1-1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
1.01 Penyusunan
Pedoman Akuntansi
Perusahaan Efek
PAPE dilatarbelakangi oleh adanya keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan
kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Efek PE. 1.02
PAPE disusun dengan tujuan untuk memberikan petunjuk teknis perlakuan akuntansi bagi PE dan pembuatan laporan keuangan, agar tercapai
keseragaman dalam perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan oleh PE. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan PE.
Disamping itu, PAPE juga menjadi salah satu acuan dalam penyusunan laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan MKBD PE sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1.03 PAPE memberikan acuan perlakuan akuntansi dan pelaporan
keuangan untuk transaksi spesifik PE. Transaksi yang sifatnya umum seperti pembelian peralatan kantor dan aset tetap lainnya, transaksi sewa kantor,
pembayaran biaya operasional, dan transaksi umum lainnya tidak diatur dalam PAPE.
B. INDUSTRI PASAR MODAL
1.04 Industri Pasar Modal telah menunjukkan kontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui penyediaan pasar bagi penawaran dan perdagangan Efek serta menawarkan variasi instrumen sesuai kebutuhan publik.
Kegiatan PE membuat investasi pada Efek menjadi lebih mudah dan menarik bagi publik.
1.05 Aktivitas utama PE dalam industri Pasar Modal meliputi aktivitas yang
berkaitan dengan pasar perdana dan pasar sekunder. Pada pasar perdana dilakukan penghimpunan dana melalui Penawaran Umum Efek, Penawaran Umum Exchange
Traded Fund ETF, Penawaran Umum Dana Investasi Real Estat DIRE, Penawaran
Umum Efek Beragun Aset EBA. Sedangkan pada pasar sekunder dilakukan perdagangan Efek yang telah ditawarkan pada pasar perdana.
1. Lembaga-Lembaga dalam Kegiatan Perdagangan Efek
1.06 Lembaga-lembaga yang berperan dalam kegiatan perdagangan Efek
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam dan LK
1.07 Bapepam dan LK berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Keuangan yang bertugas melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal serta merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
1-2
b. Bursa Efek
1.08 Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem danatau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak- Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Sebagai Self-
Regulatory Organization SRO dan dalam rangka menciptakan perdagangan Efek
yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek diberi kewenangan untuk mengatur pelaksanaan kegiatannya, khususnya yang berkaitan dengan keanggotaan bursa,
perdagangan Efek dan pencatatan Efek. Saat ini di Indonesia terdapat 1 satu Bursa Efek yaitu PT Bursa Efek Indonesia BEI, yang selanjutnya akan disebut Bursa Efek.
c. Lembaga Kliring dan Penjaminan
1.09 Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP adalah Pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. LKP merupakan SRO yang diberi kewenangan untuk mengatur pelaksanaan kegiatannya.
Saat ini, fungsi LKP dijalankan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI. Dalam pembahasan berikutnya penyebutan LKP telah mencakup KPEI.
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
1.10 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian BK, PE, dan Pihak lain. LPP merupakan SRO yang diberi kewenangan untuk mengatur
pelaksanaan kegiatannya. Saat ini, fungsi LPP dijalankan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI. Dalam pembahasan berikutnya penyebutan LPP telah
mencakup KSEI.
e. Lembaga Penilaian Harga Efek
1.11 Lembaga Penilaian Harga Efek LPHE adalah Pihak yang melakukan
penilaian harga Efek Bersifat Utang EBU dan Sukuk untuk menetapkan harga pasar wajar. Saat ini di Indonesia hanya terdapat 1 satu LPHE yaitu PT Penilai Harga
Efek Indonesia PHEI.
f. Perusahaan Efek
1.12 Perusahaan Efek PE adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek PEE, Perantara Pedagang Efek PPE, danatau Manajer Investasi serta kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK.
PE adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK.
g. Bank Kustodian
1.13 Bank Kustodian BK adalah Bank Umum yang mendapat persetujuan
dari Bapepam dan LK sebagai kustodian. Kustodian memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.
h. Biro Administrasi Efek
1.14 Biro Administrasi Efek BAE adalah Pihak yang berdasarkan kontrak
dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek. BAE dalam melaksanakan kegiatannya terlebih dahulu harus
memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK.
1-3
i. Wali Amanat
1.15 Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang EBU
danatau Sukuk. Karena EBU dan Sukuk sifatnya sepihak dan para pemegangnya tersebar luas, maka untuk mengurus dan mewakili para pemegang EBU danatau
Sukuk tersebut dibentuk lembaga perwaliamanatan.
j. Penerbit Efek dan Emiten
1.16 Penerbit Efek adalah Pihak yang melakukan penerbitan Efek.
1.17 Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
2. Jenis-Jenis Efek
1.18 Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan UP Kontrak Investasi Kolektif KIK, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif
dari Efek.
1.19 Efek, diantaranya, terdiri dari:
1. Efek bersifat Ekuitas: saham. 2. Derivatif: Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD, Waran, Kontrak
Berjangka Indeks Efek KBIE, Kontrak Opsi Saham KOS, dan Kontrak Berjangka Saham Individual KBSI.
3. EBU: Obligasi Korporasi, Surat Berharga Negara SBN, Medium Term Notes MTN, Commercial Paper CP, dan Obligasi Konversi.
4. Sukuk: Sukuk korporasi dan Surat Berharga Syariah Negara SBSN. 5. Efek lain: UP-Reksa Dana, EBA, ETF, UP-DIRE, dan Sertifikat Penitipan Efek
Indonesia SPEI. 1.20
Saat ini Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek adalah saham, Obligasi, Sukuk Korporasi
, Surat Utang Negara SUN, SBSN, Waran, HMETD,
KBIE, KOS, EBA, dan ETF.
a. Saham
1.21 Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
dapat berbentuk warkat atau tanpa warkat. Saham yang berbentuk warkat dinyatakan dalam bentuk Surat Kolektif Saham SKS yang diterbitkan oleh Emiten.
SKS dilengkapi dengan kolom endorsement yang bentuk dan isinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam SKS termuat nilai nominal saham, jumlah saham
yang dimiliki, dan data pemegang saham. Sedangkan saham tanpa warkat tercatat dalam Rekening Efek di LPP secara elektronik atas nama pemegang rekening pada
LPP.
1.22 Data pemegang saham yang tercantum dalam saham berbentuk warkat
maupun data pemegang saham tanpa warkat yang tercatat atas nama LPP, selanjutnya dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham DPS yang ada di
EmitenBAE. DPS digunakan sebagai dasar penentuan Pihak-Pihak yang berhak atas hak yang melekat pada saham tersebut dividen, HMETD, Waran, Hak Suara,
dan hak-hak pemegang saham lainnya. Berdasarkan DPS, hak yang melekat pada saham tersebut dapat langsung dikirim kepada pemegang saham yang berhak.
1-4
b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
1.23 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD adalah hak yang
melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru, seperti saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham,
dan Waran sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut harus dapat dialihkan.
1.24 Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menambah modal
sahamnya, wajib memberikan HMETD kepada pemegang saham lama sebelum ditawarkan kepada Pihak lain untuk membeli saham baru sebanding dengan
persentase kepemilikannya, kecuali ditentukan lain sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.D.4 dan IX.G.1. Hal tersebut dimaksudkan
agar pemegang saham lama tidak terkena dampak dilusi dari penambahan modal tersebut.
1.25 Pemegang HMETD dapat memilih untuk menggunakan haknya
exercise atau tidak menggunakan haknya. Dalam hal pemegang HMETD memilih untuk tidak menggunakan haknya tidak di-exercise, maka HMETD dapat dialihkan
atau didiamkan.
1.26 Mekanisme perdagangan HMETD dapat dilakukan melalui pasar tunai
atau pasar negosiasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bursa Efek.
c. Waran
1.27 Waran adalah Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang
memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 enam bulan atau lebih sejak
diterbitkannya Waran tersebut.
1.28 Biasanya penerbitan Waran dimaksudkan untuk memberikan daya
tarik atau pemanis sweetener agar penawaran obligasi atau saham menjadi lebih menarik. Dalam penawaran saham atau obligasi, Waran sering dilekatkan pada
saham atau obligasi tersebut attached. Ketika saham atau obligasi dibeli, Waran dapat dipisahkan detachable, dan diperdagangkan di Bursa Efek.
1.29 Jika Waran dilekatkan pada obligasi, maka pemegang obligasi tersebut
tidak hanya memperoleh bunga, tetapi juga memperoleh hak untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu. Apabila harga pasar saham tersebut lebih tinggi dari
harga pertukaran, maka akan lebih menguntungkan jika Waran dikonversi. Di lain pihak, Waran akan memberikan daya tarik bagi perusahaan yang mengeluarkan
Waran Penerbit Efek karena obligasi dimana Waran tersebut melekat dapat dijual dengan tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga
obligasi di pasar.
1.30 Mekanisme dan penyelesaian perdagangan Waran sama dengan
mekanisme dan penyelesaian perdagangan saham di Bursa Efek.
1-5
d. Kontrak Berjangka Indeks Efek
1.31 Kontrak Berjangka Indeks Efek KBIE adalah janji untuk menjual atau
membeli Efek atau sekumpulan Efek dalam bentuk indeks pada Angka Indeks Efek Tertentu dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang mewajibkan setiap
Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo.
e. Opsi Saham
1.32 Opsi Saham adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli call
option danatau menjual put option kepada pihak lain atas sejumlah saham
underlying stock pada harga strike price dan dalam waktu tertentu. 1.33
Kontrak Opsi Saham KOS adalah satuan perdagangan Opsi Saham ditetapkan dalam satu satuan kontrak.
f. Kontrak Berjangka Saham Individual
1.34 Kontrak Berjangka Saham Individual KBSI adalah Kontrak untuk
menjual atau membeli sejumlah underlying saham individual pada harga yang disepakati pada suatu waktu tertentu di masa datang.
g. Obligasi Korporasi Corporate Bond
1.35 Obligasi Korporasi merupakan bukti pengakuan utang yang
diterbitkan melalui Penawaran Umum oleh perusahaan dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Perjanjian penerbitan obligasi antara lain memuat jumlah nilai
nominal obligasi, denominasi, jumlah satuan pemindahbukuan, tingkat bunga coupon rate, jatuh tempo obligasi, serta hak dan kewajiban debitur dan pemegang
obligasi. Satuan pemindahbukuan adalah satuan jumlah obligasi yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek
lainnya. Perhitungan accrued interest untuk Obligasi Korporasi mengacu ke prospektus obligasi.
h. Surat Berharga Negara
1.36 Surat Berharga Negara SBN adalah SUN dan SBSN.
i. Surat Utang Negara
1.37 Surat Utang Negara SUN adalah surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
masa berlakunya.
1.38 SUN terdiri atas Surat Perbendaharaan Negara T-Bills dan Obligasi
Negara Government Bond. Surat Perbendaharaan Negara berjangka waktu sampai dengan 12 dua belas bulan dan pembayaran bunga dilakukan secara diskonto.
Obligasi Negara berjangka waktu lebih dari 12 dua belas bulan dengan kupon danatau dengan pembayaran bunga secara diskonto.
1.39 Jumlah hari bunga day count untuk perhitungan bunga berjalan
accrued interest menggunakan basis jumlah hari bunga sebenarnya actual per actual.
1-6
j. Obligasi Konversi
1.40 Obligasi Konversi adalah obligasi yang memiliki hak opsi untuk
dapat dipertukarkan dengan saham dari perusahaan yang menerbitkan Obligasi Konversi pada waktu tertentu. Oleh karena itu, pada saat Obligasi Konversi
diterbitkan, penerbit Obligasi Konversi akan menentukan tanggal dan harga pertukaran.
k. Sukuk Korporasi
1.41 Sukuk Korporasi adalah Efek Syariah,yang diterbitkan oleh
perusahaan, berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
1. Aset berwujud tertentu; 2. Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang
akan ada; 3. Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
4. Aset proyek tertentu; danatau 5. Kegiatan investasi yang telah ditentukan.
l. Surat Berharga Syariah Negara
1.42 Surat Berharga Syariah Negara SBSN, atau dapat disebut Sukuk
Negara, adalah SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing. m. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
1.43 Unit Penyertaan UP adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian
kepentingan setiap Pihak dalam portofolio investasi kolektif. UP lahir dari dana investasi kolektif berupa Reksa Dana maupun dana investasi kolektif selain Reksa
Dana.
1 Reksa Dana
1.44 Reksa Dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
1.45 Reksa Dana dapat berbentuk perseroan atau KIK. Reksa Dana
berbentuk perseroan adalah Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan pasar uang. KIK adalah kontrak antara Manajer Investasi dan BK yang mengikat
pemegang UP dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan BK diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan
kolektif.
1.46 Reksa Dana dapat bersifat terbuka atau tertutup. Reksa Dana terbuka
adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali UP-nya atau saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah
dikeluarkan. Sedangkan Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali UP atau saham-saham yang telah dijual kepada pemodal.
1-7 1.47
Macam-macam Reksa Dana sesuai dengan kebijakan dan mekanisme investasinya dapat dibagi menjadi :
1. Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana yang hanya melakukan investasi pada EBU dengan jatuh tempo
kurang dari 1 satu tahun. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 delapan puluh perseratus dari asetnya dalam bentuk EBU.
3. Reksa Dana Saham Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 delapan puluh
perseratus dari asetnya dalam Efek bersifat Ekuitas. 4. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana yang melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan EBU yang perbandingannya tidak termasuk paragraf 1.47 angka 2 dan angka 3.
5. Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks:
a. Reksa Dana Terproteksi memiliki mekanisme proteksi dalam kebijakan investasinya sehingga jumlah investasi yang terproteksi sekurang-kurangnya
sama dengan jumlah investasi awal. b. Reksa Dana dengan Penjaminan memiliki jaminan dari Penjamin Guarantor
sehingga jumlah investasi yang dijamin sekurang-kurangnya sama dengan jumlah investasi awal.
c. Reksa Dana Indeks melakukan investasi pada Efek yang merupakan bagian dari kumpulan Efek yang berada dalam suatu indeks.
6. Reksa Dana yang UP-nya diperdagangkan di Bursa Efek 7. Reksa Dana Berbentuk KIK-Penyertaan Terbatas
Reksa Dana yang menjadi wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Pemodal Profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada
portofolio Efek.
1.48 Nilai Aktiva Bersih NAB awal untuk setiap UP dari Reksa Dana wajib
ditetapkan sebesar Rp1.000,- seribu rupiah. Sedangkan Reksa Dana yang menggunakan denominasi mata uang asing, maka NAB awal wajib ditetapkan
sebesar US 1 satu dolar Amerika Serikat atau EUR 1 satu Euro.
1.49 NAB awal setiap UP-Reksa Dana Berbentuk KIK-Penyertaan Terbatas
wajib ditetapkan sebesar Rp5.000.000.000,- lima miliar rupiah. Sedangkan UP-Reksa Dana Berbentuk KIK-Penyertaan Terbatas yang menggunakan denominasi mata
uang asing, maka NAB awal setiap UP wajib ditetapkan sebesar US 500.000 lima ratus ribu dolar Amerika Serikat atau EUR 500.000 lima ratus ribu Euro.
