Komposisi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

787 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen Diamond, Larry. 2003. Developing Democracy,Toward Consolidation. Johns Hopkins University Press. Fukuyama. Francis. 1992. The end of the last man. New York, NY: Free Press. Gafar, Afan. 1999. Politik Indonesia, Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. H.A. Kartiwa. Implementasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Rangka Mewujudkan “good governance. Haris, Syamsuddin. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligharki Partai. Jakarta: Gramedia. Huntington, Samuel P. 1991. The Wave: Democratization in the Late Twentieth Century, Norman: University of Oklahoma Press. Isbodroini. 2000. Dalam Syamsuddin Haris Edt.. Desentralisasi. Demokratisasi dan Linz, Juan J. and Alfred Stepan. 1978. The Breakdown of Democratic Regimes. Baltimore: John Macpherson, C.B 1972. The Real World of Democracy. New York: Oxford University Press. Ni Made Ayu Tresnasanti dan I Made Budi Arsika. 2012. Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jurnal Praktikno. 2000. Dalam Syamsuddin Haris Edt.. Desentralisasi. Demokratisasi dan Akuntanbilitas Pemerintah Daerah. Jakarta: Gramedia. Sastro M. Wantu . 2012. Memperkuat Fungsi Legislasi DPRD Sebagai Format policy Dalam Euphoria Otonomi Daerah Seymor, Martin Lipset. 1963. Political Man. London: Mercury Books. Smith, B.C. 1985, Decentraliztion, The Territorial Dimension of the State.London: Allen Unwin. 788 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen ANALISIS DAMPAK PERATURAN DANA KAMPANYE PILKADA UNTUK MEWUJUDKAN DANA KAMPANYE YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Ira Novita Tata Kelola Pemilu FISIP Universitas Andalas E-mail : el_khairayahoo.com Abstrak Kehadiran Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi sebuah harapan baru dan optimisme untuk pemilihan Kepala Daerah. Salah satu kemajuan dari Undang Undang ini adalah poin pengaturan tentang kampanye. Undang-undang ini untuk pertama kalinya mengatur pembiayaan kampanye oleh negara; dan untuk pertama kalinya juga mengatur tentang pembatasan dana kampanye. Pengaturan dana kampanye selain berfungsi untuk mencegah masuknya dana-dana yang terlarang, menjaga independensi para kontestan terhadap pemberi bantuan dana dikemudian hari, memberikan kesetaraan dan kesempatan yang sama untuk setiap kontestan untuk berkompetisi, juga memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengawasi dana kampanye dan memberikan penilaian untuk memilih atau tidak. Makalah ini memberikan pemaparan terhadap praktek peraturan dana kampanye di Indonesia dalam rangka mewujudkan tata kelola dana kampanye yang tranparan dan akuntabel untuk mewujudkan penyelenggaraan Pilkada yang Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil. Analisis dilakukan terhadap praktek Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 sebagai payung hukum dan Peraturan Komisi Pemilihan PKPU Nomor 8 Tahun 2015 yang berfungsi sebagai pelaksana amanah Undang-Undang, mengisi kekosongan peraturan yang belum terakomodir, serta menjadi petunjuk teknis guna mengatasi kesulitan penerapan peraturan dilapangan. Melalui studi perpustakaan ditemukan bahwa didalam prakteknya masih ditemui masalah-masalah seperti kualitas laporan yang masih asal-asalan, pelaksanaan audit laporan dana kampanye yang bersifat audit kepatuhan masih belum bisa menelurusi kondisi sebenarnya, pengendalian pengeluaran yang kerap dilanggar, serta hasil audit yang diumumkan setelah pelaksanaan pemilihan ternyata tidak bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih atau tidak. Hasil sidang DKPP dalam kasus Pilkada Pasaman Barat yang memberikan sanksi peringatan kepada anggota KPU karena dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran kode etik berupa ketidaktertiban administrasi yang menyebabkan timbulnya berbagai syakwasangka yang secara tidak langsung mendegradasi kepercayaan dan kehormatan Penyelenggara Pemilu seharusnya tidak terjadi jika proses audit terjadi pada pra, saat dan setelah masa pemilihan. Keywords: Aturan dana kampanye, Transparansi, Akuntabilitas PENDAHULUAN Negara Indonesia dalam perkembangan nya menuju konsolidasi demokrasi berusaha terus menyempurnakan pengaturan tentang Dana kampanye dari undang-undang ke undang-undang. UU No. 2 tahun 2011 sebagai perubahan UU No. 2 tahun 2008 menyebutkan beberapa poin penting, salah satunya perubahan pasal 39 menyebutkan: “Pengelolaan keuangan partai politik diatur lebih lanjut dalam AD ART” diubah menjadi 1 Pengelolaan keuangan partai politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. Tuntutan untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi diatur lebih lanjut pada poin: 2“Pengelolaan keuangan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan secara periodik. Ayat selanjutnya menyebut bagaimana partai politik setidaknya harus memberikan laporan realisasi anggaran partai politik, laporan neraca, dan arus kas Kehadiran Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang Undang menjadi sebuah harapan baru dan optimisme untuk mengatur pemilihan Kepada Daerah. Salah satu kemajuan dari Undang Undang ini adalah poin pengaturan tentang kampanye. Pertama, undang-undang ini untuk pertama kalinya mengatur pembiayaan kampanye oleh negara; kedua, untuk pertama kalinya juga mengatur tentang pembatasan dana kampanye. Didalam prakteknya ternyata banyak ditemukan bahwa para kandidat yang berlaga didalam pemilihan kepala daerah tidak mengindahkan aturan main yang ada, sengaja mencari celah untuk dapat melanggar, serta tidak memberikan perhatian dalam pengelolaan dana kampanyenya. Penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap praktek aturan hukum Dana Kampanye Pilkada yang berlaku saat ini dan melihat kesesuaian aplikasinya dengan tujuan peraturan, outputnya dihasilkan rekomendasi perbaikan terhadap aturan Dana