Administrasi Peserta Pemilu Nominasi Kandidat Kampanye Pemilu dan Dana Kampanye

531 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Politik Lokal Electoral Research Forum : Towards Inclussiveness in Elections. Conducted by Center for Political Studies, Indonesia Institute of Science P2P – LIPI in collaboration with the Australian Electoral Commission AEC. Tjiptabudy,John.2009. Telaah Yuridis Fungsi Dan Peran Panwaslu Dalam Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia. Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1. Trisulo Evi, Konfigurasi State Auxiliary Bodies dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia, Thesis Master, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2012 532 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Politik Lokal OPTIMALISASI PENERAPAN POLITIK PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM TERHADAP POTENSI KONFLIK TAMBANG EMAS ILEGAL DI KABUPATEN SIJUNJUNG Dewi Anggraini Dosen Jurusan Ilmu Politik, FISIP, Universitas Andalas E-mail : dewianggraini_81yahoo.com Febriani Dosen Luar Biasa Jurusan Ilmu Politik, FISIP, Universitas Andalas E-mail : febrianiphenigmail.com A b s t r a k Politik pengelolaan sumber daya alam didasarkan pasal 33 UUD Negara RI yang lebih dikenal dengan Hak Menguasai Negara HMN. HMN berkaitan dengan kegiatan negara dalam merumuskan kebijakan, melakukan pengaturan, melakukan pengurusan, melakukan pengelolaan dan melakukan pengawasan. Salah satu SDA yang pengelolaannya perlu dioptimalkan adalah SDA pertambangan mineral dan batu bara. Pertambangan mineral dan batu bara diatur dengan UU No. 4 tahun 2009 tentang Minerba, dimana pengelolaan pertambangan di daerah diatur oleh Bupati walikota, termasuk di dalamnya pemberian Izin Pertambangan Rakyat IPR. Akan tetapi sejak dikeluarkannya UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pemberian IPR dialihkan kepada gubernur. Untuk Kab Sijunjung sendiri sebelum IPR dialihkan ke provinsi, pengaturan tentang pertambangan diatur dengan Perda No. 3 tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara. Pada aktivitas pertambangan emas rakyat di Kab Sijunjung kebanyakan tidak memiliki izin alias PETI. Tidak bisa dipungkiri pertambangan emas illegal di satu sisi telah membawa perubahan standar ekonomi masyarakat, akan tetapi disisi lainnya menimbulkan potensi konflik ditengah-tengah masyarakat. Pemerintah daerah sudah seharusnya memiliki aturan yang jelas untuk mengatur aktivitas pertambangan emas illegal dengan memaksimalkan koordinasi dengan pemerintah provinsi. Tujuan penelitian untuk menganalisis penerapan politik pengelolaan SDA terhadap potensi konflik tambang emas illegal dengan melihat actor yang terlibat, factor penyebab dan potensi-potensi konflik. Metode yang digunakan kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa actor yang terlibat, yaitu pemilik modal, pemilik lahan, operator mesin dompeng dan pekerja kasar. Alasan masyarakat melakukan aktivitas tambang emas illegal adalah factor ekonomi, social dan lemahnya penegakan hukum. Potensi konflik terjadi antara pemerintah daerahaparat kepolisian dengan pemilik modalpemilik lahanpekerja tambang, konflik antara penambang local dengan pekerja tambang pendatang, konflik antarpemilik lahan dan antara pemilik lahan. Optimalisasi dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi, pembuatan aturan baru tentang IPR, pemberdayaan masyarakat dan penegakan hukum. Kata Kunci: Politik, pengelolaan sumber daya alam, hak menguasai negara, tambang emas, ilegal PENDAHULUAN Negara Indonesia berkewajiban “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pernyataan dalam Alinea Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar UUD 1945 merupakan kaedah konstitusional dari kewajiban negara dan tugas pemerintah untuk melindungi segenap sumber-sumber insani dalam lingkungan hidup Indonesia, guna kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia dan segenap ummat manusia, termasuk melindungi sumberdaya pertambanagan. Undang-Undang Dasar 1945 mewajibkan mengelola sumberdaya alam SDA untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat, yang harus dinikmati generasi masa kini dan masa depan secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. 69 69. Koesnardi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada Univ. Press, Yogyakarta, Cet. XIV, 1999, hlm. 66. Dalam hal ini, beliau menyatakan bahwa kaedah dasar yang melandasi pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat. Kaedah dasar ini selanjutnya dijabarkan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, Sehingga ketentuan tersebut, menurut beliau memberikan “hak penguasaan” kepada negara atas seluruh sumber daya alam Indonesia dan memberikan “kewajiban kepada negara” untuk menggunakannya bagi sebesarbesar kemakmuran rakyat.