Kepentingan keterwakilan tarekat Syathariyah dalam pemerintahan.

854 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen bagi masyarakat Pakandangan, dan tentu saja juga Zubir Tuanku Kuniang, yang juga merupakan anak nagari Pakandangan. Keputusan Ali Mukhni yang tidak mengambil calon wakil bupati dari daerah Selatan baca: Sudirman, dari nagari Pakandangan telah membuat dirinya dianggap sebagai “pengkhianat” Azwar Tuanku Sidi, 2015. Hal ini disebabkan karena ia telah melanggar “janjinya” sendiri yang pernah meng-iya-kan untuk mengambil calon wakil bupati dari daerah “Selatan” tersebut kepada Zubir Tuanku Kuniang.

b. Visi dan Misi YOBANA – RIL

Pertimbangan akan visi dan misi yang diusung oleh Pasangan calon Yobana Samial – Dasril juga merupakan salah satu penyebab dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon tersebut. Visi misi pasangan calon Yobana – Samial Dasril yang salah satunya membuat Zubir Tuanku Kuniang menjadi tertarik adalah: kecenderungan Yobana Samial yang tidak akan memberikan prioritas kepada golongan atau aliran tertentu dalam Islam, dalam berpolitik. Dalam hal ini Yobana Samial dipandang bersikap netral dan tidak mementingkan persoalan golongan dalam berpolitik. Ditambah lagi, komitmen Yobana Samial untuk mengelola agenda tahunan tarekat Syathariyah, yaitu “basapa di Ulakan.” Selain itu, secara spesifik, Yobana Samial juga menyatakan kesediaanya untuk tidak “mengganggu” adat dan kebiasaan ibadah jamaah tarekat Syathariyah Zulhelmi Tuanku Sidi, 2015.

c. Hubungan Emosional

Hubungan emosional yang sudah terjalin cukup lama antara Yobana Samial dengan Zubir Tuanku Kuniang merupakan salah satu penyebab diberikannya dukungan politik oleh Zubir Tuanku Kuniang kepada Yobana Samial – Dasril. mengenai hubungan emosional yang sudah terjalin ini, Suhaili Tuanku Mudo 2015 menyatakan bahwa Yobana Samial, walaupun di luar masa pemilupilkada sering mengunjungi Zubir Tuanku Kuniang untuk melakukan silaturahmi, pergi “mengaji” mendengarkan petuah dan sehat dari Zubir Tuanku Kuniang Suhaili Tuanku Mudo, 2015. Yobana Samial sepertinya telah membangun jembatan hati dengan para tuanku, khususnya Zubir Tuanku Kuniang. Jadi kedekatan hubungan emosional yang telah terbina ini, sepertinya merupakan salah satu penyebab dukungan politik yang diberikan oleh Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana Samial – Dasril pada pilkada Padang Pariaman tahun 2010. Terjalinnya hubungan emosional yang baik antara Zubir Tuanku Kuniang dengan Yobana Samial sebagai salah satu penyebab dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang kepada pasangan calon YOBANA – RIL, terlihat juga mendukung dan mengkonfirmasi temuan penelitian yang dilakukan oleh Sadri et.al 2014 dan Sadri Chaniago, et al. 2015, yang juga telah menyatakan bahwa: hubungan emosional yang sudah terjalin lama antara tuanku senior dengan calondengan kandidat merupakan salah satu penyebab dukungan politik tuanku tarekat Syathariyah terhadap kandidat dalam pilkada.

d. Kapasitas dan Kualitas Calon

Dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap Yobana Samial – Dasril didasari salah satunya oleh pertimbangan kapasitas dan kualitas calon dengan menggunakan kriteria agama. Kriteria pertama yang mereka pergunakan adalah bahwa sang calon yang akan didukung dinilai memiliki sikap amanah dapat dipercaya, dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa calon yang akan didukung tersebut memiliki iman dan taqwa yang kuat kepada Allah S.W.T. Dengan demikian diharapkan daerah yang dipimpin, akan menjadi daerah yang religius, dan pemimpin yang amanah, yang mempunyai tanggung jawab yang penuh terhadap masyarakat. Penyebab dukungan politik Zubir Tuanku Kuniang terhadap pasangan calon Yobana Samial – Dasril juga disebabkan oleh kualitas dan kapasitasnya, yaitu terkait dengan latar belakang dan rekam jejak pendidikan yang ditempuhnya, serta prilaku pribadi dan keagamaan Yobana Samial yang dianggap baik. Yobana Samial di mata Zubir Tuanku Kuniang merupakan individu yang memiliki kecenderungan untuk takut melakukan “kesalahan”, dan memiliki perhatian terhadap aspek keagamaan dan pengembangan surau.