Kebijakan Publik full proseding JILID 2

655 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Kebijakan Publik, Administrasi Publik bekerja dalam pelayanan publik dan nilai-nilai ini yang seharusnya dipegang teguh oleh para perumus kebijakan. Namun tidak jarang juga kepentingan publik sangat dipengaruhi oleh faktor politik, sehingga kepentingan publik menjadi samar, penuh konflik dan silent.

5. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan bisa terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Persentase disengaja lebih besar sekitar 90 dibandingkan dengan yang tidak disengaja 26 . Kebakaran yang disengaja merupakan akibat ulah manusia yang membakar dengan maksud tertentu, misalnya pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Selain itu kelalaian dari manusia seperti membuang puntung rokok, api dari kendaraan, perkemahan dan lainnya. Kebakaran hutan yang tidak disengaja berawal dari musim panas yang berkepanjangan. Pada musim panas sumber-sumber air menjadi kering termasuk hutan terjadi kehilangan air karena proses evapotranspirasi. Bila ada pemicu seperti terjadinya gesekan antara batang atau ranting pohon akan menimbulkan api, kemudian kebakaran akan menyebarluas dengan cepat. Hal ini menjadi lebih parah jika terjadi pada lahan-lahan gambut. Apabila terjadi di lahan gambut, selain lahanhutannya, lapisan gambut juga terbakar. Bila gambut terbakar, maka menghasilkan asap berkepanjangan. Namun selain terjadi secara alamiah, kebakaran hutan juga dapat terjadi karena faktor kesengajaan. Misal, metode pembukaan lahan dengan cara pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan yang paling murah, mudah dan cepat. Namun metode ini sering berakibat kebakaran tidak hanya terbatas pada areal yang disiapkan untuk pengembangan tanaman industri atau perkebunan, tetapi meluas ke hutan lindung, hutan produksi dan lahan lainnya.

6. Peraturan tentang Perlindungan Hutan dan Lahan

Secara regulatif, peraturan untuk mengaplikasikan dan mengembangankan konsep, paradigma, dan praktik pemerintahan yang baik dalam bidang lingkungan hidup diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Berikut beberapa peraturan yang ada di Indonesia mengenai perlindungan hutan dan lahan: 27 1. UU No. 231997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 2. Undang-Undang Namor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Perlindungan hutan dan kawasan hutan 3. UU No.182004 tentang Perkebunan, Pasal 26 : larangan membuka lahan dengan pembakaran dan Pasal 481: pembakaran sengaja-penjara max 10 th, denda max Rp 10 milyar, Pasal 491: lalai membakar- penjara max 3 th, denda max Rp 3 milyar. 4. UU No.192004 tentang Kehutanan. 5. PP No.42001: Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran LH yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan. 6. PP No.452004 tentang Perlindungan Hutan, Bab III: Ketentuan Umum, Pengendalian Kebakaran, Pencegahan, Pemadaman, Penanganan Pasca, Tanggung jawab pidana perdata. Setidaknya, ada tiga komponen yang dapat berperan dalam menurunkan kejadian kebakaran bahkan menghentikan peristiwa kebakaran hutan. Pertama, Perusahaan-perusahaan HTI yang melakukan pembukaan lahan dengan metode bakar Kedua, pemerintah sebagai penentu kebijakan. Ketiga, masyarakat sosial, yang terdiri dari masyarakat di sekitar hutan yang paling dekat dengan sumber-sumber api, LSM yang concern terhadap masalah lingkungan, tokoh masyarakat dan Perguruan Tinggi. Antara ketiga komponen tersebut diperlukan adanya bentuk kolaborasi yang disepakati oleh ketiga belah pihak demi untuk keselamatan limgkungan. Antara pelaksana yang ada pada lembaga formal pengelolaan kebakaran hutan dengan masyarakat sekitar hutan. perlu terjalin suatu kerjasama untuk menghasilkan solusi permasalahan kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau. 26. blogspot.com201204, diakses 18 Maret 2014 27. Wira Saut Perianto Simanjuntak,SP, Kebijakan dan Perundang-undangan Kementerian Kehutanan dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, www.KLH.com., Posted: Maret 31, 2011, diakses 18 Maret 2014 656 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Kebijakan Publik, Administrasi Publik METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di provinsi Riau, yang meliputi organisasi-organisasi yang terkait dengan masalah pengendalian kebakaran hutan dan lahan, yaitu: BLH provinsi Riau, Dinas Kehutanan provinsi Riau, Dinas Perkebunan provinsi Riau, swasta dan LSM yang konsen dalam persoalan lingkungan serta warga masyarakat yang berkompeten

2. Metode Penelitian

Penelitian “jejaring kebijakan dalam perumusan kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau ini merupakan penelitian kualitatif karena peneliti bermaksud mendapatkan gambaran yang mendalam kebijakan pemerintah dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Penelitian ini juga bersifat holistik menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan, dengan melihat keseluruhan aktivitas yang telah dilakkan oleh organisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, yang hal ini sangat bergantung pada keseluruhan situasi sosial yang saling berhubungan secara sinergis. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin memperoleh gambaran yang mendalam dan lengkap tentang: 1 pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, 2 Diskripsi yang rinci mengenai jejaring kebijakan dalam perumusan kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk melihat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam konteks jejaring kebijakan dalam perumusan kebijakan ini memakai metode; 1. wawancara kepada para informan yang diambil dari: aktivis LSM yang konsen dalam persoalan lingkungan, tokoh masyarakat dan warga masyarakat yang berkompeten dengan masalah penelitian ini 2. Focus Group Discussion FGD; mengumpulkan aktor yang terkait dengan perumusan kebijakan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau. Dengan kata lain, data primer dapat diperoleh melalui FGD. Dan dalam hal ini FGD dilakukan bersama Bapedalda provinsi Riau, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Pusdakrhutla, swasta, LSM dan masyarakat yang berkompeten.

4. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Paradigma kualitatif menuntut analisis data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian, sehingga setiap langkah saling berhubungan. Prose analisis data dalam penelitian ini mengadopsi pemikiran Miles dan Huberman 1984 yang meliputi 3 tiga komponen analisis, yaitu: reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Perumusan Kebijakan dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau

Perumusan kebijakan merupakan subsistem dari kebijakan publik. Perumusan kebijakan publik yaitu proses perencanaan pengambilan keputusan dengan melalui tahap-tahap pengusulan, seleksi, penilaian, dan pemilihan alternatif kebijakan yang memunculkan jejaring kebijakan. Perumusan kebijakan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau membentuk jejaring kebijakan, yang mana di dalamnya terdapat aktor, hubungan antar aktor, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Perumusan kebijakan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau meliputi tahapan- tahapan identifikasi alternatif, perumusan alternatif, pemilihan alternatif, dan pengambilan keputusan;