538
Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
Politik Lokal
aparat
81
, swasta dan lainnya
82
. Pemilik mesin dompeng berperan membiayai seluruh aktivitas pertambangan, mulai dari menyediakan konsumsi untuk seluruh anggota tambang yang berjumlah 5-10 orangtambang, uang kopi dan
rokok para pekerja tambang, bensin utuk keperluan dompeng dan juga bertugas mencari serta melobby pemilik lahantanah. Sedangkan pemilik eskavator berasal dari luar daerahkabupaten yang bertugas untuk mengali lahan
tanah sampai ditemukannya kandungan emas baru kemudian akan dikerjakan oleh mesin dompeng dibantu oleh pekerja tambang, pemilik eskavator juga menyediakan bensin untuk operasioanl eskavatornya. Biasanya pemilik
dompeng juga langsung menyewa eskavator perjamnya
83
, akan tetapi belakangan ini, sudah ada juga pemilik dompeng yang juga sudah langsung pemilik eskavator. Keuntungan yang didapatkan oleh pemilik mesin dompeng
berkisar 60-70 dari hasil tambang, yang akan dibagi kepada pekerja sekitar 50 setelah biaya operasional dan biaya sewa tanah sudah dikeluarkan. Kedua, pemilik lahan. Pemilik lahan bisa juga orang pribadi ataupun
tanah ulayat kaum, pemilik lahan biasanya hanya menyediakan lahan yang akan dijadikan lokasi tambang, lahan bisa berasal dari lahan pertanian sawahladang ditepi aliran sungai dan sekarang juga merambah ke kebun karet
yang sudah jauh dari aliran sungai. Pemilik lahan akan mendapatkan keuntungan bersih berkisar 20-30 dari keuntungan tambang emas yang akan dibagikan oleh pemilik mesin dompeng setiap minggunya. Adapun dalam
surat perjanjian sewa menyewa yang peneliti dapatkan antara pemilik lahah dengan investor, terlihat bahwa pemilik modal dompeng berkewajiban untuk memberikan pembagian hasil tambang emasnya kepada pemilik
lahan dengan setiap minggunya dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sewa lahan bio tobing sebanyak 20 dari total hasil tambang emas yang didapatkan tiap minggu
b. 1 satu nomor kosong untuk setiap 1 satu set mesing tambang yang terdapat di lokasi tambang c. 1 satu nomor yang diperuntukan untuk orangtukang masak air Setiap 1 satu set mesin tambang yang
terdapat di lokasi tambang d. Ganti rugi tanaman karet yang telah menghasilkan getah sebesar Rp. 300.000,- tiga ratus ribu rupiah
batangnnya. e. Membayarkan uang tebusan lahan Pada Pasal 1 ayat 1 di atas sebanyak Rp. 1.500.000,- satu juta lima ratus
ribu rupiah kepada sdr_________________ Ketiga, operator mesin dompeng. Bertugas sebagai operator dompeng, yang mengendalikan operasional mesin
dompeng tersebut, termasuk menganti kerusakan dan bensin dompeng, biasaya mereka berasal dari penduduk setempat, operator ini menerima hasil lebih banyak dari pekerja tambang lainnya. Keempat. Pekerja tambang,
yang terdiri dari tukang masak untuk anggota tambang lainnya, pekerja kasar dan pesuruh. Biasanya mereka mendapatkan bagian yang paling sedikit dari hasil tambang dengan resiko pekerjaan yang berat
84
.
