip sebagai berikut 24 : 1. Menjaga kesetaraan bagi peserta Pemilu political equality. 2. Membuka kesempatan yang sama untuk dipilih popular participation. 3. Mencegah pembelian nominasi, pencukongan calon, dan pengaruh kontributorinterest group terhadap calon candidacy buying. 4. Membebaskan pemilih dari tekanan kandidat atau partai dari iming-iming dukungan keuangan vote buying. 5. Mencegah donasi ilegal atau dana hasil korupsi atau kejahatan lainnya. Oleh karenanya, menurut Teten Masduki, diperlukan standar pengaturan dana kampanye yang terdiri dari pembatasan belanja yang realistis dan sumbangan, larangan terhadap praktek-praktek korupsi dan ilegal, larangan bagi jenis-jenis pengeluaran dansumbangansumber tertentu asing, perusahaan komersial, tidak jelas identitasnya, dan lainsebagainya, penggunaan identitassumber dana kampanye, pengaturan subsidi pemerintahdan pemakaian fasilitas pemerintah, pemisahan rekening parpol dan rekening dana kampanye, dan audit dan transparansi dana kampanye audit dan public disclosure. Masalah utama dana kampanye adalah dari mana uang tersebut berasal dan bagaimana cara mendapatkannya. Sumbangan dari perseorangan dan badan usaha berpotensi menitipkan masalah dikemudian hari berupa politik balas budi. Peraturan dana kampanye harus menerapkan beberapa ketentuan dasar untuk mencegah konflik kepentingan, mencegah prasangka terhadap kegiatan partai politik dan calon, menjamin transparansi asal usul sumbangan dan memberikan kesempatan bagi semua kontestan untuk bisa berkompetisi secara adil dan setara. Peraturan yang dibuat harus bisa mencegah partai politik dan calon pejabat eksekutif terpilih tersandera dalam mengambil kebijakan dan keputusan pada saat menduduki jabatan pasca pemilu nanti.

