Pembelajaran Pencapaian Konsep Mengembangkan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 73 DAFTAR PUSTAKA Costa, A.L. Ed. 1985. Developing Minds, a Resource Book for Teaching and Thinking . Association Supervision and Curriculum, USA. Eggen, P. Kauchak, D. 2012. Strategi dan model pembelajaran . Edisi Keenam. Jakarta: PT. Indeks. Ennis, R.H. 1996. Critical thinking . Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Haryani, D. 2012. Membentuk siswa berpikir kritis melalui pembelajaran matematika. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 2012, P -17. ISBN:978-979-16353-8-7. Joyce B., Weil M., Calhoun E. 2009. Models of teaching . Eighth edition. Permendikbud Nomor 59. 2014. Kurikulum 2013 SMAMA . Sabandar, J. 2008. Thinking Classroom dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah. Disampaikan pada Makalah Simposium Internasional di UPI Santrock, J. W. 2009. Psikologi pendidikan . Edisi ke-3, Buku ke-2. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Sumarmo, U. 2006.Pembelajaran untuk Mengembangkan kemampuan Berpikir Matematik. Disampaikan pada Makalah Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FPMIPA UPI . Suryadi, D. 2012. Membangun budaya baru dalam berpikir matematika . Bandung: Rizqi Press. 74 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi PENERAPAN PEMBELAJARAN MEAs UNTUK MENGEMBANGKAN RETENSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA SMA Hamidah STKIP Siliwangi shiroimidagmail.com ABSTRAK Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian ―Mengembangkan Daya Matematik dan Kecerdasan Emosional serta Retensi Siswa SMA Melalui Pembelajaran MEAs.‖ Penelitian ini merupakan eksperimen dengan disain kelompok kontrol dan postes serta tes retensi saja yang bertujuan menelaah peranan pembelajaran MEAs terhadap kemampuan representasi matematik dan retensinya. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dari dua SMA yang ditetapkan secara purposif pada SMA di Kota Cimahi dan dipilih secara acak dari kelas XI yang ada. Kemudian dari kedua sampel tersebut ditetapkan secara acak yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa pencapaian kemampuan representasi matematik siswa SMA yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional, dan tidak terdapat perbedaan retensi kemampuan representasi matematik siswa SMA yang memperoleh pembelajaran MEAs dan yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Representasi Matematik, Retensi, Pembelajaran MEAs

1. Pendahuluan

Adapun tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. NCTM Irwandi, 2012 menguraikan bahwa ―untuk dapat memahami dan menggunakan matematik diperlukan daya matematik mathematical power yang meliputi kemampuan untuk mengeksplor exploration , mengemukakan alasan secara logis reasoning , menyelesaikan persoalan tidak rutin problem solving , mengkomunikasikan matematik communication , menghubung ide-ide di adalam dan antara matematika conection , dan keterampilan intelektual lain ‖. Yuan 2013 menjelaskan bahwa bukan problem yang menjadi subyek, tapi metode dalam solusi lebih menjadi penekanan. Dalam bukunya, Polya menuliskan pedoman dalam menyelesaikan problem yang disingkat dengan See lihat, Plan rencana, Do kerjakan, dan Check periksa kembali. Selanjutnya Hwang, et.,al 2007 menyatakan bahwa ragam representasi yang sering digunakan dalam mengkomunikasikan matematika antara lain: tabel, gambar, grafik, pernyataan matematika, teks tertulis, ataupun kombinasi semuanya. Hal ini didukung oleh Elia, 2007 yang menggolongkan representasi menjadi: verbal, gambar, benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi dari semuanya. Bukan hal yang mudah untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini terlihat pada tingkat Internasional laporan TIMMS tahun 2007, yaitu Indonesia berada pada urutan ke 36 dari 48 negara. Demikian juga perolehan hasil nilai Ujian Nasional siswa yang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Selain itu Kemendiknas 2010 dari hasil perolehan nilai Ujian Akhir Nasional UAN juga menyebutkan, mata pelajaran Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang angka ketidaklulusannya tinggi untuk jurusan IPS 15,11 dan Agama 28,17 . Hal ini pula sejalan dengan Ratnaningsih 2007 yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa merasa sangat sulit Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 75 untuk bisa secara cepat menyerap dan memahami pelajaran matematika diperkirakan berkaitan dengan cara mengajar guru di kelas yang kurang bervariasi. Pertanyaannya ―bagaimana pengajaran meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, penalaran, koneksi, dan representasi? ‖. Berkaitan dengan proses belajar, peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Seperti yang diungkapkan Polya Yuan, 2013, bahwa peran guru tidak hanya memberikan informasi saja tetapi juga menempatkan diri sesuai kondisi siswa, dan memahami apa yang terjadi dalam benak siswa yang kemudian memfasilitasi siswa belajar menemukan pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran dengan pendekatan MEAs Model-Eliciting Activities memiliki potensi untuk mengembangkan bakat matematika, karena mereka melibatkan para siswa dalam tugas-tugas matematika yang kompleks mirip dengan tugas-tugas yang diterapkan matematika lengkap. MEAs merupakan suatu alternative pendekatan yang berupaya membuat siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Karakteristik yang lain dari MEAs menurut Chamberlin 2005, bahwa MEAs juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir matematis yang lebih tinggi. Pendekatan Model-Eliciting Activities MEAs juga merupakan pendekatan yang didasarkan pada masalah realistis kontekstual, bekerja dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model untuk membantu siswa membangun pemecahan masalah dan membuat siswa menerapkan pemahaman konsep matematika yang telah dipelajarinya. Konsep yang dipahami secara baik oleh siswa dari pembelajaran dapat disimpan dalam ingatan atau memori yang kemudian akan dipergunakan pada saat diperlukan. Kemampuan untuk menyimpan dalam ingatan ini dikenal sebagai retensi. Pada kenyataannya, banyak hal yang telah disimpan dalam ingatan sulit untuk diproduksikan lagi, hal ini dikenal sebagai lupa Rahman, 2010. Sehingga penelitian ini melihat bagaimana penerapan pembelajaran MEAs untuk mengembangkan retensi kemampuan representasi matematik siswa SMA. Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah: a. Pencapaian kemampuan representasi matematik siswa SMA yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran MEAs lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional? b. Retensi kemampuan representasi matematik siswa SMA yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran MEAs lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional? Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara mendalam peranan pendekatan pembelajaran MEAs terhadap pencapaian dan retensi kemampuan representasi matematik siswa SMA. Berikut ini disajikan definisi operasional variabel yang terlibat dalam penelitian ini. a. Representasi Matematik adalah kemampuan siswa menyajikan gagasan matematika yang meliputi penterjemahan masalah atau ide-ide matematis ke dalam interpretasi berupa persamaan matematis. b. Retensi adalah kemampuan untuk menyimpan dalam ingatan atau memori, konsep yang dipahami secara baik oleh siswa dari pembelajaran yang diberikan. c. Pembelajaran Model-eliciting activities MEAs adalah pembelajaran dengan pendekatan yang didasarkan pada masalah realistis, bekerja dan diskusi dalam kelompok kecil, kemudian menyajikan sebuah model.

2. Kajian Pustaka

2.1. Representasi Matematik

Rosengrant, D, et. al 2005 menyebutkan bahwa representasi adalah sesuatu yang melambangkan objek atau proses. Misalnya kata-kata, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika dan lain-lain. Beberapa representasi bersifat lebih konkrit dan berfungsi sebagai acuan untuk konsep-konsep yang lebih abstrak dan sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, istilah representasi dapat juga dipergunakan bila menggambarkan proses kognitif untuk sampai