2-10 dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan,
seperti opsi pelunasan lebih awal yang melekat dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya sebesar
kurang lebih biaya yang diamortisasi.
2.69
Jika derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya, namun PE tidak dapat mengukur derivatif melekatnya secara terpisah, baik pada
saat perolehan ataupun pada tanggal pelaporan keuangan berikutnya, maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak dari instrumen yang digabungkan atau
instrumen campuran tersebut sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan DUIR.
2.70
Jika nilai wajar derivatif melekat tidak dapat ditentukan secara andal berdasarkan persyaratan dan kondisi derivatif tersebut misalnya karena derivatif
melekat didasarkan pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi, maka nilai wajar derivatif melekat merupakan selisih antara nilai wajar instrumen yang
digabungkan atau instrumen campuran dengan nilai wajar dan kontrak utama.
D. PENGUKURAN
1.
Pengakuan awal
2.71
PE mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan neraca, jika dan hanya jika, PE tersebut menjadi salah satu Pihak
dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.
a. Nilai Wajar
2.72
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar.
2.73
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pembeli dan penjual yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar arm’s length transaction.
2.74
Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi di pasar yang aktif, karena harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan terjadi secara
reguler dalam suatu transaksi yang wajar.
2.75
Closing price atau harga penutupan merupakan acuan nilai wajar
terbaik bagi instrumen keuangan yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek, karena closing price
dan volume transaksi tersedia setiap saat maupun tersedia secara regular readily and regularly available di Bursa Efek dan harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
2.76
Jika tidak terdapat closing price atau jika closing price tidak mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang
wajar, maka nilai wajar mengacu kepada harga transaksi terkini, sepanjang kondisi ekonomi tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak transaksi tersebut
terjadi.
2.77
Jika PE dapat menunjukkan bahwa harga transaksi terkini bukan merupakan nilai wajar misalnya karena mencerminkan nilai yang akan diterima
atau dibayarkan dalam transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau
2-11 penjualan akibat kesulitan keuangan, maka harga transaksi terkini tersebut harus
disesuaikan.
2.78
Jika kuotasi harga yang dipublikasikan di pasar aktif bagi instrumen keuangan untuk keseluruhan nilainya tidak tersedia, namun pasar aktif untuk
komponen-komponen instrumen tersebut tersedia, maka nilai wajar instrumen ditentukan menggunakan dasar harga pasar yang relevan untuk komponen-
komponen tersebut.
2.79
Jika tidak terdapat pasar aktif, maka PE menentukan nilai wajar menggunakan harga pasar wajar yang ditetapkan oleh Lembaga Penilaian Harga
Efek LPHE. Dalam hal LPHE tidak menetapkan harga pasar wajar untuk instrumen keuangan tersebut, maka PE menentukan harga wajar menggunakan
teknik penilaian, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Menggabungkan seluruh faktor yang akan digunakan oleh para pelaku pasar
dalam menetapkan harga; 2. Menggunakan metodologi ekonomi yang dapat diterima; dan
3. Berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi.
b. Biaya Transaksi
2.80
Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan, atau pelepasan aset keuangan atau
liabilitas keuangan. Biaya tambahan adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila PE tidak memperoleh, menerbitkan, atau menjual instrumen keuangan.
2.81
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjualselling agent,
konsultan, perantara Efek, dan pedagang Efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh Pihak regulator dan Bursa Efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer
yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang, biaya pendanaan financing costs, atau biaya administrasi internal atau biaya
penyimpanan holding costs.
2.82
Untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVTPL, maka biaya transaksi langsung diakui dalam laba rugi pada saat
pengakuan awal.
2.83
Untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, maka biaya transaksi termasuk ke dalam perhitungan suku
bunga efektif. Biaya transaksi tersebut akan diamortisasi melalui laba rugi selama jangka waktu instrumen tersebut.
2.84
Untuk aset keuangan dengan klasifikasi AFS, dimana: 1.
Suku bunga efektif juga diterapkan, biaya transaksi diakui pada saat pengakuan awal sebagai bagian dari nilai tercatat aset keuangan AFS. Biaya transaksi
tersebut diamortisasi melalui laba rugi selama jangka waktu aset keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif, seperti aset dan
liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
2. Jika aset keuangan AFS tidak memiliki pembayaran tetap atau memiliki umur
yang tidak tentu indefinite life, maka suku bunga efektif tidak diterapkan. Pada saat pengakuan awal biaya transaksi diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset
2-12 keuangan AFS dan diakui pada laba rugi hanya sewaktu terjadi penurunan nilai
impairment atau penghentian pengakuan derecognition.
2.85
Perolehan aset keuangan PE umumnya terjadi karena adanya transaksi di Bursa Efek. Pada saat perolehan aset keuangan tersebut, yaitu pada saat
tanggal transaksi T+0, PE mencatat aset yang diperoleh dan biaya transaksi yang timbul sesuai dengan intensi kepemilikan atas aset keuangan tersebut, serta
mengakui liabilitas kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP. Contoh ilustrasi jurnal
perolehan aset keuangan sesuai dengan klasifikasinya, dibahas pada Bab 3 mengenai Akuntansi Perantara Pedagang Efek, paragraf 3.79 dan 3.125.
2.86
Sedangkan pada saat penerbitan Efek Bersifat Utang EBU, seperti halnya pada perolehan aset keuangan, biaya transaksi yang timbul dicatat sesuai
dengan penetapan klasifikasi atas EBU tersebut.
2.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal a. Aset Keuangan
1 Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi FVTPL
2.87
Setelah pengakuan awal aset keuangan FVTPL diukur pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui
pada laba rugi.
2.88
Contoh ilustrasi jurnal penyesuaian aset keuangan FVTPL terhadap nilai wajar, dibahas di Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.81 dan 3.130.
2 Dimiliki hingga jatuh tempo HTM
2.89
Setelah pengakuan awal, aset keuangan HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pencatatan di Buku Besar
Pada saat pengakuan pendapatan bunga dan amortisasi biaya transaksi
Db. Piutang Bunga
– LR
xxx Db. Amortisasi Biaya Transaksi
– Efek Bersifat Utang – HTM PL xxx
Kr. Pendapatan Bunga
xxx Kr.
Biaya Transaksi Belum Diamortisasi – Efek Bersifat Utang –
HTM BS xxx
Pencatatan di Buku Pembantu Dana Tidak ada pencatatan
Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan
3 Pinjaman yang diberikan dan piutang LR
2.90
Setelah pengakuan awal aset keuangan LR juga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pencatatan di Buku Besar
Pada saat pengakuan pendapatan bunga dan pembebanan biaya transaksi
2-13
Db. Simpanan Giro Bank – LR
xxx Db. Amortisasi Biaya Transaksi
– Pinjaman – LR PL xxx
Kr. Pendapatan Bunga
xxx Kr.
Biaya Transaksi Belum Diamortisasi –– LR BS
xxx
Pencatatan di Buku Pembantu Dana Tidak ada pencatatan
Pencatatan di Buku Pembantu Efek Tidak ada pencatatan
4 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual AFS
2.91
Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar.
2.92
Apabila Efek bersifat ekuitas diklasifikasikan sebagai AFS, maka keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada OCI.
2.93
Contoh ilustrasi jurnal penyesuaian aset keuangan AFS terhadap nilai wajar, dibahas di Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.81 dan 3.130.
2.94
Apabila Efek utang diklasifikasikan sebagai AFS, maka Efek tersebut: 1. Diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif sebagai pendapatan
bunga; dan 2. Mark to market, dengan setiap perubahan nilai wajar yang terjadi diakui dalam
ekuitas melalui OCI.
Pencatatan di Buku Besar
a. Pada saat amortisasi biaya transaksi dan pengakuan bunga dengan menggunakan suku bunga efektif
Db. Piutang Bunga
– LR
xxx Db. Amortisasi Biaya Transaksi
– Efek Bersifat Utang – AFS PL
xxx Kr.
Pendapatan Bunga xxx
Kr. Biaya Transaksi Belum Diamortisasi
–– AFS BS xxx
b. Pada saat mark to market EBU
Db. KenaikanPenurunan Efek bersifat Utang yang tercatat di Bursa Efek
–AFS
xxx Kr.
Ekuitas – Pendapatan Komprehensif Lainnya –
Perubahan Nilai Efek – AFS
xxx
Dicatat dalam akun terpisah, tetapi dikelompokkan dan disajikan pada EBU
Pencatatan di Buku Pembantu Dana
Tidak ada pencatatan
Pencatatan di Buku Pembantu Efek
Tidak ada pencatatan
2.95
Perubahan nilai wajar akibat perubahan nilai tukar mata uang asing aset keuangan dalam klasifikasi AFS, diakui pada laba rugi.
2-14
2.96
Dividen untuk saham dalam klasifikasi AFS diakui pada laba rugi ketika hak PE untuk menerima pembayaran dividen telah ditetapkan.
2.97
Dividen dapat berupa dividen tunai atau dividen saham.
2.98
Terdapat tiga tanggal yang penting dalam pencatatan terkait dividen, yaitu:
1. Tanggal deklarasi declaration datecum date, merupakan tanggal disetujuinya pembayaran dividen oleh Dewan Direksi.
2. Tanggal pencatatan, merupakan tanggal dimana pendaftaran penerima dividen ditutup. Hanya pemegang saham yang terdaftar pada tanggal ini yang berhak
untuk menerima dividen. 3. Tanggal pembayaran, merupakan tanggal dimana dividen yang telah
dideklarasikan akan dibayarkan.
2.99
Untuk kepentingan akuntansi, dividen diakui pada saat cum date.
2.100
Contoh ilustrasi jurnal pengakuan dan penerimaan dividen tunai, dibahas di Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.103 dan 3.104.
2.101
Dividen saham dapat berupa saham yang sama atau berbeda dari saham awal yang telah dimiliki.
2.102
Dividen saham, baik merupakan saham yang sama, maupun berbeda dengan saham awal yang telah dimiliki sebelumnya, bukan merupakan
pendapatan. Hal tersebut dikarenakan tidak ada distribusi aset dari perusahaan penerbit saham.
2.103
Pemegang saham menerima tambahan saham, namun masih memiliki proporsi kepemilikan yang sama. Pemegang saham mungkin memiliki jumlah
lembar saham lebih banyak, tetapi dengan nilai pasar yang berkurang.
2.104
Dividen saham yang diterima tidak mempengaruhi jumlah total biaya investasi, tetapi mengurangi biaya investasi per lembar saham. Biaya awal investasi
setelah penerimaan dividen saham, akan berlaku untuk jumlah saham yang lebih banyak, yaitu saham awal ditambah dengan saham yang diterima dari dividen
saham.
2.105
Ketika hak untuk menerima dividen telah timbul tetapi saham belum diterima cum date, maka PE mengakui adanya tambahan jumlah lembar portofolio
akibat adanya aksi korporasi Penerbit Efek di Buku Pembantu Efek.
2.106
Contoh ilustrasi jurnal pengakuan dan distribusi dividen saham, dibahas pada Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.109 dan 3.110.
2.107
Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan AFS, maka pengaturannya mengikuti paragraf 2.142
– 2.143.
2.108
Ketika suatu aset keuangan dalam klasifikasi AFS dijual, maka kumulatif keuntungan dan kerugian yang sebelumnya diakui di OCI akan diakui
pada laba rugi.
2-15
b. Instrumen Ekuitas yang Tidak Memiliki Kuotasi 1 Investasi dalam instrumen ekuitas dimana ukuran yang andal atas nilai wajar
menjadi tidak lagi tersedia
2.109
Suatu instrumen ekuitas yang ukuran andal atas nilai wajarnya tidak lagi tersedia, maka instrumen keuangan tersebut diukur pada harga perolehan at
cost . Nilai tercatat aset pada tanggal tersebut akan menjadi biaya perolehan baru.
2.110
Semua keuntungan dan kerugian yang sebelumnya diakui pada laba rugi tidak perlu dibalik; dan yang sebelumnya diakui pada OCI akan tetap pada
OCI sampai dengan aset tersebut dijual atau dilepaskan. Pada saat penjualan, keuntungan dan kerugian diakui pada laba rugi.
2.111
Meskipun aset keuangan diukur pada harga perolehan, harus tetap dilakukan evaluasi penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
2 Investasi dalam instrumen ekuitas dimana nilai wajar menjadi dapat ditentukan secara andal
2.112
Ketika kemudian suatu instrumen ekuitas yang sebelumnya diukur pada harga perolehan at cost, nilai wajarnya menjadi dapat diukur secara andal,
maka aset tersebut harus diukur kembali pada nilai wajar.
2.113
Perbedaan antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai wajar yang baru diakui pada laba rugi untuk aset keuangan FVTPL dan diakui pada OCI untuk
aset keuangan AFS.
c. Liabilitas Keuangan
2.114
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan FVTPL diukur pada nilai wajar, dimana keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
diakui pada laba rugi. Sedangkan untuk liabilitas keuangan FLAC diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
3.
Biaya Perolehan Diamortisasi
2.115
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah pada pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas
keuangan dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi
penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
a. Metode suku bunga efektif
2.116
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas
keuangan atau kelompok aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang
relevan.
2.117
Suku bunga efektif effective interest rate – EIR adalah suku bunga yang
secara tepat mendiskontokan arus kas masa depan selama perkiraan umur dari instrumen keuangan pada nilai tercatat bersih awal aset keuangan atau liabilitas
keuangan.
2-16
b. Arus kas
2.118
Pada saat menghitung EIR, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan
tersebut seperti pelunasan yang dipercepat, opsi beli, dan opsi serupa lainnya, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan. Hal ini sesuai
dengan fakta bahwa metode penurunan nilai yang diadopsi mewajibkan kerugian penurunan nilai diakui pada saat terjadinya incurred, bukan pada saat kerugian
penurunan nilai tersebut diharapkan akan terjadi expected.
2.119
Dalam beberapa kasus, aset keuangan mungkin diperoleh dengan diskon yang sangat besar, yang mencerminkan kerugian kredit yang telah terjadi.
Maka, kerugian kredit tersebut harus diperhitungkan dalam mengestimasi arus kas untuk menghitung EIR.
c. Perubahan dalam Arus Kas
2.120
Untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan suku bunga mengambang, jika estimasi ulang arus kas dilakukan untuk mencerminkan
pergerakan suku bunga pasar, EIR diperbaharui. Perubahan estimasi arus kas masa depan untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan suku bunga
mengambang, umumnya tidak mengubah nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan.
2.121
Ketika estimasi ulang arus kas dilakukan dengan alasan selain dari yang disebutkan dalam paragraf di atas, maka PE menghitung ulang nilai tercatat
aset keuangan dan liabilitas keuangan, dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang direvisi menggunakan EIR pada saat pengakuan awal. Selisih yang
terjadi atas penyesuaian ini diakui sebagai pendapatan atau beban pada laba rugi.
d. Periode Amortisasi
2.122
Apabila PE menerapkan metode EIR, maka PE tersebut mengamortisasi setiap fee, poin yang dibayarkan atau diterima, biaya transaksi, dan
premium atau diskonto lainnya yang termasuk dalam perhitungan EIR selama perkiraan umur instrumen tersebut. Namun periode yang lebih singkat dapat
digunakan jika lebih tepat.
2.123
Jika suatu aset keuangan diperoleh di antara tanggal pembayaran bunga, maka pendapatan bunga yang akan diakui dihitung dari tanggal perolehan
aset keuangan, sampai dengan pembayaran bunga berikutnya.
2.124
Jika premium atau diskonto dari instrumen dengan suku bunga mengambang mencerminkan bunga yang terutang atas instrumen tersebut sejak
pembayaran bunga terakhir dilaksanakan, atau mencerminkan perubahan suku bunga pasar sejak suku bunga mengambang tersebut terakhir kali disesuaikan
dengan suku bunga pasar, maka premium atau diskonto tersebut diamortisasi hingga tanggal dimana suku bunga mengambang tersebut disesuaikan dengan suku
bunga pasar. Hal ini dikarenakan premium atau diskonto dimaksud terkait dengan periode sampai dengan tanggal penyesuaian bunga berikutnya, karena pada
tanggal tersebut, variabel yang mempengaruhi besarnya premium atau diskonto tersebut yaitu suku bunga akan disesuaikan dengan suku bunga pasar.
2-17
2.125
Namun jika premium atau diskonto disebabkan perubahan selisih suku bunga kredit dan suku bunga mengambang sebagaimana yang dinyatakan
dalam instrumen tersebut, atau disebabkan variabel-variabel yang tidak dapat disesuaikan terhadap suku bunga pasar, maka premium atau diskonto tersebut
diamortisasi selama perkiraan umur instrumen tersebut.
2.126
Contoh ilustrasi jurnal amortisasi diskon dan premium EBU, dibahas pada Bab 3 mengenai Akuntansi PPE, paragraf 3.129.
E. PENURUNAN NILAI