Ambang batas Threshold full proseding JILID 2

847 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen instrumen untuk memastikan adanya transisi dan rotasi kekuasaan berjalan demokratis. Selain itu, pemilu juga merupakan sarana untuk mendorong akuntabilitas dan kontrol publik terhadap negara. Maka, untuk melaksanakan, pemilu dibutuhkan beberapa unsur sistem pemilu yang menghubungkan antar unsur untuk mengkonversi suara pemilih menjadi kursi yang akan diduduki calon terpilih di lembaga legislatif maupun eksekutif. Dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum dengan berbagai variasinya, yaitu: sistem distrik, sistem proporsional, sistem campuran, dan sistem pemilu di luar mainstream. Formula sistem pemilu legislatif yang diusulkan pada pemilu 2019 adalah sistem proporsional tertutup closed list dengan formula penghitungan suara menggunakan metode divisor varian sainte laguewebster sedangkan penetapan calon terpilih berdasarkan nomor urut calon. Pemilu legislatif dilaksanakan serentak dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, sehingga pemilihan presiden dan wakil presiden memiliki coattail effect terhadap pemilihan legislatif. Peserta pemilu adalah partai politik yang lolos verifikasi sesuai dengan undang-undang dengan mempertimbangkan 30 keterwakilan perempuan disetiap dapil. Sistem Penyuaraan yang digunakan adalah kategorikal, yaitu dengan memilih satu partai politik. Ambang batas legal threshold yang digunakan tetap sama dengan pemilu 2014 yaitu sebesar 3,5 tiga koma setengah persen. Sedangkan, besaran daerah pemilihan adalah besaran daerah pemilihan kecil 3-6 kursi perdapil. Unsur-unsur ini diterapkan agar penyederhanaan sistem kepartaian dapat terwujud sehingga dapat mendorong terciptanya sistem pemerintahan presidensial yang kuat. Jumlah kursi legislatif yang diperebutkan sama dengan pemilu 2014 yaitu berjumlah 560 kursi. Untuk menjamin perwakilan dan kesetaraan kekuatan suara di DPR perlu diberlakukan pemerataan pembagian alokasi kursi antara provinsi diwilayah jawa dan provinsi diluar Jawa. Agar perwakilan dan kesetaraan suara sesuai dengan prinsip-prinsip universal. DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fahmi, Khairul, 2011, Pemilihan Umum Kedaulatan Rakyat, Rajawali Pers, Jakarta. International IDEA, 2002, Standar-standar Internasional untuk Pemilihan Umum : Pedoman Peninjauan Kembali Kerangka Hukum Pemilu Seri Buku Panduan, Bulls Tryckeri. Halmstead, Sweden. Pamungkas, Sigit, 2009, Perihal Pemilu, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, Yogyakarta. Reynolds, Andrew dkk, 2005, Electoral System Design : The New International IDEA Handbook, Stockholm : International Institute for Democracy and Electoral Assistance. Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-Undang Pemilu, 2016, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Pemilihan Umum, Yayasan perluden, Jakarta. Surbakti, Ramlan dkk, 2011, Seri Demokrasi Elektoral Buku 1Merancang Sistem Politik Demokratis Menuju Pemerintahan Presidensial yang Efektif, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 848 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen DUKUNGAN POLITIK TUANKU TAREKAT SYATHARIYAH KEPADA KANDIDAT PADA PILKADA PADANG PARIAMAN TAHUN 2010 Sadri Chaniago Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas E-mail: sadrichaniagogmail.com A b s t r a k Makalah ini mengelaborasi dukungan politik tuanku tarekat Syathariyah terhadap kandidat pada Pilkada Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010, yang difokuskan kepada identifikasi terhadap proses dan penyebab dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana Samial – Dasril YOBANA – RIL pada Pilkada Bupati Wakil Bupati Padang Pariaman Tahun 2010. Artikel dihasilkan melalui penelitian dengan metode kualitatif berbentuk penelitian lapangan field research. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam indepth interview terhadap Informan yang terpilih melalui teknik penarikan sampel bola salju snow ball sampling. Data sekunder diperoleh melalui kajian perpustakaan library research. Analisis menggunakan konsep dukungan politik tuanku tarekat Syathariyah dalam pemilu. Temuan penelitian menunjukan bahwa tuanku senior memiliki kharisma, dan memiliki banyak murid dan jamaah masih menjadi “magnet” yang didekati calon dalam pilkada, karena dianggap masih memiliki otoritas dan pengaruh yang cukup kuat terhadap jemaah tarekat Syathariyah dari aspek ajaran tarekat maupun aspek kehidupan politik. Fakta kajian juga menunjukan kecenderungan terbelahnya dukungan politik para tuanku tarekat Syathariyah pada Pilkada Padang Pariaman tahun 2010. Adapun penyebab dukungan Politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap Pasangan Calon YOBANA – RIL adalah: kekecewaan terhadap calon petahana, Visi dan Misi YOBANA – RIL, serta Hubungan Emosional yang sudah terjalin dengan YOBANA-RIL. Keyword: Tuanku, Tarekat Syathariyah, Pilkada. PENDAHULUAN Kabupaten Padang Pariaman merupakan kawasan yang banyak terdapat penganut tarekat Syathariyah. Diperkirakan jumlah penganut tarekat Syathariyah di kawasan ini “melebihi 100,000 orang” Tempo, 19 Januari 1980. Ditinjau dari jumlah komposisi penduduk, menurut Samad Makmur, 2005 penganut tarekat Syathariyah sebagai tradisionalis Islam di Padang Pariaman diperkirakan dalam jumlah 50 dari keseluruhan penduduk kawasan ini. Sedangkan 30 lagi merupakan golongan Islam tradisional moderat, serta 20 sisanya dari golongan modernis Islam. 117118 Ba n yaknya penganut tarekat Syathariyah 119 di Padang Pariaman dapat dimaklumi, karena nagari negeri Ulakan di Kabupaten Padang Pariaman merupakan bekas “pusat pengembangan Islam dan tarekat Syathariyah pertama di Minangkabau Sumatera Barat, yang dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan, murid dari Syekh Abdurrauf al-Sinkili” Fathurrahman, 2004:165. Sehingga dengan demikian, tarekat Syathariyah telah menjadi tarekat yang paling awal berkembang, dan sangat mengakar pada sebagian masyarakat di Padang Pariaman. Tarekat Syathariyah juga pernah menjadi satu-satunya representasi Islam tradisional di Sumatera Barat sebelum kemunculan tarekat Naqshabandiyah sekitar tahun 1850 M Fathurrahman, 2003:70-71. Sampai sekarang pun, keberadaan pengikut tarekat Syathariyah masih dapat disaksikan dalam berbagai aspek kehidupan di Padang Pariaman. Dalam praktek keagamaan misalnya, mereka masih melaksanakan tradisi 117. Tarekat Syathariyah dikembangkan oleh Syekh Abdullah al-Syathar di India w.890 H1485 M Fathurahman, 2004:153-155. Tarekat Syathariyah merupakan salah satu tarekat terpenting dalam Islamisasi di dunia Melayu-Indonesia, yang dikembangkan oleh Syekh Abdurrauf al-Singkili Fathurahman, 2004: 152-153, pada sekitar tahun 1661 M Fathurrahman, 2003:34. Di Minangkabau Sumatera Barat, tarekat Syathariyah dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin pada akhir abad ke-17, dengan berpusat di Ulakan, Padang Pariaman Fathurrahman, 2003:164. 118. Melihat hilal sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dengan mata telanjang, tanpa menggunakan alat bantu seperti teropong yang moderen. 119. Tradisi menziarahi makam Syekh Burhanuddin setiap bulan Syafar. Selain untuk beribadah, basapa juga merupakan ajang berkumpulnya anggota tarekat Syathariyah dari seluruh Sumatera Barat dan wilayah lainnya di Indonesia untuk membicarakan segala sesuatu tentang tarekat Syathariyah.