2. Faktor Penyebab Aktivitas Tambang Emas Ilegal
Ada beberapa factor yang menyebabkan masyarakat masih menjadikan tambang emas sebagai primadona, factor yang paling mendasar tentu saja factor ekonomi. Keterbatasan lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha
yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan masyarakat setempat yang memiliki pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai dengan penghasilan yang menjanjikan, di topang oleh keberadaan pihak ketiga sebagai
penyandang dana cukong dan backing oknum aparat, plus di tunjang lagi oleh keinginan ‘kaya’ dalam waktu pendek sehingga banyak masyarakat yang berahli propesi dari petani ke penambang emas. Dengan hanya sebagai
pekerja kasar saja ditambang emas, masyarakat sudah bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi, tidak bisa dinafikan juga bahwa semenjak usaha tambang emas illegal ini menjamur maka tingkat perekonomian masyarakat
81. http:www.merdeka.comperistiwaanggota-tni-ad-diduga-terlibat-penambangan-emas-liar-di-sumbar.html 82. Dari wawancara dengan Ketua DPRD Kab Sijunjung, di dapatkan keterangan bahwa banyak pihak yang terlibat dalam lingkaran
tambang emas illegal di Kab Sijunjung, mulai dari oknum aparat, PNSbirokrat daerah, anggota dewan dan pihak lainnya dan banyak juga kepentingan yang bermain dalam rantai tambang emas illegal tersebut
83. Biasanya meraka akan menyewa perjamnya eskavator tersebut sekitar Rp 500.000-600.000jam 84. Adapun yang peneliti temukan dilapangan perjanjian sewa menyewa lahan tambang tidak secara tertulis dan kebanyakan secara lisan
dan saling kepercayaan saja. Pembagian hasil tambang bisa dilihat dari surat perjanjian yang peneliti dapatkan di lapangan antara pemilik lahan dengan investor.
539
Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia
Politik Lokal
juga semakin meningkat. Dari beberapa masyarakat penambang yang peneliti temuai, mereka menyatakan bahwa rata-rata penghasilan mereka kalau lagi ‘untung’ dan mendapatkan lokasi yang ada kandungan emasnya,
maka mereka bisa mendapatkan 5-8 juta satu minggu
85
. Akan tetapi juga tidak sedikit penambang yang terlilit hutang pada juragan tambang, bahkan ada pekerja tambang yang meninggal tertimbun tanah saat tambangnya
beroperasi dan pemilik lokasi tambang yang dijadikan tersangka karena terjadinya kecelakaan tersebut. Namun sangat disayangkan, rendahnya pemahamanan akan resiko dari aktivitas pertambangan tersebut, baik dari resiko
kecelakaan kerja, kesehatan, konflik social, kerusakan lingkungan, pelanggaran aturan hukum dan bencana ekologis lainnya tidak menjadi perhatian dalam aktivitas tambang emas illegal ini, hanya segelintir orang yang melakukan
reklamasi pasca tambang, sehingga tanah pertanian produktif berubah menajadi lubang ‘raksasa’ yang menganga ditinggalkan oleh pemiliknya dan pemerintahan daerah tidak punya ‘kuasa’ untuk mengajak masyarakat untuk
mereklamasi lahan tambang mereka ini
86
Faktor berikutnya adalah factor social. Di Kabupaten Sijunjung keberadaan tambang emas sudah berlangsung sejak lama
87
. Aktivitas tambang emas di Kabupaten Sijunjung dimulai dengan cara yang sangat sederhana, dengan cara ‘mandulang’ dan ‘manyolom’ dilanjutkan dengan mesin dompeng dengan 1012PK dan menggunakan
mesin dompeng besar dan pada saat sekarang ini sudah menggunakan eskavator dan kompresor untuk mencari emas bawah air. Aktivitas tambang emas ini awalnya dilakukan disepanjang aliran sungai dan pada saat sekarang
ini dilakukan di lokasi daratan yang berupa lahan perkebunan dan pertanian