1. Aspek Pengaturan Dana Kampanye:

Pengaturan dana kampanye menjadi salah satu isu krusial dalam proses pemilu electoral Process, setiap negara mempunyai regulasi dan arahan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan sistem Pemilu yang digunakan. IDEA International 2003 25 menyebut beberapa materi pokok pengaturan dana kampanye yang dipraktikkan di beberapa negara demi menjamin penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana kampanye: 23. Buku Pedoman Pengawasan Keuangan Politik, Pelatihan Deteksi dan Penegakan. 2013. International Foundation for Electoral Systems IFES. Washington: IFES. 24. Teten Masduki, Urgensi Pengawasan Dana Kampanye Pemilu, Jakarta 29 November 2008. 25. International Institute for Democracy and Electoral Asistence IDEA. 2002. “Standar-standar Internasional Pemilihan Umum: Pedoman Peninjauan Kembali Kerangka Hukum Pemilu”. Jakarta: International IDEA. 790 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen Pendanaan dari negara: Pembayaran subsidi langsung kepada para kandidat atau partai politik dari dana negara dengan bentuk-bentuk utama dari pendanaan negara secara tidak langsung adalah sebagai berikut: Waktu siaran gratis, penggunaan fasilitas negara dan pegawai pemerintah; hibah dari negara untuk yayasan-yayasan partai; dan keringanan pajak. Sumbangan pendanaan swasta: Bentuk-bentuk utama dari pendanaan swasta adalah sebagai berikut: Iuran anggota; sumbangan perorangan untuk partai politik atau kandidat; pendanaan oleh lembaga-lembaga seperti perusahaan besar, serikat buruh, dll Pengendalian Pengeluaran: Kerangka hukum dapat menentukan pengeluaran biaya pemilu partai dan kandidat supaya ada pemerataan kesempatan untuk mencapai keberhasilan. Persyaratan pelaporan dan pengungkapan: Dengan adanya pembatasan sumbangan atau pengeluaran kampanye, tidak berarti mengensampingkan pelaporan dan pengungkapan yang terbuka. Kerangka hukum harus mewajibkan pelaporan berkala dalam jangka waktu yang wajar atas semua sumbangan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan oleh kontestan pemilu. Hukuman harus sesuai dengan tingkat pelanggaran, selain itu undang-undang itu juga harus memperbolehkan publik untuk mengakses laporan sumbangan dan pengeluaran kampanye sehingga isinya dapat dibaca oleh partai lain yang berkepentingan, para kandidat dan pemilih. Kemudian untuk mengukur kepatuhan calon terhadap aspek-aspek pengaturan dana kampanye ini maka dilakukamlah audit terhadap laporan dana kampanye. Audit merupakan sebuah cara yang kuat untuk mendeteksi dan menegakkan peraturan-peraturan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh partai politik dan kandidat dengan keuangan mereka meskipun demikian, penerapan audit tidak menjamin akurasi laporan keuangan yang diserahkan oleh partai politik dan kandidat, dan dengan demikian tidak menjamin transparansi seutuhnya. Pengawasan publik masih dibutuhkan, terutama untuk membangun kepercayaan pada sistem pengawasan keuangan politik. Beberapa tantangan dalam pelaksanaan audit adalah persoalan netralitas Auditor, mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, apalagi dengan model audit yang diinginkan untuk bisa melihat akuntabilitas dana kampanye, serta mekanisme audit yang dilaksanakan harus bisa mengakomodir kemampuan partaicalon dengan kemampuan dan anggaran yang kecil. 26 Menurut Ramlan Surbakti, secara lebih detil aspek yang diatur dalam dana kampanye ini menyangkut sumber dana kampanye, wujud dana kampanye, batas maksimal sumbangan dari berbagai pihak yang diizinkan memberikan sumbangan, jumlah maksimal pengeluaran kampanye, persyaratan tentang identitas penyumbang dan asal-usul sumbangan, tata cara pembukuan dana kampanye yang harus terpisah dari pembukuan penerimaan dan pengeluaran partai untuk kegiatan nonkampanye, pencatatan penerimaan dalam bentuk uang pada rekening khusus dana kampanye, mekanisme pelaporan penerimaan dan pengeluaran kampanye, persyaratan Kantor Akuntan Publik KAP yang akan ditunjuk oleh KPU untuk mengaudit laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye, mekanisme kerja KAP, prosedur audit, larangan, dan sanksi 27

2. Regulasi Dana Kampanye dalam Aturan Perundangan Pemilu Indonesia

Di Indonesia sendiri, sejak pemilu pertama tahun 1955, Pemilu pada Orde Lama, hingga pemilu terakhir yang diselenggarakan oleh pemerintahan Orde Baru pada tahun 1997, isu dana kampanye belum mendapatkan perhatian yang proporsional dalam berbagai peraturan yang mengatur tentang pemilu, baru pada pemilu tahun 1999 yaitu Pemilu pertama Pada masa Orde Reformasi, aturan pemilu di Indonesia akhirnya mengakomodir pengaturan tentang dana kampanye, dan kemudian digunakan untuk Pemilu pada tahun-tahun selanjutnya. Ketentuan-ketentuan dana kampanye dalam undang-undang pemilu pasca Perubahan UUD 1945 tercantum dalam: UU no 3 1999, UU No 122003, UU No 102008, UU No 82012 untuk pemilu legislatif; UU No 232003 dan UU No 422008 untuk pemilu presiden, dan UU No 322004 untuk pilkada Secara umum mengatur tentang: 26. Pedoman Pengawasan Keuangan Politik, Pelatihan Deteksi dan Penegakan oleh International Foundation for Electoral Systems IFES pada tahun 2013 27. Ramlan Surbakti, Didik Supriyanto, dan Topo Santoso. 2008. Perekayasaan Sistem Pemilu untuk Tata Politik Demokratis, Partnershif for Governance Reform Indonesia, Jakarta,