Metode Kumon Kajian Pustaka

112 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Tabel 2. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Kelas n � � � P Interpretasi Metode Kumon 40 78,28 2.26 0,026 Tolak H o Metode Kuantum 40 74,45 Dari Tabel 2 diperoleh harga P sebesar 0,026 yaitu P 0,05 atau dengan kata lain Ho ditolak. Dalam hal ini berarti hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode Kumon lebih baik dari pada yang menggunakan metode Kuantum. Dari hasil pengamatan, pembelajaran dengan menggunakan metode kumon memang sedikit menguras tenaga dan waktu. Untuk itu dalam penerapannya harus bisa mengelola waktu sedemikian sehingga proses pembelajaran dengan metode kumon dapat berjalan sesuai rencana. Beberapa keistimewaan metode kumon yaitu siswa dilatih maju dengan kemampuan sendiri, memulai dari level yang tepat karena ditentukan secara perorangan, bahan ajar yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar mandiri dan menggali potensi siswa lebih maksimal, serta ada tahapan bimbingan belajar perorangan pada tingkatan yang tepat. Lain halnya dengan pembelajaran dengan metode kumon, metode kuantum mengajak siswa menggunakan pengalaman umum siswa untuk memahami materi. Namun demikian, pembelajaran seperti ini cenderung mudah melenceng dari tujuan pembelajaran yang sedang diajarkan sehingga tidak sedikit siswa kurng fokus terhadap materi yang sedang disampaikan. Selama pembelajaran dengan metode kuantum siswa dapat saling bertukar pikiran dan tidak kaku untuk bertanya pada temannya, namun siswa sering kali mengandalkan teman sekelompoknya sehingga berpotensi melatih siswa menjadi kurang mandiri.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kumon lebih baik daripada yang menggunakan metode kuantum. Disarankan, perlu penyusunan bahan ajar yang matang sehingga menimalis waktu dapat digunakan sesuai sasaran guna mendukung proses pembelajaran metode kumon. Selanjutnya, disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati. 2004. Kumon dan Perkembangannya. Jakarta: PT Kie Indonesia Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3 . Jakarta: Depdiknas DePorter, et. al . 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa DePorter Hernacki, M. 1999. Quantum Learning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung : Mizan Media Utama. Farid, I. 2010. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Ibadah. Online 23 Januari 2010, http:manhijismd.wordpress.com20100406upaya- guru-dalam-meningkatkan-prestasi-siswa-pada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah Johky. 2006. Metode Kumon - Cara Efektif Belajar Matematika. Online 20 Februari 2010, http:www.sentrainfo.comartikel2metodekumoncaraefektifbelajarmatematikabusines s_article.htm Kumon, T. 2006. Metode Kumon. Jakarta: PT Kie Indonesia Selman, Victor, Ruth Corey Selman, Jerry Selman. Quantum Learning: Learn Witahout Learning. International Bussiness Economics Research Journal. Volume 2 Number 4. Sudjana, N. 1989. Dasar- dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suryabrata, S. 1990. Psikologi Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pers Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 113 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah STKIP Siliwangi chotie_pisyahoo.com ABSTRAK Permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik siswa SMP di Kota Bandung yang masih rendah. Rendahnya komunikasi matematik siswa dikarenakan dalam proses pembelajaran guru belum terbiasa memberikan soal-soal kemampuan komunikasi matematik dalam pelajaran matematika ke siswa. Selain itu, aspek kemampuan dasar siswa juga ikut mempengaruhi kemampuan komunikasi matematiknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 07 Bandung pada bulan April-Mei 2014. Pada penelitian ini diambil sampel dari siswa SMP Negeri 07 Bandung kelas VIIC dan VIID. Instrumen penelitian berbentuk tes. Instrumen tes berupa empat soal tes uraian kemampuan komunikasi matematik. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya mengenai subpokok bahasan segitiga dan segiempat dengan pendekatan RME dan dengan menggunakan cara biasa. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah dari skor pretes dan postes. Kedua skor ini masing-masing dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol, kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan dilakukan dengan uji- t dan uji t‘ dari kedua kelompok tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan RME lebih baik daripada cara biasa. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Metode Kumon, Kuantum.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, setiap individu diwajibkan untuk mengenyam pendidikan. Salah satu bidang studi yang mendukungnya adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dengan adanya tambahan jam pelajaran matematika pada kurikulum 2013. Depdiknas Herlina, Turmudi, dan Dahlan, 2012:1 mengatakan, ― ‗Matematika mempunyai peran penting dalam mengembangkan daya pikir manusia, sehingga matematika menjadi pondasi dalam perkembangan teknologi modern. Matematika membekali siswa untuk memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, serta kemampuan bekerjasama‘ ‖. Maka dari itu pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa untuk setiap jenjang pendidikan, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Komunikasi matematik merupakan kemampuan matematik esensial yang tercantum dalam kurikulum matematika sekolah menengah. NCTM dan KTSP Sumarmo, 2012:14 mengatakan, Komponen tujuan pembelajaran matematika tersebut antara lain: dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau ekspresi matematik untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.