Saran Hasil Penelitian yang Relevan

378 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi perlakuan berupa pendekatan pembelajaran berbasis masalah dan kelas control diberi pendekatan pembelajaran biasa. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut: O X O -------- O O Keterangan: O = tes awal tes akhir kemampuan pemahaman dan koneksi serta disposisi matematik X = pendekatan pembelajaran berbasis masalah ------ = pengambilan sampel tidak acak

3. Studi Literatur

3.1 Pemahaman Matematik

Pemahaman Menurut Virlianti 2002:6 adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.Selanjutnya menurut Ernawati 2003:8 pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya. Demikian juga menurut Mulyasa 2005 : 78 bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Sedangkan menurut menurut Sanjaya 2009 mengatakan dimaksud pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Sementara Pemahaman Matematik menurut Polya Sumarmo, 2013 menggolongkan pemahaman matematik dalam empat tingkat pemahaman yaitu sebagai berikut: a. Pemahaman mekanikal yaitu dapat melaksanakan perhitungan rutin atau perhitungan sederhana. b. Pemahaman induktif yaitu dapat mencoba sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa. c. Pemahaman rasional yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu. d. Pemahaman intuitif yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik. Berbeda dengan Polya, Skemp Sumarmo, 2013 membedakan dua jenis tingkatan pemahaman sebagai berikut: a. Pemahaman instrumental yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin atau sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja. Tingkat pemahaman ini setara dengan pemahaman mekanikal. b. Pemahaman relasional yaitu dapat mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan. Tingkat pemahaman ini setara dengan pemahaman relasional. Serupa dengan Skemp, Pollatsek Sumarmo, 2013 membedakan dua tingkatan pemahaman yaitu: a. Pemahaman komputasional yaitu dapat menerapkan rumus atau aturan pada perhitungan rutin atau sederhana, atau menerapkan rumus atau aturan algoritmik saja. Pemahaman ini setara dengan pemahaman mekanikal dan pemahaman instrumental. b. Pemahaman fungsional yaitu dapat mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan. Pemahaman ini setara dengan pemahaman rasional dan pemahaman relasional. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 379 Mirip dengan Skemp dan Pollatsek, Copeland Sumarmo, 2013 membedakan dua tingkatan pemahaman sebagai berikut: a. Knowing how to yaitu dapat mengerjakan perhitungan secara rutin atau algoritmik. Pemahaman ini setara dengan pemahaman mekanikal, pemahaman instrumental dan pemahaman komputasional. b. Knowing yaitu dapat mengerjakan perhitungan dengan sadar akan proses yang dikerjakannya. Pemahaman ini setara dengan pemahaman rasional, pemahaman intuitif dan pemahaman fungsional Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematik adalah tingkatan berfikir yang masih sederhana yakni melakukan perhitungan, mencoba dan membuktikan serta memperkirakan kebenaran sesuatu dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Sehingga indikator dari kemampuan pemahaman matematik yang digunakan adalah: 1 Pemahaman mekanikal pemahaman instrumental, pemahaman komputasional dan knowing how to. Contoh soal; Hitunglah akar-akar persamaan 3x2 – 5 x + 2 = 0 2 Pemahaman rasional pemahaman relasional, pemahaman fungsional dan knowing Contoh soal: Pa Ahmad menananm pohon jati di sekeliling ladangnya yang berbentuk persegipanjang berukuran 300m x 150m jika jarak antara dua pohon 3 m, berapakah pohon yang dapat ditanam oleh pa Ahmad? Jelaskan bagaimana cara menghitungnya? 3 Pemahaman relasional rasional dan fungsional Perhatikan gambar di bawah ini: C D E F l A B Garis l sejajar m dengan jarak t. segitiga manakah yang luasnya paling besar diantara segitiga ABC, segitiga ABD, segitiga ABE dan segitiga ABF? Jelaskan jawabanmu

3.2 Kemampuan Koneksi Matematik

Kemampuan Koneksi Matematik KTSP,2006:417 yaitu Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Menurut Suherman 2008: 3, kemampuan koneksi dalam matematika adalah kemampuan untuk mengkaitkan konsepaturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata. Menurut Sumarmo 2013:128, kemempuan ini menjadi sangat penting karena akan membantu penguasaan pemahaman konsep yang bermakna dan membantu menyelesaikan tugas pemecahan masalah melalui keterkaitan antara konsep matematika dan antara konsep matematika dengan konsep dalam disiplin lain. Demikian pula kemampuan koneksi matematika ini akan membantu siswa dalam menyusun model matematika yang juga menggambarkan keterkaitan antar konsep dan atau data suatu masalah atau situasi yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner dalam Russefendi, 2006: 152 yang mengemukakan bahwa; ―Dalam matematika setiap konsep itu berkaitan dengan konsep lain.Begitu pula antara yang lainnnya misalnya antara dalil dengan dalil, antara teori dan teori, antara topik denan topik, antara cabang matematika. Oleh karena itu, agar 380 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi siswa berhasil belajar matematika, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan- kaitan itu‖. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan dalam mengaitkan konsep-konsep matematika, baik antar konsep matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya dengan mata pelajaran lain dan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Sehingga indikator kemampuan koneksi yang digunakan adalah: 1 Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur Contoh soal: Apakah persamaan fungsi y = 2x – 1 ekuivalen dengan y = 4x – 2 ? Jelaskan 2 Memahami hubungan antar topik matematika Contoh soal: Perhatikan gembar di bawah ini: M C D B R S K P N A Q L Tuliskan hubungan apa antara garis AD dengan segitiga ABC, antara garis QS dengan segitiga PQR, dan antara garis KN dengan segitiga KLM. Tuliskan alasannya 3 Menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari. Contoh soal: Pa Soleh menabung di Bank syariah sebesar Rp. 5.000.000,- dengan mendapatkan bagi hasil tetap setiap sebesar p. Tentukan besar bagi hasil setelah satu bulan pertama?Berapa besar tabungan setelah satu bulan?Berapa besar tabungan setelah dua bulan? Berapa besar tabungan setelah n bulan rumus apa yang digunakan dalam menghitung besar tabungan setelah bulan tertentu?

3.3 Disposisi Matematik

Menurut Sumarmo 2010 disposisi matematis yaitu keinginan, kesadaran, kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada diri siswa mahasiswa untuk berpikir dan berbuat secara matematis. Dengan cara yang positif, Polking dalam Sumarmo 2010, mengemukakan bahwa disposisi matematis menunjukkan 1 rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan, 2 fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematis dan berusaha mencari metoda alternatif dalam memecahkan masalah; 3 tekun mengerjakan tugas matematika; 4 minat, rasa ingin tahu curiosity, dan daya temu dalam melakukan tugas matematika; 5 cenderung memonitor, merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri; 6 menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; 7 apresiasi appreciation peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa. Senada dengan pendapat di atas, NCTM, 2000 mengemukakan bahwa disposisi matematis menunjukkan: rasa percaya diri, ekspektasi dan metakognisi, gairah dan perhatian serius dalam belajar matematika, kegigihan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang tinggi, serta kemampuan berbagi pendapat dengan orang lain. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka pengertian disposisi matematis pada makalah ini adalah kecenderungan sikap positif serta kebiasaan untuk melihat matematika sebagai sesuatu yang logis, dan berguna, dengan indikatornya sebagai berikut: 1 Kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah matematika, mengkomunikasikan ide-ide, dan memberi alasan;