Faktor terakhir adalah lemahnya penegakan aturan hukum. Pemerintah telah mengakomodir kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat dengan mengeluarkan ijin pertambangan rakyat IPR yng
dilakukan di sebuah wilayah pertambangan, yang termuat dalam Undang-Undang No. 4 tahunn2009 tentang Minerba. Undang-undang ini di dukung oleh PP No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Untuk Kabupaten Sijunjung sendiri aturan pertambangan rakyat diatur dengan Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2010 tentang Prosedur dan Mekanisme Pengurusan Wilayah
Pertambangan Rakyat WPR dan Izin Pertambangan Rakyat IPR. Di samping itu, Pemda Sijunjung juga mengeluarkan Perda No. 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara. Akan tetapi
aturan tersebut tidak berjalan dengan optimal. Banyak masyarakat yang tidak mau mengurus izin tambangnya dengan alasan prosedurnya yang rumit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit, baik resmi maupun yang tidak
resmi
88
dan mereka mengurus izin pertambangan rakyat tersebut harus ke propinsi
89
. Dan semenjak tahun 2012 Kabupaten Sijunjung tidak lagi mengeluarkan IPR. Sehingga hamper seluruhnya tambang emas
85. Wawancara dengan Iyek, penambang yang bekerja sebagai operator dompeng. Peneliti melihat kehidupan Iyek ini memang jauh berubah tingkat kehidupannya, dari yang dahulunya Cuma punya rumah sederhana, hanya punya motor Yamaha Jupiter, setelah
menjadi operator dan beruntung mendapatkan lokasi yang ada kandungan emasnya, sekarang kehidupannya langsung berubah, sudah punya rumah yang lebih besar dan sudah dapat juga untuk membeli mobil. Tapi juga tidak sedikit penliti lihat para pekerja
tambang yang tidak ‘beruntung’ dan masih ‘miskin’ karena tidak menemukan lokasi tambang yang mengandung emas, malahan banyak yang terjerat hutang dengan pemilik modal dan berhutang di kedai-kedai
86. Ketua DPRD Kab Sijunjung menyatakan belum adanya Perda Reklamasi Pasca Tambang menjadi persoalan untuk melakukan upaya reklamasi pasca tambang. Hal senada juga dikatakan oleh Sekretaris Dinas Pertambangan dan Mineral Kab Sijunjung
87. Peneliti sudah mengetahui aktivitas tambang emas di Nagari Koto Tuo Kec IV Nagari semenjak peneliti mulai memasuki bangku Sekolah Dasar, perkiraan tahun 1987. Peneliti masih ingat banyak masyarakat di Nagari yang ‘mendulang omeh’ dengan wadah berupa
kayu yang dibuat berbentuk kuali dan dinamakan ‘dulangjaeh’. Para bapak-bapak melakukan aktivitas ‘manyolom’ di sepanjang aliran sungai Batang Palangki. Awal tahun 1990-an masyarakat sudah melakukan aktivitas tambang emas dengan mesin dompeng
dan awal tahun 2000an masyarakat sudah melakukan aktivitas tambang emas dengan eskavator dan alat berat lainnya
88. Salah satu informan peneliti mengatakan untuk mengurus izin pertambangan mereka butuh biaya yang tidak sedikit dan mereka lebih banyak mengeluarkan biaya yang tidak resmi alias duit untuk membayar oknum tertentu untuk pengurusan izin tambang.
Kondisi ini juga diperparah dengan pengurusan izin pertambangan harus samapai pada propinsi, karena kabupaten hanya memberikan rekomendasi. Kondisi ini yang membuat masyarakat engan untuk mengurus izin pertambangan rakyat, hanya yang memiliki dana
yang banyak yang mampu untuk mengurus izin tersebut, sementara di banyak lokasi tidak ditemukan atau sedikit kandungan emasnya
89. Kabid Pertambangan Umum Dinas Petambangan dan Energi Distamben Kabupaten Sijunjung, Benni Mapanta, mengatakan, terakhir masa berlaku izin tambang itu tersisa 5 perusahaan. Namun, tanggal 11 Maret, izin ke limanya juga berakhir. “Pemkab
tidak memperpanjang izin perusahaan itu,” kata Benni. Lihat http:www.zamrudtv.comfilezamsumbarmediasumbar. php?module=detailsumbarid=7126