Keaslian 2.2. Pengembangan Kemampuan Kreatif Matematik Siswa
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
393 Pada kenyataannya di lapangan kegiatan pemecahan masalah belum dijadikan sebagai kegiatan
utama dalam proses pembelajaran matematika. Pemecahan masalah masih dianggap sebagai bagian yang paling sulit dalam pembelajaran matematika. Berbagai kesulitan yang muncul antara
lain mencari jawaban dipandang sebagai satu
– satunya tujuan yang ingin dicapai, dan kebanyakan siswa lebih fokus pada jawaban, siswa sering kali salah memilih teknik penyelesaian yang sesuai.
Branca Susilawati, 2014 meninterpretasikan pemecahan masalah menjadi 3 bagian, yaitu : a.
Pemecahan masalah sebagai suatu tujuan goal yang menekankan pada aspek mengapa matematika diajarkan, dengan sasaran utama yang ingin dicapai adalah bagaimana cara
menyelesaikan masalah untuk menjawab suatu soal atau pertanyaan. b.
Pemecahan masalah sebagai suatu proses process diartikan sebagai suatu kegiatan yang aktif. Dalam hal ini penekanan utamanya terletak pada metode, strategi, prosedur yang digunakan
oleh siswa dalam menyelesaikan masalah hingga menemukan jawaban. c.
Pemecahan masalah sebagai suatu keterampilan basic skill menyangkut dua hal yaitu keterampilan umum yang harus dimiliki oleh siswa untuk keperluan evaluasi di tingkat lokal
dan keterampilan minimum yang diperlukan siswa agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat.
Kemampuan pemecahan masalah matematis perlu diasah kembali terhadap siswa, karena dengan siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah siswa dapat menggali pengetahuan dan ide
– ide mereka ketika membaca sebuah soal matematika sehigga mereka dapat menemukan proses
penyelesaiannya. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Susilawati 2014 : 55 pemecahan masalah dalam matematika dapat menyelesaikan masalah yang cara penyelesaiannya
mempunyai prinsip aturan, rumus, dll tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan atau membuktikan jawaban terhadap masalah tersebut. Bagian masalah untuk
menemukan adalah apa yang dicari, bagaimana data yang diketahui, dan bagaimana syaratnya. Namun pada kenyataannya kemampuan tersebut masih rendah terbukti dari hasil penelitian
TIMSS The Trends in International Mathematics and Science Study tahun 2003 Suryadi, 2005 dengan menekankan pada pengetahuan fakta, prosedur dan konsep, pemecahan masalah,
pemahaman dan aplikasi matematika, serta komunikasi dan penalaran, ternyata Indonesia berada pada posisi ke 34 dari 46 negara dan pada laporan TIMSS tahun 2011 pun Indonesia mengalami
penurunan pada urutan ke 38 dengan skor 386 dari 42 negara Rizki, 2012. Ada beberapa pendekatan yang berpeluang untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis salah satunya adalah dengan pendekatan keterampilan proses. Sagala 2005 : 74 mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pembelajaran ini menekankan kepada akivitas dan pemahaman
siswa, guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Dalam pendekatan keteranpilan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari
guru, tetapi juga dari teman
– temannya dan lingkungan sekitarnya. Kelebihan dari pendekatan ini adalah siswa dapat menjadi lebih aktif, kreatif, dan dapat
meningkatkan keterampilan berfikir dalam cara memperoleh pengetahuan, serta mendorong siswa untuk menemukan konsep
– konsep baru. Namun pendekatan pembelajaran tidak semuanya sempurna sama halnya dengan pendekatan keterampilan proses memiliki beberapa kelemahan,
yaitu memerlukan banyak waktu dan memerlukan fasilitas yang cukup baik, namun kelemahan itu dapat dikurangi dengan cara guru sebelumnya melakukan segala persiapan termasuk pengaturan
waktu agar pembelajaran dapat terselsaikan dengan tuntas. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berkeinginan untuk membuat makalah yang berjudul
―Pengaruh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP‖.
394
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi