Seleksi Psikologi Anggota KPU KabupatenKota

511 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Politik Lokal ANTARA DAKWAH DAN POLITIK Pemetaan Habitus Aktivis Dakwah Kampus dalam Konstelasi Politik Intra dan Ekstra Universitas Andalas Tahun 2011-2015 Arifki Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas E-mail: Arifkichaniago24gmail.com A b s t r a k Artikel ini dilatarbelakangi dengan fenomena kegiatan dakwah kampus yang berkembang di Universitas Andalas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kiprah aktivis dakwah kampus dalam internal dan eksternal Universitas Andalas. Dalam konteks penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sedangkan teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori struktuasi Piere Bourdieu: habitus, modal dan arena. Hasil penelitian ini adalah, pertama, aktivis dakwah kampus berperan dalam lembaga- lembaga mahasiswa keagamaan yang tergabung diinternal Universitas Andalas. Kedua, gerakan dakwah kampus berakumulasi dengan kegiatan politik mahasiswa dalam memperebutkan pos-pos strategis lembaga mahasiswa. Ketiga, gerakan dakwah kampus terlibat memobilisasi massa di eksternal Universitas Andalas dengan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan dan kemanusiaan. Dalam gerakan dakwah kampus di internal dan eksternal Universitas Andalas menjelaskan tentang gerakan dakwah kampus sebagai struktur Lembaga Dakwah Kampus dan agensi Aktivis Dakwah Kampus yang memainkan doxa sebagai politik identitas. Kata kunci , dakwah kampus, habitus, modal, doxa LATAR BELAKANG Sejarah pergerakan Indonesia sebelum kemerdekaan, tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan mahasiswa sebagai intelektual-kritis. Hal ini digerakkan melalui peranan mahasiswa melalui pendidikan dan politik. Misalnya, lahirnya organisasi Budi Otomo tahun 1908, inspirasi awal gerakan mahasiswa yang terkelola melalui organisasi. 15 Lebih lanjut, dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia, berdiri Himpunan Mahasiswa Islam HMI 5 Februari 1947, oleh lafran Pane sebagai pergerakan mahasiswa Muslim pasca kemerdekaan Indonesia. 16 Perjalananan HMI sebagai organisasi mahasiswa Muslim. Setelah itu, berdiri pula Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama IPNU 5 Februari 1954, pada Desember 1955 yang berubah nama dengan Ikatan Mahasiswa Nahdatul Ulama IMNU. Dekade selanjutnya, 17 April 1960 pergerakan mahasiswa Muslim dilanjutkan dengan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII, yang dominan dengan mahasiswa berlatar belakang NU. Muhamadiyah yang memiliki perguruan tinggi di Yogyakarta dan Jakarta tanggal 14 Maret 1964 mendirikan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah IMM sebagai refresentatif perhimpunan mahasiswa. 17 . Dinamika organisasi mahasiswa Muslim Indonesia pada Orde Lama, umumnya persoalan tradisionalis dengan reformis. Namun, era Orde Baru, gerakan mahasiswa terpecah dengan keluarnya kebijakan Normalisasi Kehidupan KampusBadan Koordinasi Kemahasiswaan NKKBKK. Kegiatan mahasiswa di perguruan tinggi era Orde Lama, dominan dengan organisasi mahasiswa seperti HMI, PMII, GMNI, PMKRI, GMKI dan IMM. Dilarangnya organisasi ini terlibat dalam aktivitas kemahasiswaan, bersamaan dengan tidak mendapatkan kesempatan Partai Masyumi pasca dibubarkan Orde Lama dan Orde Baru. Alasan inilah, berdirinya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII, sebagai gerakan Partai Masyumi secara non-politik. 18 15. Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa, Jakarta: Democracy Project, 2012, hlm, 3. 16. Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane: Jejak Hayat dan Pemikirannya, Jakarta: Lingkar, 2010, hlm. 51-66. 17. Dominannya kader Muhamadiyah yang bergabung dengan HMI sebelumnya menjadikan kader Muhamadiyah memiliki dua organisasi. Mahasiswa yang mendirikan IMM adalah kader HMI yang menganggab HMI tidak lagi reformis. Pada perkembangannya kader Muhamadiyah yang kuliah di Universitas Muhamadiyah memilih bergabung dengan IMM sedangkan kader Muhamadiyah yang diluar Universitas Muhamadiyah memilih bergabung dengan HMI. Ibid, hlm 471-472 18. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII adalah organisasi yang didirikan di Masjid Al-Munawarah, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aay Muhamad Furkon, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Kontemporer, Jakarta: Teraju, 2004, hlm, 125