Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
53 Ruseffendi,E.T. 2010.
Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non- Eksakta Lainnya
. Bandung: Tarsito.
Slavin, R.E. 1995.
Cooperatif Learning: Theory, Research, and Practice
. Second Edition. Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers.
Stice, J.E.
1987.
Teaching Problem
Solving
.[Online]. Tersedia:
http:wwwcsi.unian.iteducaproblemsolvingstice_ps.html. [5 Februari 2014]. Sumarmo,U. 2014.
Pengembangan Hard Skill dan Soft Skill Matematik bagi Guru dan Siswa untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013
. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung: Tidak diterbitkan.
Suryadi, D. 2012.
Membangun Budaya Baru dalam Berpikir Matematika
. Bandung: Rizqi Press bekerja sama dengan SPs UPI.
Tim KTSP 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
.
TIMSS 2011.
International Result
in Mathematics
. [Online].
Tersedia: http:timssandpirls.bc.edutimss2011downloadsT11_IR_M_AppendixG.Pdf.
[22Agustus 2014].
54
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
ANALISIS KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI ALJABAR SEKOLAH DAN DISPOSISI MATEMATIS GURU
SEKOLAH DASAR
Didi Suhaedi
1
, Tia Purniati
2
1
Jurusan Matematika, Universitas Islam Bandung
2
Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
1
dsuhaedihotmail.com;
2
tpurniatiyahoo.com
ABSTRAK
Aljabar sangat mendasari bagi perkembangan teknologi masa kini dan masa depan Katz, 2007. Oleh karena itu, aljabar harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Guru merupakan
bagian penting yang turut menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai materi aljabar sekolah. Disposisi matematis yang dimiliki guru berkontribusi terhadap keberhasilan siswa
dalam menguasai aljabar sekolah. Dalam makalah ini akan disajikan analisis kemampuan memahami materi aljabar sekolah khususnya materi perpangkatan dan penarikan akar
bilangan dan disposisi matematis yang dimiliki oleh guru sekolah dasar. Data penelitian diperoleh pada tahun 2014 dari dua puluh dua guru sekolah dasar di Kota Cimahi dan
sekitarnya.
Kata Kunci: Aljabar Sekolah, disposisi matematis
1. Pendahuluan
Kurikulum matematika sekolah terdiri dari bebagai topik materi, seperti geometri, aritmetika, statistika, dan aljabar. Aljabar sekolah sebagai materi yang wajib dipelajari oleh siswa, merupakan
materi yang terus menerus diteliti oleh para peneliti dan pemerhati pendidikan matematika di berbagai belahan dunia. Indikasi ini paling tidak dapat dilihat atas karya NCTM 2008 yang
meluncurkan Yearbook tentang Aljabar dan Berpikir Aljabar dalam Matematika Sekolah, dan monograp yang dipublikasikan oleh Cai dan Knuth 2011 tentang
Early Algebraization: suatu Dialog secara Global dari Berbagai Perspectif
. Konsep aljabar banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era teknologi digital
sekarang ini. Aljabar Boolean banyak digunakan dalam teknologi komputer digital. Nyatanya, pekerjaan kita sehari-hari banyak menggunakan bantuan komputer. Berkenaan dengan ini, kiranya
tidaklah berlebihan jika Katz 2007 mengatakan bahwa aljabar merupakan gerbang bagi teknologi mendatang.
Keberhasilan siswa di kelas dalam menguasai materi-materi aljabar sekolah tentunya banyak diwarnai oleh peran guru sebagai penyampai materi pelajaran, motivator, dan fasilitator belajar
siswa. Guru bagian dari posisi kunci yang turut mengantarkan keberhasilan siswa dalam menguasai materi-materi aljabar sekolah. Pepatah mengatakan
uyah mah tara tees ka luhur
. Hal ini memberikan makna bahwa sifat baik maupun jelek guru sebagai orang tua di sekolah akan
menurun kepada anak didiknya. Oleh karena itu guru selaku pendidik harus memberi teladan yang baik, sesuai ungkapan Ki Hadjar Dewantara :
ing ngarsa sung tulada.
Dalam pembelajaran matematika aljabar, sikap positif guru terhadap matematika disposisi matematis memiliki kontribusi terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai aljabar sekolah.
Dalam makalah ini akan disajikan analisis kemampuan memahami materi aljabar sekolah khususnya materi perpangkatan dan penarikan akar bilangan dan disposisi matematis yang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
55 dimiliki oleh guru sekolah dasar. Data penelitian diperoleh pada tahun 2014 dari 22 guru sekolah
dasar di Kota Cimahi dan sekitarnya.
2. Metodologi Penelitian
Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan memberikan tes uraian untuk materi perpangkatan dan penarikan akar bilangan, sedangkan data
kualitatif diperoleh melalui pengisian skala disposisi matematis terhadap guru-guru sekolah dasar. Data penelitian diperoleh dari dua puluh dua guru sekolah dasar di wilayah Kota Cimahi dan
sekitarnya.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data kemampuan guru sekolah dasar dalam menguasai materi perpangkatan dan penarikan akar bilangan dilakukan dengan memberikan dua soal sebagai berikut.
Soal 1. Diketahui persamaan 3
2n
- 729 = 0. Berapakah nilai
n
yang memenuhi persamaan tersebut?
Soal 2. Berapakah nilai
x
yang memenuhi persamaan : Rekapitulasi jawaban yang diberikan oleh dua puluh dua guru sekolah dasar di wilayah Cimahi dan
sekitarnya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jawaban Guru Sekolah Dasar
Rata-rata 19,205
0,640 Nilai maks
25,500 0,850
Nilai min 11,250
0,375 SD
3,972 0,132
Skor Maksimal Ideal = 30
Tabel 3.1 di atas memberikan informasi bahwa normalisasi rata-rata kemampuan guru dalam menyelesaikan aljabar sekolah adalah 0,640 atau setara dengan 64 untuk skala penilaian 1 sampai
100. Dari skor ini, tampaknya kemampuan guru dalam penguasaan materi perpangkatan dan penarikan akar bilangan, harus terus-menerus ditingkatkan, baik melalui studi lanjut ke jenjang
yang lebih tinggi ataupun melalui workshop-workshop. Walaupun memang, tidak seluruh responden merupakan guru matematika, tetapi sebagian besar dari responden merupakan guru
kelas yang tentunya juga mengajar pelajaran matematika di sekolah dasar. Sesuai dengan tema seminar yang menyoroti tentang kemampuan
softskill
dan
hardskill,
maka pada makalah ini dibahas kemampuan afektif guru, yakni kemampuan disposisi matematis. Pengukuran
disposisi matematis yang dimiliki oleh guru sekolah dasar dilakukan dengan menggunakan enam aspek sebagai berikut: percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas matematika aspek 1; gigih
dan tekun dalam mengerjakan tugas-tugas matematika aspek 2; fleksibel dan terbuka dalam melakukan eksplorasi ide dan mencoba metode- metode penyelesaian matematis aspek 3;
mempunyai rasa ingin tahu untuk menemukan hal baru dalam menyelesaikan masalah matematis aspek 4; melakukan monitoring dan refleksi terhadap proses berpikir dan kinerja aspek 5;
menghargai kegunaan matematika, baik peranan matematika dalam disiplin ilmu lain maupun peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari aspek 6.
Tabel 3,2 menampilkan data disposisi matematis dari dua puluh dua guru sekolah dasar yang berada di Kota Cimahi dan sekitarnya.
4 5
x 3
x
8 4