Penyuaraan Balloting full proseding JILID 2

846 Proceeding Seminar Nasional II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Pemilu dan Parlemen Partai Suara Pe rse ntase Pe role han Suara Kuota Hare Kursi dari Kuota Pe nuh Sisa Kursi Total Kursi A 42,000 42 2.52 2 2 B 31,000 31 1.86 1 1 2 C 15,000 15 0.90 1 1 D 12,000 12 0.72 1 1 TOTAL 100,000 100

6.00 3

3 6 Tabel 2. Alokasi Kursi Versi Kuota Hare Sumber : Andrew Reynolds dan Arend Lijphart, Bagaimana Mengkonversi Suara Menjadi Kursi, dalam Ace Project, Sistem Pemilu, International IDEA, United Nations dan IFES, Jakarta, 2001, hal 73 Partai Suara Pe rse ntase Pe role han Suara Kuota Droop Kursi dari Kuota Pe nuh Sisa Kursi Total Kursi A 42,000 42 2.94 2 1 3 B 31,000 31 2.17 2 2 C 15,000 15 1.05 1 1 D 12,000 12 0.84 TOTAL 100,000 100 7.00 5 1 6 Tabel 3. Alokasi Kursi Versi Kuota Droop Sumber : Andrew Reynolds dan Arend Lijphart, Bagaimana Mengkoversi Suara Menjadi Kursi, dalam Ace Project, Sistem Pemilu, International IDEA, United Nations dan IFES, Jakarta, 2001, hal 73 A 42,000 42 42,000 1 21,000 3 14,000 6 3 B 31,000 31 31,000 2 15,500 4 10,333 2 C 15,000 15 15,000 5 7,500 1 D 12,000 12 12,000 TOTAL 100,000 100 6 Tabel 4. Alokasi Kursi Versi DHondt Sumber : Andrew Reynolds dan Arend Lijphart, Bagaimana Mengkoversi Suara Menjadi Kursi, dalam Ace Project, Sistem Pemilu, International IDEA, United Nations dan IFES, Jakarta, 2001, hal 73 Partai Suara Total Kursi Alokasi dHondt V1 V2 V3 Pe rse ntase Pe role han Suara A 42,000 42 42,000 1 14,000 4 8,400 2 B 31,000 31 31,000 2 10,333 6 6,200 2 C 15,000 15 15,000 3 5,000 3,000 1 D 12,000 12 12,000 5 1 TOTAL 100,000 100 6 Sumber : Andrew Reynolds dan Arend Lijphart, Bagaimana Mengkoversi Suara Menjadi Kursi, dalam Ace Project, Sistem Pemilu, International IDEA, United Nations dan IFES, Jakarta, 2001, hal 73 Tabel 5. Alokasi Kursi Versi Sainte Lague Partai Partai Suara Total Kursi V1 V2 V3 Alokasi Sainte Lague Pe rse ntase Pe role han Suara Dari keempat contoh formula penghitungan suara, terlihat bahwa metode sainte laguewebster merupakan metode yang paling adil dan proporsional dan memiliki tata cara penghitungan yang tidak begitu rumit dibandingkan dengan metode yang lain. Adapun jumlah kursi legislatif yang diperebutkan sama dengan pemilu 2014 yaitu berjumlah 560 kursi. Untuk menjamin perwakilan dan kesetaraan kekuatan suara di DPR perlu diberlakukan pemerataan pembagian alokasi kursi antara provinsi diwilayah jawa dan provinsi diluar Jawa. Agar perwakilan dan kesetaraan suara sesuai dengan prinsip-prinsip universal. KESIMPULAN Pemilu pada hakekatnya adalah sarana kedaulatan rakyat, sehingga tidak satu pun negara di dunia ini yang mengklaim dirinya sebagai negara demokratis yang tidak menyelenggarakan pemilu. Pemilu dihadirkan sebagai 847 Penguatan Ilmu Sosial Dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Pemilu dan Parlemen instrumen untuk memastikan adanya transisi dan rotasi kekuasaan berjalan demokratis. Selain itu, pemilu juga merupakan sarana untuk mendorong akuntabilitas dan kontrol publik terhadap negara. Maka, untuk melaksanakan, pemilu dibutuhkan beberapa unsur sistem pemilu yang menghubungkan antar unsur untuk mengkonversi suara pemilih menjadi kursi yang akan diduduki calon terpilih di lembaga legislatif maupun eksekutif. Dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum dengan berbagai variasinya, yaitu: sistem distrik, sistem proporsional, sistem campuran, dan sistem pemilu di luar mainstream. Formula sistem pemilu legislatif yang diusulkan pada pemilu 2019 adalah sistem proporsional tertutup closed list dengan formula penghitungan suara menggunakan metode divisor varian sainte laguewebster sedangkan penetapan calon terpilih berdasarkan nomor urut calon. Pemilu legislatif dilaksanakan serentak dengan pemilihan presiden dan wakil presiden, sehingga pemilihan presiden dan wakil presiden memiliki coattail effect terhadap pemilihan legislatif. Peserta pemilu adalah partai politik yang lolos verifikasi sesuai dengan undang-undang dengan mempertimbangkan 30 keterwakilan perempuan disetiap dapil. Sistem Penyuaraan yang digunakan adalah kategorikal, yaitu dengan memilih satu partai politik. Ambang batas legal threshold yang digunakan tetap sama dengan pemilu 2014 yaitu sebesar 3,5 tiga koma setengah persen. Sedangkan, besaran daerah pemilihan adalah besaran daerah pemilihan kecil 3-6 kursi perdapil. Unsur-unsur ini diterapkan agar penyederhanaan sistem kepartaian dapat terwujud sehingga dapat mendorong terciptanya sistem pemerintahan presidensial yang kuat. Jumlah kursi legislatif yang diperebutkan sama dengan pemilu 2014 yaitu berjumlah 560 kursi. Untuk menjamin perwakilan dan kesetaraan kekuatan suara di DPR perlu diberlakukan pemerataan pembagian alokasi kursi antara provinsi diwilayah jawa dan provinsi diluar Jawa. Agar perwakilan dan kesetaraan suara sesuai dengan prinsip-prinsip universal. DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fahmi, Khairul, 2011, Pemilihan Umum Kedaulatan Rakyat, Rajawali Pers, Jakarta. International IDEA, 2002, Standar-standar Internasional untuk Pemilihan Umum : Pedoman Peninjauan Kembali Kerangka Hukum Pemilu Seri Buku Panduan, Bulls Tryckeri. Halmstead, Sweden. Pamungkas, Sigit, 2009, Perihal Pemilu, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, Yogyakarta. Reynolds, Andrew dkk, 2005, Electoral System Design : The New International IDEA Handbook, Stockholm : International Institute for Democracy and Electoral Assistance. Sekretariat Bersama Kodifikasi Undang-Undang Pemilu, 2016, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Pemilihan Umum, Yayasan perluden, Jakarta. Surbakti, Ramlan dkk, 2011, Seri Demokrasi Elektoral Buku 1Merancang Sistem Politik Demokratis Menuju Pemerintahan Presidensial yang Efektif, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah