Kegiatan PPE Kegiatan Usaha PE

1-11 c. Pemberian akses informasi kepada nasabah PE atau Kustodian atas saldo Efek danatau dananya yang disimpan pada Sub Rekening Efek atas nama nasabah tersebut pada LPP. 1.75 Yang dapat menjadi Pemegang Rekening di LPP adalah: 1. PE; 2. BK; dan 3. Pihak lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 1.76 Pihak-Pihak sebagaimana dimaksud di atas wajib : 1. Membuka 1 satu Rekening Efek untuk menyimpan Efek danatau dana miliknya sendiri; dan 2. Membuka sub-Rekening Efek untuk menyimpan Efek danatau dana masing- masing nasabahnya apabila mengadministrasikan Efek danatau dana nasabah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal. 1.77 Seluruh dana yang tercatat dalam Rekening Efek akan ditempatkan oleh LPP pada bank pembayaran dalam rekening giro khusus atas nama LPP untuk kepentingan setiap Pemegang Rekening. Rekening giro khusus tersebut terdiri dari rekening giro penyelesaian dan rekening giro operasional yang wajib dibuka oleh Pemegang Rekening di bank pembayaran. 1.78 Rekening giro penyelesaian adalah rekening giro yang khusus dipergunakan untuk pemindahbukuan dana kedari Rekening Efek. Rekening giro operasional adalah rekening giro yang khusus dipergunakan untuk penerimaan pemindahbukuan dana dari Rekening Efek, dan pengoperasiannya dilakukan oleh Pemegang Rekening.

4. Kegiatan Usaha PE

1.79 PE yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK dapat melakukan kegiatan usaha sebagai PPE, PEE, danatau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.

a. Kegiatan PPE

1.80 Sebagai PPE, PE melakukan transaksi Efek baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan sendiri. Jika transaksi jual atau beli Efek dilakukan untuk kepentingan nasabah, maka disebut Perantara Efek broker, sedangkan jika dilakukan untuk kepentingan sendiri, maka disebut Pedagang Efek dealer. 1.81 PE yang melakukan kegiatan sebagai PPE dibedakan menjadi dua yaitu: 1. PPE yang mengadministrasikan Rekening Efek nasabah; dan 2. PPE yang tidak mengadministrasikan Rekening Efek nasabah. 1.82 PPE dapat melakukan fungsi baik sebagai broker maupun dealer. Sebagai broker , PE memperoleh keuntungan dari komisi transaksi Efek yang dilakukan. Sedangkan sebagai dealer, PE memperoleh keuntungan dari adanya perbedaan harga jual dengan harga beli Efek yang ditransaksikannya, atau dari adanya kenaikan 1-12 harga Efek yang dibelinya dan hak-hak yang melekat pada Efek, seperti dividen atau bunga. Kegiatan PPE diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.E.1. 1 Klasifikasi Transaksi Efek 1.83 Secara umum, kegiatan transaksi Efek dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme transaksi, tempat pelaksanaan, cara pembiayaan, dan Pihak yang berkepentingan. a Transaksi Berdasarkan Mekanisme 1.84 Berdasarkan mekanismenya, transaksi Efek dapat diklasifikasikan menjadi Transaksi Jual atau Beli, Transaksi PME, dan Transaksi MenjualMembeli Efek Dengan Perjanjian MembeliMenjual Kembali RepoReverse Repo. 1 Transaksi Jual-Beli 1.85 Dalam transaksi jualbeli terjadi pemindahan kepemilikan atas Efek. 2 Transaksi Pinjam-Meminjam Efek 1.86 Kegiatan PME antar PE lazim dilakukan dengan tujuan untuk menghindari gagal serah dari PE. Hal ini biasanya muncul jika terjadi short selling, yaitu menjual Efek yang tidak dimilikinya. 3 Transaksi JualBeli dengan Janji BeliJual Kembali RepoReverse Repo 1.87 Transaksi Jual dengan Janji Beli Kembali Repo dan Transaksi Beli dengan Janji Jual Kembali Reverse Repo merupakan transaksi pembiayaan dengan jaminan Efek. Hak dan kewajiban masing-masing Pihak yang terkait dalam transaksi RepoReverse Repo ditentukan dalam perjanjian tertulis. 1.88 Transaksi Jual dengan Janji Beli Kembali Repo adalah transaksi dimana PPE menjual Efek kepada nasabah atau Pihak lain dengan harga yang telah ditentukan dan akan membeli kembali Efek tersebut pada tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan. 1.89 Sedangkan Transaksi Beli dengan Janji Jual Kembali Reverse Repo adalah transaksi dimana PPE membeli Efek dari Pihak lain dengan harga yang telah ditentukan dan akan menjual kembali Efek tersebut kepada Pihak yang sama pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari dengan harga yang telah ditetapkan. 1.90 Master Repurchase Agreement MRA adalah suatu perjanjian induk yang dipergunakan dalam melakukan transaksi RepoReverse Repo yang dikeluarkan oleh Pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan LK untuk menyelenggarakan perdagangan SUN di luar Bursa Efek. b Transaksi Berdasarkan Tempat Pelaksanaan 1.91 Berdasarkan tempat pelaksanaan, transaksi Efek dapat diklasifikasi menjadi Transaksi Bursa dan Transaksi di Luar Bursa atau biasa disebut over the counter OTC. 1-13 1 Transaksi Bursa 1.92 Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh AB sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual atau beli Efek, PME, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek. 2 Transaksi di Luar Bursa 1.93 Transaksi di Luar Bursa adalah transaksi antar PE atau antara PE dengan Pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan PE. c Transaksi Berdasarkan Cara Pembiayaan 1.94 Berdasarkan cara pembiayaannya, transaksi Efek dapat diklasifikasikan menjadi Transaksi Tunai, Transaksi Marjin, danatau Transaksi Short Selling. 1 Transaksi Tunai 1.95 Dalam Transaksi Tunai, nasabah wajib menyediakan danaEfek untuk melakukan pesanan beli atau jual yang akan digunakan dalam penyelesaian transaksi sesuai dengan waktu yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perdagangan Bursa Efek. 2 Transaksi Marjin 1.96 Transaksi Marjin adalah transaksi Efek yang penyelesaian transaksinya sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh PE dengan jaminan Efek danatau dana. Atas pembiayaan penyelesaian transaksi tersebut, PE dapat membebankan bunga kepada nasabahnya. Dalam hal PE memberikan pembiayaan dana melalui Transaksi Marjin, PE wajib mempunyai cukup sumber pembiayaan untuk membiayai penyelesaian transaksi pembelian Efek; 3 Transaksi Short Selling 1.97 Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Dalam hal PE memberikan pembiayaan Efek melalui Transaksi Short Selling, PE wajib memiliki perikatan dengan LKP, PE lain, BK, danatau Pihak lain yang disetujui Bapepam dan LK untuk meminjam Efek yang diperlukan bagi penyelesaian transaksi penjualan Efek. 1.98 Nasabah yang membuka Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin danatau short selling wajib sudah dan masih mempunyai Rekening Efek reguler untuk menampung transaksi Efek yang tidak dibiayai oleh PE. Persyaratan mengenai pembukaan Rekening Efek Pembiayaan Marjin danatau Short Selling nasabah diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. d Transaksi Berdasarkan Pihak yang Berkepentingan 1.99 Berdasarkan Pihak yang berkepentingan, transaksi Efek dapat diklasifikasi menjadi transaksi untuk kepentingan nasabah dan untuk kepentingan sendiri. Transaksi untuk kepentingan nasabah diklasifikasi dalam 3 tiga jenis transaksi yaitu Transaksi Nasabah Umum NU, Transaksi Nasabah Kelembagaan NK, dan Transaksi Nasabah Pemilik Rekening NPR. Transaksi untuk kepentingan sendiri adalah transaksi untuk portofolio Efek PE. 1-14 1 Transaksi Nasabah Umum 1.100 Transaksi Nasabah Umum NU adalah transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak mempunyai Rekening Efek pada PE sebelum nasabah mendapatkan penjatahan Efek. 2 Transaksi Nasabah Kelembagaan 1.101 Transaksi Nasabah Kelembagaan NK adalah transaksi Efek antara PE dengan NK tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara PE dengan NK tersebut seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank, atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai Rekening Efek pada PE tersebut. 3 Transaksi Nasabah Pemilik Rekening 1.102 Transaksi Nasabah Pemilik Rekening NPR adalah transaksi Efek yang dilaksanakan oleh PE untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara PE dengan nasabah tersebut, yang dibuat sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 dan Nomor V.D.6. 2 Mekanisme Perdagangan Efek 1.103 Transaksi yang dilakukan oleh PPE wajib mengikuti mekanisme perdagangan Efek yang ditentukan oleh Bursa Efek dimana PPE terdaftar sebagai AB. Selanjutnya, untuk menyelesaikan transaksi Efek tersebut, PPE wajib mengikuti aturan dan proses kliring dan penjaminan dari LKP dimana PPE terdaftar sebagai anggotanya, serta proses penyelesaian dan penyimpanan dari LPP, sesuai dengan ketentuan Bursa Efek. 1.104 PPE dapat melakukan transaksi obligasi melalui mekanisme perdagangan Efek dari Bursa Efek dimana PPE terdaftar sebagai AB atau melalui transaksi di luar Bursa Efek. a Pembukaan Rekening Efek Nasabah 1.105 Sebelum melakukan transaksi, nasabah kecuali NK dan NU wajib membuka Rekening Efekdana pada PE dengan menandatangani kontrak pembukaan Rekening Efekdana nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3, Nomor V.D.6, Nomor V.D.9, dan Nomor V.D.10. b Pesanan Order Nasabah 1.106 Transaksi jual atau beli Efek diawali dengan adanya pesanan untuk membeli atau menjual Efek tertentu pada jumlah dan harga tertentu.Untuk kepentingan nasabah, transaksi tersebut dilakukan melalui unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran PE, dan selanjutnya pesanan tersebut dilaksanakan oleh unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko. Transaksi untuk kepentingan sendiri langsung dilaksanakan oleh unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko. Untuk nasabah yang melakukan pesanan melalui PE bukan AB, pesanan tersebut akan diteruskan ke unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran PE AB. 1.107 Pemesanan Efek bersifat Ekuitas untuk kepentingan nasabah dapat dilakukan melalui unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran PE atau langsung 1-15 melalui sistem fasilitas penyampaian pesanan secara langsung bagi Nasabah Online dan Direct Market AccessDMA yang selanjutnya diteruskan ke unit kerja yang menjalankan fungsi manajemen risiko AB. 1.108 Secara umum, pesanan nasabah dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yang dikenal dengan istilah-istilah :  Market order adalah pesanan jual atau beli yang penentuan harganya didasarkan pada harga terbaik yang terjadi di Bursa Efek;  Limit order adalah pesanan jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh nasabah;  All or none AON atau fill or kill FOK, yaitu transaksi hanya dapat dilaksanakan apabila jumlah Efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang dipesan, jika tidak maka transaksi tidak dilaksanakan;  Good till cancelled GTC, yaitu transaksi dapat dilaksanakan sebelum ada pembatalan dari nasabah yang bersangkutan;  Discretionary order atau pesanan sebaik mungkin, yaitu pesanan yang dilaksanakan berdasarkan tingkat harga yang menurut pendapat PPE adalah terbaik untuk nasabahnya; dan  Good through the week GTW atau good through the month GTM yaitu pesanan yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh nasabah. 1.109 Pada saat ini AB dapat menerima segala jenis pesanan kecuali pesanan sebaik mungkin discretionary order. Pesanan yang dimasukkan ke sistem perdagangan adalah pesanan terbatas limit order. Pada saat memasukkan pesanan ke dalam sistem perdagangan, AB tersebut harus menentukan jumlah dan harga yang diinginkan, dan pesanan berlaku hanya untuk satu hari perdagangan day order . Sistem perdagangan secara otomatis akan menghapus semua pesanan yang belum menjadi transaksi sampai dengan akhir jam perdagangan. 1.110 Setiap transaksi untuk kepentingan nasabah harus dibuktikan dengan pesanan tertulis kecuali ditentukan lain dalam perjanjian tertulis antara AB dengan nasabah. Bagian Pemasaran wajib mencatat pada formulir pesanan nasabah tersebut informasi rinci mengenai tanggal dan waktu penerimaan, pelaksanaan dan perubahan-perubahan pesanan, serta wajib memenuhi persyaratan pesanan yang ditentukan dengan dibubuhi cap waktu time stamp dan disusun secara kronologis. 1.111 AB wajib menolak pesanan dari nasabah yang menurut pertimbangannya akan menimbulkan pembentukan harga semu, tidak mengikuti mekanisme pasar atau melanggar peraturan perundangan yang berlaku. 1.112 AB wajib melaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK apabila terdapat indikasi transaksi yang mencurigakan suspicious transaction. c Transaksi Efek di Bursa Efek 1.113 Transaksi Efek di Bursa Efek terjadi pada saat penawaran beli dan penawaran jual bertemu melalui mekanisme lelang yang berkelanjutan continuous auction pada sistem perdagangan. 1-16 1.114 Nasabah dapat membatalkan pesanannya setiap saat sebelum transaksi terjadi. Dalam hal transaksi tetap terjadi, walaupun nasabah telah membatalkan pesanannya, maka nasabah tetap bertanggung jawab atas transaksi tersebut, kecuali:  Transaksi dilaksanakan 30 tiga puluh menit atau lebih sesudah perintah pembatalan pesanan diterima oleh PE untuk transaksi Efek yang dilakukan di Indonesia.  Transaksi dilaksanakan 24 dua puluh empat jam atau lebih sesudah perintah pembatalan pesanan diterima oleh PE untuk transaksi Efek yang dilakukan di luar negeri. 1.115 Transaksi Efek di Bursa Efek hanya dapat dibatalkan apabila disetujui oleh AB Beli, AB Jual, dan Bursa Efek pada hari yang sama sebelum Kliring dilaksanakan. 1.116 Dalam hal Bursa menghentikan sementara perdagangan Efek, maka:  Transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku.  Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud di atas dapat dinyatakan tidak berlaku, apabila terdapat inkonsistensi data, kesalahan data, danatau hilangnya data Transaksi Bursa pada sistem perdagangan Bursa yang disebabkan karena tidak berfungsinya sistem perdagangan Bursa. 1.117 Bursa Efek atau Pihak yang ditunjuk Bursa Efek menerbitkan dan menyimpan Daftar Transaksi Efek DTE atas transaksi AB yang merupakan bukti terjadinya transaksi melalui Bursa Efek, dan informasi tersebut dapat diakses secara elektronik oleh AB pada setiap Hari Bursa. 1.118 AB dapat mengajukan koreksi atas isi DTE kepada Bursa Efek dalam batasan waktu yang diatur Bursa Efek. Koreksi terhadap DTE hanya dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan Bursa Efek. 1.119 Setiap AB yang melakukan perdagangan Efek di Bursa Efek, bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang terjadi melalui sistem perdagangan atas nama AB yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTE. 1.120 Transaksi Bursa yang terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar AB mulai mengikat pada saat AB Beli mengkonfirmasikan melalui sistem perdagangan hasil kesepakatan yang dimasukkan oleh AB Jual ke sistem perdagangan tersebut. 1.121 AB dikenakan Biaya Transaksi, serta Biaya Kliring dan Penyelesaian oleh Bursa Efek yang besarnya ditentukan dalam peraturan Bursa Efek, LKP, dan LPP. 1.122 PPE yang melakukan transaksi baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan sendiri dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. d Konfirmasi Transaksi 1.123 Setiap AB wajib memberikan konfirmasi tertulis atas transaksi Efek kepada nasabah pada hari transaksi dilaksanakan. 