Potensi Konflik Tambang Emas Ilegal

543 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Politik Lokal Kabupaten Sijunjung belum optimal dalam pengelolaan Politik sumber daya alam terutama sumber daya alam pertambangan mineral dan batu bara, termasuk pertambangan emas ilegal. Ini terbukti dengan masih maraknya praktek tambang emas illegal yang bisa dijumpai dengan mudah di sepanjang aliran sungai Batang Palangki, Ombilin, Silokek dan Muaro. Pengawasan pertambangan emas illegal juga tidak bisa dilakukan secara maksimal oleh emerintah daerah disebabkan terkendala dengan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana dalam lampiran undng-undang tersebut dinyatakan bahwa seluruh izin pertambangan di alihkan ke provinsi. DAFTAR PUSTAKA Budiman, Arief 1996. Teori Negara: Negara Kekuasaan, dan ldeologi. Jakarta: Cramedia Feith, Herbert dan Canstle,Lance ed..1988. Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965. Jakarta: LP3ES. Koentowijoyo. 1992. Masalah Tanah dan Runtulmya Mitos Negara. Yogakarta: LPRP Mitchell, Bruce dkk.2003. Penggelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Pres Nirahua, S.E.M. Penegakan Hukum Terhadap Aktivitas Penambangan Emas Di Gunung Botak, melalui: www. fhukum-unpatti.org, http:books.google.co.idbooks?id=cOZMuLJt6q8Cpg=PA62lpg=PA62dq=Kebijakan+daerah+tentang +pertambangan+liarsource, Pohan, P Mangara dan Arief ,Ridwan.2006. Evaluasi Potensi Bahan Galian Pada Bekas Tambang Dan Wilayah Peti Daerah Balai Karangan Sanggah Kalimantan Barat, Proceeding Pemaparan Hasil-hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2006. Pusat Sumber Daya Geologi Sudrajat, Nandang. 2010. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia Siallagan, Analisis Buangan Berbahaya Pertambangan Emas di Gunung Pongkor Studi Kasus: Desa Cisarua, Desa Malsari, Deasa Kantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Institut Pertanian Bogor,2010 Wahyono, Ary. Pentingnya Komunikasi Antara Stake Holders Dalam Penanganan Pertambangan Tanpa IJIN PETI, Komunika Vol 9 No 2 2006. Wargakusumah, Hasan. 1992.Hukum Agraria I: Buku PanMn Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Wignjosoebroto, Soetandyo. 1994. Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional: Dinamika Sosio-Politik Perkembangan Hukum di Indonesia Jakarta: Rajawali Press. Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Undang-Undang No. 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan usaha Pertambangan Mieral Dan Batubara. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 Tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Perda No. 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara 544 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Politik Lokal POLITIK INDEKS DAN ARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA Caroline Paskarina Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran E-mail: caroline.paskarinaunpad.ac.id A b s t r a k Tulisan ini menganalisis arah perkembangan demokrasi di Indonesia dengan mengungkapkan sistem pengetahuan di balik berbagai indeks pengukuran kualitas demokrasi. Berbagai ukuran yang dipakai dalam asesmen demokrasi membentuk batasan tersendiri tentang mana yang termasuk kategori demokrasi dan mana yang bukan. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan demokrasi bukan sebuah proses yang netral, tapi merupakan pertarungan kekuasaan untuk membentuk realitas tentang demokrasi, termasuk meminggirkan konsep-konsep alternatif yang tidak sejalan dengan konsep demokrasi yang diterima secara universal. Untuk membuktikannya, dipakai metode analisis diskursus untuk mengungkap makna dari setiap metodologi indeks. Penelitian difokuskan pada analisis terhadap 2 dua indeks pengukuran demokrasi yang saat ini digunakan di Indonesia, yakni: Indeks Demokrasi Indonesia IDI dan Indeks Demokrasi Asia IDA. IDI dikembangkan oleh Bappenas dan UNDP sejak tahun 2007, sedangkan IDA dikembangkan oleh Pusat Kajian Politik FISIP UI, DEMOS Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi, Institut Demokrasi dan Gerakan Sosial Universitas Sungkonghoe Korea Selatan dan Pusat Studi Dunia Ketiga Universitas Filipina sejak tahun 2012. Analisis difokuskan pada dimensi kontekstual, dimensi konseptual, dan dimensi metodologis dari setiap indeks, untuk mengidentifikasi parameter yang digunakan, teknik perhitungan, dan selanjutnya diinterpretasi implikasi dari ketiga dimensi tersebut terhadap arah perkembangan demokrasi di Indonesia. Kata kunci: pengukuran demokrasi, politik indeks PENDAHULUAN Perjalanan demokrasi di Indonesia sesungguhnya telah berlangsung cukup panjang. Dalam kerangka kepentingan pembangunan politik, pertumbuhan demokrasi di Indonesia sejak masa awal kemerdekaan hingga masa Orde Baru mengarah pada pembentukan dan penguatan kapasitas berbagai institusi politik formal, seperti partai politik, pemilu, kelompok-kelompok kepentingan, dan pemenuhan hak-hak politik sipil, seperti kebebasan, keterbukaan, dan partisipasi politik. Pada masa reformasi, diskursus demokratisasi juga masih mengusung isu- isu tersebut, dengan penekanan yang lebih kuat pada pemenuhan hak-hak politik sipil secara substantif dan akuntabilitas politik negara yang ditandai oleh pengaturan ulang relasi kekuasaan antarlembaga-lembaga politik formal. Tidak hanya di Indonesia, perjalanan demokratisasi juga menjadi perhatian penting bagi banyak negara di dunia, termasuk juga di Amerika Serikat sebagai negara yang dianggap pelopor demokrasi di dunia. Perhatian ini tampak dari banyaknya kajian keilmuan yang menghasilkan teori dan metode penelitian untuk mengkaji fenomena demokratisasi. Perkembangan kajian demokrasi juga merambah pada pembentukan berbagai pusat kajian, institut, dan program studi yang berfokus pada demokrasi, yang kemudian berperan besar sebagai produsen pengetahuan untuk mendukung demokratisasi di berbagai negara lain di dunia. Produk lain yang lahir sebagai instrumen pendukung demokratisasi adalah berbagai instrumen pengukuran atau asesmen demokrasi. Pengukuran demokrasi dibangun atas dasar kerangka metodologi yang beragam, yang menunjukkan keluasan perkembangan gagasan demokrasi saat ini. Kendati dibangun atas dasar konsep demokrasi yang beragam, keberadaan instrumen-instrumen asesmen demokrasi saat ini semakin strategis karena sejumlah alasan. Pertama, untuk melihat sejauh mana telah terjadi kemajuan atau justru kemunduran dari proses demokrasi di Indonesia. Di manakah masalah-masalah utama yang dihadapi dalam demokratisasi yang sedang berlangsung. Kedua, seperti dikatakan sejumlah ahli, demokrasi adalah proses ‘menjadi’ becoming yang berlangsung secara terus menerus. Oleh karena itu perhatian pada konteks menjadi sangat penting. Sebagai negara yang lama dikendalikan oleh pemerintahan otoriter yang sarat perselingkuhan bisnis dan politik, dan dikelola secara sentralistik, maka penting mengamati transisi dari sifat otoritarian ke demokrasi.