478
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERFIKIR KREATIF SERTA DISPOSISI MATEMATIK
SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN
SAINTIFIC
Irfan Zaini Husen
Mahasiswa S2 Pendidikan STKIP Siliwangi
mazdaloopgmail.com
ABSTRAK
Meningkatkan pemahaman serta mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika bukan hal yang mudah. Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang
mendukung siswa menjadi aktif dan kreatif serta paham terhadap materi yang diterima dan bisa mengimplemetasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 mengajak kita semua
untuk semangat dan optimis untuk mendapatkan pendidikan berkarakter yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
scientific
approach merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran
scientific
sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Kata Kunci:
Berfikir Kreatif, Disposisi, Pemahaman, Pendekatan Scientific
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah bahkan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini
disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi sains, perdagangan dan industri. Pentingnya kemampuan pemahaman matematika siswa dikembangkan
dalam pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sumarmo 1987 yang mengatakan bahwa ‖Baik secara keseluruhan maupun dikelompokkan menurut tahap kognitif siswa, kurangnya pemahaman konsep-konsep matematik akan
mengakibatkan kesulitan terhadap siswa memahami dan menyelesaikan soal-soal yang merupakan alat untuk melihat prestasi belajar siswa‖.
Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya juga siswa berperan aktif serta kreatif, yakni siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai pengelola pembelajaran agar
tujuan dari pembelajaran tercapai. Walaupun dalam pembelajarannya menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang menuntut siswa berperan aktif dalam proses belajar
mengajar tetapi dalam pelaksanaannya guru matematika kebanyakan menggunakan metode ceramah dan faktor kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika dikarenakan faktor intern
seperti Kurangnya minat siswa pada pelajaran matematika, kurangnya motivasi siswa terhadap materi matematika kondisi fisik yang lelah atau sakit ketika sedang belajar serta faktor ekstern yang
meliputi Gaya guru dalam mengajar matematika, fasilitas belajar, Situasi atau kondisi lingkungan sekolah dan keluarga. Meskipun dilakukan tanya jawab ketika pembelajaran berlangsung, tetapi
kegiatan ini kurang berjalan secara optimal sehingga menyebabkan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa terbiasa menerima apa yang sudah diajarkan oleh guru tersebut serta kurang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
479 pahamnya siswa dalam menerima materi yang dikaitkan dengan tujuan serta fungsi materi dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan: 1 ketika pembelajaran berlangsung siswa kurang memahami serta tidak dapat menyampaikan
idegagasannya karena kesempatan yang diberikan kepada siswa dalam menyampaikan idegagasan masih kurang. 2 ketidakmampuan siswa dalam memahami secara konsep dan hanya mampu
menyelesaikan soal-soal dengan cara penyelesaian yang diajarkan oleh guru sehingga kurang mampu untuk mencari alternatif penyelesaian yang lain. 3 Siswa kurang berani mengajukan
pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 4 ketika siswa diberi pertanyaan yang sedikit sulit dan mereka tidak mampu menyelesaiakannya, siswa berhenti
mengerjakan soal itu. 5 Siswa tidak percaya diri ketika menyelesaikan masalah. Dalam pembelajaran matematika terkadang siswa jika diberi permasalahan oleh guru dalam bentuk
soal yang mengaitkan kehidupan sehari-hari, siswa merasa kurang memahami permasalahan tentang maksud soal yang diberi sehingga mereka belum bisa mengembangkan langkah
penyelesaian dengan cara yang mereka temukan sendiri dan hanya terpaku pada penyelesaian yang biasa. Selain itu, permasalahan yang diberikan guru selama ini belum memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai strategi ditambah dalam pembelajaran siswa sebagian besar lebih banyak pasif.
Ini memperlihatkan bahwa siswa mempunyai pemahaman dan kreativitas matematik yang belum optimal serta sedikitnya motivasi terhadap pembelajaran matematik, siswa memandang pelajaran
matematika menjadi mata pelajaran yang kurang direspon dan mata pelajaran yang ditakuti serta ketika dalam pembelajaran matematika siswa dalam keadaan cemas.
Meningkatkan pemahaman serta mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika bukan hal yang mudah. Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang
mendukung siswa menjadi aktif dan kreatif serta paham terhadap materi yang diterima dan bisa mengimplemetasikan dalam kehidupan sehari-hari dan membimbing pada karakter siswa yang
baik. Kurikulum 2013 mengajak kita semua untuk semangat dan optimis untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
scientific
approach merupakan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam pendekatan
atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Kemendikbud, 2013 Proses pembelajaran
scientific
merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data,
mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran
scientific
sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul ― Meningkatkan kemampuan Pemahaman dan Kreativitas serta disposisi matematik siswa SMP
melalui pendekatan
scientific
‖. Sebagaimana yang tersirat dalam judul dan berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah pendekatan
scientific
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berfikir kreatif matematika siswa menjadi lebih baik ?, Apakah pendekatan
scientific
serta adanya disposisi matematik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berfikir kreatif matematika siswa menjadi lebih baik ?
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan kemampuan pemahaman, berfikir kreatif serta disposisi matematik pada siswa SMP.
Dengan adanya makalah ini diharapkan memberi manfa‘at berupa memberdayakan guru dalam mengembangkan pemahaman serta kreativitasnya ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran agar