1.50 Reksa Dana Pasar Uang tidak memungut biaya penjualan dan biaya
pembelian kembali UP. NAB per unit dihitung dengan cara dimana nilai aset akhir per unit sama dengan nilai aset awal per unit, dengan melakukan pembagian hasil
yang diperoleh dalam bentuk UP setiap hari. Selain Reksa Dana Pasar Uang, NAB dihitung sesuai dengan nilai pasar wajar dari portofolio investasi.
1.51 Penawaran Umum saham atau UP-Reksa Dana dengan Penjaminan
dan Terproteksi bersifat terbatas baik dalam masa penawaran maupun jumlah saham atau UP yang ditawarkan.
1-8 1.52
Penawaran Umum saham atau unit Reksa Dana Indeks dapat bersifat terus menerus atau terbatas baik dalam masa Penawaran Umum Reksa Dana Indeks
maupun jumlah saham atau UP yang ditawarkan.
2 Exchange Traded Fund
1.53 Exchange Traded Fund ETF adalah Reksa Dana berbentuk KIK yang
UP-nya diperdagangkan di Bursa Efek, dimana terdapat Dealer Partisipan yang menandatangani perjanjian dengan Manajer Investasi pengelola Reksa Dana
berbentuk KIK yang UP-nya diperdagangkan di Bursa Efek untuk melakukan penjualan atau pembelian UP-Reksa Dana dimaksud baik untuk kepentingan diri
sendiri maupun untuk kepentingan pemegang UP-Reksa Dana dimaksud.
1.54 Manajer Investasi wajib membuat kontrak dengan Sponsor jika dalam
penciptaan UP berbentuk KIK yang UP-nya diperdagangkan di Bursa Efek melibatkan Sponsor, yang diantaranya memuat jumlah minimum setoran Efek atau
uang Sponsor yang akan dibelikan Efek yang membentuk Portofolio Efek Reksa Dana dimaksud dan jangka waktu kesanggupan Sponsor untuk tidak melakukan
penjualan kembali.
3 Dana Investasi Real Estat
1.55 Dana Investasi Real Estat DIRE adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset Real Estat, aset yang berkaitan dengan Real Estat danatau
kas dan setara kas.
1.56 Dalam rangka menjalankan kegiatan sebagai Pengelola DIRE, Manajer
Investasi bekerja sama dengan BK membentuk KIK. KIK-DIRE dapat menginvestasikan dananya danatau tanpa menggunakan Special Purpose Company.
1.57 Dalam hal DIRE berbentuk KIK menggunakan Special Purpose Company
untuk melakukan investasi, maka Special Purpose Company tersebut wajib mendistribusikan seluruh hasil investasi kepada DIRE berbentuk KIK dan Pihak lain
secara proporsional.
1.58 DIRE berbentuk KIK dapat mencatatkan UP-nya di Bursa Efek. Dalam
hal DIRE berbentuk KIK tidak mencatatkan UP-nya di Bursa Efek, maka Manajer Investasi DIRE berbentuk KIK wajib membeli UP apabila Pemegang UP melakukan
penjualan kembali.
4 Efek Beragun Aset
1.59 Efek Beragun Aset EBA adalah Efek yang diterbitkan oleh KIK-EBA
yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari
future receivable, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek Bersifat Utang EBU yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana
Peningkatan Kredit Credit EnhancementArus Kas Cash Flow, serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
1-9 1.60
Berdasarkan jenisnya EBA dapat dikelompokkan menjadi: 1. EBA Arus Kas Tetap
adalah EBA yang memberikan pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada pemegang EBU.
2. EBA Arus Kas Tidak Tetap adalah EBA yang menjanjikan pemegangnya suatu penghasilan tidak tertentu
seperti kepada pemegang Efek bersifat Ekuitas.
n. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia
1.61 Sertifikat Penitipan Efek Indonesia SPEI adalah Efek yang
memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada BK yang telah mendapat persetujuan Bapepam dan LK.
3. Kegiatan SRO
a. Bursa Efek
1.62 Fasilitas perdagangan di BEI telah dilengkapi dengan Sistem
perdagangan elektronik. Saat ini, BEI memiliki 4 empat sistem perdagangan yaitu Jakarta Automated Trading System Next Generation
JATS Next G untuk pasar saham, Jakarta Option Trading System
JOTS untuk pasar KOS, Future Automated Trading System
FATS untuk pasar KBIE dan Fixed Income Trading System FITS untuk pasar surat utang.
1.63 Untuk memperluas akses pasar, Bursa Efek menerapkan Sistem Remote
Trading . Remote Trading adalah sistem perdagangan Efek yang diselenggarakan oleh
Bursa Efek bagi Anggota Bursa AB dengan menggunakan sistem perdagangan Bursa, Perangkat Remote Trading Bursa, Jaringan dan Perangkat Remote Trading
Anggota Bursa Efek.
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP
1.64 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI adalah perseroan yang
berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha untuk bertindak sebagai LKP yang berfungsi memberikan jasa-jasa antara lain: kliring, penjaminan, Pinjam-
Meminjam Efek PME, dan jasa-jasa lain yang terkait dengan kliring dan penjaminan.
1.65 Kliring yaitu suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul
dari Transaksi Bursa. 1.66
Penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban LKP untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring AK yang
gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama
sebagaimana diwajibkan kepada AK yang bersangkutan.
1.67 Dalam mendukung fungsi LKP, saat ini berdasarkan peraturan
perundang-undangan, AK wajib menyetor uang sebagai sumbangan untuk dana jaminan sebesar persentase tertentu dari nilai Transaksi Bursa AK. Dana ini berstatus
sebagai milik industri Pasar Modal, dikelola oleh LKP, dan hanya dapat digunakan untuk memenuhi penjaminan penyelesaian atas kegagalan Transaksi Bursa.
1-10 1.68
LKP bertanggung jawab memastikan bahwa semua pesanan Transaksi Bursa AK sebelum dilaksanakan, mempunyai agunan yang cukup pada Rekening
Jaminan AK dan rekening tersebut dikendalikan untuk penyelesaian kewajiban AK kepada LKP.
1.69 Dalam rangka membatasi risiko transaksi AK, LKP menerapkan
pembatasan Transaksi Bursa trading limit kepada AK. 1.70
LKP juga menyediakan layanan jasa PME. Penerima pinjaman adalah PE yang menjadi Anggota Kliring LKP sedangkan Pihak yang meminjamkan Efek
adalah PE yang menjadi Anggota Kliring LKP, BK, dan Pihak lain yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan LKP dan telah menandatangani perjanjian.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP
1.71 PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI adalah perseroan yang
berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha untuk bertindak sebagai LPP yaitu sebagai Kustodian sentral melakukan kegiatan penyelesaian dan
penyimpanan dengan cara pemindahbukuan baik dana maupun Efek. Sistem yang digunakan untuk melakukan pemindahbukuan dikenal dengan namaCentral
Depository-Book Entry Settlement System
C-BEST. 1.72
Central Depository-Book Entry Settlement System C-BEST adalah sistem penyelenggaraan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek secara
pemindahbukuan yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sarana komputer.
1.73 Layanan jasa yang diberikan oleh LPP adalah jasa Kustodian sentral
yang meliputi antara lain: 1. Administrasi Rekening Efek untuk penyimpanan Efek danatau dana;
2. Pemindahan Efek danatau dana ke dalam dan ke luar Rekening Efek; 3. Pemindahan Efek dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya dengan atau
tanpa pembayaran; 4. Pembayaran atau distribusi hasil tindakan korporasi seperti pembagian dividen
tunai, dividen saham, dan saham bonus; distribusi HMETD, Waran, dan saham hasil Penambahan Modal Tanpa HMETD; pelaksanaan hak berkenaan dengan
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; dan pelaksanaan distribusi Efek hasil penggabungan usaha, peleburan usaha, pemecahan nominal Efek Stock Split,
atau penggabungan nominal Efek Reverse Stock.
5. Jasa lainnya yang terkait dengan jasa tersebut di atas, antara lain: a. Post Trade Processing PTP;
b. Penyediaan Sistem Administrasi Agun Efek; c. Penyediaan fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas AKSes; dan
d. Penyediaan laporan-laporan terkait dengan layanan jasa kustodian sentral.
1.74 Layanan jasa kustodian sentral diberikan bagi Pihak-Pihak yang telah
membuka Rekening Efek di LPP, dan Nasabah Pemegang Rekening, antara lain dalam rangka pelaksanaan:
a. Penyelesaian Transaksi Efek; b. Sistem Administrasi Agunan Efek; dan
1-11 c. Pemberian akses informasi kepada nasabah PE atau Kustodian atas saldo Efek
danatau dananya yang disimpan pada Sub Rekening Efek atas nama nasabah tersebut pada LPP.
1.75
Yang dapat menjadi Pemegang Rekening di LPP adalah: 1. PE;
2. BK; dan 3. Pihak lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal. 1.76
Pihak-Pihak sebagaimana dimaksud di atas wajib : 1. Membuka 1 satu Rekening Efek untuk menyimpan Efek danatau dana
miliknya sendiri; dan 2. Membuka sub-Rekening Efek untuk menyimpan Efek danatau dana masing-
masing nasabahnya apabila mengadministrasikan Efek danatau dana nasabah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal.
1.77 Seluruh dana yang tercatat dalam Rekening Efek akan ditempatkan
oleh LPP pada bank pembayaran dalam rekening giro khusus atas nama LPP untuk kepentingan setiap Pemegang Rekening. Rekening giro khusus tersebut terdiri dari
rekening giro penyelesaian dan rekening giro operasional yang wajib dibuka oleh Pemegang Rekening di bank pembayaran.
1.78 Rekening giro penyelesaian adalah rekening giro yang khusus
dipergunakan untuk pemindahbukuan dana kedari Rekening Efek. Rekening giro operasional adalah rekening giro yang khusus dipergunakan untuk penerimaan
pemindahbukuan dana dari Rekening Efek, dan pengoperasiannya dilakukan oleh Pemegang Rekening.
4. Kegiatan Usaha PE
1.79 PE yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK dapat
melakukan kegiatan usaha sebagai PPE, PEE, danatau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
a. Kegiatan PPE
1.80 Sebagai PPE, PE melakukan transaksi Efek baik untuk kepentingan
nasabah maupun untuk kepentingan sendiri. Jika transaksi jual atau beli Efek dilakukan untuk kepentingan nasabah, maka disebut Perantara Efek broker,
sedangkan jika dilakukan untuk kepentingan sendiri, maka disebut Pedagang Efek dealer.
1.81 PE yang melakukan kegiatan sebagai PPE dibedakan menjadi dua
yaitu: 1. PPE yang mengadministrasikan Rekening Efek nasabah; dan
2. PPE yang tidak mengadministrasikan Rekening Efek nasabah.
1.82 PPE dapat melakukan fungsi baik sebagai broker maupun dealer. Sebagai
broker , PE memperoleh keuntungan dari komisi transaksi Efek yang dilakukan.
Sedangkan sebagai dealer, PE memperoleh keuntungan dari adanya perbedaan harga jual dengan harga beli Efek yang ditransaksikannya, atau dari adanya kenaikan
1-12 harga Efek yang dibelinya dan hak-hak yang melekat pada Efek, seperti dividen atau
bunga. Kegiatan PPE diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.E.1.
1 Klasifikasi Transaksi Efek
1.83 Secara umum, kegiatan transaksi Efek dapat diklasifikasikan
berdasarkan mekanisme transaksi, tempat pelaksanaan, cara pembiayaan, dan Pihak yang berkepentingan.
a Transaksi Berdasarkan Mekanisme
1.84 Berdasarkan mekanismenya, transaksi Efek dapat diklasifikasikan
menjadi Transaksi Jual atau Beli, Transaksi PME, dan Transaksi MenjualMembeli Efek Dengan Perjanjian MembeliMenjual Kembali RepoReverse Repo.
1 Transaksi Jual-Beli
1.85 Dalam transaksi jualbeli terjadi pemindahan kepemilikan atas Efek.
2 Transaksi Pinjam-Meminjam Efek
1.86 Kegiatan PME antar PE lazim dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari gagal serah dari PE. Hal ini biasanya muncul jika terjadi short selling, yaitu menjual Efek yang tidak dimilikinya.
3 Transaksi JualBeli dengan Janji BeliJual Kembali RepoReverse Repo
1.87 Transaksi Jual dengan Janji Beli Kembali Repo dan Transaksi Beli
dengan Janji Jual Kembali Reverse Repo merupakan transaksi pembiayaan dengan jaminan Efek. Hak dan kewajiban masing-masing Pihak yang terkait dalam transaksi
RepoReverse Repo ditentukan dalam perjanjian tertulis.
1.88 Transaksi Jual dengan Janji Beli Kembali Repo adalah transaksi
dimana PPE menjual Efek kepada nasabah atau Pihak lain dengan harga yang telah ditentukan dan akan membeli kembali Efek tersebut pada tanggal tertentu dengan
harga yang telah ditetapkan.
1.89 Sedangkan Transaksi Beli dengan Janji Jual Kembali Reverse Repo
adalah transaksi dimana PPE membeli Efek dari Pihak lain dengan harga yang telah ditentukan dan akan menjual kembali Efek tersebut kepada Pihak yang sama pada
tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari dengan harga yang telah ditetapkan.
1.90 Master Repurchase Agreement MRA adalah suatu perjanjian induk yang
dipergunakan dalam melakukan transaksi RepoReverse Repo yang dikeluarkan oleh Pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK untuk
menyelenggarakan perdagangan SUN di luar Bursa Efek. b Transaksi Berdasarkan Tempat Pelaksanaan
1.91 Berdasarkan tempat pelaksanaan, transaksi Efek dapat diklasifikasi
menjadi Transaksi Bursa dan Transaksi di Luar Bursa atau biasa disebut over the counter
OTC.
1-13
1 Transaksi Bursa
1.92 Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh AB sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual atau beli Efek, PME, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
2 Transaksi di Luar Bursa
1.93 Transaksi di Luar Bursa adalah transaksi antar PE atau antara PE
dengan Pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan PE.
c Transaksi Berdasarkan Cara Pembiayaan
1.94 Berdasarkan cara pembiayaannya, transaksi Efek dapat diklasifikasikan
menjadi Transaksi Tunai, Transaksi Marjin, danatau Transaksi Short Selling.
1 Transaksi Tunai
1.95 Dalam Transaksi Tunai, nasabah wajib menyediakan danaEfek untuk
melakukan pesanan beli atau jual yang akan digunakan dalam penyelesaian transaksi sesuai dengan waktu yang ditentukan sebagaimana diatur dalam
peraturan perdagangan Bursa Efek.
2 Transaksi Marjin
1.96 Transaksi Marjin adalah transaksi Efek yang penyelesaian transaksinya
sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh PE dengan jaminan Efek danatau dana. Atas pembiayaan penyelesaian transaksi tersebut, PE dapat membebankan bunga
kepada nasabahnya. Dalam hal PE memberikan pembiayaan dana melalui Transaksi Marjin, PE wajib mempunyai cukup sumber pembiayaan untuk membiayai
penyelesaian transaksi pembelian Efek;
3 Transaksi Short Selling
1.97 Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek
dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Dalam hal PE memberikan pembiayaan Efek melalui Transaksi Short Selling, PE wajib memiliki
perikatan dengan LKP, PE lain, BK, danatau Pihak lain yang disetujui Bapepam dan LK untuk meminjam Efek yang diperlukan bagi penyelesaian transaksi penjualan
Efek.
1.98 Nasabah yang membuka Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin
danatau short selling wajib sudah dan masih mempunyai Rekening Efek reguler untuk menampung transaksi Efek yang tidak dibiayai oleh PE. Persyaratan mengenai
pembukaan Rekening Efek Pembiayaan Marjin danatau Short Selling nasabah diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6.
d Transaksi Berdasarkan Pihak yang Berkepentingan
1.99 Berdasarkan Pihak yang berkepentingan, transaksi Efek dapat
diklasifikasi menjadi transaksi untuk kepentingan nasabah dan untuk kepentingan sendiri. Transaksi untuk kepentingan nasabah diklasifikasi dalam 3 tiga jenis
transaksi yaitu Transaksi Nasabah Umum NU, Transaksi Nasabah Kelembagaan NK, dan Transaksi Nasabah Pemilik Rekening NPR. Transaksi untuk kepentingan
sendiri adalah transaksi untuk portofolio Efek PE.
1-14
1 Transaksi Nasabah Umum
1.100 Transaksi Nasabah Umum NU adalah transaksi melalui pemesanan
Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak mempunyai Rekening Efek pada PE sebelum nasabah mendapatkan penjatahan Efek.
2 Transaksi Nasabah Kelembagaan
1.101 Transaksi Nasabah Kelembagaan NK adalah transaksi Efek antara PE
dengan NK tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara PE dengan NK tersebut seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank, atau lembaga keuangan lainnya
yang tidak mempunyai Rekening Efek pada PE tersebut.
3 Transaksi Nasabah Pemilik Rekening
1.102 Transaksi Nasabah Pemilik Rekening NPR adalah transaksi Efek yang
dilaksanakan oleh PE untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara PE dengan nasabah tersebut, yang dibuat sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor V.D.3 dan Nomor V.D.6. 2 Mekanisme Perdagangan Efek
1.103 Transaksi yang dilakukan oleh PPE wajib mengikuti mekanisme
perdagangan Efek yang ditentukan oleh Bursa Efek dimana PPE terdaftar sebagai AB. Selanjutnya, untuk menyelesaikan transaksi Efek tersebut, PPE wajib mengikuti
aturan dan proses kliring dan penjaminan dari LKP dimana PPE terdaftar sebagai anggotanya, serta proses penyelesaian dan penyimpanan dari LPP, sesuai dengan
ketentuan Bursa Efek.
1.104 PPE dapat melakukan transaksi obligasi melalui mekanisme
perdagangan Efek dari Bursa Efek dimana PPE terdaftar sebagai AB atau melalui transaksi di luar Bursa Efek.
a Pembukaan Rekening Efek Nasabah
1.105 Sebelum melakukan transaksi, nasabah kecuali NK dan NU wajib
membuka Rekening Efekdana pada PE dengan menandatangani kontrak pembukaan Rekening Efekdana nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bapepam dan LK Nomor V.D.3, Nomor V.D.6, Nomor V.D.9, dan Nomor V.D.10.
b Pesanan Order Nasabah
1.106 Transaksi jual atau beli Efek diawali dengan adanya pesanan untuk
membeli atau menjual Efek tertentu pada jumlah dan harga tertentu.Untuk kepentingan nasabah, transaksi tersebut dilakukan melalui unit kerja yang
menjalankan fungsi pemasaran PE, dan selanjutnya pesanan tersebut dilaksanakan oleh unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko. Transaksi untuk
kepentingan sendiri langsung dilaksanakan oleh unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko. Untuk nasabah yang melakukan pesanan melalui PE bukan AB,
pesanan tersebut akan diteruskan ke unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran PE AB.
1.107 Pemesanan Efek bersifat Ekuitas untuk kepentingan nasabah dapat
dilakukan melalui unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran PE atau langsung
1-15 melalui sistem fasilitas penyampaian pesanan secara langsung bagi Nasabah Online
dan Direct Market AccessDMA yang selanjutnya diteruskan ke unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko AB.
1.108 Secara umum, pesanan nasabah dapat dibedakan dalam beberapa jenis,
yang dikenal dengan istilah-istilah : Market order adalah pesanan jual atau beli yang penentuan harganya didasarkan
pada harga terbaik yang terjadi di Bursa Efek; Limit order adalah pesanan jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh
nasabah; All or none AON atau fill or kill FOK, yaitu transaksi hanya dapat dilaksanakan
apabila jumlah Efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang dipesan, jika tidak maka transaksi tidak dilaksanakan;
Good till cancelled GTC, yaitu transaksi dapat dilaksanakan sebelum ada pembatalan dari nasabah yang bersangkutan;
Discretionary order atau pesanan sebaik mungkin, yaitu pesanan yang dilaksanakan berdasarkan tingkat harga yang menurut pendapat PPE adalah
terbaik untuk nasabahnya; dan Good through the week GTW atau good through the month GTM yaitu pesanan
yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh nasabah. 1.109
Pada saat ini AB dapat menerima segala jenis pesanan kecuali pesanan sebaik mungkin discretionary order. Pesanan yang dimasukkan ke sistem
perdagangan adalah pesanan terbatas limit order. Pada saat memasukkan pesanan ke dalam sistem perdagangan, AB tersebut harus menentukan jumlah dan harga
yang diinginkan, dan pesanan berlaku hanya untuk satu hari perdagangan day order
. Sistem perdagangan secara otomatis akan menghapus semua pesanan yang belum menjadi transaksi sampai dengan akhir jam perdagangan.
1.110 Setiap transaksi untuk kepentingan nasabah harus dibuktikan dengan
pesanan tertulis kecuali ditentukan lain dalam perjanjian tertulis antara AB dengan nasabah. Bagian Pemasaran wajib mencatat pada formulir pesanan nasabah tersebut
informasi rinci mengenai tanggal dan waktu penerimaan, pelaksanaan dan perubahan-perubahan pesanan, serta wajib memenuhi persyaratan pesanan yang
ditentukan dengan dibubuhi cap waktu time stamp dan disusun secara kronologis.
1.111 AB wajib menolak pesanan dari nasabah yang menurut
pertimbangannya akan menimbulkan pembentukan harga semu, tidak mengikuti mekanisme pasar atau melanggar peraturan perundangan yang berlaku.
1.112 AB wajib melaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan PPATK apabila terdapat indikasi transaksi yang mencurigakan suspicious transaction.
c Transaksi Efek di Bursa Efek
1.113 Transaksi Efek di Bursa Efek terjadi pada saat penawaran beli dan
penawaran jual bertemu melalui mekanisme lelang yang berkelanjutan continuous auction
pada sistem perdagangan.
1-16 1.114
Nasabah dapat membatalkan pesanannya setiap saat sebelum transaksi terjadi. Dalam hal transaksi tetap terjadi, walaupun nasabah telah membatalkan
pesanannya, maka nasabah tetap bertanggung jawab atas transaksi tersebut, kecuali: Transaksi dilaksanakan 30 tiga puluh menit atau lebih sesudah perintah
pembatalan pesanan diterima oleh PE untuk transaksi Efek yang dilakukan di Indonesia.
Transaksi dilaksanakan 24 dua puluh empat jam atau lebih sesudah perintah pembatalan pesanan diterima oleh PE untuk transaksi Efek yang dilakukan di
luar negeri.
1.115 Transaksi Efek di Bursa Efek hanya dapat dibatalkan apabila disetujui
oleh AB Beli, AB Jual, dan Bursa Efek pada hari yang sama sebelum Kliring dilaksanakan.
1.116 Dalam hal Bursa menghentikan sementara perdagangan Efek, maka:
Transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku.
Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud di atas dapat dinyatakan tidak berlaku, apabila terdapat inkonsistensi data, kesalahan data, danatau hilangnya data
Transaksi Bursa pada sistem perdagangan Bursa yang disebabkan karena tidak berfungsinya sistem perdagangan Bursa.
1.117 Bursa Efek atau Pihak yang ditunjuk Bursa Efek menerbitkan dan
menyimpan Daftar Transaksi Efek DTE atas transaksi AB yang merupakan bukti terjadinya transaksi melalui Bursa Efek, dan informasi tersebut dapat diakses secara
elektronik oleh AB pada setiap Hari Bursa.
1.118 AB dapat mengajukan koreksi atas isi DTE kepada Bursa Efek dalam
batasan waktu yang diatur Bursa Efek. Koreksi terhadap DTE hanya dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan Bursa Efek.
1.119 Setiap AB yang melakukan perdagangan Efek di Bursa Efek,
bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang terjadi melalui sistem perdagangan atas nama AB yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTE.
1.120 Transaksi Bursa yang terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar
AB mulai mengikat pada saat AB Beli mengkonfirmasikan melalui sistem perdagangan hasil kesepakatan yang dimasukkan oleh AB Jual ke sistem
perdagangan tersebut.
1.121 AB dikenakan Biaya Transaksi, serta Biaya Kliring dan Penyelesaian
oleh Bursa Efek yang besarnya ditentukan dalam peraturan Bursa Efek, LKP, dan LPP.
1.122 PPE yang melakukan transaksi baik untuk kepentingan nasabah
maupun untuk kepentingan sendiri dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
d Konfirmasi Transaksi
1.123 Setiap AB wajib memberikan konfirmasi tertulis atas transaksi Efek
kepada nasabah pada hari transaksi dilaksanakan.
1-17
e Penyelesaian Transaksi Efek di Bursa Efek
1.124 Untuk dapat menggunakan jasa LKP dan LPP, AB wajib memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan LKP dan LPP. 1.125
Penyelesaian transaksi Efek di Bursa Efek dilakukan dengan pemindahbukuan secara elektronik di LPP. Pemindahbukuan untuk penyelesaian
Transaksi Bursa adalah pemindahbukuan Efek danatau dana antar Rekening Efek dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban penyerahan Efek danatau dana yang
timbul sebagai akibat Transaksi Bursa yang dilakukan oleh AB sesuai dengan ketentuan peraturan LKP danatau Bursa Efek.
1.126 Kliring Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan secara Per-
Transaksi trade for trade-TFT. Kliring Perdagangan Efek di Bursa Efek di Pasar Reguler atau Pasar Tunai dilakukan oleh LKP secara netting. Proses kliring
menghasilkan dokumen yang disebut Daftar Hasil Kliring DHK.
1.127 LKP menyediakan data elektronik Laporan Penyelesaian Kewajiban
LPK untuk AB yang memuat informasi penyelesaian kewajiban yang telah dilakukan oleh AB pada setiap Hari Bursa. LKP menyediakan LPK paling lambat
pukul 19.30 WIB pada setiap Hari Bursa untuk dapat diakses oleh AB.
1.128 Tata cara penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan
melalui C-BEST di LPP. AB jual wajib memberi instruksi Serah Efek Terima Dana Delivery Versus PaymentDVP kepada LPP dan AB beli wajib memberikan instruksi
Terima Efek Serah Dana Received Versus PaymentRVP kepada LPP dalam batasan waktu sebagaimana ditetapkan oleh Bursa Efek dan LPP.
1.129 Proses dan kegiatan Kliring transaksi Bursa antara lain meliputi:
1. Berdasarkan Daftar Transaksi Bursa DTB, LKP menghitung hak dan kewajiban masing-masing AK dengan melakukan Kliring secara netting danatau Kliring
secara per-transaksi. 2. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.129 angka 1
dituangkan dalam DHK, yang merupakan tagihan kepada AK, yang disediakan dalam bentuk elektronik agar dapat diakses AK pada Hari Bursa
dilaksanakannya Transaksi Bursa selambat-lambatnya pukul 19.30 WIB LKP menerbitkan DHK tersebut dalam bentuk tercetak pada Hari Bursa berikutnya
selambat-lambatnya pukul 09.30 WIB.
1.130 Proses dan kegiatan Kliring transaksi Kontrak Berjangka antara lain
meliputi: 1. Berdasarkan DTB Kontrak Berjangka, LKP menetapkan posisi terbuka dan
menghitung hak dan kewajiban uang secara netting atas seluruh transaksi Kontrak Berjangka dari masing-masing AK Kontrak Berjangka AK-KB.
2. Dasar penghitungan hak dan kewajiban Kontrak Berjangka sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas untuk posisi terbuka menggunakan Harga
Penyelesaian Harian setiap Hari Bursa, atau Harga Penyelesaian Final apabila pada Hari Bursa tersebut, Kontrak Berjangka dimaksud jatuh tempo.
3. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dituangkan dalam DHK-Kontrak Berjangka pada Hari Bursa dilaksanakan transaksi Kontrak
Berjangka pada waktu yang ditetapkan LKP.
1-18 4. Setelah LKP menerima laporan dari Bank Pembayaran mengenai status
pemenuhan kewajiban AK-KB sesuai dengan DHK-Kontrak Berjangka, LKP menerbitkan Laporan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka LPT-Kontrak
Berjangka pada Hari Bursa pertama setelah dilakukannya transaksi Kontrak Berjangka T+1 sesuai waktu yang ditetapkan oleh LKP.
1.131 Pelaksanaan Kliring Opsi Saham yang dilakukan LKP antara lain
sebagai berikut: 1. Menetapkan posisi Opsi Saham dari setiap seri KOS untuk masing-masing
Anggota Kliring Opsi Saham AK-OS; 2. Menetapkan posisi AK-OS yang meliputi Premium danatau Marjin;
3. LKP melakukan penghitungan risiko AK-OS atas seluruh posisi Opsi Saham guna penghitungan kebutuhan Premium danatau Marjin. Apabila nilai
kebutuhan Premium danatau Marjin tersebut lebih besar daripada Agunan yang tersedia, maka LKP menerbitkan tagihan yang dituangkan dalam DHK-OS;
4. LKP menerbitkan DHK-OS setiap Hari Bursa selambat-lambatnya pukul 17.00 WIB; dan
5. Setelah LKP menerima laporan dari Bank Pembayaran mengenai status pemenuhan kewajiban AK-OS sesuai DHK-OS, LKP menerbitkan LPT-OS pada
Hari Bursa berikutnya setelah dilakukannya Transaksi Opsi Saham T+1 sesuai waktu yang ditetapkan oleh LKP.
1.132 Proses dan kegiatan Kliring EBU dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut: 1. Berdasarkan Daftar transaksi EBU yang diterbitkan Bursa Efek, LKP menghitung
hak dan kewajiban masing-masing AK-EBU; 2. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 1
dituangkan dalam DHK-EBU dalam bentuk elektronik pada Hari Bursa dilaksanakannya transaksi EBU T+0 pukul 19.00 WIB;
3. Berdasarkan DHK-EBU tersebut, selambat-lambatnya 1 satu Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 14.00 WIB, AK-EBU wajib
menyampaikan konfirmasi kepada LKP secara elektronik; 4. Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 3 di atas, memuat
antara lain: a. Alokasi atas transaksi yang dilakukan;
b. Nama Pihak; c. Nilai penyelesaian;
d. Jenis Kliring; e. Informasi pajak; atau
f. Agen Settlement yang ditunjuk jika ada.
5. Berdasarkan konfirmasi AK-EBU tersebut pada paragraf 1.132 angka 3 di atas, LKP menerbitkan DHK-EBU yang telah disesuaikan dengan konfirmasi
dimaksud selambat-lambatnya 1 satu Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 14.15 WIB;
6. Apabila berdasarkan konfirmasi yang disampaikan AK-EBU kepada LKP yang dituangkan dalam DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka
5 di atas menyatakan bahwa penyelesaian dilakukan oleh Agen Settlement disampaikan secara elektronik kepada LKP selambat-lambatnya 1 satu Hari
Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 16.00 WIB.
1-19 7. Apabila Agen Settlement menolak atau tidak menyampaikan afirmasi terhadap
DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 6 di atas, maka AK-EBU wajib melakukan alokasi dan menyelesaikan transaksi EBU yang dilakukannya.
8. Setelah menerima afirmasi dari Agen Settlement sebagaimana dimaksud pada angka 6 atau penolakan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 7,
LKP melakukan penyesuaian terhadap DHK-EBU dengan menerbitkan DHK- EBU terakhir.
1.133 Berkenaan dengan layanan jasa PME yang diselenggarakan KPEI:
1. BK yang akan bertindak sebagai pemberi pinjaman lender dapat membuka: a. 1 satu Rekening Efek untuk menempatkan Efek yang akan dipinjamkan; dan
b. 1 satu Rekening Efek untuk penerimaan Efek danatau dana terkait dengan peminjaman Efek.
2. BK dan AK wajib melakukan pembukaan Sub-Rekening Efek pinjam meminjam bagi nasabahnya, dalam hal nasabah AK danatau nasabah BK bemaksud
menggunakan layanan jasa PME.
f Penyelesaian Transaksi Dengan Uang Pengganti
1.134 AK Serah Efek yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban
serah Efeknya kepada LKP wajib mengganti kewajiban serah Efek yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban serah uang kepada LKP Uang Pengganti sebesar
125 seratus dua puluh lima perseratus dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler, Pasar Segera, dan Pasar Tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama; dan
Pasar Reguler dan Pasar Segera yang terjadi pada sesi pertama hari penyelesaian transaksi dimaksud.
1.135 Apabila LKP tidak memenuhi kewajibannya kepada AK Terima Efek
untuk menyerahkan Efek baik sebagian maupun seluruhnya, maka LKP akan mengganti kewajiban serah Efeknya menjadi kewajiban serah uang Uang
Pengganti kepada Angota Kliring Terima Efek sebesar 125 seratus dua puluh lima perseratus dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler, Pasar Segera, dan Pasar Tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama; dan
Pasar Reguler dan Pasar Segera yang terjadi pada sesi pertama hari penyelesaian transaksi dimaksud.
g Penyerahan Hak Yang Melekat Pada Efek
1.136 PE wajib memperhatikan tindakan penting Penerbit Efek tindakan
korporasi tentang penyerahan hak yang melekat pada Efek yang meliputi pembagian dividen, bunga obligasi, HMETD, waran, saham bonus, pemecahan
saham stock split, dan penggabungan saham reverse stock. Dalam melakukan pencatatan atas tindakan penting Penerbit Efek tersebut, PE wajib memperhatikan
antara lain :
Tanggal pengumuman declaration date yakni tanggal dimana Penerbit Efek mengumumkan pembagian dividen, HMETD, waran, saham bonus, stock split,
reverse stock, dan bunga obligasi;
Tanggal pencatatan record date yakni batas akhir tanggal pencantuman dalam DPSDaftar Pemegang Obligasi. Pemegang saham dan pemegang obligasi yang
1-20 tercatat di DPSDaftar Pemegang Obligasi pada tanggal pencatatan akan
memperoleh hak atas dividen, HMETD, waran, saham bonus, stock split, reverse stock,
dan bunga obligasi; Tanggal pembayaran payment dateyakni tanggal pembayaran dividen atau bunga
obligasi; Cum-date yakni tanggal terakhir dimana saham diperdagangkan masih
memperoleh hak atas dividen, HMETD, dan waran; Ex-date yakni tanggal dimana saham diperdagangkan tanpa hak memperoleh
dividen, HMETD, dan waran. Pada tanggal ex-date biasanya harga pasar saham turun untuk merefleksikan jumlah dividen, HMETD, dan waran yang dibagikan.
1.137 Berkenaan dengan pelaksanaan tindakan korporasi, Perusahaan
Terdaftar wajib melakukan pembayaran atau pembagian dividen tunai, dividen saham, saham bonus, atau hak-hak yang berkaitan dengan Efek melalui LPP. Untuk
pelaksanaan ketentuan ini, LPP akan menyampaikan Daftar Pemegang Rekening kepada Perusahaan Terdaftar selambat-lambatnya 1 satu Hari Kerja setelah
Tanggal Pencatatan Recording Date.
h Jasa Kustodian
1.138 PE yang berfungsi sebagai kustodian atas Efek yang dicatat dalam
Rekening Efek nasabah bertanggung jawab untuk menyerahkan Efek dimaksud kepada nasabah atas permintaan nasabah sewaktu-waktu, kecuali Efek tersebut
dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada PE. Efek dimaksud disebut sebagai Efek Bebas yang harus berada dalam pengendalian langsung PE.
1.139 Jika Efek nasabah yang bukan merupakan jaminan atas utang nasabah
kepada PE Efek Bebas tidak berada dalam pengendalian langsung PE sesudah periode 5 lima hari kerja, maka Efek tersebut harus diganti dengan Efek yang dibeli
oleh PE beli paksabuy in.
1.140 PE dapat memperpanjang waktu 5 lima hari kerja untuk membeli
Efek, dengan syarat: 1 PE menyisihkan uang sejumlah nilai pasar Efek yang belum berada dalam pengendalian langsung PE tersebut dan ada dalam rekening khusus di
bank atas nama PE untuk kepentingan Pemegang Rekening untuk menjamin Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung PE dan 2 PE telah secara
aktif dan terus menerus melakukan tindakan benar untuk memastikan Efek dimaksud dalam pengendalian langsung PE.
1.141 Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki
bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian. Efek yang tercatat dalam Rekening Efek pada Kustodian dianggap Efek dalam
Penitipan Kolektif dan dianggap Efek sepadan. Efek sepadan adalah Efek dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Penerbit Efek tertentu yang menjadi
objek dalam Transaksi Bursa dan penyelesaian atas transaksi tersebut tidak dapat dibatasi kepemilikan oleh Pihak tertentu, misalnya kepemilikan oleh Pihak asing,
atau nomor seri sertifikat Efek tertentu.
1.142 Rekening Titipan adalah sejenis Rekening Efek pada Kustodian yang
dimaksudkan untuk menyimpan Efek yang tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali atau dipindahkan dalam wujud
1-21 semula sesuai perintah Pemegang Rekening. Efek dalam rekening ini adalah Efek
tidak sepadan, yang wajib dikonfirmasikan kepada Pemegang Rekening. Efek yang dititipkan dalam Rekening Titipan berbentuk warkat.
1.143 Efek yang dicatat dalam Rekening Efek bukan merupakan harta
Kustodian. Oleh karena itu Efek tersebut tidak dapat diambil atau disita oleh kreditur Kustodian. Dalam hal Kustodian dilikuidasi karena pailit atau bubar,
likuidator wajib mengembalikan Efek yang tercatat dalam Rekening Efek kepada Pemegang Rekening Efek yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagaimana diatur
dalam peraturan Bapepam dan LK Nomor VI.A.3.
1.144 Dana yang dimiliki nasabah wajib disimpan secara terpisah pada
rekening bank untuk masing-masing nasabah atas nama nasabah. 1.145
Rekening Efek nasabah pada PE meliputi dana dan Efek.
b. Kegiatan PEE
1.146 Sebagai PEE, PE dapat menjalankan kegiatan penjaminan emisi Efek
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual dan kegiatan lain yang berkaitan dengan aksi korporasi, yaitu pemberian nasihat dalam
rangka penerbitan Efek, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, danatau restrukturisasi, serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK.
1.147 Kegiatan PE sebagai PEE antara lain diatur dalam Peraturan Bapepam
dan LK Nomor V.F.1 dan Nomor IX.A.7. 1.148
Kegiatan penjaminan emisi Efek dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu kegiatan sebelum pernyataan pendaftaran efektif dan kegiatan setelah pernyataan
pendaftaran efektif. 1.149
Dalam melakukan kegiatan penjaminan emisi Efek tersebut, PEE dapat berpartisipasi dalam suatu sindikasi penjaminan emisi sebagai Penjamin Pelaksana
Emisi Efek Lead Underwriter atau PEE Underwriter.
1.150 Penjamin Pelaksana Emisi Efek bertanggung jawab untuk
mengorganisasikan PEE lain dan Agen Penjual dalam suatu sindikasi penjaminan emisi serta melakukan negosiasi dengan Penerbit Efek.
1.151 PEE membantu Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam koordinasi
sindikasi tersebut. Fungsi yang membedakan keduanya terletak pada kewajiban Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk melakukan pencatatan aktivitas seluruh
sindikasi penjaminan emisi tersebut.
1.152 Dalam hal PEE bertindak sebagai Penasihat Keuangan, PEE
memperoleh pendapatan jasa penasihat keuangan. 1.153
Dalam hal PEE bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek, PEE memperoleh pendapatan penjaminan emisi Efek underwriting fee.
1.154 Dalam hal PEE bertindak sebagai Agen Penjual, PEE memperoleh
pendapatan jasa penjualan selling fee.
1-22 1.155
Dalam hal PEE bertindak sebagai Perantara Penerbitan, PEE akan memperoleh pendapatan jasa perantara arranger fee, jasa penjualan selling fee, dan
management fee bila ada.
1.156 Perjanjian penjaminan emisi Efek antara lain memuat klausul mengenai
jenis penjaminan full commitment atau best effort, jasa penjaminan, jadwal emisi, ikatan dan kewajiban atas biaya, dan jasa antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dengan para PEE dan para Agen Penjualnya, serta penanggungan biaya oleh calon Penerbit Efek.
1.157 Pada jenis penjaminan full commitment, PEE memberikan jaminan
untuk membeli seluruh Efek yang tidak terjual dalam hal terjadi under subscribed. Sedangkan pada jenis penjaminan best effort, PEE tidak menjamin untuk membeli
seluruh Efek yang tidak terjual.
1.158 Over subscribed adalah kondisi dimana jumlah pemesanan melebihi dari
jumlah Efek yang ditawarkan. Under subscribed adalah kondisi dimana jumlah pemesanan kurang dari jumlah Efek yang ditawarkan.
1.159 Dalam hal terjadi under subscribed, dengan perjanjian full commitment,
PEE wajib membeli Efek yang tidak terserap di pasar. Namun demikian, PEE, Agen Penjual Efek, atau Pihak-Pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual Efek yang
telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak penjaminan emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa Efek tersebut
akan dicatatkan di Bursa Efek. Apabila terjadi over subscribed, PEE, Agen Penjualan Efek, atau Pihak-Pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki Efek
untuk rekening mereka sendiri.
c. Kegiatan Manajer Investasi
1.160 Sebagai Manajer Investasi, PE dapat melakukan kegiatan usaha berupa:
1. Pengelolaan portofolio Efek untuk kepentingan nasabah tertentu berdasarkan perjanjian Pengelolaan Dana Bersifat Bilateral dan Individual PDBBI yang
disusun sesuai peraturan Bapepam dan LK; 2. Pengelolaan portofolio investasi kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah
melalui wadah atau produk-produk yang diatur dalam peraturan Bapepam dan LK; danatau
3. Kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK. 1.161
PDBBI atau Pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabah secara individual adalah jasa pengelolaan dana yang dilakukan Manajer Investasi
kepada satu nasabah tertentu dimana berdasarkan perjanjian tentang pengelolaan Portofolio Efek, Manajer Investasi diberi wewenang penuh oleh nasabah untuk
melakukan pengelolaan Portofolio Efek berdasarkan perjanjian dimaksud.
1.162 Dalam melakukan kegiatan pengelolaan portofolio investasi kolektif,
Manajer Investasi dapat menjalankan kegiatan sebagai Pengelola Reksa Dana, baik yang berbentuk Perseroan maupun yang berbentuk KIK. Dalam rangka menjalankan
kegiatan sebagai Pengelola Reksa Dana berbentuk KIK, Manajer Investasi dapat menjual dan membeli kembali UP secara terus-menerus sampai dengan jumlah UP
yang ditetapkan dalam kontrak.
1-23 1.163
Dalam kegiatan pengelolaan Reksa Dana, EBA, DIRE, dan PDBBI, Manajer Investasi wajib membuat perjanjian dengan BK untuk menyimpan dana
danatau Efek nasabah. 1.164
Manajer Investasi menanggung seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam rangka pendirian Reksa Dana, EBA, dan DIRE, antara lain biaya persiapan,
administrasi, pemasaran, pencetakan, dan distribusi Prospektus pertama kali .
1.165 Manajer Investasi memperoleh pendapatan dari jasa pengelolaan
management fee dan dapat memperoleh pendapatan dari jasa penjualan subscription fee
danatau jasa pembelian kembali redemption fee. Jasa pengelolaan management fee
ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari NAB-Reksa Dana, EBA, dan DIRE sesuai dengan kontrak dan dibebankan secara harian serta dapat dibayarkan
secara bulanan atau periode lain sesuai dengan kontrak. Jasa penjualan subscription fee
danatau jasa pembelian kembali redemption fee besarnya ditetapkan sebesar persentase tertentu dari nilai transaksi yang dikenakan langsung pada saat transaksi.
1.166 Dalam hal Manajer Investasi melakukan PDBBI, maka Manajer
Investasi memperoleh Jasa Pengelolaan management fee berdasarkan persentase tertentu dari total dana kelolaan assets under management sesuai dengan perjanjian
dan dibebankan secara harian atau sesuai perjanjian serta dapat dibayarkan secara bulanan atau periode lain sesuai dengan perjanjian.
1.167 Dalam hal Manajer Investasi mengelola Reksa Dana Berbentuk KIK-
Penyertaan Terbatas, maka Manajer Investasi tersebut wajib memiliki UP dari Reksa Dana Berbentuk KIK yang dikelolanya paling kurang 1 satu UP.
1.168 Manajer Investasi yang tidak memiliki izin usaha sebagai Penasihat
Investasi dapat melakukan kegiatan sebagai Penasihat Investasi, sepanjang tidak memungut imbalan atas nasihat mengenai penjualan atau pembelian Efek yang
diberikan kepada nasabahnya. C. KERANGKA PEDOMAN PENYUSUNAN PAPE
1.169 Pedoman yang digunakan dalam menyusun PAPE ini adalah sebagai
berikut: 1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK, Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan ISAK, dan Peraturan Bapepam dan LK yang berhubungan dengan PE, kemudian disebut sebagai Standar Akuntansi
Keuangan SAK;
2. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; 3. Peraturan Bursa Efek, LKP, dan LPP; dan
4. Prinsip-prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum.
D. BANGUN PRINSIP AKUNTANSI UMUM
1.170 Ketika suatu SAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,
peristiwa atau kondisi tertentu, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk item tersebut menggunakan SAK yang bersangkutan dan mempertimbangkan Panduan
Aplikasi SAK yang relevan.
1-24 1.171
Dalam hal tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi tertentu, maka manajemen menggunakan pertimbangannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi. 1.172
Dalam membuat
pertimbangan, manajemen
mengacu, dan
mempertimbangkan keterterapan dari sumber-sumber berikut ini, sesuai dengan urutan menurun:
1. Persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa
dan terkait; dan 2. Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, liabilitas,
penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
1.173 Dalam membuat pertimbangan, manajemen juga mempertimbangkan
standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lainnya yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan
standar akuntansi, literatur akuntansi lainnya dan praktik akuntansi industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber pada paragraf 1.171.
2-1 BAB 2
INSTRUMEN KEUANGAN
2.01
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan suatu entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
A. ASET KEUANGAN