1-17 e Penyelesaian Transaksi Efek di Bursa Efek 1.124 Untuk dapat menggunakan jasa LKP dan LPP, AB wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan LKP dan LPP. 1.125 Penyelesaian transaksi Efek di Bursa Efek dilakukan dengan pemindahbukuan secara elektronik di LPP. Pemindahbukuan untuk penyelesaian Transaksi Bursa adalah pemindahbukuan Efek danatau dana antar Rekening Efek dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban penyerahan Efek danatau dana yang timbul sebagai akibat Transaksi Bursa yang dilakukan oleh AB sesuai dengan ketentuan peraturan LKP danatau Bursa Efek. 1.126 Kliring Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan secara Per- Transaksi trade for trade-TFT. Kliring Perdagangan Efek di Bursa Efek di Pasar Reguler atau Pasar Tunai dilakukan oleh LKP secara netting. Proses kliring menghasilkan dokumen yang disebut Daftar Hasil Kliring DHK. 1.127 LKP menyediakan data elektronik Laporan Penyelesaian Kewajiban LPK untuk AB yang memuat informasi penyelesaian kewajiban yang telah dilakukan oleh AB pada setiap Hari Bursa. LKP menyediakan LPK paling lambat pukul 19.30 WIB pada setiap Hari Bursa untuk dapat diakses oleh AB. 1.128 Tata cara penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan melalui C-BEST di LPP. AB jual wajib memberi instruksi Serah Efek Terima Dana Delivery Versus PaymentDVP kepada LPP dan AB beli wajib memberikan instruksi Terima Efek Serah Dana Received Versus PaymentRVP kepada LPP dalam batasan waktu sebagaimana ditetapkan oleh Bursa Efek dan LPP. 1.129 Proses dan kegiatan Kliring transaksi Bursa antara lain meliputi: 1. Berdasarkan Daftar Transaksi Bursa DTB, LKP menghitung hak dan kewajiban masing-masing AK dengan melakukan Kliring secara netting danatau Kliring secara per-transaksi. 2. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.129 angka 1 dituangkan dalam DHK, yang merupakan tagihan kepada AK, yang disediakan dalam bentuk elektronik agar dapat diakses AK pada Hari Bursa dilaksanakannya Transaksi Bursa selambat-lambatnya pukul 19.30 WIB LKP menerbitkan DHK tersebut dalam bentuk tercetak pada Hari Bursa berikutnya selambat-lambatnya pukul 09.30 WIB. 1.130 Proses dan kegiatan Kliring transaksi Kontrak Berjangka antara lain meliputi: 1. Berdasarkan DTB Kontrak Berjangka, LKP menetapkan posisi terbuka dan menghitung hak dan kewajiban uang secara netting atas seluruh transaksi Kontrak Berjangka dari masing-masing AK Kontrak Berjangka AK-KB. 2. Dasar penghitungan hak dan kewajiban Kontrak Berjangka sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas untuk posisi terbuka menggunakan Harga Penyelesaian Harian setiap Hari Bursa, atau Harga Penyelesaian Final apabila pada Hari Bursa tersebut, Kontrak Berjangka dimaksud jatuh tempo. 3. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dituangkan dalam DHK-Kontrak Berjangka pada Hari Bursa dilaksanakan transaksi Kontrak Berjangka pada waktu yang ditetapkan LKP. 1-18 4. Setelah LKP menerima laporan dari Bank Pembayaran mengenai status pemenuhan kewajiban AK-KB sesuai dengan DHK-Kontrak Berjangka, LKP menerbitkan Laporan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka LPT-Kontrak Berjangka pada Hari Bursa pertama setelah dilakukannya transaksi Kontrak Berjangka T+1 sesuai waktu yang ditetapkan oleh LKP. 1.131 Pelaksanaan Kliring Opsi Saham yang dilakukan LKP antara lain sebagai berikut: 1. Menetapkan posisi Opsi Saham dari setiap seri KOS untuk masing-masing Anggota Kliring Opsi Saham AK-OS; 2. Menetapkan posisi AK-OS yang meliputi Premium danatau Marjin; 3. LKP melakukan penghitungan risiko AK-OS atas seluruh posisi Opsi Saham guna penghitungan kebutuhan Premium danatau Marjin. Apabila nilai kebutuhan Premium danatau Marjin tersebut lebih besar daripada Agunan yang tersedia, maka LKP menerbitkan tagihan yang dituangkan dalam DHK-OS; 4. LKP menerbitkan DHK-OS setiap Hari Bursa selambat-lambatnya pukul 17.00 WIB; dan 5. Setelah LKP menerima laporan dari Bank Pembayaran mengenai status pemenuhan kewajiban AK-OS sesuai DHK-OS, LKP menerbitkan LPT-OS pada Hari Bursa berikutnya setelah dilakukannya Transaksi Opsi Saham T+1 sesuai waktu yang ditetapkan oleh LKP. 1.132 Proses dan kegiatan Kliring EBU dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Daftar transaksi EBU yang diterbitkan Bursa Efek, LKP menghitung hak dan kewajiban masing-masing AK-EBU; 2. Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 1 dituangkan dalam DHK-EBU dalam bentuk elektronik pada Hari Bursa dilaksanakannya transaksi EBU T+0 pukul 19.00 WIB; 3. Berdasarkan DHK-EBU tersebut, selambat-lambatnya 1 satu Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 14.00 WIB, AK-EBU wajib menyampaikan konfirmasi kepada LKP secara elektronik; 4. Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 3 di atas, memuat antara lain: a. Alokasi atas transaksi yang dilakukan; b. Nama Pihak; c. Nilai penyelesaian; d. Jenis Kliring; e. Informasi pajak; atau f. Agen Settlement yang ditunjuk jika ada. 5. Berdasarkan konfirmasi AK-EBU tersebut pada paragraf 1.132 angka 3 di atas, LKP menerbitkan DHK-EBU yang telah disesuaikan dengan konfirmasi dimaksud selambat-lambatnya 1 satu Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 14.15 WIB; 6. Apabila berdasarkan konfirmasi yang disampaikan AK-EBU kepada LKP yang dituangkan dalam DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 5 di atas menyatakan bahwa penyelesaian dilakukan oleh Agen Settlement disampaikan secara elektronik kepada LKP selambat-lambatnya 1 satu Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian S-1 pukul 16.00 WIB. 1-19 7. Apabila Agen Settlement menolak atau tidak menyampaikan afirmasi terhadap DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 6 di atas, maka AK-EBU wajib melakukan alokasi dan menyelesaikan transaksi EBU yang dilakukannya. 8. Setelah menerima afirmasi dari Agen Settlement sebagaimana dimaksud pada angka 6 atau penolakan sebagaimana dimaksud pada paragraf 1.132 angka 7, LKP melakukan penyesuaian terhadap DHK-EBU dengan menerbitkan DHK- EBU terakhir. 1.133 Berkenaan dengan layanan jasa PME yang diselenggarakan KPEI: 1. BK yang akan bertindak sebagai pemberi pinjaman lender dapat membuka: a. 1 satu Rekening Efek untuk menempatkan Efek yang akan dipinjamkan; dan b. 1 satu Rekening Efek untuk penerimaan Efek danatau dana terkait dengan peminjaman Efek. 2. BK dan AK wajib melakukan pembukaan Sub-Rekening Efek pinjam meminjam bagi nasabahnya, dalam hal nasabah AK danatau nasabah BK bemaksud menggunakan layanan jasa PME. f Penyelesaian Transaksi Dengan Uang Pengganti 1.134 AK Serah Efek yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban serah Efeknya kepada LKP wajib mengganti kewajiban serah Efek yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban serah uang kepada LKP Uang Pengganti sebesar 125 seratus dua puluh lima perseratus dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:  Pasar Reguler, Pasar Segera, dan Pasar Tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama; dan  Pasar Reguler dan Pasar Segera yang terjadi pada sesi pertama hari penyelesaian transaksi dimaksud. 1.135 Apabila LKP tidak memenuhi kewajibannya kepada AK Terima Efek untuk menyerahkan Efek baik sebagian maupun seluruhnya, maka LKP akan mengganti kewajiban serah Efeknya menjadi kewajiban serah uang Uang Pengganti kepada Angota Kliring Terima Efek sebesar 125 seratus dua puluh lima perseratus dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:  Pasar Reguler, Pasar Segera, dan Pasar Tunai yang jatuh tempo penyelesaiannya pada tanggal yang sama; dan  Pasar Reguler dan Pasar Segera yang terjadi pada sesi pertama hari penyelesaian transaksi dimaksud. g Penyerahan Hak Yang Melekat Pada Efek 1.136 PE wajib memperhatikan tindakan penting Penerbit Efek tindakan korporasi tentang penyerahan hak yang melekat pada Efek yang meliputi pembagian dividen, bunga obligasi, HMETD, waran, saham bonus, pemecahan saham stock split, dan penggabungan saham reverse stock. Dalam melakukan pencatatan atas tindakan penting Penerbit Efek tersebut, PE wajib memperhatikan antara lain :  Tanggal pengumuman declaration date yakni tanggal dimana Penerbit Efek mengumumkan pembagian dividen, HMETD, waran, saham bonus, stock split, reverse stock, dan bunga obligasi;  Tanggal pencatatan record date yakni batas akhir tanggal pencantuman dalam DPSDaftar Pemegang Obligasi. Pemegang saham dan pemegang obligasi yang 1-20 tercatat di DPSDaftar Pemegang Obligasi pada tanggal pencatatan akan memperoleh hak atas dividen, HMETD, waran, saham bonus, stock split, reverse stock, dan bunga obligasi;  Tanggal pembayaran payment dateyakni tanggal pembayaran dividen atau bunga obligasi;  Cum-date yakni tanggal terakhir dimana saham diperdagangkan masih memperoleh hak atas dividen, HMETD, dan waran;  Ex-date yakni tanggal dimana saham diperdagangkan tanpa hak memperoleh dividen, HMETD, dan waran. Pada tanggal ex-date biasanya harga pasar saham turun untuk merefleksikan jumlah dividen, HMETD, dan waran yang dibagikan. 1.137 Berkenaan dengan pelaksanaan tindakan korporasi, Perusahaan Terdaftar wajib melakukan pembayaran atau pembagian dividen tunai, dividen saham, saham bonus, atau hak-hak yang berkaitan dengan Efek melalui LPP. Untuk pelaksanaan ketentuan ini, LPP akan menyampaikan Daftar Pemegang Rekening kepada Perusahaan Terdaftar selambat-lambatnya 1 satu Hari Kerja setelah Tanggal Pencatatan Recording Date. h Jasa Kustodian 1.138 PE yang berfungsi sebagai kustodian atas Efek yang dicatat dalam Rekening Efek nasabah bertanggung jawab untuk menyerahkan Efek dimaksud kepada nasabah atas permintaan nasabah sewaktu-waktu, kecuali Efek tersebut dijaminkan untuk memenuhi kewajiban nasabah kepada PE. Efek dimaksud disebut sebagai Efek Bebas yang harus berada dalam pengendalian langsung PE. 1.139 Jika Efek nasabah yang bukan merupakan jaminan atas utang nasabah kepada PE Efek Bebas tidak berada dalam pengendalian langsung PE sesudah periode 5 lima hari kerja, maka Efek tersebut harus diganti dengan Efek yang dibeli oleh PE beli paksabuy in. 1.140 PE dapat memperpanjang waktu 5 lima hari kerja untuk membeli Efek, dengan syarat: 1 PE menyisihkan uang sejumlah nilai pasar Efek yang belum berada dalam pengendalian langsung PE tersebut dan ada dalam rekening khusus di bank atas nama PE untuk kepentingan Pemegang Rekening untuk menjamin Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung PE dan 2 PE telah secara aktif dan terus menerus melakukan tindakan benar untuk memastikan Efek dimaksud dalam pengendalian langsung PE. 1.141 Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian. Efek yang tercatat dalam Rekening Efek pada Kustodian dianggap Efek dalam Penitipan Kolektif dan dianggap Efek sepadan. Efek sepadan adalah Efek dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Penerbit Efek tertentu yang menjadi objek dalam Transaksi Bursa dan penyelesaian atas transaksi tersebut tidak dapat dibatasi kepemilikan oleh Pihak tertentu, misalnya kepemilikan oleh Pihak asing, atau nomor seri sertifikat Efek tertentu. 1.142 Rekening Titipan adalah sejenis Rekening Efek pada Kustodian yang dimaksudkan untuk menyimpan Efek yang tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali atau dipindahkan dalam wujud 1-21 semula sesuai perintah Pemegang Rekening. Efek dalam rekening ini adalah Efek tidak sepadan, yang wajib dikonfirmasikan kepada Pemegang Rekening. Efek yang dititipkan dalam Rekening Titipan berbentuk warkat. 1.143 Efek yang dicatat dalam Rekening Efek bukan merupakan harta Kustodian. Oleh karena itu Efek tersebut tidak dapat diambil atau disita oleh kreditur Kustodian. Dalam hal Kustodian dilikuidasi karena pailit atau bubar, likuidator wajib mengembalikan Efek yang tercatat dalam Rekening Efek kepada Pemegang Rekening Efek yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK Nomor VI.A.3. 1.144 Dana yang dimiliki nasabah wajib disimpan secara terpisah pada rekening bank untuk masing-masing nasabah atas nama nasabah. 1.145 Rekening Efek nasabah pada PE meliputi dana dan Efek.

b. Kegiatan PEE