Kelenturan Pengembangan Kemampuan Kreatif Matematik Siswa

394 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, permasalahan dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut : ―Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan pendekatan keterampilan proses lebih baik daripada siswa yang menggunakan pendekatan biasa‖.

2. Pembahasan

2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah, yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap - tahap pemecahan masalah. Siswono Sumarno. 2013 mengatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Memiliki kemampuan memecahkan masalah matematis adalah salah satu tujuan umum mata pelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model, menafsirkan solusi yang diperoleh. Polya Sumarmo, 2012 merinci kegiatan memecahkan masalah sebagai berikut : 1. Kegiatan memahami masalah. Kegiatan ini dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan yaitu: a. Apa yang tidak diketahui atau apa yang ditanyakan ? b. Data apa yang tersedia ? c. Bagaimana kondisi soal ? d. Mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan lainnya ? e. Apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu berlebihan atau kondisi itu saling bertentangan ? 2. Kegiatan merencanakan atau merancang strategi pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan yaitu : a. Pernahkan ada soal sebelumnya atau mirip dan serupa dalam bentuk lain ? b. Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini ? c. Apakah harus dicari unsur lain ? d. Kembalilah pada definisi 3. Kegiatan melaksanakan perhitungan. Kegiatan ini meliputi melaksanakan rencana strategi pemecahan masalah pada butir soal, periksa setiap langkahnya, periksa bahwa apakah tiap langkah perhitungan sudah benar. 4. Kegiatan memeriksa kembali kebenaran hasil atau solusi. Kegiatan ini diidentifikasi dengan bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh dan dapatkah solusi itu dicari dengan cara lain serta dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain. Pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang cukup penting dalam pembelajaran matematika Conney Widjajanti, 2009 juga menyatakan bahwa mengajarkan penyelesaian masalah kepada peserta didik, memungkinkan peserta didik itu menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, bila peserta didik dilatih menyelesaikan masalah, maka peserta didik itu akan mampu mengambil keputusan, sebab peserta didik itu telah menjadi trampil tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya. Kemampuan pemecahan masalah matematis memiliki beberapa indikator, Sumarmo 2013 : 5 menjelaskan indikator pemecahan masalah matematis meliputi : Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 395 1. Mengidentifikasi unsur - unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. 2. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika. 3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah sejenis dan masalah baru dalam atau di luar matematika. 4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal. 5. Menggunakan matematika secara bermakna. Contoh soal indikator : Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika. Ibu membeli 3 bungkus kue wafer, 1 bungkus nya berisi 40 kue. Ibu akan menyimpan kue wafer tersebut dalam sebuah toples makanan dengan alas berbentuk segi empat dengan panjang masing – masing rusuknya 8 cm dan 6 cm dan memiliki tinggi 10 cm. Dan potongan wafer tersebut memiliki ukuran panjang 2 cm, lebar 2 cm, dan tebal 1 cm. 1. Cukupkah toples tersebut menampung semua kue wafer yang dibeli ibu? 2. Konsep apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut? Jelaskan

2.2 Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses ini dipandang oleh banyak pakar sebagai pendekatan yang paling sesuai dengan pelaksaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Dalam pembelajaran matematika pun, pendekatan keterampilan proses ini sangat cocok digunakan. Pendekatan proses pada hakekatnya adalah memproses transformasi yaitu informasi pembelajaran. Pendekatan ini sebagai pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa agar mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai. Sagala 2005 : 74 mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pembelajaran ini menekankan kepada akivitas dan pemahaman siswa, guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Hamalik 2009 : 149 pendekatan keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk Mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Kemampuan – ke mampuan fisik dan mental tersebut pada dasarnya telah dimiliki siswa meskipun masih sederhana dan perlu dirangsang agar menunjukkan jati dirinya. Dengan mengembangkan keterampilan - keterampilan memproses perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 2.2.1 Tahap – tahap Pendekatan Keterampilan Proses Setiawati Basuki, 2009 mengatakan bahwa ada tahap – tahap kemampuan yang dikembangkan dalam pendekatan keterampilan proses antara lain: 1. Pengamatan yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera dapat dilakukan melalui menghitung, mengukur, atau menggunakan alat peraga. 2. Menggolongkan mengklasifikasikan yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, konsep sebagai dasar penggolongan. 3. Menafsirkan menginterpretasikan yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, penghitungan, penelitian atau eksperimen. 4. Meramalkan atau memprediksi yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecendrungan pola tertentu, hubungan antardata atau informasi. 5. Menerapkan aplikasi yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori dan keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan,