Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
353 Melihat pentingnya komunikasi matematik bagi siswa, NCTM 2000:60 menuliskan standar
komunikasi program pengajaran harus memungkinkan semua siswa untuk: 1 mengatur dan menggabungkan pemikiran matematis mereka melalui komunikasi, 2 mengkomunikasikan
pemikiran matematika secara koheren dan jelas kepada teman, guru dan orang lain, 3 menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematik orang lain, 4 menggunakan bahasa
matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat. Gardner dalam Wijaya 2012: 29, melaluiteori kecerdasan majemuk yang diakembangkan,
menegaskan pentingnya kemampuan komunikasi.Kemampuan berkomunikasi merupakan inti dari kecerdasan intrapersonal. Oleh karena itu,kegiatan pembelajaran seharusnya bisa memberikan
kontribusi dalam mengembangkan kemampuan komunikasi siswa. Dalam suatu pembelajaran, proses atau kegiatan konfirmasi diperlukan untukmendapatkan informasi tentang pemahaman siswa
terhadap konsepyang dipelajari. Inti dari proses konfirmasi adalah komunikasi, yaitu bagaimana siswa mengkomunikasikan gagasannya. Kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang baik
akan menjadi bekal siswadalam menjalani peran sebagai anggota dari suatu sistem sosial masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siwa SMP, guru dapat menggunakan pembelajaran terbalik
reciprocal teaching
. Palinscar 1986 menyatakan bahwa pembelajaran terbalik
reciprocal teaching
adalah suatu kegiatan belajar yang meliputi membaca bahan ajar yang disediakan, menyimpulkan, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan
menyusun prediksi.
2. Kajian Teoritis
2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik
Komunikasi matematik adalah cara untuk menyampaikan ide-ide pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara tertulis maupun lisan. Komunikasi secara umum dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau prilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.
Within Herdian, 2010 menyatakan kemampuan komunikasi menjadi penting ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan,
mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika. Anak
– anak yang diberikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dalam mengumpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukan kemajuan baik di saat
mereka saling mendengarkan ide yang satu dan yang lain, mendiskusikannya bersama kemudian menyusun kesimpulan yang menjadi pendapat kelompoknya. Ternyata mereka belajar sebagian
besar dari berkomunikasi dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka. Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematik ini dikemukakan oleh Romberg dan
Chair Sumarmo, 2006 yaitu: menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematik, menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda
nyata, gambar, grafik dan aljabar, menyatakan peristiwa sehari - hari dalam bahasa atau simbol matematika, membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, membuat
konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Menurut Baroody Saragih, 2007 terdapat lima aspek komunikasi, kelima aspek itu adalah:
1 Representasi diartikan sebagai bentuk baru dari hasil translasi suatu masalah atau ide, atau
translasi suatu diagram dari model fisik ke dalam simbol atau kata – kata NCTM, 1989.
Misalnya bentuk perkalian ke dalam model kongkrit, suatu diagram ke dalam bentuk
354
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
simbol. Representasi dapat membantu anak menjelaskan konsep atau ide dan memudahkan anak mendapatkan strategi pemecahan. Selain itu dapat meningkatkan fleksibelitas dalam
menjawab soal matematika. 2
Mendengar
listening
, dalam proses diskusi aspek mendengar salah satu aspek yang sangat penting. Kemampuan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar sangat
terkait dengan kemampuan dalam mendengarkan topi – topik utama atau konsep esensial
yang didiskusikan. Siswa sebaiknya mendengar dengan hati – hati manakala ada
pertanyaan dan komentar dari temannya. Baroody Saragih, 2007 mengatakan mendengar secara hati
– hati terhadap pertanyaan teman dalam suatu grup juga dapat membantu siswa mengkonstruksi lebih lengkap pengetahuan matematika dan mengatur strategi jawaban
yang lebih efektif. 3
Membaca
reading
, kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks, karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan, menemukan,
menganalisis, mengorganisasikan, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan.
4 Diskusi
Discussing
, merupakan sarana bagi seseorang untuk dapat mengungkapkan dan mereflesikan pikiran
– pikirannya berkaitan dengan materi yang diajarkan. Gogkhale Hulukati, 2005 menyatakan aktivitas siswa dalam diskusi tidak hanya meningkatkan daya
tarik antara partisipan tetapi dapat juga meningkatkan cara berfikir kritis. Baroody Saragih, 2007 menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi antara lain : a dapat
mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi, b membantu siswa mengkonstruksi pemahaman matematis, c menginformasikan bahwa
para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri
– sendiri tetapi membangun ide bersama pakar lainya dalam satu tim, dan 4 membantu siswa
menganalisa dan memecahkan masalah secara bijksana. 5
Menulis
writing
, kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan mereflesikan pikiran, dipandang sebagai proses berfikir keras yang dituangkan di atas
kertas. Menulis adalah alat yang bermanfaat dari berfikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika sebagai suatu aktifitas yang kreatif. Sedangkan Manzo Hulukati,
2005 menulis dapat meningkatkan taraf berpikir siswa kearah yang lebih tinggi
higher order thinking
. Begitu juga menurut hasil penelitian Osterholm 2006:292-294 menyatakan bahwa siswa
tampaknya kesulitan mengartikulasikan alasan dalam memahami suatu bacaan. Ketika diminta mengemukakan alasan logis tentang pemahamannya, siswa kadang-kadang hanya tertuju pada
bagian kecil dari teks dan menyatakan bahwa bagian ini permasalahan yang memuat simbol- simbol tidak mengerti, tetapi tidak memberikan alasan atas pernyataannya tersebut. Berikut
disajikan contoh soal komunikasi matematik Contoh 1 :Menghubungkan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika,
maksudnya adalah siswa dapat merefleksikan data ke dalam ide matematika berupa gambar model. Dalam wacana ini, siswa dapat mengumpulkan, mencatat, menginterpretasikan serta menganalisis
data yang telah didapat. Perhatikan Gambar